Suami Misterius - Bab 139 Dia Terlalu Mencampuri Urusan Orang Lain

Pada hari lelang amal, Ester benar-benar mengenakan gaun panjang berpotongan rendah dengan bulu di pundaknya, dan riasan wajahnya sangat indah dan penampilannya sangat memukau.

Elaine mengenakan gaun hitam panjang yang kelihatan biasa-biasa saja. Yang menarik adalah perhiasan yang dia pakai. Dia mengenakan satu set lengkap perhiasan ruby, dan ruby ​​di kalung itu sangat cantik seperti darah segar.

Jika dibandingkan, Clara lebih rendah hati. Meskipun cheongsamnya mengikuti garis tubuh dan terlihat sangat indah, tetapi tidak mencolok. Rambutnya yang panjang terurai di belakang kepalanya. Tidak ada perhiasan yang berlebihan, hanya sepasang anting-anting berlian yang dikenakan di daun telinganya yang indah. dan anting berlian itu memantulkan cahaya silau di bawah cahaya lampu.

Riasan wajah Clara sangat sederhana dan polos, tetapi jika seseorang mengenal produk perhiasan, dia pasti bisa melihat anting-anting berlian di telinganya bernilai sepuluh juta, dan itu cukup untuk mengagetkan orang-orang disana.

Sebelum pergi, Nyonya besar Santoso secara khusus memberi gelang giok emas yang harganya tidak murah dan cek 200 juta kepada Ester.

Pada lelang amal, setiap wanita yang diundang untuk hadir harus menyumbangkan sesuatu untuk dilelang, dan semua hasil lelang akan disumbangkan untuk amal.

" Ester, harga gelang ini lebih kurang 120 juta. Nanti kamu gunakan 200 juta untuk membelinya kembali, pamanmu sudah bilang, dengan cara ini baru bisa membuatmu kelihatan berkelas dan wanita-wanita terkenal semuanya suka memainkan trik ini." Nyonya besar Santoso berpesan.

"Nenek, ini adalah barang pribadimu. Aku tidak boleh mengambilnya." Ester tidak berani menerima.

Nyonya besar Santoso menarik tangannya dan menjejalkannya ke telapak tangannya. "Gadis bodoh, nenek tidak memberimu barang pribadi nenek. Patuhi nenek, saat ini tidak boleh sayang uang, apalagi mempermalukan diri sendiri. Kelak kamu menikah dengan orang kaya, kamu bisa meendapatkan apa yang kamu inginkan."

“Baiklah.” Ester mengangguk dengan patuh.

Untuk mendukung acara ini, Yanto secara khusus menyiapkan mobil Lincoln versi panjang untuk mengantar putrinya dan keponakannya ke pelelangan amal.

Mereka pergi tidak terhitung terlalu cepat, tetapi suasana di sana sudah sangat semarak.

Begitu ketiganya memasuki lokasi, tatapan semua orang tertuju pada mereka

Tidak ada alasan lain, semua dikarenakan pakaian merah dan putih dari tubuh Ester terlalu mencolok.

Meskipun lelang amal telah menjadi acara kencan buta secara tidak langsung, tetapi bagaimanapun itu tetap acara lelang amal. Ester memakai pakaian yang begitu cantik untuk melakukan amal, bukankah ini tampak seperti tidak berpengetahuan tentang kehidupan yang penuh penderitaan.

Ester tampak tidak sadar diri dan mengayunkan gaunnya yang mencolok di mata semua orang.

Clara hanya bisa mengikutinya dari samping. Begitu berjalan masuk, Milki dan beberapa orang gadis datang menyambutnya.

" Clara, mengapabaru datang sekarang?” Milki memegang tangan Clara dan tersenyum dengan semangat.

“Macet di perjalanan.” Clara beralasan. Dia tidak mungkin mengatakan Ester telah menghabiskan banyak waktu untuk dandan.

“ Clara, apakah dia temanmu?” Ester yang terabaikan di samping,kemudian mengambil kesempatan untuk menyela.

Clara hanya tersenyum dan memperkenalkannya kepada Milki dan yang lainnya. "Miliki, dia adalah sepupuku Ester."

Milki mengerutkan kening melihat gaun Ester. Begitu dia lihat, dia sudah tahu orang ini pasti tidak pernah mengikuti acara-acara berkelas. Dia biasanya mengabaikan orang-orang seperti itu, tetapi saat ini, dia harus menghargai Clara. Jadi dia tersenyum dan berkata, "Sepupumu sangat cantik."

Ester tidak menyadari maksud nada suara Milki, wajahnya memerah setelah dipuji. Dan dengan gembira menjawabnya: "Nona Araya juga sangat cantik."

"..." Setelah Milki mendengar kata-katanya, dia sedikit ingin tertawa konyol.

“Ibuku mereka ada di sana, kamu pergilah dan sapa dulu mereka.” Milki menunjukkan arah dengan jarinya.

Berdasarkan etika, Gadis-gadis muda seperti Clara mereka harus terlebih dahulu menyapa para orang tua dan para nyonya sebelum acara bebas.

Clara, Elaine dan Ester bersama-sama menghadap beberapa orang nyonya.

Nyonya Besar Sutedja adalah orang yang paling senior dan posisinya paling tinggi. Tidak peduli kenal dengannya atau tidak, semua orang harus datang menyapanya.

Dengan kewibawaan nyonya kaya Nyonya Besar Sutedja, dia tidak begitu ramah terhadap siapa pun. Hanya saja matanya terpaku sebentar pada Ester, emosinya terlihat suram.

Kemudian, Clara dan Milki duduk di samping sambil mengobrol, Ester terus mengikuti mereka, hanya saja dia tidak bisa ikut dalam topik pembicaraan mereka. Bagaimanapun, dia tumbuh besar di sebuah kota kecil, dan kehidupannya tidak pernah berhubungan dan beradaptasi dengan orang-orang terkenal dan tajir seperti mereka.

Satu-satunya hal yang bisa dibanggakan adalah pendidikannya di luar negeri, tetapi ini tidak berarti apa-apa di hadapan nona-nona tajir seperti mereka. Bagi mereka, pergi ke luar negeri sama mudahnya dengan pergi ke pasar sayur.

Ester merasa bosan duduk di sana, jadi dia berdiri dan pergi ke kamar mandi.

Begitu dia memasuki bilik, dia mendengar suara sepatu hak tinggi di luar pintu, ada dua wanita muda masuk, mereka bergosip sambil merias wajah di depan cermin.

"Siapa sih orang kaya baru itu yang memakai gaun bulu? Apakah dia sedang melucu, tidakkah dia tahu pantangan Nyonya Besar Sutedja," Salah satu dari mereka berkata.

Yang satunya lagi mencibir dan menjawab, "Orang kaya baru? Kamu benar-benar mengagungkannya. Aku baru saja mencari tahu, dia adalah saudara miskin yang bermain di keluarga Santoso."

"Tidak heran jika terlihat begitu tidak berpengetahuan, ternyata berasal dari keluarga iskin dan rendah. Tidak disangka berani tampil seperti itu."

"Meskipun memakai pakaian yang begitu mewah tetap saja tidak akan bisa menutupi kemiskinan pada dirinya. Lihat saja nanti, saat pelelangan, dia mungkin saja mengeluarkan barang-barang murah yang tidak bernilai, dan kemudian membelinya kembali dengan harga 160-200 ribu, itu benar-benar membuat orang tertawa terbahak-bahak."

Suara tawa kedua orang itu semakin kecil dan akhirnya menghilang.

Pintu bilik perlahan-lahan terdorong buka dari dalam, dan wajah Ester sangat tidak baik.

Dia melepaskan selendang bulu di tubuhnya dengan marah dan melempar buang ke lantai, kemudian menginjaknya beberapa kali dengan sepatu hak tinggi sebelum keluar dari kamar mandi, matanya memerah.

Dia tahu bahwa sekarang dia pasti telah menjadi bahan tertawaan semua orang.

“ Ester, mengapa kamu pergi begitu lama, acara pelelangan akan segera dimulai.” Clara melihat dia kembali dan dengan cepat menariknya. "Eh? Dimana selendangmu?"

Clara melihat pundaknya yang begitu terbuka dan bertanya dengan heran.

Mata Ester menatap tajam ke arah Elaine beberapa saat dan berkata dengan dingin, "Sudah di buang."

Dibuang? Clara merasakan sakit kepala.

Ada banyak orang di tempat pelelangan, dia mengira Ester pasti telah mendengar larangan Nyonya Besar Sutedja tentang pakaiannya, jadi terbawa emosi dan membuangnya.

Clara merasa bahwa Ester terlalu keras kepala dan tidak pintar. Dia telah memamerkan selendang bulu itu dan tidak ada alasan untuk melepaskannya. Lebih baik memakai selendang bulu itu daripada sekarang pakaiannnya terlihat terbuka.

Gaun berpotongan rendah pada tubuh Ester memang merupakan pakaian untuk berkencan, tetapi acara publik semacam ini sedikit tidak cocok.

Clara meminjam selendang sutra dari Milki dan berniat untuk menutupi pundak Ester.

Namun, Ester tidak menghargainya. Dia teringat dengan apa yang dikatakan oleh wanita-wanita tadi terhadapnya, dia menjadi sangat marah.

“Aku tidak membutuhkannya,” Dia menjatuhkan selendang sutra itu dengan marah.

Clara: "..."

Baiklah, Clara sudah terlalu mencampuri urusannya.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu