Suami Misterius - Bab 193 Bikin Malu Diri Sendiri

Tak lama setelah dia menyelesaikan pesanan makanan onlinenya, bel pintu berdering. "cepat sekali pesanan tiba."

Melanie segera berlari ke pintu, setelah pintu terbuka, Luna yang masuk.

"Aku sangat lelah. Produser film ini terlalu sulit untuk ditangani. sepanjang sore aku membujuknya sampai mulut aku kering." Luna pergi ke kulkas dan mengeluarkan banyak air mineral. Langsung minum banyak dalam satu kali napas karena sudah kehausan.

"Akhirnya bagaimana?" Clara bertanya.

"Kalau aku yang tangani, pasti bereslah." Luna membuka tas tangannya dengan senyum dan melempar kontrak dan skor lagu tema ke Clara.

Clara tidak tertarik pada surat kontrak, versi kontrak semuanya hampir sama dan tidak perlu melihatnya lagi.

Clara langsung melihat skor lagu, melihat Notasi Musik, dan bersenandung beberapa kata dengan lembut.

"Kedengarannya familiar bagiku." Clara bersenandung beberapa kata kemudian merasa tidak asing.

"Yah, itu versi sampul lagunya, lagu lama, lagu ini tidak populer saat itu, aku harap kamu bisa membuatnya menjadi terkenal." Kata Luna.

Clara tidak bicara lagi, tetapi matanya tertuju pada skor lagu, seolah dia sedang berpikir. Dia jauh lebih baik dalam musik daripada akting.

Setelah dia membalik lembaran skor lagu, pesanan makanan sudah tiba.

Mereka bertiga duduk di sekeliling meja, sambil makan mie sambil mengobrol tentang peristiwa yang terjadi tadi. Tentu saja, Rosa menjadi bahan utama pembicaraan mereka.

Luna menggigit bakso ikan dan menggelengkan kepalanya tanpa daya. "Kalau Rina tidak memiliki dukungan dari putra ke empat keluarga Sutedja, dia tidak akan bisa bertahan dalam lingkaran dunia film ini walau hanya sehari, dan nasib dia pasti akan sangat menggenaskan."

"Dia mampu mendapatkan bekingan dari orang kuat. Aku hanya bisa iri dengan dia saja." Melanie berkata dengan ekspresi tak berdaya.

Luna mengetuk kepalanya dengan sumpit. "Buat apa iri? Kamu pikir orang kaya bisa jadi bekingan kamu seumur hidup. Jika suatu hari putra ke empat keluarga Sutedja itu sudah bosan dengan Rosa, dia akan langsung jatuh dari surga ke neraka, dan hanya dia yang bisa rasakan dan tahu betapa menyakitkannya itu. Jadi kita tidak boleh terlalu liar dan sombong. Perilaku Rosa sangat bodoh dan tidak pikir panjang. "

Setelah itu, Luna menunjuk Clara, "apa yang dilakukan Clara sudah sangat baik. Jika ingin bertahan dalam lingkaran ini, kamu harus pintar dan perhatian kepada semua aspek, Tidak ada yang bisa bertahan lama kalau perilakunya masih suka menyinggung perasaan orang lain. "

Clara sambil menggigit sayuran hijau dan berkata sambil tersenyum, "Kakak Luna, jangan memuji lagi, aku sudah mau terbang nih."

Keesokan harinya, semua anggota kru dan pemeran sudah siap. Rosa tidak muncul. Manajernya berkata, "Rosa sakit perut semalam, minum obat, dan sakit semalaman baru bisa tidur. Aku khawatir dia tidak bisa bekerja hari ini. Anda atur saja, ambil gambar bagian orang lain terlebih dahulu."

Setelah mendengar itu, sutradara Liu sangat marah. Pembuatan film sudah diatur kru setiap hari, dan perubahan acak dan mendadak akan membawa masalah yang tak terhitung jumlahnya.

Seluruh pemain dan kru dalam kondisi setengah lumpuh. Rosa tidak muncul, tetapi aktor lain juga tidak berani meninggalkan tempat itu sesuka hati mereka, Bahkan sang maha bintang, Gusti juga menunggu disana tanpa mengeluh.

Setelah Clara keluar dari kamar mandi, dia melihat Gusti duduk di tempat duduknya.

Clara benar-benar mengagumi sikap Luna, dia bisa bersikap tenang dan ngobrol dengan Gusti.

"Aku terkejut kamu mau menjadi manajer untuk penerus media Tianxing. Kamu dulunya paling tidak menyukai wanita manja seperti ini." Suara Gusti terdengar samar.

"Preferensi orang bisa berubah. Kamu memiliki lebih banyak pengalaman dalam hal ini daripada aku." Pandangan mata Luna terlihat masih respek dan nadanya lembut.

Wajah Gusti terlihat sedikit malu karena tersindir, tetapi segera pulih seperti biasa. "Ada kelebihan dan kekurangan dalam segala hal. Aku dengar kalau Nona Clara murah hati. Dia seharusnya memperlakukan kamu dengan baik."

Luna tidak menjawab, dia jelas tidak mau membahas topik ini dengannya.

Gusti tersenyum dan berkata, "Kabarnya sutradara Lu sedang mempersiapkan sebuah film baru. Kamu seharusnya sudah mendengar hal itu."

"Ya." Luna menanggapinya dengan acuh tak acuh. Sebagai manajer senior, ada rumor dan kabar apapun dari dunia hiburan, tidak akan lolos dari telinganya.

"Sutradara Lu telah menghubungiku dan ingin aku menjadi pemeran utama pria dalam filmnya. Aku sudah membaca naskahnya, sangat bagus, Pilihan pemeran utama wanita sementara ini belum diputuskan. Apakah kamu ingin aku merekomendasikan bintang baru yang kamu tangani sekarang?"

Setelah Luna mendengar itu, hanya menatapnya, Ada keheningan sesaat.

Meskipun mereka sekarang seperti orang asing, Luna juga pernah tinggal bersama pria ini selama beberapa tahun, dan tentu saja tahu tabiat dan sikapnya. Gusti bukanlah orang yang suka membantu dengan ikhlas.

"Kalau kamu ingin tahu potensi film baru sutradara Lu ini, kenapa kamu tidak langsung tanyakan padaku saja, kenapa harus bertele-tele, apa kamu gak capek ya," kata Luna sambil mencibir.

Semenjak Gusti meninggalkan luna, beberapa tahun ini, Gusti andalkan gelar raja film dan sang maha bintang, meskipun dia tidak kesusahan mendapatkan pemeran utama dalam film, Tapi manajernya benar-benar tidak bisa diandalkan. Film yang dia perankan membuat reputasinya semakin buruk atau tidak masuk box office. Jika tidak ada film yang bisa membuat penonton terkesan, popularitas Gusti perlahan akan menurun dan dia akan menghilang dari lingkaran dunia hiburan dalam waktu beberapa tahun.

Bahkan jika dia sekarang menerima tawaran film dari media Dongyu Entertainment, dia mungkin juga tidak dapat menebus kembali reputasinya.

Karena itu, Gusti mengambil kesempatan ini untuk mencari Luna. Dia dengan cerdik menawarkan bantuan untuk merekomendasikan Clara ke sutradara Lu agar dipilih menjadi pemeran utama wanita dalam filmnya, Jika Luna menolak, itu artinya film baru sutradara Lu tidak memiliki potensi. Penilaian Luna pada film benar-benar dapat diandalkan, Gusti sangat percaya pernilaian Luna, Kalau tidak, bagaimana bisa membuat Gusti yang awalnya hanya pemeran pengganti yang tidak dikenal menjadi raja film generasi baru.

"Aku tidak optimis dengan film baru sutradara Lu. Meskipun drama TV yang di sutradarai dia mendapat respon yang baik, masih ada celah tertentu antara layar lebar dan layar kaca. Terlebih lagi, fitur film itu sendiri bukanlah best seller. Tidak peduli siapa yang terlibat dalam film ini, prospeknya tidak akan optimis, "kata Luna dengan jujur.

"Sutradara Lu sana sedang menunggu jawabanku, Sepertinya dia akan kecewa." Gusti melipat kaki panjangnya, seolah-olah secara tidak sengaja mengatakan, "Aku memiliki beberapa naskah, jika kamu punya waktu..."

"Maaf, aku akhir-akhir ini agak sibuk, aku tidak bisa meluangkan waktu." Luna memotongnya sebelum dia selesai berbicara.

Luna tidak akan menggunakan keahliannya untuk membantu Gusti memilih naskah. Biar Gusti makin melenceng semakin jauh di dunia hiburan ini.

Gusti melihat sudah tidak ada gunanya membujuk Luna, dia lalu bangkit dan pergi dari sana.

Clara kembali ke tempat duduknya dan melempar sekaleng jus ke Luna.

"Kenapa kamu mau berurusan dengan laki-laki sampah itu?"

"Kamu yang tidak punya hati nurani. Ini semua demi kamu juga. Kalian sekarang bekerja di dalam kru film yang sama, Aku takut dia akan mempersulit kamu atau merencanakan sesuatu yang buruk untuk kamu." Kata-kata Luna penuh dengan kejengkelan.

"Kamu khawatir berlebihan. Aku tidak begitu gampang di bully.Seharusnya dia yang takut aku akan mencari masalah dan balas dendam kepadanya." Clara menjawab dengan ketus.

Luna membuka kelengan jus dan memandang ke luar jendela. "Sepertinya kita tidak bisa kerja hari ini. Jika para kru berhenti bekerja selama sehari, semua uang yang dihabiskan akan sia-sia."

"Bukan uangmu yang hilang kok." Clara berkata.

"Aku hanya menghela nafas dan merasa sayang saja. Uang putra ke empat keluarga Sutedja itu bukan datang begitu saja. Uang yang dia keluarkan untuk membuat Rosa terkenal jumlahnya lebih banyak dibandingkan honor yang diterima Rosa, Menurutmu apa sih yang dia inginkan?"

"Bikin malu diri sendiri." Clara menundukkan kepalanya dan mengotak-atik kukunya. Dia berkata dengan santai, "Banyak orang yang begitu di dunia ini, dan dia bukanlah satu-satunya."

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu