Suami Misterius - Bab 1336 Sudah Akan Menjadi Ayah

“Jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Kamu hanya perlu menikah denganku dan mengandalkanku dengan tenang.” Mahen terus menatapnya dengan bola matanya yang hitam dan berkata kepadanya dengan serius.

Diva menatapnya dengan sedikit menengadah, sepasang bola matanya terlihat bersinar terang. “Mahen, apakah kamu serius ingin menikah denganku?”

“Jika tidak? Kamu kira aku sedang bermain-main denganmu.” Mahen tersenyum kecil, alisnya terlihat seperti memiliki pesona jahat, tangannya dengan lembut membelai pipinya yang halus.

Diva mendekap dalam pelukannya, ia memejamkan mata dan menguap pelan.

“Sudah mengantuk?” Mahen bertanya.

“Iya.” Diva menjawab, wajahnya sudah tampak lelah dan sangat mengantuk.

“Tidur bersama.” Mahen memeluknya dan berkata dengan tersenyum tipis.

Diva belum sempat menanggapi perkataannya, namun Mahen telah menggendongnya dan langsung berjalan masuk ke dalam kamar tidur.

Diva berbaring di kasur yang empuk, rambut hitam panjangnya tersebar di atas bantal. Bulu matanya yang tebal dan panjang bergetar lembut seolah-olah sudah akan tertidur.

Mahen mendekat dan ingin menciumnya namun dihindari oleh Diva.

“Sudah sangat ngantuk, jangan macam-macam lagi, tidurlah.”

“Hanya ciuman sebelum tidur saja.” Tuan Muda Kedua Sutedja tampak tidak puas.

“Ya.” Diva menjawabnya pelan, dengan senyum tipis ia mendekatinya, mencium bibirnya dan berkata

“Selamat malam.”

“Oke, selamat malam.” Mahen menjawab sambil memeluknya dengan lembut.

Mereka tidur sambil berpelukan, Diva yang terdekap dalam dadanya yang hangat tidur dengan sangat pulas dan tenang.

Namun saat dia sedang tertidur, dia merasakan sensasi kesemutan pada bibirnya.

Diva membuka matanya dengan linglung, yang menarik perhatiannya adalah wajah tampan Mahen yang dekat dengannya, matanya yang hitam tampak luar biasa bersinar di malam yang redup.

Pandangan mata Diva masih tidak begitu jelas, tanpa sadar ia mengulurkan tangan memegangi wajahnya yang tampan. Wajah Mahen mirip dengan Ahyon, dia mewarisi penampilan dari ibunya dengan sempurna yang membuat orang tertarik saat melihatnya.

Dia menatapnya dengan termenung seperti masih dalam kondisi setengah tidur setengah sadar, pikirannya juga belum sadar.

Mahen menarik tangannya dan menciumi jemarinya yang ramping, kemudian menciumi bibir merahnya yang lembut.

Ciuman yang lembut dan berkepanjangan membuat dia terlena, hingga saat Mahen menindihnya dan gerakan selanjutnya….. Diva baru tersadar, tangan yang sedang berada di bahunya tiba-tiba menegang.

“Mahen, lepaskan.” Dia sedikit kehabisan napas dan berkata dengan suara kecil.

Mahen tidak mendengarkannya dan terus menciuminya. Di saat seperti ini mana mungkin seorang pria menghentikan aksinya.

Diva meringkuk, suaranya terdengar panik “Lepaskan, jangan sembarangan.”

Dokter sudah berpesan kepadanya, tiga bulan masa kehamilan awal tidak boleh melakukan hubungan badan.

Tetapi semakin Diva menolak, Mahen malah semakin bersemangat dan tidak ingin melepaskannya.

Diva merasa gelisah, kedua tangannya menahan dada Mahen dan mencoba untuk mendorongnya. “Mahen, lepaskan aku, kamu membuat anak kesakitan.”

“Anak apa?” Tuan Muda Kedua Sutedja akhirnya berhenti dan menatapnya dengan wajah tidak mengerti.

Diva dengan segera mendorongnya dan bangkit duduk di atas ranjang.

Baju tidurnya sudah dilepaskan oleh Mahen, hanya berbalut selimut dia dengan hati-hati memegangi perutnya. Dalam gelap, Mahen tidak dapat melihat dengan jelas pipinya yang memerah, hanya dapat melihat matanya yang bersinar.

“Mahen, aku, aku hamil.” Diva berkata.

Mahen masih terlihat bingung, setelah diam beberapa saat baru tersadar. Dia sudah akan menjadi ayah, dia dan Diva sudah memiliki anak!

Mahen tersenyum dan mendekatinya lagi, ia mengulurkan tangan memegangi perut Diva.

Tetapi karena baru hamil satu bulan lebih, perut kecilnya masih rata dan tentu saja tidak dapat merasakan apa-apa saat dipegang. Dan perutnya terasa geli saat telapak tangan Mahen yang hangat memegangi perutnya, dengan wajah memerah Diva mendorong tangannya.

Mahen menatap Diva dengan tampangnya yang masih tidak terlihat serius, akan tetapi dari sorotan matanya tampak ia sangat senang.

“Begitu cepat sudah mempunyai anak? Aku memang sangat hebat.”

“Mahen, apakah kamu tidak tahu malu.” Wajah Diva semakin memerah, ia mengulurkan tangan untuk mendorongnya namun Mahen malah menariknya masuk ke dalam pelukannya.

“Pria dan wanita yang saling mencintai, melahirkan dan merawat anak, tidak ada yang memalukan.” Selesai berkata, Mahen memegangi perutnya lagi dan berkata dengan bingung “Mengapa tidak terasa apapun.”

“Dia masih kecil.” Tangan Diva yang lembut dan sedikit sejuk dengan pelan memegangi punggung tangan Mahen, sama-sama merasakan nyawa kecil yang ada di dalam perutnya tersebut.

“Mahen, apakah kamu menginginkan anak ini? Apakah kamu senang?” Diva bertanya dengan suara pelan dan hati-hati.

“Ya.” Mahen menganggukkan kepala, tangannya yang sedang melingkar di pinggangnya terasa lebih erat, seperti ingin memeluknya dengan lebih erat dan memeluk anak mereka.

“Anakku, tentu saja aku senang.”

“Apakah ini adalah pertama kalinya ada wanita yang mengandung anak Tuan Muda Kedua Sutedja?” Diva berkata dengan nada bicara datar, sorotan matanya terlihat tenang namun ekspresinya terlihat kacau.

“Iya.” Jawab Mahen, dengan sorotan matanya yang dalam dan bola matanya yang terlihat hitam ia berkata dengan mengejek “Apakah kamu tidak tahu ada barang yang dinamakan kondom yang dijual di supermarket dan apotek.”

“Tidak tahu, kamu tidak pernah menggunakannya denganku.” Nada bicara Diva masih terdengar datar sehingga membuat orang tidak mengetahui suasana hatinya, namun sepasang matanya yang bersinar bergerak dalam diam.

“Bagiku kamu itu berbeda.” Mahen berkata dengan datar dan nada bicara yang samar-samar.

Kemudian tidak ada lagi yang berbicara, ruangan terasa tenang dan suasananya masih lumayan baik.

Diva masih berada dalam pelukan Mahen, kelopak matanya terasa semakin berat, dia mengantuk lagi.

“Sudah ngantuk?” Mahen bertanya sembari mengangkat kepala melihat kondisi langit di luar jendela. Di luar jendela tampak langit sudah akan terang.

“Tidurlah sebentar lagi. Aku akan memelukmu dan tidak akan bertindak sembarangan lagi.” Mahen berkata dengan tersenyum kecil dan dengan pelan menciumi rambut yang terurai di dahinya.

Diva sudah terbiasa dengan sikap acuh tak acuh dan usilnya, ia mengepalkan tangan dan memukul dada Mahen dengan pelan.

Mahen membaringkan Diva di atas ranjang setelah itu dia dengan lembut membantunya memakai selimut.

Setelah hamil, Diva sering mengantuk, saat kepalanya menyentuh bantal dia akan tertidur dengan sangat cepat.

Mahen justru tidak mengantuk, tangannya menopang kepalanya sambil dengan tenang menatap wajah Diva yang sedang tertidur pulas, ia tidak bisa menahan diri untuk mendekatinya dan mencium keningnya dengan lembut.

Kemudian tangannya dengan lembut memegangi perut Diva yang sedang tertutup selimut.

Ternyata di dalam sini sudah ada seorang anak, anak miliknya dengan Diva. Perasaan ini membuatnya merasa senang dan ajaib.

Diva tidur dengan nyenyak namun Mahen malah tidak bisa tidur karena senang.

Dia keluar ke balkon dan menelepon Maul terlebih dahulu, dia memberitahu Maul kalau dirinya dan Diva telah memiliki anak.

Maul yang terbangun pagi-pagi karenanya berkata dengan tidak berdaya “Sudah tahu, selamat ya Tuan Muda Kedua Sutedja.” Kemudian ia mematikan teleponnya.

Mahen kemudian menelepon Ahyon, suaranya yang terdengar senang seperti anak kecil. Dia berkata “Ma, aku dan Diva sudah memiliki anak, aku sudah akan menjadi ayah.”

Ahyon tidak merasa marah karena terbangun oleh panggilan teleponnya, dengan tertawa berkata “Iya, aku tahu, aku sudah tahu. Aku akan membantu kalian menyiapkan pernikahan secepatnya, agar Diva masuk ke keluarga kita dengan bangga.”

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu