Suami Misterius - Bab 1328 Apakah Menginginkan Bayinya?

Ada edit nama Reza -> Direktur Reza Tanggal 6/11/2020

Dia duduk di kursi samping dokter dan berkata dengan datar “Sepertinya aku hamil.”

“Sudah di tes dengan strip tes kehamilan?” Dokter wanita membuka buku rekam medis yang kosong dan mengambil pena untuk menulis.

“Ya.” Diva menjawab sambil menganggukkan kepala.

“Kapan terakhir kali haid?” Dokter bertanya lagi.

“Tanggal dua puluh bulan lalu.” Diva menjawab dengan datar.

Kemudian dokter memberinya lembar tes darah, karena ia juga memiliki penyakit jantung maka dokter juga memintanya untuk melakukan pemeriksaan elektrokardiogram dan USG jantung.

Diva mengambil kertasnya dan berjalan keluar dari kantor dokter, asistennya sedang menunggu di luar pintu.

Asistennya mengetahui kalau ia akan melakukan pemeriksaan kemudian berkata “CEO Maveris, aku akan pergi membayar, anda tunggu saya di ruang pemeriksaan saja.”

Diva mengangguk-anggukkan kepala lalu memberikan slip pembayaran kepadanya.

Terdapat banyak antrian di rumah sakit, setelah Diva menunggu beberapa lama di depan pintu ruang pemeriksaan, asistennya baru kembali.

Setelah itu asistennya menemani dia melakukan pemeriksaan dan pengambilan darah. Kemudian mereka berdua duduk di depan ruang pengambilan darah untuk menunggu hasilnya.

Karena pengambilan darah melalui lengan maka tadi Diva membuka jaketnya sehingga sekarang ia hanya mengenakan gaun berlengan pendek, satu tangannya sedang menekan kapas pada bekas luka pengambilan darah tadi, dia duduk di atas kursi dengan tenang dan tidak mengatakan apa-apa, wajahnya juga tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Asistennya juga tidak berbicara, hanya terkadang menundukkan kepala melihat waktu di ponselnya.

Hasil pengambilan darah keluar setelah dua jam, sungguh penantian yang panjang.

Asistennya mengambil hasil pemeriksaan dari mesin printer layanan mandiri, di atasnya memuat data-data khusus yang tidak di mengerti oleh Diva maupun asistennya.

Mereka kembali lagi ke kantor dokter.

Dokter sedang melihat hasil pemeriksaannya kemudian menulis di atas buku rekam medis, sambil menulis sambil berkata “Usia kehamilan lima minggu, apakah menginginkan bayinya?”

Diva tercengang sejenak lalu mengangguk-anggukkan kepalanya sambil berkata “Mau.”

Di bagian kandungan dan ginekologi rumah sakit, ada banyak pasien yang melahirkan dan banyak juga yang melakukan aborsi. Jadi, dokter tidak akan merasa terkejut dengan apapun jawaban dari Diva.

Setelah selesai menulis, dokter tersebut baru mengangkat kepala menatap Diva.

“Saat ini masalah jantungmu tidaklah serius, akan tetapi seiring bertambahnya masa kehamilan dan pertumbuhan janin akan menambah beban kerja jantung, jadi tidak boleh dianggap enteng. Selain itu, penyakit jantung bawaan akan memiliki masalah genetik, kamu harus mempersiapkan mentalmu.”

Selesai mendengarkan perkataan dokter, Diva mengangguk-anggukkan kepalanya.

Dia memahami kondisi dirinya, jadi sudah mempersiapkan mental sejak awal.

“Progesteronnya agak rendah, aku akan meresepkan dua kotak obat penguat janin untukmu. Sekarang karena masih hamil muda jadi belum bisa mendeteksi perkembangan dan detak jantung janin, setelah sepuluh hari kembalilah lagi untuk melakukan pemeriksaan. Selama hamil harus memperhatikan istirahat dan jangan terlalu lelah.”

Selesai berkata dokter menulis selembar kertas lagi dan memberikan kepadanya beserta dengan buku rekam medis.

Diva mengulurkan tangan mengambilnya, setelah mengucapkan terima kasih dia bersiap-siap untuk berdiri dan pergi.

Dokter seperti teringat akan sesuatu dan berkata lagi “Masa kehamilan tiga bulan awal adalah masa yang berbahaya, dilarang berhubungan suami istri, jika tidak akan mengalami resiko keguguran.”

Dokter hanyalah pengingat rutin, setelah mendengarnya wajah Diva memerah dan seperti merasa bersalah.

Malam dua hari yang lalu mungkin sakit perutnya disebabkan oleh pergelutannya di ranjang bersama Mahen yang begitu membara.

Diva meninggalkan rumah sakit, saat di dalam mobil suasana hatinya terasa campur aduk.

Dia senang karena akan menjadi seorang ibu. Akan tetapi dia juga cemas karena dirinya hamil di luar nikah. Walaupun Mahen bersedia untuk berpacaran serius dengannya, namun pacaran dengan menikah serta memiliki anak adalah hal yang berbeda, tidak tahu apakah dia bersedia menerima anak ini.

Akan tetapi setelah dipikir-pikir lagi, Diva merasa dirinya sudah berpikir terlalu banyak.

Tidak peduli Mahen menginginkan anak ini atau tidak, dia pasti akan melahirkannya.

Apabila dia bersedia maka itu adalah yang terbaik.

Apabila dia tidak bersedia juga tidak apa-apa. Dia dapat merawat dan membesarkannya seorang diri.

Diva memegangi perutnya yang masih rata, memikirkan bahwa di dalamnya terdapat sebuah nyawa kecil, seorang anak yang memiliki ikatan darah dengannya, hatinya menjadi senang.

Saat mobil sedang berhenti di perempatan dan menunggu isyarat lampu lalu lintas, asistennya memutar kepala dan bertanya kepadanya “CEO Maveris, anda ingin kemana?”

Diva ragu sejenak lalu berkata “Kembali ke apartemen.”

Mungkin karena kemarin malam tidak tidur dengan pulas dan pagi ini juga tidak memakan sarapan sehingga sekarang Diva merasa capek dan pusing, ia ingin pulang ke apartemen untuk beristirahat.

Asistennya menghentikan mobil di bawah apartemen Diva, saat dia baru membuka pintu dan bersiap-siap untuk turun dari mobil, ponselnya tiba-tiba berdering.

Diva sedikit mengerutkan alisnya saat melihat nomor ponsel yang muncul di layar ponselnya.

Dia menerima panggilan tersebut, asistennya tidak tahu apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya, ia hanya melihat raut wajah Diva tidak begitu bagus.

Setelah Diva menutup telepon, ia mendesah ringan dan berkata kepada asistennya “Kembali ke perusahaan saja.”

Asistennya tercengang sejenak lalu bertanya “Apakah ada masalah di perusahaan?”

Dia sudah membatalkan seluruh kegiatan Diva hari ini.

“Rapat direksi.” Diva menjawab, tangannya memegangi dahinya dan memijati dengan pelan pelipisnya yang sakit.

Guan tiba-tiba mengadakan rapat direksi, tidak tahu apa yang akan dilakukannya lagi, Diva hanya bisa menghadapinya dengan hati-hati.

Dokter menyuruhnya untuk banyak beristirahat dan jangan kecapekan, akan tetapi dia masih belum bisa menyingkirkan pembuat masalah di Perusahaan Maveris tersebut sehingga membuat dirinya tidak ada waktu untuk tenang.

Asisten melihat raut wajah Diva yang tidak begitu baik lalu bertanya dengan cemas “CEO Maveris, apakah anda baik-baik saja?”

“Tidak apa-apa.” Diva menjawab dengan datar lalu berpesan kepadanya “Kamu telepon dan beritahu CEO Li dan Direktur Reza.”

Asistennya menganggukkan kepala, mengeluarkan ponsel dan menelepon CEO Li dan Direktur Reza.

Telepon CEO Li tersambung dengan cepat, CEO Li juga merasa bingung terhadap rapat direksi yang diadakan secara mendadak itu, ia hanya menerima pemberitahuan dari Guan dan sedang bersiap menuju ke perusahaan.

Sedangkan ponsel Direktur Reza terus tidak terhubung, terakhir hanya bisa mematikannya.

Dengan wajah heran asistennya berkata kepada Diva “Ponsel Direktur Reza tidak terhubung, tidak tahu apa yang terjadi.”

Setelah Diva mendengarnya ia mengangkat sudut bibirnya terlihat sedikit mencibir.

Tidak heran Guan mengadakan rapat besar pemegang saham secara mendadak, ternyata Direktur Reza telah berpihak kepadanya.

Direktur Reza memiliki saham sebesar 6%, Guan memiliki saham 35%, ditambah lagi saham Direktur Tabani sebesar 5%, apabila saham mereka digabungkan maka sudah mendekati 50%, sisanya adalah pemegang saham kecil yang akan memihak kepada orang yang lebih berkuasa, pasti akan ada yang berdiri di pihak Guan.

Asalkan dukungan untuk Guan melebihi 50%, maka dia dapat mencopot kedudukannya sebagai CEO.

Diva memegangi dahinya, kepalanya terasa sangat sakit dan pandangannya terkadang menjadi gelap.

Masalah kali ini memang agak rumit. Dia tidak menyangka kalau Direktur Reza akan mengkhianatinya, dulu saat Direktur Reza terkena kasus, Guan tidak mempedulikannya dan malah memanfaatkan kesempatan ingin membeli saham miliknya dengan harga murah. Divalah yang bekerja keras membantunya menyelesaikan masalah di perusahaan dan membantunya mempertahankan posisi pemegang saham.

Tapi akhirnya Direktur Reza tetap bersekongkol dengan Guan. Jadi, hal yang berhubungan dengan perasaan adalah hal yang tidak dapat diandalkan, hanya ada keuntungan yang dipikirkan oleh seorang pebisnis.

Kali ini Guan telah membuatnya kewalahan, tidak mudah bagi Diva untuk menghadapinya kali ini dan sepertinya akan terjadi perang besar.

Tanpa sadar dia mengulurkan tangan memegangi perutnya dan menghela napas ringan, anak ini datang di saat yang tidak tepat, sulit baginya untuk menjaga janin ini dengan baik.

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu