Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1045 Membersihkan Kecurigaan

Kalau orang ini sungguh berdiri di hadapanku dan berbicara dengan nada seperti itu, aku pasti akan menamparnya. Sial, hampir saja nyawaku melayang.

Tapi ia menyetujuinya begitu cepat, sepertinya situasi Huaxia sana sungguh menyedihkan. Mereka membutuhkan barang-barang dan juga membutuhkan ditributor yang terpedaya. Kalau seperti ini, aku semakin dekat untuk untuk membongkar identitas orang itu.

Aku berkata, “Kalau kalian begitu tulus ingin bekerja sama dengan kita, maka kita akan melakukannya. Begini, kalian beritahu berapa jumlah barang yang kalian inginkan. Aku akan segera menyuruh pusat penelitian untuk menyiapkan barang untukmu. Dan juga kalian bersiap bagaimana untuk melakukan bisnis dengan kita? Mau kita yang pergi ke Huaxia atau kalian yang datang kesini? Kalau kita yang kesana, bagaimana dengan situasi Huaxia? Jalan apa yang harus kita gunakan lebih baik. Mohon kamu memberitahu semua ini dengan pasti.”

Si banci itu terkekeh dan berkata, “Tenang saja, Pak Alwi. Kita berani bekerja sama denganmu, berarti telah melakukan persiapan yang penuh. Nanti aku akan mengirimkan rencananya yang rinci kepadamu melalui pesan singkat, bagaimana?”

“Baik. Aku sangat suka pasangan kerja yang seperti kalian, tidak perlu membutuhkan otak untuk merencanakan hal-hal lain.” ujarku.

Si banci ini tertawa dan berkata, “Terima kasih atas pujiannya, tapi pihak kita juga memiliki sebuah permintaan.”

“Permintaan apa?” tanyaku curiga sambil mengerutkan dahi.

Ia berkata, “Maksud Bos kita, berharap kamu sendiri yang datang membawa barangnya, lagipula jumlah barang yang kita butuhkan kali ini sangat banyak dan Bos kita ingin melihat siapakah yang menduduki posisi sahabatnya, apakah bisa dipercaya.”

Apakah ini bermaksud orang di belakang itu akan muncul? Seketika aku merasa sangat semangat, tetapi tertawa meremehkan berkata, “Aku tidak mengerti maksudmu. Apakah kalian tidak percaya kepadaku? Kalau begitu, mengapa kalian masih ingin bekerja sama denganku? Bukankah lebih baik mencari orang lain?”

Si banci itu mendengar ini sambil tertawa dan berkata, “Aduh, kita tidak bermaksud seperti itu, hanya saja ingin bertemu denganmu. Kalau kamu tidak ingin, tak apa-apa kok.”

Banyak bicara saja ini orang!

Aku terus berkata kasar kepada si banci itu dan dengan tenang berkata, “Kalau itu adalah kemauan Bos kalian, aku tentu harus pergi, lagipula aku harus hormat kepada Bos kalian.”

Ia tertawa puas dan berkata, “Baguslah kalau kamu mengerti ini. Kalau begitu, tunggu kita bertemu di Huaxia nanti ya.”

Aku mengangguk, ia bilang sampai jumpa dan ingin mematikan panggilan. Aku bertanya, “Benar, bapak ini...”

Ia berkata dengan penasaran, “Ada hal apa lagi?”

Aku berkata, “Anda seharusnya sering menggunakan koneksi orang kan?”

Aku langsung mematikan panggilannya tanpa menunggu ia berpikir. Aku pikir kalau ia orang yang kenal, pasti akan segera mengetahui maksudku.

Panggilan terputus tak lama kemudian, orang itu langsung mengirimkan pesan singkat kepadaku. Pesan singkat itu tertulis jelas jumlah barang, cara melaksanakan bisnis, lokasi penerimaan barang. Hal yang terpenting adalah si banci ini menulis huruf besar di kertas perjanjian. ‘Ada koneksi, maukah?’

Hampir saja membuatku mual.

Nando saat ini masuk kedalam, sambil melihatku yang begitu jijik terhadap teleponku dan berkata, “Mengapa wajah Anda begitu jelek, Kak Alwi?”

Aku memasang raut wajah yang jelek dan berkata, “Bagaimana mungkin tidak kalau bertemu dengan seorang banci.”

Nando bertanya dengan nada gosip. “Bagaimana ceritanya?”

AKu dengan kesal berkata, “Kamu akan tahu saat itu. Beritahu kepada seluruh anak-anak, aku akan pergi ke Huaxia untuk beberapa hari selanjutnya. Untuk anak-anak yang menjaga sini, diharapkan untuk lebih semangat lagi selama aku tidak ada, agar kedua Ketua Asosiasi tidak merencankan hal-hal licik. Apakah kamu mengerti?”

Nando dengan terkejut berkerut alis. Ia bertanya, “Apakah Anda akn pergi ke Huaxia sendiri? Untuk mengirim barang?”

Aku mengangguk, ia berkata dengan tidak setuju. “Tidak boleh, itu terlalu berbahaya.”

Aku berkata, “Tak ada yang berbahaya, aku bisa mendapat perlu perlindungan yang cukup di Huaxia, apalagi ini juga permintaan dari pihak mereka, juga menjadi kesempatanku untuk bertemu dengan pihak mereka. Aku tidak akan melepaskan kesempatan ini, lagipula kalau aku tidak pergi, mungkin saja mereka mengira aku takut.”

Melihat niatku yang pasti, Nando juga tidak lagi menasehatiku dan berkata, “Kalau begitu, aku tidak menasehati lagi Kak Alwi. Aku sekarang akan memilih orang untuk pergi bersamamu ke Huaxia.”

Aku mengangguk, hatiku kembali semangat karena bentar lagi akan bertemu dengan orang di belakang itu. Hari itu akhirnya sudah mau tiba! Akhirnya aku sudah mau tahu identitas orang belakang itu, tidak perlu khawatir lagi sambil menunggu lama dan berjuang lama lagi!

Tiga hari kemudian, aku membawa orang dan barang-barang naik perahu ke daerah Thailand. Setelah tiba disana, kita bisa menaikki sebuah kapal penangkapan ikan di Huaxia. Kapal penangkapan ikan Huaxia ini akan tiba di pelabuhan Huaxia yang bernama Lianyun. Narkoba-narkoba ini akan dimasukkan ke dalam perut-perut ikan. Ikan-ikan ini ada dibekukan lagi ke dalam kotak bersuhu rendah, lalu taruh lagi ikan-ikan yang normal diatas kotak itu.

Tentu orang di belakang itu tidak akan mengira masalah berakhir begitu lancara. Kenyataannuya selama setengah bulan aku tidak menghubunginya, Huaxia sedang menyerangnya. Ia juga berusaha mencari jalan keluar, mencari orang yang bisa membeli. Setelah ada bantuan orang, ia baru bisa merencanakan jalurnya.

Sejak awal aku tidka pernah curiga taktik oran gini, juga tidak pernah ia bisa menerima ‘hukuman’ dari atasan Huaxia untuk melepaskan pasar narkoba, jadi aku begitu percaya, untuk menunggu mereka menghubungiku.

Kita tiba di area perlautan Thailand dengan cepat, lalu menaikki kapal Huaxia. Meskipun ada aturan dimana kapal Huaxia tidak boleh asal masuk atau menangkap ikan di area perlautan negara lain, tapi karena penangkapan ikan Huaxia keterlaluan, sehingga jenis-jenis ikan tidak sebanyak negara lain, jadi ada beberapa nelayan yang berani melanggar aturan, sehingga kapalnya tidak menyebabkan kecurigaan. Sebaliknya kapal yang memiliki kartu ijin tertentu lebih sering diperiksa secara teliti. Karena bagi orang-orang, nelayan melanggar aturan perbatasan, hanya mendemi menangkap ikan yang lebih banyak, sedangkan kapal pengiriman barang menjadi hal penting antar dua negara. Gudang kapal pengiriman barang sangatlah besar, mudah untuk menyembunyikan barang, sehingga lebih terdapat banyak syarat untuk melakukan hal-hal ilegal. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa kita memilih kapal penangkapan ikan.

Lagipula kapal ini juga palsu, merupakan cara orang belakang itu untuk melindungi kita. Ia telah membuka ‘jalur’ menuju ke Lianyun, jadi kita sama sekali tidak perlu khawatir, semua ini hanya berplu berpura-pura.

Kita beberapa hari berada di laut, akhirnya kita tiba di pelabuhan kota Lianyun tengah malam.

Saat ini ada orang telah menunggu kedatangan kita di pelabuhan. Setelah kita semua berdandan menjadi nelayan dan turun dari kapal, segera ada orang yang maju tertawa dan bertanya, “Apakah Anda adalah Pak Alwi?”

Aku mengangguk kepalaku dan ia sibuk berkata, “Anda cukup lelah dalam perjalanan. Tuan muda kita menyuruhku untuk mengantar Anda dan bawahan Anda kesana.”

Tuan muda? Aku berpikir sesaat dan berkata, “Si banci itu?”

Wajah orang itu memburuk setelah mendengar ucapan ini, lalu tersenyum canggung, tanpa berbicara. Aku tahu diriku salah mengatakan kekurangan orang di bawahannya, lalu aku terdiam dn membawa orang untuk membawa berdus-dus ikan menuju ke tempat Tuan muda itu berada.

Orang yang menjemputku mulai berbincang denganku dalam perjalanan. Dari perbincangan, aku tahu mereka sudah memiliki beberapa bisnis di kota Lianyun. Kali ini datang juga demi membahas kerja sama. Si banci itu sekarang tinggal di dalam apartemen sini. Aku tahu orang ini berani berbicara banyak denganku, pasti telah diperbolehkan oleh atasannya. Lagipula kita sekarang harus bekerja sama, kalau mereka tidak berani mengatakan apapun kepadaku, maka terlihat mereka tidak begitu percaya denganku.

Mobilnya dibawa ke sebuah daerah yang terlihat sangat tua dan berhenti di sebuah gedung, lalu oran gitu membawaku ke atas. Aku membawa Nando, Herdy dan Regy keatas. Sedangkan sisanya mengawasi barang dibawah.

Daerah ini sangat tua, bahkan tangganya pun juga sudah rusak, tapi daerah kecil yang seperti ini paling tidak menarik perhatian orang dan tidak ada anak muda yang tinggal, jadi lebih tidak mungkin menarik perhatian orang.

Apartemen si banci itu berada di lantai empat, merupakan lantai teratas dari daerah kecil yang tua ini. Setelah bawahannya mengetuk pintu, seorang lelaki dengan wajah yang memiliki bekas luka, rambut panjang yang tergerai dan memakai setelan jas membuka pintu. Tatapan mata orang itu sangatlah tajam. Saat melihatku, tatapannya sama sekali tidak terdapat niat baik dan mencari sesuatu.

Tatapannya membuatku merasa tidak nyaman, ingin sekali aku menghajarnya.

Aku berjalan ke dalam. Ruang tamu sama sekali tidak ada orang, tapi dapat terdengar suara tajam dari kamar sana. Suara itu milik si banci.

Aku merinding dan menatap kearah orang yang menjemputku. Orang itu sedang mengelap keringat dinginnya dengan canggung. Ia tertawa berkata, “Sepertinya Tuan muda kita sedang sibuk. Pak Alwi, apakah Anda ingin minum teh dulu? Istirahat sebentar.”

“Boleh.” ujarku sambil tertawa.

Selanjutnya aku merasakan teh dengan santai, sedangkan Nando mereka sama sekali tidak bisa minum, lagipula terdapat dua lelaki yang sedang berhubungan intim. Mungkin kepala mereka juga sakit mendengar suara ini.

Setelah setengah jam kemudian, suara di kamar itu baru berhenti. Beberapa saat kemudian, pintu akhirnya terbuka. Seorang lelaki dengan rambut pirang keluar dari dalam. Ia hanya memasang sebuah kain di pinggangnya, lalu mengikat rambutnya malas, sambil menyeringai kearahku. Ia berkata, “Maaf, Pak Alwi. Aku suka melakukan hal-hal hingga akhir, jadi jadi tidak bertemu denganmu di tengah aktivitas. Pak Alwi tidka tersinggung kan?”

Aku berkata, “Tidak, anggap saja aku sedang menonton.”

Ia juga tidak marah terhadap sindiranku, melainkan tertawa, lalu ia duduk di pangkuanku dan sangat menempelku. Ia menjulurkan tangannya dan menaruhnya di pahaku, Nando yang disamping hampir saja ingin kabur melihat ini. Sedangkan aku memegangnya kembali, seketika Nando menyemburkan air di mulutnya.

Anak muda berambut pirang ini tersenyum bahagia dan berkata, “Sepertinya Pak Alwi tidak marah dengaku lagi. Kalau begitu, aku juga lebih tenang. Baiklah, selanjutnya mari kita bahas kerja sama kita.”

Aku berkata, “Seperti biasanya, berikan uang saat berikan barang. Kita ada aturan disini, bawahan tidak boleh menyentuh narkoba, jadi kalian harus mencari orang untuk mencoba kualitas barang ini.”

Ia tertawa dan berkata, “Mengeluarkan barang-barang ini dari perut ikan juga membutuhkan waktu, mari kita jangan membahas itu dulu. Bagaimana membahas Invincible Empire kalian?”

Aku berkata, “Oh, apa yang ingin kamu ketahui?”

Ia berkata, “Bukan aku yang ingin tahu, Bosku yang ingin tahu. Kemanakah Armour pergi?”

Aku menyipitkan mataku. Ia menyeringai dan berkata, “Kamu jangan ingin menipuku. Armour adalah tersangka di Huaxia, bagaimana mungkin ia adalah orang dari atasan Huaxia dan bagaimana mungkin ia ditolong oleh orang-orang itu?”

Aku mengerutkan dahiku pelan dan tersenyum berkata, “Sepertinya aku hanya pernah mengungkit masalah ini kepada kedua Ketua Asosiasi saja. Kupikir mereka telah dibayar oleh kalian.”

Ia tertawa dan berkata, “Banyak orang yang menginginkan posisi kedudukan Invincible Empire, tentunya mereka tidak puas kamu yang mendudukkinya.”

Aku tertawa dingin dan berkata, “Jadi mereka memberitahu masalah ini kepadamu, sedangkan kamu mulai curiga kepadaku, merasa aku sedang berbohong, bahwa Armour bukanlah orang Huaxia, melainkan diriku, benar?”

Tuan muda si banci itu berkata, “Kamu juga jangan salahkan aku curiga kepadamu, lagipula ada banyak hal yang harus mencurigakan darimu.”

Aku mendekatinya dan berbisik kepadanya. ”Kalau begitu aku jujur kepadamu. Benar sekali, aku yang membunuh Armour.”

Ia memandangku terkejut, seperti tidak sangka aku begitu jujur. Aku berkata, “Aku juga adalah orang yang memiliki kepentingan pribadi. Kamu sungguh mengira aku tidak suka posisi Bos Invincible Empire? Hngg, aku sangat menyukainya. Jadi saat aku tahu Armour ingin menyerang Matthew, aku sama sekali tidak mencegatnya dan tunggu semua masalah ini berakhir, sehingga mendapatkan kesukaan Matthew dan membunuh Armour yang menghalanginya.”

“Sial, lalu mengapa kamu masih ingin meminta bayaran kepadaku? Matthew dibunuhmu secara tidak langsung!” ujar si banci itu kesal.

Aku berkata, “Aku ingin uang, juga harus ada namanya bukan, mengapa? Merasa rugi? Maaf, terlalu telat kalau menyesal.”

Ia terkejut atas diriku yang malu dan tercengang, lalu terkekeh pelan. Ia berkata, “Awalnya Bos tidak tenang, mengira kamu memiliki pikiran lain. Tapi sekarang juga sudah bisa tenang. Aku sudah tahu bagaimana mungkin Anda seperti yang dikatakan oleh kedua Ketua Asosiasi itu, tidak ada pikiran terhadap posisi Bos. Kalau kau begitu baik, bagaimana mungkin bisa berjalan hingga kini?”

Ia mengalungkan tangannya di leherku dan berkata dengan jijik. “Pak Alwi, maka selanjutnya... semoga hubungan kerja sama kita berjalan dengan baik.”

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu