Suami Misterius - Bab 1316 Aku Rindu Padamu, Percayakah Kamu

Aku rindu padamu, percayakah kamu

Saat ia melewati dirinya, sorotan matanya terjatuh keatas tubuhnya. Diva masih belum sempat mengalihkan pandangannya dan pandangan mata mereka saling bertatapan untuk waktu yang singkat.

Alis matanya yang tebal, menatap dalam-dalam dirinya, bola mtanya yang hitam bergerak-gerak dengan perasaan yang rumit.

Keduanya saling berpapasan, Diva hanya bisa merasakaan suatu sudut dijantungnya terasa sedikit tertusuk.

Ia tetap menggandeng lengan Iqbal dengan senyum seperti bunga yang merekah.

Perasaan Diva dipengaruhi oleh Mahen, karena itu, ia sama sekali tidak merasakan keanehan dari Iqbal.

Saat Iqbal melihat Mahen, sekujur tubuhnya memiliki perasaan yang tidak enak. Ia langsung teringat akan Mahen yang menyuruhnya untuk menyerahkan tunangannya keatas ranjangnya.

Karena itu, sorotan mata Mahen yang melihat Diva membuat Iqbal lebih merasa ketakutan.

Diva dan Iqbal duduk diarea VIP.

Diva membenarkan ujung dress nya, kemudian berkata kepada Iqbal “Aku pergi ke toilet sebentar.”

Diva keluar dari ruangan acara, kemudian dengan arahan dari pekerja disana, ia melewati sebuah lorong. Belum sampai di toilet, ia berpapasan dengan mantan pacar Iqbal.

Sebelum bertunangan dengan Diva, Iqbal berhubungan dengan seorang wanita, putri dari sebuah developer real estate kecil yang bernama Farah. Ia cukup cantik dan bentuk tubuhnya juga cukup bagus, menonjol dibagian depan dan belakang seperti itu, dengan temperamen orang kaya baru. Keluarga Bone tidak memandangnya, keduanya dipaksa untuk mengakhiri hubungan mereka.

Kemudian, mantan pacarnya ini dengan mengandalkan wajahnya yang cantik itu masuk kedalam dunia hiburan, meskipun memasukkan keuangannya kedalam berbagai grup, aktingnya sangat buruk, sekarang pun masih berada di tingkatan 3.

Karena berada didunia yang sama, Diva masih sering berpapasan dengan Farah. Sedangkan Farah setiap kali bertemu selalu seperti seekor ayam petarung, selalu bertarung dengannya.” Farah lagi-lagi menghalangi jalannya, kedua tangannya terlipat dibagian dadanya, dengan dingin berkata “Aku dengar beberapa waktu yang lalu Iqbal memiliki hubungan dengan seseorang bernama Ruby dan beberapa waktu yang lalu, lagi-lagi membuka kamar dihotel dengan salah satu bintang tamu dari grup drama kita. Sebenarnya Nona besar Maveris membuat Iqbal seberapa tidak puasnya hingga membuatnya mencari wanita diluar sana lagi dan lagi. Nona besar Maveris, jangan-jangan anda kekurangan hasrat untuk berhubungan sex.”

Setelah Farah selesai berbicara, ia menutupi mulutnya dan menertawakan.

Menghadapi ejekan darinya, Diva hanya melengkungkan bibirnya tersenyum. Seperti seorang wanita dewasa yang melihat bocah kecil yang kekanakan.

“Aku juga mendengar, ayahmu juga beberapa waktu yang lalu memiliki hubungan dengan seorang model yang masih muda, sangat memanjakan dan menyayangi model ini, apapun yang diminta olehnya pasti akan diberikan. Ayahmu ternyata memiliki hasrat yang cukup kuat ya, oh, mungkin dapat dibilang sangat berhasrat, maka dari itu ia baru bisa mendapatkan rumput muda seperti itu, menggerogoti dengan begitu kuatnya.”

“Kamu……” Wajah Farah menjadi putih pucat.

“Aku beri saran kepadamu, jika memiliki energi maka latihlah kemampuan beraktingmu itu. Jangan menaruh perhatian berlebihan kepada urusan pribadi orang lain, banyak yang diketahui biasanya tidak memiliki akhir yang baik.”

“Kamu…… aku ingin membuka mata dengan baik melihatmu, Nona besar Maveris akan memiliki akhir yang seperti apa!” Farah mendengus sekilas kemudian membalik badannya dan pergi.

Diva menatap bayang tubuhnya yang menghilang dibalik sudut, ketidak sabaran terlihat diantara alis dan matanya.

Menghabiskan tenaga dan mentalnya menghadapi wanita membosankan seperti ini, benar-benar membuatnya muak.

Diva malas untuk kembali ke toilet membenarkan riasan wajahnya, ia berencana kembali ke dalam lobby ruang acara, membalik tubuhnya, malah melihat Mahen yang tidak tahu sejak kapan sudah berdiri dibelakangnya.

Punggunya yang lurus tegap itu setengah bersandar kepada tembok disampingnya, tubuhnya terlihat bermalasan, ia menaikan alisnya menunjukkan sebuah aura jahat.

“Jelas-jelas mengetahui Iqbal berselingkuh, setelah selesai dengan Ruby kembali tidur dengan artis kecil, kamu masih bisa menariknya kemana-mana bermesraan, Diva, hatimu ini cukup besar.”

Diva menatapnya dalam diam.

Mahen yang melihatnya melengkungkan ujung bibirnya, menunjukkan ejekan yang datar “Aku dengar, kamu akhir-akhir ini sedang bertempur dengan Guan, kekurangan uang. Demi uang, kamu bisa menerima Iqbal tetapi tidak ingin memohon kepadaku?”

Diva sedikit melipat bibir merahnya, matanya yang indah sedikit bergerak kebawah, menutupi seluruh emosi yang ada padanya. Setelah berdiam diri dalam waktu singkat, ia kemudian baru perlahan membuka mulutnya “Aku dan Iqbal, hanyalah saling memanfaatkan, mengambil keuntungan yang diperlukan, sebuah kesepakatan yang adil. Sedangkan Tuan Muda Kedua Sutedja tidak memiliki hubungan apapun denganku, dengan asas apa membantuku?”

“Kamu tidak mencobanya, bagaimana tahu aku akan membantumu atau tidak, hmm?” Mahen berjalan mendekat kepadanya, jari tangannya yang panjang menaikkan dagunya.

Diva dipaksa untuk menatapnya, sepasang mata jernih yang cantik itu samar-samar memancarkan sinar, cahaya matanya itu menyembunyikan semua kebahagian, kemarahan dan kesedihan.

“Dibawah langit ini tidak ada makan siang yang gratis, Tuan Muda Kedua Sutedja meskipun rela membantuku, aku juga tidak mampu untuk membayar harganya.”

Kegagalan ibunya dalam pernikahan dan kehidupan, paling banyak hanya mengajarkannya satu hal, itu adalah jangan menyentuh barang yang tidak dapat kamu kendalikan.

Meskipun Iqbal melompat keatas dan kebawah, tetapi ia tidak mungkin melompat dari genggaman tangannya. Tetapi Mahen berbeda, ia baginya adalah keberadaan yang sangat berbahaya.

Sedangkan Diva dari lahir kekurangan jiwa untuk petualang.

Mata Mahen menatapnya, seperti memiliki suatu pemikiran.

Sedangkan disaat ini, dari lorong terdengar suara langkah kaki dan suara orang berbicara dalam samar, ada orang yang datang.

Diva seketika menangkap tangan Mahen, langsung bersembunyi disuatu sudut disamping. Dunia entertainment ini dibilang kecil juga tidak kecil, dibilang besar juga tidak besar, kurang lebih semuanya adalah orang biasa. Jika ada orang yang melihatnya bertemu dengan Mahen dalam “Private” Benar-benar menggunakan seluruh tubuh untuk menjelaskannya pun tidak akan dapat terjelaskan.

Keduanya bersembunyi disudut tangga, Diva memiringkan kepalanya, mendengarkan pergerakan diluar, sedangkan Mahen setengah bersandar ke tembok, pandangan matanya berfokus melihat dirinya, diantara alis matanya tersorotkan senyuman iblis yang mempesona.

“Aku begitu memalukan ya?”

Diva mendengar itu, menaikkan matanya memandangnya, dengan datar menjawabnya “Tuan Muda Kedua Sutedja merasa dirinya baik-baik saja dengan apa adanya?”

Mahen sedikit tercengang, kemudian tertawa, balik menggandeng tangannya pergi menuju kearah yang berlawanan.

Diva berusaha untuk melepaskan jepitan tangannya, tetapi pria itu dengan paksa menangkap pergelangan tangannya yang ramping itu, membuatnya sama sekali tidak dapat melepaskan diri.

Ia ditarik Mahen menuju kamar dilantai atas.

Untuk acara perjamuan semacam ini, lantai atas kurang lebih adalah tempat istirahat, dengan identitas Mahen, tidak aneh jika ia memiliki ruang istirahat pribadi disini.

Diva berdiri ditengah-tengah ruangan, melihat dengan diam.

Ini adalah ruangan suite yang mewah dengan kamar tidur didalam dan ruang tamu diluar. Salah satu sisi dari tuang tamu itu terdapat jendela yang sangat besar, sinar terakhir dari matahari terbenam tersebar dari jendela memenuhi ruangan menjadi berwarna kuning redup, keindahannya seperti sebuah mimpi.

“ Tuan Muda Kedua Sutedja membawaku kemari? Apa anda memiliki saran?”

Mahen tersenyum datar, berjalan kedepan kedepan bar minuman, dari dalam lemari mengeluarkan sebotol anggur dan dua gelas kristal berkaki tinggi, berkata “Temani aku minum segelas.”

“Kamu membawaku kemari, hanya untuk minum segelas anggur begitu saja?” Diva dengan tidak paham melihatnya.

“Jika tidak? Aku tidak mungkin menaruh obat kedalam minuman juga kan.” Mahen dengan nada bercanda berkata padanya.

Diva melipat bibirnya tidak bersuara, ia tahu Mahen tidak mungkin melakukan hal rendah seperti itu.

Diva berjalan menuju sampingnya, mengulurkan tangannya mengangkat gelas anggur yang terletak diatas meja bar, mencicipinya sedikit. Anggur mengalir melewati kerongkongannya, meninggalkan rasa harum, ia sedikit tercengang.

“Ini, anggur yang sebelumnya itu?” Ia seketika melihat botol anggur yang terletak diatas meja bar itu, memang benar adalah sisa setengah dari anggur yang mereka minum saat berada di Hunian Segi Empat itu.

Diva memegang ujung kaki gelas tinggi itu, ujung jemarinya perlahan menjadi erat, matanya yang indah masuk kedalam alam pikirnya yang dalam.

Yang dilakukan oleh Mahen adalah dunia pasar modal, sama sekali tidak memiliki hubungan dengan dunia entertainment, ia muncul disini dan dengan sengaja membawa anggur ini kemari, terlihat jelas tujuannya.

“Kamu, datang untuk mencariku?” Diva mencoba untuk bertanya “Alasannya?”

Mahen dengan ringan menggoyangkan gelas anggurnya, alisnya dengan pesona iblis, tersenyum dengan senyum malas “Jika aku berkata, aku rindu padamu, apakah kamu percaya?”

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu