Suami Misterius - Bab 118 Rahasia

Dia telah malas berpura-pura untuk menghadapi Rina, langsung membuang tangan Rina dengan tanpa segan, berkata dengan nada datar, “Terima kasih perhatian bibi, tetapi, tetapi, aku dan Guru Han tidak cocok.”

Pada saat di tim syuting Clara selalu menyapa Handy dengan sebutan ‘Guru Han’, sebutan ini adalah sebutan untuk senior di bidang ini. Clara memanggil Handy dengan sebutan ini, menandakan dia telah menetapkan batasannya. Setelah selesai berbicara, dia melepaskan gelang permata putih yang berada ditangannya, dan menyumbat ke dalam tangan Rina.

“Harus merepotkan kakak yang mengembalikan gelang ini, tidak terima keuntungan tanpa pengorbanan, hadiah yang begitu berharga, aku tidak berani terima.”

Yunita sama sekali tidak kepikiran bahwa Clara akan menolaknya, meskipun dia pintar berpura-pura, namun saat ini juga berubah raut di wajahnya. Dalam hatinya berpikir wanita bekas seperti Clara, dan masih pernah melahirkan anak haram, dapat menginjak ke dalam keluarga Han saja sudah harus bersyukur, dia masih berani menolak lagi.

“Kamu bilang apa ?” Bahkan Nalan Qi juga kaget dan mengangkat alisnya.

“Telinga Tuan Nalan tidak masalah kan, aku masih perlu mengulangi sekali lagi ? Bukannya kalian membawaku kesini untuk kencan buta ya, kalau untuk kencan buta, tanda ada yang cocok ada yang tidak. Apa salahnya kalau aku tidak menyukai Handy.”

Nalan Qi pernah melakukan banyak hal yang memalukan, Clara merasa tidak perlu menjaga nama baik orang seperti ini.

Senyuman di wajah Nalan Qi pelan-pelan menjadi kaku, ekspresinya menambah sedikit unsur kejam. Ini pertama kalinya dia dihina oleh seorang wanita, kalau bukan karena di tempat umum, dia telah berniat untuk membunuh Clara.

Suasanannya berubah aneh, dengan cepatnya Yunita menggandeng lengan Yanto, membawa nada kasihan yang manja dan berkata, “Ayah, kamu lihat Clara, Aku dan Nalan sudah berbaik hati, dia masih tidak mau terima kebaikan. Keluarga Han apanya yang tidak cocok dengannya.”

Clara menatap Yunita dengan tatapan dingin, dia benar-benar ingin berterimakasih dengan niat baiknya Yunita. Tetapi ini termasuk niat baik ? Itu jantung dan hati hitam murni 24 karat.

Namun, Yunita memang sangat pintar, dia mengetahui dirinya tidak berdaya dalam mengatur Clara, maka mendorong Yanto sebagai senjatanya.

Tentu saja, dengan hasutan Yunita, Yanto langsung emosi. “Kamu tidak suka dengan Handy ? Kamu ada hak apa untuk tidak menyukai Handy !”

Dia mengulurkan jarinya dan menunjuk ke muka Clara, “ Clara, aku kasih tahu kamu, bisa berhubungan dengan keluarga Han adalah limpahan berkat untukmu, kamu harus menikah, tidak mau tahu kamu ingin atau tidak !”

Clara berdiri disamping dan mengepal tangannya dengan erat, beberapa saat kemudian, dia baru berhasil menahan emosinya.

Zaman sekarang mengenai pernikahan sudah sangat bebas, dia tidak percaya, seandainya dia tidak mau, apa mereka masih bisa mengikatnya dan pergi ke kantor pelayanan masyarakat. Apalagi, kalau ingin membatalkan pernikahan ini, dia memiliki seribu cara, tidak perlu bertengkar dengan Yanto untuk saat ini, mengakibatkan semua hasil usahanya menjadi sia-sia.

Clara tidak melawan lagi, Yanto mengira bahwa dia telah menurutinya, ekspresi suram di wajahnya kembali mereda.

“Kamu pulang saja kalau tidak ada kepentingan, pernikahan dengan keluarga Han, aku akan minta bibimu yang mengurusnya.” Yanto berkata lagi.

Pernikahan antar dua keluarga besar ini bukan masalah yang sepele, melibatkan berbagai sisi, berapa mahar dari pihak pria, dan juga dari pihak wanita, biaya pengadaan acara dan hadiah dari tamu adalah pengeluaran dan penghasilan yang besar, Rina berniat menggelapkannya, Clara hanya bisa menerima kerugian ini secara terpaksa.

Clara bahkan dapat melihat senyuman di sudut bibir Rina.

Dia malas berdebat dengan Rina, biarkan saja dia bersenang hati dahulu, dan juga tidak akan lama senangnya.

“Kalau begitu merepotkan bibi saja.”

“Tidak repot, tidak repot. Kamu dibesarkan dibawah mata bibi, bibi akan melihatmu nikah dengan mewah.....”

Kesabaran Clara telah habis, dia sama sekali tidak menunggu Rina menyelesaikan pembicaraannya, berbalik badan dan langsung pergi. Rina menjadi kaku ditempat. Ekspresinya menjadi kesal karena emosi.

Yanto ada acara rapat di sore ini, mesti pulang langsung. Nalan Qi yang mengantarnya, dengan sikap yang sopan, ada kesadaran sebagai menantunya, membuat Yanto merasa sangat memuaskan.

Setelah mobil Yanto pergi, Rina dan anaknya yaitu Yunita baru memasuk ke dalam mobil Maserati merah.

Ekspresi wajah kedua orang ini tidak begitu menyenangkan, emosi yang dikarenakan Clara.

“Memang tidak tahu malu, wanita bekas yang sudah dipermainkan orang, dia mengira dirinya seorang bidadari, masih berani menolak keluarga Han.” Rina memaki dengan emosi.

Yunita tidak buru-buru untuk menghidupkan mobil, malahan menyalakan sebatang rokok wanita yang panjang, menghisapnya dengan elegan. Demi mengambil hati Nyonya Han, wajahnya sedikit kaku kesakitan karena tersenyum.

Seandainya bukan demi Nalan Qi, urusan seperti ini yang tidak membawa keuntungan, dia tidak mungkin melakukannya.

“Meskipun Clara dapat tidur dengan semua lelaki, dia juga nona keluarga Santoso, kelahiran mulia.” Yunita membuang asap rokoknya, berkata dengan sindiran.

Sejak kecil hingga saat ini, kalau ditanya apa yang paling membuat Yunita iri terhadap Clara, jawabannya yaitu Clara dilahirkan dengan kemuliaan.

Rina selesai mendengarkannya, tertawa keceplosan.”Apa gunanya kelahiran mulia ! Dia sama seperti Ibunya, hatinya setinggi langit, tetapi nyawanya lebih tipis dari kertas. Keluarga Evi menjadi hancur karena perhitungan Ayahmu, nasib Clara selanjutnya bisa beruntung sampai mana lagi !”

Yunita menatap Ibunya dengan sedikit kaget, “Hancur keluarganya ? Ma, apa yang dilakukan Ayah padanya sebenarnya ?”

Ekspresi wajah Rina sedikit kaku, merasa menyesal dengan kata-kata sendiri. “Masalah ini, hanya aku dan Ayahmu saja yang tahu, kamu jangan sebarkan, kalau tidak, kita berdua akan menjadi susah.”

“Ma, aku tidak begitu bodoh. Kamu masih belum percaya padaku ya. Kamu cepat beritahuku apa yang terjadi ?” Yunita sangat penasaran.

“Pada tahun itu, kematian Kakek Qin bukan kecelakaan, tetapi Ayahmu yang mengakibatnya.” Rina pelan-pelan mengatakannya.

Keturunan keluarga Qin ada penyakit jantung, Kakek Qin tidak dapat berpisah dengan obatnya. Saat itu, dia bertengkar dengan Yanto, penyakitnya tiba-tiba kambuh, obat Kakek Qin tanpa sengaja berserakan dilantai, masih belum sempat memungut, sudah ditendang semuanya oleh Yanto.

Kakek Qin tidak sempat makan obat pada waktunya, menghembuskan nafas terakhirnya dihadapan Yanto.

*(Kakek Qin = Ayah Evi dan Ezra Pipin)*

Yunita selesai mendengarkannya, terkesan sangat kaget. “Kenapa kamu bisa tahu kejadian ini ? Ayah yang memberitahumu ?”

“Mana mungkin, penyakit curiga Ayahmu sangat kuat ! Karena dia pernah mabuk sebelumnya, lalu keceplosan.” Rina menjawabnya.

Yunita terdiam sejenak, matanya sedikit dipejamkan, sepertinya sedang merencanakan sesuatu. Setelah kesunyian sementara, dia baru membuka mulutnya, “Ma, bagi kita rahasia ini belum tentu sebuah hal yang buruk. Mungkin saja suatu saat akan terbantu, mungkin juga, akan menjadi pegangan pertolongan kita.”

Yunita selesai berbicara,membuang rokok yang masih menyala di jarinya keluar jendela mobil, mengulurkan tangannya untuk menyetir.

......

Pada saat yang sama, mobil Clara sedang mengendarai dengan tenang ditengah perjalanan, Melanie yang menyetir mobilnya.

Melanie tahu bahwa Clara sedang kencan buta dengan Handy, merasa sangat cemburu dan iri padanya, kesalnya sampai memukul stering secara terus menerus, “Mubazir, mubazir, kasih aku saja kalau tidak mau !”

“Aku juga ingin kasih kamu, masalahnya hak milik Handy tidak terletak di tanganku.” Clara tertawa sambil menjawab.

“Kamu masih sempat tertawa, terlewatkan begitu saja dengan aktor ternama, tidak merasa sayang ?” Melanie bertanya.

Clara mendengarnya, sepertinya berpikir dengan serius, lalu, pura-pura mengangguk kepalanya, “Lumayan sayang juga.”

“Sebenarnya, kamu lumayan cocok juga dengan Handy, lelaki tampan wanita cantik, latar belakang juga relatif. Kalau tidak kamu nikah dengan dia saja.” Melanie menyambung lagi, nalurinya merasa Clara dan Handy memang sepasang.

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu