Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 775 Sebuah Kecelakaan

Aku mengira setelah wawancara ini selesai, reputasi Felicia akan hancur dan mereka akan merasa ia sudah tak tertolong lagi, karena ia terlibat dengan lelaki yang kotor seperti diriku. Tapi siapa yang sangka banyak orang yang memberi reaksi yang baik untuknya.

Aku membaca komen dari awal hingga akhir, walaupun masih bisa melihat komen buruk terhadapnya, tapi sangat dikit. Banyak orang memujinya setia, tidak memandang kekayaan.

Saat orang-orang memuji Felicia, tidak lupa juga mereka memarahiku. Mereka mengatakan bahwa aku buta karena melewati kesempatan untuk bersama dengan felicia, bahkan menyarankan felicia untuk berhenti berobsesi dan memilih untuk mencintai orang yang pantas dicintai.

Dalam satu jam yang singkat, topik perbincangan ini sudah disebarkan begitu banyak, ini menunjukkan kepopularitasannya. Dibawah topik perbincangan ini, seluruh penggemar dari seluruh negara membuat video. Setiap daerah ada yang kirim video, untuk menyatakan perasaan mereka dan menyuruhnya untuk mencintai diri sendiri.

Aku tertawa saat melihat video itu, aku memikir reputasi Felicia membaik, komenan buruk berubah menjadi komenan baik.

Aku melegakan hati saat menelpon dengan Aiko dan memastikan kehidupan Cecilia tidak terganggu, dan mengatakan aku akan menemuinya setelah beberapa hari kemudian lalu aku memutuskan sambungan telepon.

Dua hari selanjutnya, berita kita terus ditayangkan tanpa henti. Popularitasku juga semakin meningkat. Sebenarnya kadang aku terpikir apakah aku harus berdandan dulu sebelum keluar, karena wajahku teringat oleh banyak masyarakat.

Dua hari kemudian, drama yang kuinvestasi “Spell of Fragrance” akan mengadakan acara pembukaan syuting. Baru saja tiba di tempat, aku sudah menemukan banyak orang di acara ini. Ada beberapa penggemar yang berasal dari peran utama, ada beberapa yang hanya datang untuk menonton dan juga ada beberapa wartawan yang ‘ikut seru’.

Hari ini aku mengendarai mobil yang tidak terlalu dikenal, jadi tidak terlalu banyak orang memperhatikanku. Setelah turun dari mobil, aku memakai sepasang kacamata hitam dan topi, menghisap rokok melewati kerumunan orang dan memasuki hotel.

Felicia melihatku, ia tersenyum manis dan menghampiriku lalu berkata: “Alwi, kamu tepat waktu sekali datang ke sini.”

Aku berujar pelan: “Aku takut datang terlalu pagi akan diganggu oleh wartawan.”

Tiba-tiba, netraku menatap ke seorang pria bertinggi kekar yang tengah berdiri di sebelah Felicia, dengan rambut yang dibentuk dengan jel, tampaknya cerah, fitur wajahnya terlihat jelas dan seperti anak biracial. Tidak hanya tampan, tapi pesonanya sangat kuat, ia memakai setelan kemeja putih bermotif garis, sepasang celana panjang berwarna hitam, sepasang sepatu kulit runcing, tampilannya seperti tuan muda yang berada di novel.

Meskipun aku tidak pernah mengikuti tentang berita dunia hiburan. Tapi aku mengenal orang ini, karena beberapa hari yang lalu aku baru saja melihat biodatanya, ia bernama Jeth adalah aktor yang sangat terkenal. Walaupun ia masih muda, tapi actingnya sangat luar biasa, banyak aktor yang berpengalaman mengatakan bahwa actingnya sangat luar biasa dan ia juga sangat rajin.

Ia adalah aktor yang dipilih oleh Felicia, drama yang Felicia bintangi sebelumnya, yang membintangi drama tersebut juga Jeth. Mereka juga disebut sebagai pasangan layar terbaik, dan Felicia bisa memilihnya juga karena ada alasan penting, yaitu ia pekerja keras, dan ia adalah pria yang baik.

Jeth memang terlihat sedikit cuek, tapi ia adalah orang yang sopan. Melihat aku menatapnya, ia dengan sopan mengulurkan tangannya lalu berkata: “Tuan Alwi, sudah lama mendengar nama anda. Salam kenal, namaku Jeth.”

Aku mengulurkan tangan lalu bersalam dengannya, tertawa lalu berkata: “Salam kenal juga.”

Saat hendaknya aku ingin melepaskan uluran tangan, aku merasakan ia menguatkan uluran tangan kita. Kalau bukan karena tenagaku lebih kuat, mungkin saja tanganku sudah keram.

Aku sedikit mengerutkan dahiku, mendadak tatapanku menjadi dingin terhadap Jeth. Tapi ia masih tersenyum terhadapku lalu berkata: “Terima kasih tuan Alwi sudah begitu murah hati, memberiku sebuah kesempatan untuk bekerja sama dengan Kak Felicia.”

Dalam hati aku tertawa remeh, maksud ia apa aku murah hati karena memberinya kesempatan untuk bekerja sama dengan Felicia? Apakah aku harus menolak? Apa yang salah dengan pria ini? Apakah ia sedang menyatakan perang kepadaku? Atau sedang memprovokasiku?

Memikir sampai sini, aku tertawa pelan ke arah Felicia, ia tidak menyangka juga masalah akan terjadi seperti ini, ia sedikit kesal mengerutkan dahinya, netranya menatap Jeth dengan kesal, sepertinya tidak senang atas kelakuan Jeth.

Tapi aku tidak marah, tapi tiba-tiba aku menggunakan tenagaku untuk menggenggam kuat tangannya, raut wajahnya juga berubah menjadi pucat. Aku melepaskan tangannya, lalu tertawa berkata: “Kamu tidak perlu berterima kasih denganku, berterima kasihlah dengan Kak Felicia. Ia pintar untuk memilih orang, aku yakin ia tidak akan membuatku kecewa.”

Netra Felicia melototi Jeth sekilas, yang lain juga merasa sedikit terkejut karena aku tidak terlalu mudah emosi. Lagipula berita tentang aku menyiram air ke wartawan, membuat seorang wartawan menangis, banyak orang menganggap aku adalah orang yang tidak mempunyai etika, dan banyak wanita mendeskripsikanku “sayang sekali wajahnya”, karena aku adalah pria yang pemarah dan kasar.

Aku tidak mempunyai banyak waktu untuk mencari tahu siapakah diriku dengan Jeth. Aku mengalihkan pandanganku, netraku menatap jauh, melihat ada beberapa aktor, sutradara, dan juga prosedur. Lagipula aku adalah investor, walaupun reputasiku tidak baik, tapi aku adalah boss, jadi mereka tidak berani denganku.

Aku bersalam dengan yang lain, setelah saling menyapa, aku berkata kepada sutradara: “Kalau kamu membutuhkan uang dalam sesuatu, tinggal bilang kepada Kak Felicia. Meskipun aku tidak terlalu kaya raya, tapi pasti ada uang dalam mensyuting serial TV kok.”

Sutradara ini adalah sutradara biasa, untuk alasan mengapa tidak mengundang sutradara professional, di karenakan ia menganggap remeh naskah ini dan aku, ia juga malas meladeni masalah jengkel seperti ini.

Sutradara itu dengan sopannya berkata: “Anda terlalu ramah hati, nanti masih ada banyak masalah harus merepotkan anda.”

Aku tertawa lalu berkata: “Jika saat syuting kalian membutuhkan senjata beneran, dan kekurangan orang, silakan memberi tahu kepada Samuel.”

Aku menunjuk ke arah Samuel yang tengah memasang wajah serius lalu berkata: “Samuel, berikan mereka nomor pekerjaan kita.”

Samuel mengangguk kepalanya, mengeluarkan kartu nama dari saku celananya dan memberi kepada sutradara tersebut. Di depan orang lain, ia bisa sangat serius dan terlihat seperti patung, terlihat cuek, dan angkuh. Yang terpenting adalah, memiliki momentum yang mengerikan.

Banyak aktris yang tidak berani menatap Samuel secara langsung. Sebaliknya, pandangan aktris lebih berani terhadapku, banyak orang yang menilaiku, berbisik-bisik tentangku, dan ada juga yang tersenyum ramah kepadaku, aku juga membalasnya lalu berkata: “Bagi kalian malam ini yang mempunyai waktu luang, aku akan mentraktir kalian makan malam.”

Semua orang tidak akan menolak undangan dari investor, tapi raut wajah dari beberapa orang terlihat sedikit cemas, mungkin merasa takut aku akan seperti investor lainnya melakukan tindakan jahat terhadap mereka.

Aku berujar terhadap sutradara: “Tidak hanya para guru, para aktor, dan karyawan lainnya. Semuanya datanglah, hitung ada berapa orang, biarlah Samuel reservasi tempat.”

Mendengar aku akan mentraktir karyawan lain, semua orang menunjukkan ekspresi kagetnya. Sedangkan sutradara itu dengan mantapnya mengangguk kepalanya, dan menyuruh orang untuk menghitung ada beberapa orang yang akan ikut makan makan ini.

Dalam rangka upacara pembukaan syuting akan segera dimulai. Aku pun duduk di sofa yang terletak di sebelahku, Felicia duduk dan mengajakku ngobrol, aku dengan bosan membalas omongan Felicia. Samuel menyeduh teh, dan sutradara mulai mengobrol dengan kita. Perlahan, beberapa dari yang lain mulai mengobrol dengan kita. Aku tahu mereka takut denganku, tapi mereka juga sedang berusaha untuk mendekatiku.

Sejujurnya melihat mereka memberanikan diri untuk menghampiriku, aku merasakan perasaan yang berbeda. Dulu aku memperlakuin orang lain seperti itu, dan dulu aku pernah mengira, selamanya aku akan menjalani hidup dengan tidak percaya diri, tidak berani mendekati orang lain, tapi mau tidak mau harus berpura-pura baik. Tapi sekarang orang lain justru yang ingin membaikiku dan ingin mendekatiku. Hanya bisa mengatakan, semuanya telah berubah

Aku dan mereka mengobrol dengan bahagia. Tentu saja, banyakan dari mereka yang bercerita, aku hanya duduk di samping mendengar cerita mereka, tertawa sampai rangka upacara pembukaan syuting sudah dimulai, kami bangkit dan menuju ke panggung luar secara barengan.

Aku berdiri di tengah panggung sebagai investor, dan Felicia berdiri di sampingku dan menggandeng lenganku, wajahnya tampak terlihat bahagia, dan sutradara berdiri di sebelah kananku, dan Jeth berada di sampingnya. Dari awal hingga akhir, kedua netra Jeth selalu menatapiku. Sejujurnya, karena aku tahu ia menyukai Felicia, aku akan mengira kalau Jeth diam-diam menyukaiku, karena pandangannya terlalu lekat terhadapku.

Setelah kita keluar, penerangan di tempat terus menerangi kita. Lalu kita mulai mengadakan upacara pembukaan syuting, kemudian mulai berwawancara. Aku baru saja ingin kabur dengan kesempatan kali ini. Baru saja berbalik badan, tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang bahaya mendekat. Aku langsung menolehkan kepalaku, lalu bertemu dengan seorang penggemar lelaki yang mengeluarkan pisau dan diarahkan ke Felicia.

Tempat ini mulai terjadi kekacauan, aku lari pun sudah tak berguna lagi. Seketika aku melempar telepon ditanganku. Penggemar lelaki itu terjatuh jauh bersama pisaunya saat aku melempat teleponku kesana, karena aku menaruhkan semua kekuatanku pada lemparan itu.

Aku mengira kondisi seperti ini akan menghebohkan semua orang, tapi saat mereka melihat aku melempar ponsel tepat ke arah pria itu, semua orang memasang ekspresi kaget. Lagipula memang terlihat mustahil, tapi aku berhasil melakukannya.

Saat aku melemparkan ponselku, aku pun sudah lari dan membawa Felicia menuju dekapanku, aku bertanya dengan khawatir: “Kamu tidak apa-apa?”

Felicia menggelengkan kepalanya, tapi netraku melihat ke arah lengan Felicia yang tergores. Mendadak, dalam lubuk hati aku ingin memarah.

Dan orang tersebut sudah ditangkap oleh Samuel.

Samuel mengangkat orang tersebut, lalu ia mengerutkan dahinya bertanya: “Kak Alwi, apa yang harus kulakukan terhadap pria ini?”

Aku menjawab dengan ekspresi dingin: “Seperti biasa.”

Saat sutradara mendengar apa yang telah kuucapkan, raut wajahnya terlihat aneh dan canggung. Aku memikir, mungkin mereka tahu latar belakangku, jadi mereka paham apa yang telah kuucapkan.

Tiba-tiba, dari kerumunan orang terdengar tangisan anak kecil, lalu terdengar suara teriakan dari sepasang suami istri. Netraku menatap ke arah seorang wanita yang tengah memegangi sebuah pisau dan tertuju ke arah leher anak kecil itu. Anak kecil itu terlihat seperti baru menginjak umur lima atau enam tahun, wajar anak kecil itu langsung menangis deras.

Terjadi keributan dalam kerumunan orang dan ada seseorang ingin mendekati, namun wanita tersebut seperti orang gila beteriak: “Aku akan membunuh anak kecil ini jika kalian mendekat!”

Kejadian mendadak ini mmebuat ekspresi semua orang menjadi berat, terjadi kejadian seperti ini saat upacara pembuka syuting akan dimulai membuat sutradara tersebut ingin menangis. Ini terlalu sial, kalau tidak diurus dengan baik, tidak ada perlunya mensyuting serial TV ini.

Aku mengambil mikrofon yang tengah dipegang oleh actor itu, netraku menatap perempuan itu lalu bertanya: “Mau kamu apa?”

Netra perempuan itu menatap ke arah pria yang sudah tertangkap lalu berkata: “Lepaskan kita, lalu…. berilah kita uang.”

Bibirku terangkat, lalu tertawa.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu