Suami Misterius - Bab 1025 Apa Bedanya Dengan Penipuan Pernikahan

Pada saat Honey sedang bermanja-manja kepada ibunya, ponselnya bergetar secara tiba-tiba.

Honey mengambil ponselnya, ternyata ada pesan dari Aldio.

Honey memegang ponselnya, jarinya bergeseran sedikit pada layar dan mengetik sebuah kalimat, namun dia merasa ragu dan menghapusnya lagi, setelah mengulangi berkali-kalinya, dia tetap saja tidak tahu bagaimana membalas pesan Aldio.

Sementara pada saat ini, dia terima sebuah panggilan masuk, ternyata adalah sahabat yang mengenalkan dirinya kepada Tuan Li.

Honey mengerut alis, setelah keraguan sejenak, dia tetap mengangkat teleponnya.

Di sisi telepon, suara sahabat tersebut sangat galak :”Honey, kamu sedang buat apa, lelaki simpananmu memukul Tuan Li hingga kondisi darurat, pacarku sudah dipecat oleh Tuan Li.”

Honey terbengong sejenak, setelah itu menarik sudut bibir dan menampakkan senyuman yang penuh sindiran.

Awalnya dia mengira bahwa sahabat tersebut ingin meminta maaf kepadanya, namun ternyata dia hanya ingin memaki dan menyalahkan dirinya.

“Kalau kamu suka bertindak menjodohkan, setidaknya harus sanggup menanggung risiko yang ada. Dipecat ya? Kasihan sekali!”

Setelah selesai berkata, Honey langsung memutuskan telepon dengan reaksi emosi.

“Kenapa?”

Nyonya Verome bertanya dengan kebingungan.

“Tidak apa-apa, hanya saja hampir digigit anjing.”

Honey menjawab.

Nyonya Verome tidak lanjut bertanya lagi, malahan lanjut berkata :”Cepat istirahat di kamar, semalam pastinya tidak bisa istirahat dengan baik kan.”

“Apa?”

Wajah Honey telah merona merah, reaksinya seolah-olah dirinya telah melakukan kesalahan, namun dia tetap saja nekat mengelaknya.

Nyonya Verome berjalan menghampiri, langsung mengulur tangan untuk menarik kerah bajunya.

Saat ini Honey sedang mengenakan kemeja berbahan sutera, sehingga kerah bajunya tidak terlalu tinggi, bekas ciuman di lehernya terlihat secara samar.

“Ibu, aku ke kamar dulu.”

Wajah Honey telah memerah hingga ke bagian telinganya, sehingga langsung berlari ke lantai atas bagaikan sedang melarikan diri, ponselnya juga ketinggalan di meja ruang tamu.

…..Sementara pada sisi lainnya, Aldio dan Raymond sedang duduk di dalam bar.

Aldio terus memeriksa ponselnya, jelasnya sedang menanti pembalasan pesan.

Honey tidak memberikan kabar apapun sejak pulang ke rumah, sebenarnya apa maksudnya?

Dalam hati Aldio merasa sangat gelisah.

Saat ini satu tangannya Raymond sedang menggoncang gelas anggur, satu tangannya lagi memeluk pada pundak Aldio, “Jadi sudah seberapa dalamnya kamu terjerumus, masih sanggup berdiri lagi?”

“Kamu jangan peduli.”

Aldio menjawabnya dengan gaya tidak peduli, sekalian membuang tangan Raymond yang sedang memeluk di pundaknya.

Raymond meneguk anggur dan berkata, “Aku jangan peduli?

Kamu sedang menaksir wanita dengan seenak hati, aku yang di belakang harus mengurus ulahan dirimu.

Budak bermarga Li itu, ayahnya juga memiliki sedikit kedudukan di dunia bisnis, kamu memukul anaknya hingga keadaan separah itu, aku harus memanfaatkan berbagai relasi untuk menyelesaikannya.”

Setelah selesai mendengarnya, Aldio hanya melototnya dengan tatapan datar, lalu berkata, “Terima kasih.”

“Tidak berniat sekali.”

Raymond berkata dengan nada sinis, lalu lanjut menggoncang gelas anggur di tangannya.

Tiba-tiba ponsel di atas meja bergetar sekilas, Aldio langsung mengambil ponsel dirinya dalam waktu pertama, namun ternyata ponsel yang bergetar adalah ponselnya Raymond.

Raymond mengambil ponsel sendiri dengan gerakan perlahan-lahan, setelah mengangkat teleponnya, dia tersenyum senang dan berkata kepada orang di sisi telepon :”Sayang, aku sama Aldio sedang minum di dalam bar, budak ini sedang putus cinta, lumayan kasihan, aku temani dia…benaran sedang minum bareng Aldio, hanya kami berdua saja, tidak ada wanita.”

Sepertinya Raymond merasa khawatir kalau Lena tidak memercayainya, sehingga membuka pembesar suara dan meletakkan ponselnya ke hadapan Aldio, mengisyaratkan dirinya untuk berbicara.

Aldio menekan suara dan berkata dengan nada nyaring bagaikan seorang wanita, “Nyonya Raymond, Anda tenang saja, aku pasti akan melayani CEO Raymond dengan sebaik mungkin, Anda tidak perlu khawatir lagi…” “Sialan!”

Raymond langsung menyimpan ponselnya, tangannya meninju pada bagian pundak Aldio, “Kamu sebenarnya sahabat atau bukan, mau mencelakai aku ya!”

Aldio mengeluh padanya, “Kamu mesti begitu takut istri ya!”

“Aku bukan takut pada istri. Aku hanya cinta. Takut adalah cinta, cinta adalah takut.

Sudahlah, kamu seorang pria tua yang lajang, tidak akan bisa mengerti juga,”

Raymond mengambil ponsel dan langsung kembali menghubungi Lena, setelah itu terus menjelaskan kepadanya.

Aldio menopang pipi dengan satu tangannya, satu tangannya lagi sedang menggoncang gelas anggur, tatapannya fokus melekat pada ponsel yang berada di atas meja, layar ponselnya tetap saja dalam keadaan gelap, bahkan sama sekali tidak ada pesan sampah yang masuk.

Raymond langsung melihat tampang Aldio yang sedang melamun setelah memutuskan sambungan telepon, sehingga tertawa dan berkata :”Melihat reaksimu yang setengah mati ini, kelihatannya kali ini sudah serius ya.

Sepertinya aku sudah harus menyiapkan hadiah pernikahan.”

“Meskipun kamu menyiapkan hadiah pernikahan, belum tentu ada kesempatan untuk memberi juga. Dia belum tentu mau menikah denganku.”

Aldio mengangkat gelas anggur, lalu menghabiskan semua anggur dengan sekali teguk.

Seluruh tubuhnya memancarkan aura murung yang sangat berat, bahkan ada sedikit rasa ditinggalkan oleh seseorang.

“Aduh, CEO Vosh kita bertumbuh di dalam kumpulan wanita, tetapi bahkan tidak bisa menaklukkan seorang gadis kecil ya. Mau mendengar pendapat dariku?”

Raymond menarik sudut bibir dan tersenyum mengejek.

Namun Aldio malah menatapnya dengan tatapan fokus, jelasnya ingin mendengarkannya.

“Ketika seorang wanita ingin mendapatkan posisi istri, cara yang paling ampuh dan paling sering digunakan adalah hamil terlebih dahulu.

Cara ini juga ampuh bagi lelaki.

Menurutku Honey bukan orang yang berkeras hati, apabila sudah hamil, dan kamu berkata manis lagi kepadanya, dia pasti tidak tega aborsi anaknya.”

Raymond mengulur tangan untuk memeluk pundak Aldio, lalu menekan nada bicaranya dan berkata :”Setelah pulang langsung simpan semua kondom di rumah, membujuk wanita untuk naik ke ranjang, seharusnya bukan masalah yang susah bagi dirimu kan.

Asalkan kamu lebih berusaha, tidak lama lagi pasti akan ada hasil…” “Jangan kasih ide buruk, ide kamu apa bedanya dengan penipuan pernikahan."

Aldio mendorong lengannya dengan gaya muak.

“Apanya yang menipu, tidak mau bertanggung jawab setelah selesai bermain, baru namanya menipu. Kalian ini namanya hamil sebelum menikah, kejadian yang membawakan keberuntungan ganda, betapa bagusnya. Kamu coba pikir saja sendiri.”

Raymond menepuk pundaknya.

Aldio tidak berbicara, dia sedikit memejamkan matanya, kesannya sedang merenung sesuatu.

Sejenak kemudian, ponselnya Raymond berdering lagi, setelah selesai mengangkat telepon, dia berdiri dari tempatnya, “Anakku sudah kangen padaku, sekarang sedang ribut untuk bertemu dengan ayahnya, aku mau pulang menemani istri dan anak.

Kamu juga cepat pulang, jangan banyak minum lagi, merusak kesehatan saja.”

Raymond menepuk pundak Aldio lagi, lalu mengambil jaket yang terletak di samping, setelah itu pergi meninggalkan tempat.

…… Dikarenakan persalinan prematur, penyembuhan Clara setelah sesar cenderung sangat lambat, penyembuhan lukanya juga tidak terlalu baik, sehingga harus menginap di rumah sakit hingga satu bulan setelah persalinan.

Tuan puteri keluarga Sunarya telah hadir di dunia ini, seharusnya mereka akan mengadakan acara penyambutan, namun kebetulan masa waktu tersebut berdekatan dengan penindakan hukuman mati Ahmed.

Ahmed memerkosa dan membunuh Conan, dan juga melarikan diri dari penjara, ditambah lagi kasus korupsi dan penyogokan pada sebelumnya, sehingga langsung diadili dengan hukuman mati yang dilaksanakan secara langsung, bahkan juga merengut hak politik untuk selamanya.

Meskipun hasil tersebut merupakan karma perbuatan dari Ahmed sendiri, namun dalam persepsi orang lain, bagaimanapun mereka adalah sekeluarga, sehingga keluarga Sunarya tidak dapat mengadakan acara heboh untuk menyambut kelahirannya tuan puteri tersebut, hanya bisa mengadakannya ketika penuh satu bulan.

Pada sehari sebelum pelaksanaan hukuman mati, Talia membawa Yaya pergi ke penjara untuk menjenguk Ahmed.

Yaya masih berusia kecil, sehingga masih tidak mengerti dengan keadaan saat ini, setelah melihat ayahnya dibawa masuk oleh dua petugas penjara dengan tangan yang sedang diborgol, dia langsung bertanya dengan tampang kebingungan, “Mama, paman polisi sedang melindungi Papa ya?”

Mata Talia menjadi merah dalam seketika, dia mengerut bibir dan mengangguk kepada anaknya.

“Mama, Papa hari ini bisa pulang bersama kita? Papa sudah lama sekali tidak pulang ke rumah.”

Yaya bertanya lagi.

“Papa masih ada pekerjaan yang sangat penting, hari ini tidak bisa pulang bersama kita.

Yaya baik-baik ya.”

Talia mengelus kepala anaknya, lalu berkata dengan suara serak.

Setelah selesai bicara, Talia membawa anaknya duduk di atas kursi, sementara Ahmed sedang duduk di hadapan istri dan anaknya dengan ditahan oleh dua petugas penjara.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu