Suami Misterius - Bab 218 Kehidupan Yang Lalu Berutang Padanya

Tuan Keempat Sutedja dengan wajah marah membayar uang di supermarket, lalu waktu membawa sekantong plastik pembalut pulang kerumah, di dalam hatinya terus berpikir: di kehidupan yang lalu pasti berutang kepada Clara si gadis ini.

Olahraga sebelum tidur pasti sudah tidak ada, bonus satu-satunya hanyalah bisa memeluknya sampai tertidur. Seorang wanita ada dipelukannya, malah tidak bisa bergerak, malam ini, jangan tanyakan seberapa kuat Rudy menahan untuk melewati malam ini.

Subuh di hari kedua.

Clara sudah bangun, ketika membuka matanya langsung melihat dirinya sedang tertidur di dalam pelukannya, pria ini diam sambil memejamkan matanya, wajahnya tampak tampan.

Clara tanpa tersadar menjulurkan jarinya, dengan bermain-main menggosok hidungnya yang mancung, berhasil membuatnya terbangun.

"Sudah bangun?" Bulu matanya yang lebat berkedip beberapa kali, rasa kantuk dimatanya dengan cepat hilang. Rudy menundukkan kepalanya sedikit, lalu dengan terbiasa menciumi keningnya, suara seraknya sedikit tidak mempesona.

"Oh, pagi nanti harus pergi melapor kepada kru, siang nanti sudah membuat janji temu dengan direktur musik." Ucap Clara sambil bangkit duduk di tempat tidur, mengambil handphonenya, melihat jam sekarang.

Waktu sudah siang, kalau lanjut tidur lagi pasti akan terlambat.

Rudy ikut bangun, tangannya dengan memanjakan menyisiri rambutnya, gadis kecil ini hampir lebih sibuk darinya.

"Rudy, tolong ambilkan bajuku kemari." Clara duduk di atas tempat tidur, kakinya terjulur keluar dari selimut, kaki kecilnya yang putih menendang Rudy.

Dia menyuruh Rudy seolah-olah memang sudah seharusnya.

Sedangkan sikap Rudy biasanya lebih memanjakan, dan juga lebih sabar. Sebagai seorang pria, tidak memanjakan wanitanya sendiri bisa memanjakan siapalagi.

"Mau yang mana?" Rudy membuka lemari, bertanya pendapatnya.

"Terserah." Clara mengikat rambutnya, dengan asal menjawab.

Rudy mengambil sebuah dress putih dari dalam, akhirnya, ditolak oleh Clara. "Pergi kerja di lokasi harus ganti baju, pakai rok tidak terlalu cocok."

Rudy menggantungkan dress itu kembali kedalam, lalu mengambil satu set kemeja dan celana panjang.

Clara yang melihatnya langsung menggeleng, "Baju ini tidak cocok denganku."

"......" Rudy berpikir dalam hati: Tidak cocok masih juga dibeli, pemikiran wanita memang sangat berbeda.

Dia meletakkan kemeja dan celananya kembali, mengambil sebuah sweater kepadanya.

"Aku sudah memakai ini beberapa hari yang lalu." Ucap Clara.

Rudy mengambilkan 5 sampai 6 baju untuknya, Clara baru merasa puas, membawa baju masuk kedalam kamar mandi menggosok gigi.

Rudy dengan tak berdaya berpikir, rupanya kata "terserah" dari mulutnya setidaknya harus diulang sampai 5 atau 6 kali.

Clara sudah selesai mengganti baju, setelah makan sarapan, dengan buru-buru pergu.

Dia pergi ke lokasi syuting, staff di berbagai divisi sudah bersiap sedia, adegan pertama adalah permainan saingan antara Gusti dan Yunita .

Peran Yunita adalah teman baiknya pemeran wanita utama, Rosa, adegan ini adalah Yunita sedang merasa tidak adil atas teman baiknya, lalu sedang berselisih dengan pemeran pria utama, Gusti.

Tidak salah memang Gusti adalah raja aktor, meskipun kualitas moralnya lebih banyak tidak bagus, tapi terampil aktingnya bagus sekali. Sedangkan akting Yunita juga bagus, permainan saingan dua orang ini hampir tidak mempunyai tekanan sama sekali, syuting adegan pertama lancar sekali, hampir hanya butuh sekali take saja.

Adegan kedua sebenarnya adalah adegan Clara dan Rosa, karena alasan pribadi, Rosa tidak datang ke lokasi syuting.

Clara dengar wakil sutradara mengatakan bahwa Risa pergi menemui seorang investor yang sangat penting.

Di industri hiburan, demi peran, brand ambassador iklan ataupun kehadiran di sebuah acara, selebriti tidak jarang harusmenarik investor, hanya saja, skylight kru seperti Rosa pergi menemui inverstor adalah hal yang jarang. Pantas saja wajah sutradara Liu hari ini sangat tidak bagus.

Meskipun syuting Clara hari ini dibatalkan, tapi dia juga menunggu sampai istirahat makan siang baru pergi. Dan juga dengan khusus meminta izin kepada sutradara Liu , sangat sopan santun.

Setelah Clara meninggalkan kru, langsung menelepon menghubungi Luna.

"Aku dengan direktur Yu ada di hotel Song Byuk di kamar nomor 1331, Suruh supir Mahmud antar kamu kemari, dia tau jalan." Luna berpesan di telepon.

Perjalanan mobil artis dari lokasi syuting ke hotel membutuhkan waktu 40 menit, akhirnya berhenti di parkiran mobil yang ada di basement hotel.

Dia naik lift ke lantai atas, datang ke lantai 14.

Koridor di dalam hotel mewah, lantainya dialasi dengan selimut kasmir berwarna merah, suara langkah sepatu hak tinggi sedikitpun tidak terdengar.

Clara sendirian berjalan di loron yang kosong, melihat nomor kamar satu per satu.

1326, 1327, maka 1331 ada didepan.

Dia sedang dengan santai berjalan kedepan, pintu kamar nomor 1328 tiba-tiba terbuka, seorang wanita dengan rambut dan pakaian yang acak-acakkan keluar dari dalam kamar, dengan cepat berlari ke depan, bahkan tidak melihat jalan, berjalan lurus sampai menabrak Clara yang ada didepan,

Clara tidak sempat menghindar, kedua orang ini bertabrakan bersama.

Kaki Clara yang memakai sepatu hak tinggi terkilir, untungnya berpegangan pada dinding, jadi jatuhnya tidak begitu jelek.

Sedangkan wanita yang berlari keluar malah terjatuh di atas tanah, terjatuh dengan berantakan, sangat memprihatinkan.

Clara baru menyadari, rok dipakai wanita itu sudah dirobek, bahkan kancing di bagian dadanya sudah terlepas, dengan bergoyang tergantung didepan dadanya, didadanya ada bekas ciuman dan cakaran yang berwarna biru, pahanya juga.

"Ro, Rosa?" Clara dengan terkejut melihat wanita yang terjatuh di atas tanah, baru saja mau kesana membantunya berdiri, lalu langsung melihat seorang pria muncul di depan pintu nomor 1328.

Pria itu melihat di koridor ada orang lain, mungkin takut membuat kehebohan, langsung masuk ke dalam kamar, dengan buru-buru mengunci pintu kamar.

Setelahnya asisten Rosa datang, membuka jasnya dan membungkus badan Rosa.

Rosa bersandar di pundak asistennya, menangis meraung0raung, seluruh koridor dipenuhi dengan suara tangisannya.

Clara tidak bisa menahan mengerutkan keningnya, sangat ingin mengingatkannya. Kakak Rosa, bagaimana juga kamu ini adalah seorang publik figur, berjongkok di tempat publik menangis seperti ini, kalau difoto oleh paparazzi, bukankah citramu akan hancur. Meskipun mempunyai seberapa besar kesulitan, juga harus pulang kerumah dulu, tutup pintu baru pikirkan.

Untungnya asisten Rosa bisa diandalkan, langsung menyuruhnya diam.

Situasi ini sebenarnya sangat canggung, untuk menghindari Rosa melihatnya akan lebih canggung lagi, Clara berpura-pura sebagai orang yang tak terlihat, cepat pergi dari sana.

Setelah datang ke depan pintu nomor 1331, baru saja menjulurkan tangan menekan bel, Rosa tiba-tiba mengejar kemari.

"Clara!" Rosa dengan mata merah menatapnya.

Bahkan Clara mempunyai rasa bersalah, seolah-olah dialah orang yang baru mengganggunya tadi. Tapi, atas nama hati nurani, dia benarbenar tidak melakukan apapun, malah tanpa alasan ditabrak, pergelangan kakinya sekarang masih sedikit sakit.

"Kamu, ada apa mencariku?" Wajah Clara bertanya dengan kebingungan.

"Clara, kuperingatkan, tidak peduli tadi kamu melihat apa, kalau kamu berani mengatakannya keluar, aku tidak akan melepaskanmu!" Ucap Rosa dengan marah.

Clara tidak bisa menahan kekesalannya, awalnya sedikit kasihan kepada Rosa, sekarang tampaknya, dia tidak pantas dikasihani.

"Peringatkan? Rosa, aku ingin sekali tau, kamu punya hak apa memperingatiku?" Ejek Clara dengan dingin.

Clara melihat kejadian Rosa dan investornya dengan tidak sengaja, kelemahan begitu besar ada di tangannya, kalau orang lain, merendahkan suara saja sudah tidak sempat, Rosa malah masih berani dengan kuat, juga tidak tau siapa yang memanjakannya sampai mempunyai kebiasaan buruk ini.

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu