Suami Misterius - Bab 1292 Mengujimu

Asisten melihat Mahen tidak bicara, berjalan ke sampingnya, melihat sejenak pasar saham, berkata: “Masalah Keluarga Bone, sudah saatnya diselesaikan.”

Keluarga Bone yang sekarang, sudah dihajar oleh Mahen hingga tidak ada kekuatan bertarung lagi, sebagian besar kekayaan keluarga juga sudah dihabiskan. Rasa kesal Mahen juga sudah seharusnya berakhir.

Dana mereka tidak bisa terus digunakan dalam masalah Keluarga Bone.

Dan Mahen selesai mendengarnya, hanya meliriknya dengan acuh tak acuh, menjawab sepatah, “Tidak buru-buru.”

Asisten tertegun sejenak, sedikit tidak bisa menebak jalan pikirannya.

Sesuai logika, mereka melakukan hingga tahap ini, memang sudah cukup. Iqbal hanya tidur sekali dengan Ruby, sudah harus mengorbankan sebagian besar harta kekayaan Keluarga Bone, dan Mahen dalam permainan ini, juga sudah menghasilkan cukup banyak, tapi dia masih tidak mau lepas tangan, bahkan dirinya sendiri juga tidak tahu apa yang sedang dirinya bayangkan.

Hanya saja, begitu teringat Iqbal selain bersama dengan Ruby, juga tunangan dari Diva.

Tunangan, kata ini tanpa sebab membuat Mahen menjadi marah, jika dia marah, tentu saja harus terus dilampiaskan pada Keluarga Bone.

Mahen memegang mouse, terus memanipulasi sejumlah besar dana, dan asisten berdiri di belakangnya, terus diam tidak bergerak.

“Masih ada hal lain?” Mahen bertanya.

“Itu, cucu kecil Bibi Liu sakit, ingin minta cuti beberapa hari untuk pulang merawat cucunya. Menurut kamu, apakah perlu mencari orang untuk merawat Nona Besar Maveris?” Asisten bertanya.

Mahen ragu-ragu sejenak, berkata: “Nanti dibicarakan lagi.”

Asisten: “……”

‘nanti bicarakan lagi’ apa maksudnya ini? Tidak ada orang yang merawat Diva, makan dan minum saja bisa jadi masalah, jika sampai membuat Nona Besar Diva mati kelaparan, maka itu akan merepotkan sekali.

Namun, karena Mahen sudah menunjukkannya, dia juga tidak bisa banyak bicara, walaupun hubungan mereka sangat baik, bagaimanapun Mahen adalah boss, tidak akan suka dengan asisten yang banyak bicara.

Setelah asisten pergi, tidak lama kemudian, pasar saham juga sudah ditutup, saat penutupan, saham Keluarga Bone sekali lagi kembali mendekati batas.

Mahen mematikan komputer, berdiri lalu membawa mantel dan keluar.

Dia langsung mengendarai mobil ke hunian segi empat, di tengah jalan, masih sengaja memutar jalan, pergi ke restoran seafood yang sering dia kunjungi, membungkuskan makanan untuk Diva.

Dia membawa kotak makan masuk ke dalam hunian segi empat, Bibi Liu melihat dia, mata memerah, sama seperti melihat penyelamat.

“Tuan muda kedua, cucuku sakit pneumonia, mungkin harus dirawat di rumah sakit, kamu tahu putraku sedang bekerja di luar kota, menantuku seorang diri tidak sanggup merawatnya, aku ingin minta izin beberapa hari.”

“Ya, kalau begitu kamu cepat pulang saja, tunggu penyakit cucumu sudah stabil baru kembali.” Mahen selesai bicara, lalu memberikan sebuah kartu nama padanya, itu adalah dokter di rumah sakit anak.

“Kamu pergi cari dokter Ian, keterampilan medisnya cukup baik, dia akan menjagamu.”

Bibi Liu mengambil kartu nama, berterima kasih banyak. Mahen sebagai sebagai tuan muda keluarga kaya, meskipun emosinya tidak terlalu baik, sifat sedikit angkuh, tapi orang yang mengikutinya semua sangat setia, karena Mahen sebenarnya adalah orang yang berhati baik, memperlakukan orang disekeliling dengan baik, pasti bukan hanya ngomong di mulut saja.

Setelah Bibi Liu terburu-buru pergi, Mahen masuk ke dalam rumah sambil membawa kotak makan.

Di sisi lain, Diva sedang membaca di ruang buku sebelah barat.

Dia duduk di depan jendela dengan tenang, tangan memegang sebuah buku tebal, kontur wajah samping sangat elegan dan tenang. Wanita seperti ini, seolah-olah seperti sebuah lukisan, sebuah lukisan pemandangan yang datar, sama sekali tidak ada kekuatan serangan.

Tapi Mahen tahu, Diva adalah seekor kucing kecil yang memiliki cakar tajam, sangat galak sekali, jangan sampai tertipu oleh penampilannya.

Tubuh tinggi Mahen setengah bersandar di pintu kayu solid ruang kerja.

Diva menggerlingnya, tapi dia tidak bergerak, tetap duduk diam di sana, perlahan-lahan membalik halaman buku, bahkan tidak menyipitkan mata, hanya berbicara dengan datar, “Tidak tahu apa yang ingin dilakukan tuan muda kedua Sutedja?”

Mahen tersenyum, melangkahkan kaki masuk ke dalam ruang baca, duduk di kursi goyang kayu solid yang ada di depannya, menatapnya dengan santai dan malas.

Diva mengenakan rok panjang warna krem, dia yang menyuruh orang antar ke sini dua hari lalu. Pada waktu itu kebetulan dia mengendarai mobil lewat sana, kebetulan juga melihat rok panjang warna krem yang dikenakan model dalam etalase, entah kenapa merasa kalau dia yang mengenakan rok ini pasti terlihat cantik, kemudian, tanpa sebab langsung membelinya, menyuruh orang antar ke sini.

Pokoknya, Mahen merasa akhir-akhir ini dirinya agak aneh, tanpa sebab akan teringat dengannya.

Hal antara pria dan wanita, Mahen tidak akan berpikir banyak, dalam kognisi tuan muda kedua Sutedja, seorang pria berjuang mati-matian demi seorang wanita adalah sebuah tindakan yang bodoh sekali.

“Cukup cantik juga kamu mengenakannya.” Mahen melihatnya, menjawab sepatah dengan santai.

Tatapan Diva sedikit membeku sejenak, pandangan tersebar di ujung roknya yang menggantung.

Meskipun, saat rok dibawa pulang labelnya sudah digunting, tapi nona besar Keluarga Maveris, bagaimana mungkin tidak bisa mengenali bahwa itu adalah edisi terbatas Hermes, harganya tidaklah murah.

Dan tuan muda kedua Sutedja secara santai bisa membelinya buat wanita yang tidak ada hubungannya, hanya bisa membuktikan satu hal……dia benar-benar terlalu banyak uang dan tidak punya tempat untuk menghabiskannya.

Ekspresi Diva datar sekali, tidak berencana membahas masalah rok apakah enak dilihat atau tidak. Dia menutup buku di tangannya, menatapnya dengan ekspresi datar.

Mahen mengayunkan kursi goyang dengan malas, melihat buku di tangannya. Nona besar Diva membaca buku sungguh tidak membedakan jenis, buku hukum juga bisa dibaca dengan penuh semangat.

“Aku dengar, nona besar Diva adalah anak ajaib, sekali lihat sudah ingat, bagaimana kalau aku coba mengujimu?” Mahen berkata dengan penuh minat.

Respon Diva malah datar sekali, sangat tidak memberinya muka menjawab sepatah, “Tidak tertarik.”

Dia ingin uji langsung uji, dia pikir dirinya adalah biro pendidikan ya.

Mahen: “……”

Diva benar-benar tidak ada kesadaran sebagai ‘sandera’sedikit pun, dia bahkan tidak memiliki rasa takut yang paling dasar terhadap ‘penculik’ ini. Tiba-tiba tuan muda kedua Sutedja merasa dirinya sangat gagal menjadi orang.

“Apa situasi Keluarga Bone saat ini?” Diva meletakkan buku ke meja teh, bertanya dengan suara datar.

Telapak tangan Mahen menahan dagunya, menjawab dengan perlahan tapi jujur: “Saham selama empat hari berturut-turut terus turun, hari ini didesak turun hingga batasnya lagi. Namun, Keluarga Bone berusaha berjuang menyelamatkan diri, menggadaikan sebagian aset kekayaannya.”

Diva mendengarnya, secara tidak sadar mengerutkan kening.

Perubahan pasar modal, dengan kemampuan Keluarga Bone, ingin bersaing dengan tuan muda kedua Sutedja itu sama sekali tidak mungkin. Dalam situasi seperti ini, mengambil keputusan untuk melakukan segala hal tanpa mempedulikan apa pun adalah cara yang paling bodoh.

Lebih baik pertahankan kekuatan, melihat kondisi baru bertindak. Tuan muda kedua Sutedja sedang marah, tunggu amarahnya mereda, tentu saja akan berhenti.

Saat ini Keluarga Bone telah menggadaikan asetnya, itu sudah melukai dasarnya. Dan uang dilempar ke dalam pasar modal, bahkan berbunyi pun tidak kedengaran.

“Kenapa? Merasa sayang?” Mahen bertanya sambil menaikan alis, wajah samar-samar menunjukkan sedikit ekspresi jahat dan dingin.

Diva diam tidak bicara, malas untuk menjawab pertanyaannya.

Mahen malah duduk tegak di kursi goyang, mengulurkan tangan mengambil buku undang-undang yang baru saja dibaca oleh Diva, sekali lagi mengatakan: “Bagaimana kalau aku mengujimu, jika kamu bisa menjawab semuanya, aku akan membiarkanmu pergi, bagaimana?”

Diva melihatnya dengan fokus, setelah ragu-ragu sejenak, mengangguk dan berkata, “Baik.”

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu