Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 493 Terlalu Banyak Ketidakpastian

Kurasa satu Dongbei yang berani mengancam Govy dengan Jessi hanya Andreas seorang.

Mengingat ini, aku sangat kesal dan mengeluarkan pistol dari kantong celanaku. Aku berbalik badan pergi. Supir itu meminta uang kepadaku dan aku langsung menariknya kembali ke mobil, lalu mengeluarkan sejumlah uang kepadanya. “Pinjamkan aku mobil ini untuk sehari. Beritahu alamat rumahmu, setelah selesai menggunakan ini, aku membawa ini kembali dan juga memberikan sejumlah uang untukmu.”

Mungkin wajahku terlalu menakutkan, jadi supir memberitahu alamat rumahnya dan turun dari mobil. Aku berkata, “Terima kasih.”

Ia berkata dengan gugup, “Apakah kamu akan mengembalikan mobilnya?”

Aku memberikan kartu identitasku kepadanya. Ia menerima kartuku. Aku berkata, “Kalau aku belum mengembalikan mobil kepadamu, kamu boleh mengambil kartu identitasku kepada polisi.”

Aku tahu memberikan kartu identitas itu adalah hal yang cukup bodoh dan membuat identitasku terbongkar. Tapi demi Jessi, misi apapun itu tidak penting. Mau ketahuan Claura ataupun Batalyon Kavaleri ataupun dihukum oleh atasan, aku juga tidak peduli. Aku ingin Jessi baik-baik saja. Siapa yang berani menyentuhnya, mau darah memenuhi se-Dongbei, aku juga tidak akan menyerah dan menyesal.

Aku menanjak gas mobil dan pergi meninggalkan tempat itu. Di waktu yang sama, aku juga menghubungi Govy, bertanya kepadanya apakah ia sudah memeriksa lokasi Jessi dan tanya apakah ia mengetahui keberadaannya? Govy bilang kalau telepon Jessi itu terpasang anti lokasi dan penyadapan, sama seperti kita, jadi sama sekali tidka bisa memeriksa lokasinya.

Sebenarnya aku tahu hal itu akan terjadi, tapi karena masih ada harapan, jadi aku bertanya lagi untuk memastikan. Aku bilang aku tahu, lalu aku memutuskan panggilannya.

Saat ini, Govy bertanya dengan panik. “Apa yang ingin kamu lakukan, Alwi?”

”Menurutmu?” Aku memutar balik mobil. Karena gerakan mobil terlalu besar, sehingga membuat pemilik mobil sekitar marah.

Govy berkata, “Kamu ingin menyerang Andreas? Tidak boleh! Atasan sudah memberi perintah, agar kamu tidak mengurus masalah ini. Aku akan menyelesaikan masalah ini. Kamu tenang saja, Jessi akan baik-baik saja. Aku menjaminnya.”

Perintah lagi! Perintah lagi!

Aku dengan kesal berkata, “Demi apa, kamu bisa menjamin kepadaku? Kalau Andreas sudah berani melakukannya, berarti sudah bermaksud ia tidak takut dengan apapun. Tidak hanya itu, mungkin saja ia sudah bersiap membereskan masalah itu. Kalau ia benar-benar bertindak jahat kepada Jessi, saat itu ia hanya perlu mencari orang untuk menanggung kejahatannya. Kalau saat itu buktinya tidak cukup, apa yang kalian bisa lakukan? Apakah kalian bisa menolong tanpa memikirkan peraturan? Tidak. Kalian tidak bisa. Tidak perlu bilang Jessi, bahkan saat atasan ingin menggunakan Felicia, sehingga ia terlibat dalam bahaya, kamu sebagai Kakak juga tidak berani melanggar peraturan dan meminta tolong kepadaku.”

Ucapanku membuat Govy terdiam. Benar, perintah itu lebih penting baginya. Bahkan keselamata negara lebih penting keselamatan dan perasaan seseorang. Tidak bisa dipungkiri bahwa sifatnya yang ini mirip sekali dengan Ayahnya. Tetapi aku berbeda. Aku memang egois, sama sekali tidak mementingkan golongan. Aku hanya tahu kalau orang yang kucintai sedang terlibat dalam bahaya.

Aku berkata, “Aku bisa berusaha sebisanya untuk menolong Felicia, berarti aku juga bisa merelakan nyawaku demi menolong Jessi. Meskipun aku mungkin bisa kehilangan semuanya, aku juga tidak akan menyesal.”

“Alwi!” panggil Govy. “Apakah kamu benar-benar melakukannya?”

“Benar.” ucapku yakin. “Maupun mati, maupun menanggung nama buruk, aku juga akan melakukannya, karena wanita itu adalah Jessi.”

Govy terdiam sesaat dan berkata, “Baik, kalau itu adalah keputusanmu. Alwi, aku tidak akan menahanmu, anggap saja balas budi dariku karena sudah menolong adikku. Kamu ingat hubungi aku setiap saat, jika kamu membutuhkan bantuan. Kalau aku bisa membantumu, aku akan melakukannya. Kamu berhati-hatilah.”

Govy tiba-tiba merubah pikirannya dan mendukung keputusanku. Ini cukup membuatku terkejut dan merasa bersalah, lagipula kata-kataku begitu melukainya. Aku berkata, “Terima kasih, Kak Govy.”

Setelah itu, aku memutuskan panggilan dan mengambil telepon lain untuk menghubungi Kak Yanti. Telepon ini aku ‘curi’ saat keributan tadi, kebetulan bisa digunakan untuk menghubungi orang lain.

Kak Yanti mengangkat telepon dan aku langsung mengatakan apakah ia mengetahui keberadaan rumah tua milik Andreas. Kak Yanti adalah orang pintar, ia dapat mengetahui sesuatu yang aneh dari ucapanku. Ia bertanya apa yang ingin aku lakukan. Aku berkata, “Aku sudah bilang pertanyaan yang tidak perlu jangan ditanyakan. Kamu hanya perlu menjawab pertanyaanku, dimanakah ia berada?”

Kak Yanti menghela nafas. “Ia berada di Grand Imperial Spa, juga salah satu perusahaan miliknya. Setiap kali ia datang ke Harbin, pasti akan tinggal disana.”

“Terima kasih.”

Aku baru saja ingin memutuskan panggilan, Kak Yanti tiba-tiba berkata, “Reino, meskipun aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku juga tahu dengan kemampuanmu, tapi kekuatan Pak Andreasi itu sama sekali tidak bisa diremehkan, lagipula tempat yang ia tempati itu seperti tempat tinggal jaman dulu, memiliki banyak susunan, sebaiknya kamu jangan melakukan hal bodoh. Jika kamu ingin melakukannya, aku hanya bisa berdoa untukmu, semoga semuanya lancar untukmu dan kamu bisa kembali dengan hidup.”

Aku tidak sangka Kak Yanti memberitahuku begitu banyak informasi milik Andreas. Meskipun tidak akan berguna bagiku, tapi setidaknya dari ucapannya menunjukkan bahwa ia menganggapku sebagai temannya. Aku mengucapkan terima kasih dan memutuskan panggilan, lalu aku menggunakan telepon untuk pengarahan jalan. Aku tiba di Grand Imperial Spa dengan mengikuti GPS. Setelah tiba di tempat, aku berpura-pura menjadi pelanggan dan berbayar di kasir. Setelah itu mengikuti pelayan pergi menuju ke kamarku.

Aku mau kamar termahal yang berada di lantai teratas, dengan harga 6juta untuk semalam. Kamar didekorasi dengan gaya timur, sederhana dan hangat. Setelah aku masuk, aku berpura-pura melihat keadaan kamar. Tiba di balkon, aku bisa melihat kolam air panas yang tidak jauh. Pemandang sekitar cukup indah, sedangkan di belakang kolam air panas itu terdapat hutan kecil. Ditengah-tengah hutan sana terdapat villa kecil yang indah dengan dekorasi campuran timur dan barat.

Pelayan bertanya kepadaku apakah aku puas dengan kamar ini?

Aku mengangguk dan berpura-pura bertanya, “Apakah villa kecil di hutan sana juga kamar milik kalian? Mengapa tidak mendengar kalian memperkenalkannya?”

Pelayan itu mengira diriku ingin tinggal disana dan tertawa menjelaskan, “Tidak seperti itu. Itu adalah tempat tinggal Bosku. Ia sangat menyukai ketenangan, jadi ia membangun villa kecil disana.”

“Ternyata seperti itu. Padahal aku berencana untuk tinggal disana.” ucapku. “Ia bisa mengurus tempat sebesar ini, sepertinya ia memiliki kemampuan yang cukup baik?”

Pelayan itu hanya tertawa dan tidak membalas pertanyaanku. Aku melihatnya sekilas dan berpikir bahwa orang ini sangat berhati-hati. Jangan-jangan seluruh pelayang disini sudah diberi peringatan untuk memberitahu banyak tentang dirinya? Aku juga tidak lanjut bertanya, lagipula kalau masalahnya seperti yang kutebak dan aku terus bertanya, aku akan ketahuan.

Aku bilang aku puas dengan kamar ini, lalu pelayan itu pergi dengan tersenyum. Setelah ia pergi, aku membuka tas punggungku. Saat perjalanan, aku sudah menyiapkan semua barang yang kubutuhkan dan juga menyuruh Govy membawakanku senapan angin. Aku mengatur senapan anginku dalam tirai jendela. Melalui kaca pembesar senapan angin, aku dapat melihat ada orang yang menjaga di sekitar. Sedangkan didalam halaman, ada orang yang sedang berenang. Orang itu adalah Andreas.

Orang yang merampok Jessi ini masih saja ada waktu santai untuk berenang. Baik! Sangat baik! Inilah Andreas. Sebenarnya aku ingin sekali menembak mati Andreas, tapi aku tahu itu sangat berbahaya, lagipula Andreas juga hebat, dapat terlihat dari tendangannya kepada Wayne. Aku curiga jika aku menembaknya, itupun tidak akan mengenainya. Tidak hanya itu, kemungkinan aku akan ketahuan. Meskipun aku menembaknya dan ia mati, itu hanya bisa memancing kemarahan bawahannya. Siapa tahu demi membalas dendam bosnya, mereka berani membunuh Jessi, jadi aku tidak boleh panik, hanya bisa memikirkan rencana yang baik.

Kata orang, Andreas ini mempunyai kebiasaan, yaitu mengoleksi banyak jenis wanita. Juga ada rumor kalau ia memiliki banyak wanita dan pastinya itu hanya ungkapan yang hiperbola, tapi setidaknya ia memiliki sepuluh wanita lebih. Aku tidak tahan berpikir, apakah aku boleh menggunakan anaknya untuk memancingnya? Setelah berpikir lama, kurasa anaknya juga bukan orang yang mudah. Cara ini sama saja dengan memilih jalan jauh.

Tiba-tiba aku teringat sebuah kemungkinan. Apakah mungkin Jessi disembunyikan dalam villa Andreas itu? Kalau Andreas begitu suka mengoleksi begitu banyak wanita, siapa tahu kalau ia juga menyukai Jessi, apalagi kupikir tidak ada seorang pria yang bisa menahan diri dari kharisma Jessi.

Aku tidak boleh berhenti untuk mengawasinya dari sini, karean aku percaya kalau Jessi berada didalam villa Andreas, maka mereka akan membeberkan sesuatu.

Sekarang sudah pukul sebelas malam. Setelah Andreas selesai berenang, ada wanita berisi berambut kuning emas mendekatinya dan memberikan selendang. Ia membalutkan selendang di tubuhnya dan memeluk pinggang wanita itu berjalan menuju ke kamar, mungkin pergi untuk beristirahat. Aku terus berpikir menunggu bukanlah hal baik dan bersiap untuk mengetahui kondisi di dekat villa Andreas, tapi villanya ini penuh dengan susunan, bahkan seluruh tempat ini, dimanapun ada kamera. Kalau aku pergi kesana, identitasku mudah terbongkar. Ini membuatku bingung, lagipula aku hanya menebak bahwa Jessi berada disana. Sebelum berita tidak dapat dipastikan, maka identitasku yang terbocor sama sekali tidak berharga.

Teleponku tiba-tiba berdering. Aku mengambil dan melihat itu panggilan dari Govy, lalu segera kuangkat. Ia bilang, “Alwi, orang kita memeriksa melalui kamera, dapat dipastikan bahwa Nona Jessi sudah dibawah keluar dari Harbin. Aku sekarang sedang bersiap untuk mengejar. Bagaimana denganmu?”

Apa? Jessi dibawa keluar dari Harbin? Aku berkata, “Bagaimana kalian bisa memastikannya?”

Govy bilang, “Kita memeriksa semua kamera di jalan itu, bahkan semua kamera di jalanan bercabang. Akhirnya memastikan orang itu sangat menutup dirinya dan menggangtikan mobilnya untuk tiga empat kali, tapi masih saja ketahuan oleh kita.”

Mendengar ucapan Govy sepertinya sangat yakin, tapi aku merasakan kejanggalan. Aku belum berbicara dan Govy sudah berkata, “Kamu tunggu saja disana, mungkin kita juga membutuhkan bantuanmu.”

Aku melihat sekilas villa yang tenang itu, “Baiklah.”

Aku bukan tidak panik, tapi aku merasa masalah itu tidak begitu mudah. Aku harus memastikan Jessi tidak ada disini dan lanjut untuk beraksi.

Panggilan terputuskan dan aku bersiap untuk minum air, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

Aku bertanya dengan waspada, “Siapa?”

Aku berjalan pelan-pelan ke dekat pintu dan menemukan wajah yang tak asing bagiku dari lubang intip. Aku segera membukakan pintu dan bertanya dengan terkejut, “Kak, mengapa kamu berada disini?”

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu