Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 579 Claura, tunggu saja!

Selangkah demi selangkah, sempoyongan aku berjalan menuju Claura, hanya ada satu pikiran di benakku yaitu membunuhnya.

Claura menatapku tersenyum, kegilaan dia yang tidak kenal takut membuatku sangat marah, dia tersenyum dan berkata: “Kamu yang memaksaku, aku memintamu untuk membunuhku, tetapi kamu menolak, kalau begitu aku hanya bisa memaksamu untuk membunuhku.”

Dia berkata dan merobek kerahnya, memperlihatkan lehernya yang putih, tersenyum dan berkata: “Bunuh aku, gunakan pisau di tanganmu dan potong leherku, potong leherku yang pernah kamu cium.”

“Kamu sangat ingin mati di tanganku? Baik, aku akan memenuhi permintaanmu! “ Aku bergegas maju ke arahnya, tetapi aku jatuh sebelum sampai ke dia, aku melototinya dengan putus asa, aku hanya merasa sakit di seluruh tubuhku, ada sesuatu di dadaku, ada rasa manis yang mengalir dari tenggorokan, lalu memuntahkan darah, menarik napas lemah, merasa gelap dan rasanya tidak mampu untuk bernapas.

Claura berteriak dengan gugup: “Alwi, bagaimana keadaanmu? Kamu tidak boleh kenapa-kenapa, kamu masih belum membalaskan dendam Jessi, kamu bangun, kamu bangun…”

Perlahan aku menutup mata, masih terdengar suara teriakan Claura, dalam benakku adalah Jessi yang sekarat dan dibawa pergi oleh Mark.

Jessi, jika kamu mati, aku juga tidak ingin hidup lagi, tetap bersamamu menjadi jiwa untuk mengarungi dunia, melewati perjalanan yang panjang dan sulit, jika kamu hidup, bahkan jika kematian datang menarikku aku tetap tidak akan pergi, aku akan berusaha untuk hidup, aku ingin menepati janjiku untuk mengenakan gaun pengantin kepadamu Jessi, kamu pernah bilang, kamu ingin balas dendam kepadaku yang menggertakmu di mobil malam itu, aku menunggu…

Aku tidak tahu berapa lama aku koma, hanya merasa tubuhku lebih nyaman, seharusnya sudah dirawat, ketika aku hendak membuka mata, merasa niatku untuk membunuh sangat tinggi, lalu aku mendengar suara yang asing berkata: “Dokter, kenapa hari ini kamu yang datang untuk memeriksa rekanku ini? Dimana Kakek Ergi?”

Lalu, aku mendengar dokter yang berada di dekatku berkata: “Kakek Ergi sedang meramu obat, mengirimku ke sini karena kekurangan orang.

“Oh, begitu.” Ada keraguan dalam diri orang asing itu, mendengar dia memanggilku rekan seperjuangan, jika tidak salah menebak, seharusnya dia orang yang dikirim atasan untuk menjagaku.

Aku berpikir, merasakan ada bahaya, saat ini aku membuka mata, ada rasa dingin yang mendekat ke leherku, mau tidak mau aku mengangkat kepalan dan memukul pelipis dokternya dengan keras, dia terkejut, menatapku tidak percaya dan terjatuh.

Melihat apa yang terjadi, rekan seperjuanganku yang sedang menuangkan air, tiba-tiba panik dan bergegas, segera melihat dokter yang tergeletak di lantai yang tidak jelas apakah pingsan atau mati, lalu melihat jarum suntik yang jatuh dari tangan dokter itu, saat ini masih ada cairan di dalam jarum suntik itu, jika cairan itu disuntikkan ke tubuhku aku rasa aku akan menjadi mayat selamanya.

Rekan seperjuanganku itu tidak bodoh, segera bertanya: “Apakah kamu baik-baik saja?”

Aku menggelengkan kepala, dia menatap dokter itu dan berkata: “Aku tidak menyangka, orang ini berani berpura-pura melakukan pemeriksaan untuk menyerangmu dan ingin menyakitimu! Untungnya kamu menyadari itu, jika tidak aku pantas dihukum mati!”

Pukulanku tadi bisa di katakan pukulan dengan seluruh kekuatanku, setelah memukulnya aku terbaring di sana, mungkin mengeluarkan kekuatan terlalu banyak sehingga tubuhku mulai sakit lagi.

Saat ini, rekan seperjuanganku memeriksa dokter itu, klik lidahnya dua kali dan mengacungkan jempol untukku, berkata: “Ya ampun saudaraku, aku tahu kamu sangat kuat, tapi aku tidak menyangka kamu membunuh orang ini dengan satu pukulan! Ganas sekali.”

Melihatku tidak berbicara dan menatapnya, dia sedikit malu dan berkata: “Oh, aku lupa memperkenalkan diri, namaku Ryan yin, orang-orang memanggilku ‘Sarjana’, kamu juga bisa memanggilku begitu, kepala staf yang mengirimku untuk menjaga dan melindungimu, tapi aku tidak menduga aku ditipu oleh dokter ini, hampir saja membuatmu kehilangan nyawa, aku benar-benar minta maaf.”

Aku tersenyum dan berkata: “Tidak apa-apa, ini bukan salahmu, ngomong-ngomong, kakek yang kamu bilang tadi itu apakah kakek ergi?”

Sarjana itu mengangguk dan berkata: “Iya benar.”

Dia berbicara sambil menelepon, tidak lama kemudian teleponnya tersambung, dia melaporkan kejadian tadi, lalu menutup teleponnya dan bertanya kepadaku: “Kakek ergi sedang meramu obat di luar, apakah kamu ingin menemuinya?”

Aku mengangguk dan berkata: “Sudah merepotkanmu.”

Sarjana berkata: “Kamu tidak perlu begitu sungkan denganku, aku akan menyuruh penjaga didepan untuk memanggilnya, selain itu memanggil orang untuk membereskan dokter ini.”

Setelah selesai berbicara sarjana itu bergegas pergi, tidak lama kemudian, aku mendengar ada banyak suara dari luar, mendengar omelan seseorang, suara ini terdengar cukup akrab, lalu aku melihat sosok yang akrab masuk dengan wajah yang tenang, ternyata dia adalah Jay ayahnya Govy.

Setelah Jay masuk, dia mengerutkan kening dan bertanya: “Apakah kamu baik-baik saja?”

Meskipun nada bicaranya sangat dingin tetapi aku bisa merasakan dia benar-benar peduli denganku, sepertinya dia banyak berubah karena aku pernah menyelamatkan Felicia dan Govy.

Aku mengangguk, berkata: “Tidak apa-apa, Paman Jay mengapa kamu ada di sini?”

Jay berkata: “Aku bertanggung jawab atas keselamatanmu, tidak menyangka bawahanku hampir saja menghilangkan nyawamu, benar-benar tidak berguna! Kamu tenang saja, aku sudah menyuruh orang untuk menutup rumah sakit, mengawasi pemantauan dan menyelidiki secara menyeluruh, aku ingin melihat siapa yang mempunyai kemampuan untuk menjangkau daerahku membunuh orang.”

Aku berkata: “Karena pihak lain berani mengirim orang ke sini pasti sudah melakukan persiapan, aku rasa tidak akan mudah untuk mendapatkan petunjuk, ngomong-ngomong bagaimana kabar Jessi?”

Ketika memikirkan saat Jessi menghadang tembakan demi aku, aku merasa tertekan seakan-akan berdarah, aku benar-benar takut ketika bangun dan mendapatkan berita kematiannya, aku merasa ketakutan, bahkan sesaat merasa takut untuk menanyakan keadaannya karena takut mendengar kabar buruk.

Ekspresi Jay yang sangat serius membuatku merasa takut, dia berkata: “Setelah tuan Ergi melakukan penyelamatan, nyawanya terselamatkan tetapi hasilnya tidak memuaskan, dia…sampai sekarang masih belum sadar, tuan Ergi mengatakan jika besok dia tidak sadar maka kemungkinan selamanya koma.”

Setelah mendengar hal ini, aku merasa hatiku tertusuk, aku tiba-tiba berkata: “Kenapa bisa begini? Tidak bisa, aku harus pergi menemuinya! Setelah bertemu denganku, dia pasti akan bangun!”

Semakin berbicara aku semakin emosional, merasa tubuh ini ingin segera bangkit, lalu kakek Ergi bergegas masuk dan berkata: “Jika kamu masih ingin bangun dari ranjang ini, maka jangan bergerak!”

Kata-kata kakek Ergi membuatku ketakutan, saat ini dia bergegas seperti embusan angin, memegang pundakku, menyuruhku berbaring dan berkata dengan wajah serius: “Mengapa kamu begitu ceroboh? Apakah kamu tidak tahu tubuhmu lemah sekarang? Pukulanmu tadi telah menghabiskan kekuatanmu yang baru saja pulih, jika mengulanginya lagi, kamu mungkin akan lumpuh selamanya.”

Melihat ekspresi kakek Ergi, aku tahu aku terlalu ceroboh, aku berkata: “Tetapi kakek, dia membutuhkanku.”

Kakek Ergi menghela napas dan berkata: “Dia membutuhkanmu, tetapi dia tidak membutuhkan kamu yang akan lumpuh selamanya, dia membutuhkan kamu yang sehat, kalau tidak, jika dia tahu kamu lumpuh seumur hidup demi melihatnya, apakah kamu pikir dia akan bahagia?”

“Aku….”

Lagipula, jika kamu mempertaruhkan hidupmu ke sana? Keluarganya tidak akan mengizinkanmu untuk menemuinya, kamu mengerti? “Tidak menyangka kata-kata kakek Ergi membuatku terdiam.

Perlahan-lahan aku mengangkat kepala, menatapnya kebingungan dan bertanya: “Apa maksudnya tidak mengizinkanku untuk menemuinya? Kenapa? Paman dan bibi Song jelas sudah mengakuiku, mereka tahu aku dan Jessi saling mencintai, bagaimana mungkin….”

Melihat wajah kakek Ergi yang serius, aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, karena aku tahu dia tidak bercanda, jika bukan ingin menghentikanku dengan karakternya, dia tidak mungkin akan memberitahuku sekarang.

Aku berbaring tidak berdaya, menatap langit-langit dan mengingat hal-hal yang terjadi sebelumnya, aku berpikir, apakah kata-kata Claura membuat Mark meragukan karakterku jadi tidak ingin Jessi bersamaku? Tidak, bagaimana mungkin hanya karena hal ini dia begitu kejam? Takutnya karena Jessi menghadang tembakan demi aku membuat mereka merasa bersamaku Jessi akan menghadapi lebih banyak bahaya, jadi tidak ingin Jessi terlibat denganku lagi.

Memikirkan hal ini, membuatku memikirkan situasi dimana Jay tidak mengizinkanku untuk bertemu dengan Felicia, tiba-tiba mulai mengerti semua orang tua di dunia ini adalah sama, siapa yang akan mengizinkan putrinya mengikuti seseorang yang tidak mempunyai masa depan dan selalu berada dalam bahaya?

Mark menghargaiku hanya karena aku bisa menyelesaikan tugas ini dan aku akan menyingkirkan orang di belakang itu, tetapi identitasku terbongkar lebih awal dan membuat tugas ini gagal, karena ini akan berapa banyak pembalasan dan pembunuhan terhadapku? Jangankan dia, seketika aku tidak ingin Jessi mengikuti jalanku yang berbahaya.

Memikirkan hal ini, aku menghela napas dalam-dalam, kakek Ergi menepuk pundakku dan berkata: “Kamu harus percaya padanya, dia begitu mencintaimu, bagaimana rela meninggalkanmu sendirian?”

Aku mengangguk dan bertanya: “Bagaimana dengan Claura mereka?”

Ketika menyebutkan wanita itu ada kebencian yang kuat muncul dari hatiku, kakek Ergi melirik Jay, raut mukanya tidak biasa, berkata dengan tertekan: “Dia kabur.”

Aku bertanya dengan tidak percaya: “Apa katamu? Dia kabur?”

Dia sudah ditangkap tetapi masih melarikan diri? Aku bertanya dengan sedikit khawatir: “Orang-orang yang menjaganya apakah tidak berguna? Dia kabur itu berarti Jimmy Su dan Alwi palsu juga kabur?”

Raut muka Jay sangat jelek dan merasa agak memalukan, dia berkata: “Mereka bertiga kabur bersama. Kami juga tidak tahu, ternyata pihak lain bisa menjangkau mereka dan menyuntikkan obat pada mereka bertiga yang dapat membuat mereka mati dalam waktu yang singkat, obat ini biasanya digunakan pada pertolongan pertama yang berbahaya tetapi waktu itu semua tidak menyangka, melihat keadaan mereka bertiga berpikir mereka sudah bunuh diri, lalu segera membawa mereka ke rumah sakit, tetapi siapa yang tahu tiba-tiba di tengah jalan ada yang membajak mobil, mereka bertiga bangun dan bergabung dengan orang-orang di luar membunuh semua orang kami.”

Aku sangat marah dan berteriak: “Apa kalian tidak salah? Kami mengorbankan begitu banyak, tidak mudah menangkap mereka bertiga lalu sekarang kamu mengatakan mereka sudah kabur? Apakah kalian semua tidak berguna?”

Aku sangat emosi dan mengatakan kata-kata kasar, raut muka Jay sangat jelek tetapi dia tidak membantah perkataanku malah merasa bersalah, aku berkata dengan rasa sakit: “Maaf, aku tahu tidak bisa sepenuhnya menyalahkanmu.”

Aku mengepalkan tangan dengan erat dan menggertakkan gigi berkata: “Kemana pun mereka kabur, aku pasti akan menemukan mereka! Hutang mereka kepadaku, cepat atau lambat mereka akan membayarnya!”

Claura, kamu tunggu saja aku harus menemukanmu, bahkan jika ke ujung dunia aku juga akan menemukanmu!

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu