Suami Misterius - Bab 191 Kasmaran

Clara mengikuti Luna ke tempat duduknya, dan Luna baru bertanya, "Kamu tadi telepon dengan siapa?"

"Teman." Clara menjawab dengan santai.

"Sedang kasmaran ya?" Luna bertanya sambil tersenyum. Luna adalah orang yang berpengalaman. Dia bisa melihatnya dengan jelas. Ekspresi wajah Clara saat dia menelepon, benar-benar seperti seorang gadis yang sedang jatuh cinta.

Clara ragu-ragu sejenak. Pertanyaan ini agak sulit dijawab.

Untungnya, Luna sepertinya tidak membutuhkan jawabannya. "Aku tidak akan ikut campur dalam kehidupan pribadi kamu. Namun, jika kamu berpacaran, aku harap kamu dapat melaporkan kepadaku terlebih dahulu. Jika teman kencan kamu tertangkap kamera orang lain, minimal aku ada persiapan psikologis, untuk melakukan mekanisme yang relevan untuk respons krisis / PR krisis tepat waktu. "

"Oh." Clara mengangguk dan menjawab dengan samar.

Pesawat lepas landas tepat waktu. Sekitar dua jam perjalanan dari kota A ke kota C. Clara membaca naskah sepanjang waktu.

Dia memiliki ingatan yang bagus, Dia hanya perlu membaca naskahnya satu kali, dan kalimat dalam naskah itu pada dasarnya sudah ada di pikirannya. Apabila ingin sukses menghidupkan sebuah peran, tidak hanya menghafal kalimat naskah, tapi juga kesabaran untuk mengetahui dan mendalami karakternya.

Namun, jelas sekarang tidak ada waktu lagi untuk berspekulasi. Clara hanya bisa menyesuailan keadaan yang sangat mendesak sekarang, dan menghafal skripnya terlebih dahulu.

Clara menghafal naskah selama dua jam, merasa pusing dan lelah.

Setelah turun dari pesawat, mereka berdua langsung naik taxi ke hotel yang dipesan terlebih dahulu oleh kru.

Kota C adalah kota kecil level tiga, tidak terlalu berkembang dalam bidang ekonomi. Para kru memesan hotel ekspress yang berskala kecil. Satu-satunya keuntungannya adalah bahwa lingkungannya hotel sangat bagus, bersih dan rapi.

Kamar Clara ada di lantai tiga hotel, kamar suite, dengan dua tempat tidur dan ruang tamu, cukup untuk Clara dan Luna tempati bersama.

Mereka membawa kartu kunci dan membuka pintu kamar mereka, Luna menyeret kopernya ke kamarnya dan mulai menyusun barang-barangnya. Ketika dia selesai membereskan barang bawaannya, koper Clara masih di tempat semula.

"Apakah kamu tidak perlu membereskan barang dalam kopermu?" Luna bertanya.

Clara duduk di sofa, memegang ponsel untuk melihat halaman web, kepala juga tidak diangkat dan menjawab, "Tidak buru-buru, tunggu Melanie datang baru dibereskan."

Luna: "…....."

Diperkirakan bahwa Nona besar Clara ini telah terbiasa dengan pakaian dan makanan yang selalu disediakan, dan terbiasa dilayani sepanjang hari.

"Clara, kamu bahkan tidak bisa mengurus diri sendiri. Kamu tidak bisa memasak dan melakukan pekerjaan rumah. Bagaimana kamu bisa melayani suami dan anak-anakmu ketika kamu sudah menikah dan punya anak kelak?" Luna menghela nafas.

Clara mendongak menatapnya, dan berpikir bahwa Luna mempunyai kekhawatiran yang sedikit berlebihan. "Bukankan ada administrasi dan aturan dalam rumah tangga? Selama aku bisa menghasilkan uang, aku akan mempekerjakan lebih banyak asisten rumah tangga, pengasuh anak, untuk memasak dan melakukan pekerjaan rumah tangga, jadi masalah perawatan anak-anak dan pekerjaaan rumah tangga, semuanya beres."

Di mata Clara, hal-hal yang bisa diselesaikan dengan uang, tidak ada artinya sama sekali dan tidak perlu dikhawatirkan.

"Apakah kamu mau menyuruh asisten rumah tangga untuk mencuci pakaian dalam suamimu?" Luna berkata tanpa daya.

"Bukannya ada mesin cuci? Sekarang mesin cuci ada dua tabung terpisah, kita dapat mencuci pakaian dalam dan luar secara terpisah." Clara menatap Luna dengan tatapan mata seperti layaknya seorang idiot.

"Angka perceraian di China begitu tinggi, penyebabnya pasti bukan karena pihak istri tidak bisa melakukan pekerjaan rumah. Ketika punya waktu yang banyak di rumah, karena tidak bekerja, lebih baik berdandan dengan cantik dan pergi menonton film dan makan malam yang romantis dengan suami. Sebaliknya, itu malah lebih baik dalam meningkatkan hubungan yang baik antara suami dan istri. "

Luna: "……...."

Dia malah berpikir kata-kata Clara masuk akal juga.

Setelah itu Clara menaruh ponselnya di samping, lalu berdiri dari sofa, mengulurkan tangannya dan merentangkan pinggangnya. "Apakah hari ini masih ada acara? Kalau tidak ada, Aku mau tidur dulu. Setelah terbang lebih dari dua jam, aku kelelahan."

Clara langsung berjalan ke kamarnya untuk tidur dan bahkan tidak bangun untuk makan malam.

Upacara start-up diatur pada pagi hari berikutnya. Clara bangun pagi-pagi sekali. Setelah mandi, dia pergi ke restoran di lantai pertama bersama Luna untuk sarapan.

Restoran ini hampir penuh dengan anggota kru dan aktor lainnya yang terlibat dalam film ini.

Clara berjalan masuk ke restoran dan melihat Yunita ketika sedang mencari tempat. Yunita menyambutnya dengan hangat dan hampir saja mau duduk semeja dengannya. Untungnya, dia dipanggil pergi oleh artis lain.

Orang yang memanggil Yunita tadi adalah bintang wanita yang sedang terkenal saat ini bernama Rosa.

Yunita dan Rosa memulai karir mereka hampir pada saat yang bersamaan. Yunita mengandalkan sumber daya dari media Tianxing, dengan cepat menjadi terkenal dan populer. Dan Rosa memiliki putra ke empat keluarga Sutedja sebagai penjamin dan beking, dan dia tetap tenang dan aman di posisi barisan bintang wanita yang terkenal. Mereka berdua telah bekerja sama berkali-kali. Katanya hubungan pribadi mereka berdua cukup baik.

Pagi pagi sudah ketemu Yunita dan Rosa, Nafsu makan Clara langsung hilang dan juga merasa sedikit kesal. Saat mengambil makanan, Clara melihat sang maha bintang Gusti dan tangan Clara sampai gemetar karena marah.

Dia kembali ke tempat duduknya dan tidak bisa makan lagi.

Luna duduk di sampingnya, makan telur, susu, dan roti bakar dengan lahap.

"Gusti adalah pemeran utama pria dalam film ini, Rosa adalah pemeran utama wanita dan Yunita sebagai bintang tamu, begini aja kamu sudah tidak bisa makan, Dalam dua bulan ke depan, apa kamu masih bisa bertahan dan ingin tetap berada di kru? "kata Luna, sambil perlahan menggigit rotinya.

Clara mengepalkan tangannya. Gusti, Rosa, Yunita, semua orang yang dia benci ada di dalam satu tempat. Clara ingin menangis, tidak tahu apakah sudah terlambat untuk membatalkan kontrak.

"Cepat makan, kalau sampai terlambat untuk upacara pembukaan, sutradara akan marah." Luna menggeser semangkuk bubur panas ke depan Clara.

Clara mengambil sendok, meniup dan makan beberapa suap dalam keadaan masih marah.

Upacara start-up berjalan dengan sederhana. Clara dengan simpel berkenalan para aktor dan anggota tim produksi. Sutradara dan produser bergantian berbicara di atas panggung, dan mengambil foto bersama, menjelang siang, acara itu sudah berakhir.

Syuting film akan dimulai pada hari berikutnya, Clara dan Luna kembali ke kamar hotelnya. Luna berdiri di depan jendela, menunjuk ke sebuah taman bermain sekolah yang tidak jauh disana, dan berkata, "Besok ada dua adegan yang diambil di sekolah dasar itu". Ini bukan peran yang sulit, tetapi ada adegan kekerasan dan ada darah, kamu harus lebih bersemangat. "

Clara mengangguk dan bertanya, "apakah kamu tidak akan menemaniku di lokasi syuting besok?"

"Aku ada janji temu dengan produser besok. Karena sudah berpartisipasi dalam film, lagu tema film juga harus kita menangkan. Kalau tidak, kamu pikir aku ini datang temani kamu jalan-jalan?" kata Luna sambil tersenyum.

Clara juga pernah menyanyikan beberapa lagu tema film, hampir semuanya terjual dengan baik. Setelah film ini, Luna akan mencoba membantu Clara mengubah karirnya menjadi penyanyi.

Di sore hari, Clara hanya berada di kamar dan membaca naskah. Luna membantunya mendalami peranan dalam film itu, biar Clara bisa lebih cepat memahami karakternya dalam film tersebut.

Di malam hari, Melanie akhirnya tiba di hotel.

Syuting kedua pada keesokan harinya, Clara pagi-pagi sudah membawa Melanie ke lokasi syuting.

Karena lokasi syuting ada di sekolah, ada banyak kamar kosong, Clara dapat memiliki ruang rias independen dan penata rias khusus untuknya.

Clara berperan sebagai Go Ara, kembang sekolah yang cantik dan bangga.

Riasan wajahnya sangat murni dan terlihat polos. Setelah Clara selesai didandani, benar-benar terlihat seperti siswa SMA. Dia sangat muda dan cantik, wajahnya putih bersih, kesan di wajahnya yang lembut akan membuat semua orang terpana.

Dia mengenakan seragam sekolahnya dan keluar dari ruang ganti.

Adegan pertama diambil di taman bermain sekolah. Ketika Clara datang ke tempat syuting, Rosa telah tiba lebih dulu.

Dia berdiri di samping taman bermain. Terlihat seorang asisten memegang payung untuk melindunginya dari sinar matahari, Asisten lainnya memegang minuman di tangannya.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu