Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1048 obsesiku

aku berkata kalau kedatanganku kali ini adalah untuk menangkap kedua pengkhianat itu. setelah aku mengatakan ini, Jinkang langsung mengerutkan keningnya dan bertanya :" pengkhianat? kak alwi, apakah kamu bercanda? kamu sekarang adalah ketua dari Invincible Empire, dan masih ada orang yang berani mengkhianatimu? apakah dia sudah bosan hidup?"

aku tertawa dan berkata :" iya, aku juga ingin bertanya apakah mereka sudah bosan hidup kah."

" siapa mereka?" tanya Jinkang penasaran.

" mereka berdua adalah ketua senior. awalnya aku mengira kalau aku sudah mendapatkan persetujuan dari semua orang dan seharusnya mereka melupakan ide mereka yang tidak seharusnya ada itu. namun aku sudah meremehkan keinginan mereka terhadap kedudukan ini. mereka bahkan membocorkan rahasia tentang Invincible Empire keluar dan membiarkan negara China mencurigai identitasku. hal ini hampir menewaskan nyawaku." kataku dengan marah dan menatap Jinkang sambil berkata :" menurutmu haruskah aku marah?"

Jinkang juga emosi dan berkata :" brengsek! dasar tidak tahu berterimakasih. kamu tidak menghiraukan apa yang dulunya mereka lakukan dan bahkan kamu memberikan mereka jabatan sebagai ketua dan juga membiarkan mereka menikmati seluruh kenyamanan yang ada di Invincible Empire. mereka malah tidak membalas kebaikanmu dan ingin menghancurkanmu lalu mendapatkan keuntungan mereka sendiri. mereka kelihatannya juga akan bekerja sama dengan negara China. benar benar patut untuk mati!"

setelah dia mengatakan itu, dia kembali bertanya :" tapi, kak alwi, kalau kamu memang ingin menewaskan mereka, kenapa kamu tidak kembali ke tempat latihan untuk langsung menewaskan mereka disana dan malah datang kesini?"

aku berkata dengan datar :" meskipun mereka melakukan kesalahan, namun kamu merasa mereka layak untuk mati karena mereka telah mencelakai aku. kamu merasa seperti itu karena aku merupakan sahabatmu. namun.....bagaimana dengan orang lain seperti Matthew? kamu lebih akrab dengan mereka dibanding aku dan seharusnya kamu lebih mengerti pemikiran mereka. kalau aku menewaskan kedua ketua itu, menurutmu bagaimana tanggapan mereka?"

Jinkang sedikit mengerutkan keningnya dan dia tidak berbicara. aku tersenyum dan ketika melihat ekspresinya, aku tahu kalau dia sudah mengerti apa maksudku.

aku berkata :" sepertinya kamu jelas akan semua ini, jika aku menewaskan kedua ketua itu hanya karena hal kecil seperti ini, maka mereka akan menganggap kalau aku membunuh mereka sebagai unsur peringatan kepada orang lain. sulit untuk memastikan kalau nantinya mereka tidak akan mengkritik aku. atau dapat dikatakan dengan sedih, kamu percaya denganku, namun mereka? jika tidak ada bukti, kedua ketua itu tidak akan mengaku kalau mereka membocorkan informasi. atas dasar apa mereka harus mempercayaiku dan menganggap kalau kedua ketua itu telah melakukan hal yang merugikan Invincible Empire?"

" haiz, benar juga yang kamu katakan.... kedua ketua itu memiliki kedudukan yang tinggi juga. jika mereka tidak ingin mengaku dan kamu menghukum mereka bahkan menewaskan mereka, maka kemungkinan ayahku akan mengira kalau kamu sedang menindas mereka. ini bukanlah hal yang baik. apa rencanamu sekarang?"

aku pun berkata :" kalau mereka egois dan tidak menjaga keselamatan seksama, maka aku juga tidak akan membiarkan mereka lagi. hanya saja jika aku ingin membunuh mereka, aku harus memiliki alasan yang cukup kuat agar semua orang menganggap kalau mereka berdua layak untuk mati."

" perkataanmu benar, kalau begitu, rencanamu...."

aku melambaikan tangan kearahnya dan dia langsung menghampiriku. aku mendekati telinganya dan memberitahu padanya. setelah mendengar itu, dia mengajukan jempol kepadaku dan berkata :" kak alwi, seharusnya cara ini akan berhasil."

aku tersenyum dan berkata :" Nando juga sudah mulai bersiap siap. tunggu saja tanggal mainnya."

Jinkang mengangguk dan berkata :" kalau begitu aku akan menunggu hasilnya. kalau begitu, kak alwi tinggal saja dirumahku dua hari ini. bukankah kamu suka akan masakan dari rumah makan XuZhou? aku dua hari ini juga tidak kemana mana, aku akan menyuruh orang untuk memesan makanan dari sana saja."

aku melototinya dan berkata :" pergi, pergi, kenapa kamu tidak menemani calon istrimu dan malah menemaniku? aku tahu kamu menghargai hubungan persahabatan kita, namun orang diluar akan mengira kita sedang berselingkuh, dan kamu datang untuk melayaniku dikasur. bagaimanapun semua orang tahu aku memiliki orientasi seksual."

mendengar ini, Jinkang pun berkeringat dingin dan berkata :" sh*t, mendengar ini, sepertinya......"

setelah mengatakan itu, dia melambaikan tangan dan berkata :" namun aku tidak menghiraukan bagaimana cara orang lain berpikir, asalkan aku dan tuan besar benar benar suci."

aku senang dan mendekatinya sambil berkata :" kamu tidak khawatir kalau Imel milikmu itu berpikir aneh dirumah?"

Imel adalah nama gadis itu dan aku merasa setiap Jinkang memanggil namanya, terdapat aura kemanisan. aku pernah mengalami hal yang sama, jadi aku benar benar bangga padanya.

Jinkang mengelus kepalanya sendiri dan berkata :" seharusnya Imel tidak akan berpikir aneh aneh.....hm...."

aku menendangnya dan berkata :" sudahlah, fokuslah untuk menemani Imel. bukankah dia sedang bersekolah di China? sekarang sedang liburan musim dingin? seharusnya dia akan kembali bersekolah sebentar lagi?"

Jinkang mengangguk dan aku kembali berkata dengan senang :" kalau begitu, temanilah dia. oh iya, apakah dia pernah berkata apa yang ingin ia lakukan kelak? apakah akan kembali dari China?"

Jinkang mengelus kepalanya sendiri dan berkata :" kami.... belum pernah membicarakan ini."

aku memiliki sebuah ide ketika aku terpikir kalau pemilik rumah makan Xuzhou adalah warga China, yaitu menyuruh Jinkang dan Imel sekeluarga pergi ke China dan berkeluarga disana saja, mungkin ini adalah akhir yang baik.

setelah memikirkan itu, aku pun berkata :" carilah watu yang tepat untuk membicarakan itu. kamu juga tidak muda lagi. jika nantinya kalian berdua harus putus karena hal ini, kamu hanya bisa nangis saja nanti."

Jinkang menggelengkan kepala dan berkata :" seharusnya tidak mungkin. bagaimanapun aku salah satu bagian penting dari tempat ini. dia cukup mengikutiku dan menikmati kehidupannya sebagai nyonya kaya. untuk apa ke tempat lain lagi?"

aku menggelengkan kepala dan berkata :" bukan seperti itu, apakah kamu benar benar mencintai gadis itu?"

Jinkang mengangguk dan berkata dengan serius :" cinta, sangat cinta."

aku berkata dengan datar :" seberapa jauh cintamu? jika suatu hari kamu harus memilih salah satu diantara kedudukanmu dan gadis itu, apa yang akan kamu pilih?"

Jinkang terbengong dan dia duduk disofa sambil memikirkan masalah itu. dia pun berkata :" aku akan memilih dia."

" kenapa?"

" karena dia bisa membuat diriku tertawa dengan lepas dan ketika bersamanya , aku bisa merasakan kebahagiaan yang tidak pernah aku rasakan selama ini." kata Jinkang dengan serius.

melihat diriku yang sedang menatapnya, dia pun tersenyum malu sambil berkata :" perasaan ini, hanya orang berpengalaman yang bisa mengerti ini. bagaimana ya, seperti dunia ini selalu hujan dan dia adalah satu satunya cahaya matahari. mungkin matahari itu tidak ada gunanya diantara hujan deras itu dan tidak dapat merubah apapun. namun kamu sangat suka dekat dengannya karena dia bisa memberi perasaan yang tenang. ketika dekat dengannya, tidak akan ada pertempuran, tidak ada konspirasi, tidak ada bisnis yang membosankan, yang ada hanyalah kebahagiaan. "

meskipun Jinkang berkata seperti itu dan aku sangat bangga padanya, namun aku merasa ada yang tidak beres. apa maksudnya hanya orang berpengalaman yang bisa mengerti perasaan ini? bocah ini sedang berkata kalau manusia jomblo seperti aku tidak mengerti ini? sh*t, bocah ini beraninya memamerkan cintanya didepanku. aku benar benar tidak bisa menahannya lagi.

melihat ekspresi wajahku yang buruk, Jinkang pun berkata :" kak alwi, jangan salah paham, aku tidak bermaksud mengejekmu."

aku :" ........"

aku melototinya dengan tidak berdaya dan berkata :" untung saja sifatku baik, kalau kamu mengatakannya kepada orang lain, mungkin kamu sudah diterkam."

dia tertawa keras. melihat dirinya yang bahagia, aku merasakan kebahagiaan yang sama juga. aku pun berkata :" apakah kamu tahu kenapa aku menanyakan pertanyaan ini?"

"kenapa?" tanyanya.

aku berkata :" karena aku ingin memberiahumu, jika kamu mencintai seseorang, kamu harus menghargainya, melindunginya dan tidak boleh ada pemikiran 'aku akan menghidupimu, kamu tidak usah melakukan apapun'. kamu seharusnya membiarkan dirinya mengambil keputusan, keputusan atas kehidupan apa yang ia inginkan. apakah dia akan memilih untuk melepaskan semua keinginannya dan ikut bersamamu, menikmati kedudukannya sebagai istri orang kaya, menanam bunga dan lalu bermain judi. atau dia akan memilih untuk melakukan pekerjaan yang disukainya dan juga tinggal ditempat yang ia inginkan. dia ingin kehidupan yang mandiri dan bebas serta percaya diri."

Jinkang mulai merenungkan itu dengan serius. aku tersenyum dan menepuk pundaknya sambil berkata :" cinta tidak sesederhana itu, bukan karena kamu punya uang ataupun kedudukan, maka masalah tidak akan datang, karena setiap orang memiliki sifat mandiri dan juga memiliki pemikiran masing masing. jika dua insan ingin bersatu, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah saling menghargai. diwaktu yang bersamaan, harus saling mengalah dan saling toleransi. baik itu kamu mentolerir kepergiannya yang jauh, baik itu dia mentolerir keinginan anda untuk membatasi. jika kalian sama sama mundur satu langkah dan memilih salah satu dari kedua pemikiran kalian, kalian harus saling kompromi. namun itu tidak disebut kompromi, melainkan mengalah demi cinta. sama seperti kombinasi dari dua setengah lingkaran kecil menjadi lingkaran sempurna yang luar biasa. "

setelah itu, aku meminum segelas air dan menatapnya sambil berkata :" kamu sebaiknya berpikir lebih baik."

Jinkang dengan serius berkata :" perkataanmu benar, kak alwi, ternyata kamu begitu jelas tentang arti sebuah hubungan. tapi kamu......"

aku tersenyum padanya dan dia sangatlah peka, dia tidak melanjutkannya lafi dan aku pun berkata dengan nada buruk :" jangan lihat aku yang seperti ini, aku juga pernah dibutakan oleh cinta."

dan masih terus dibutakan ......

pastinya, aku tidak boleh mengatakan ini kepada Jinkang.

aku melihat Jinkang memegang pundaknya sendiri dengan canggung dan sangat jelas kalau dia tidak selera mendengar kisah cintaku. bagaimanapun seorang pria sejati tidak akan selera mendengar kisah cinta temannya sendiri.

aku pun berkata :" sudahlah, pergilah tidur, aku juga sudah ingin tidur."

" baik, aku akan membereskan kamar untukmu."

setelah mengatakan itu, Jinkang pun naik kelantai dua. aku duduk disana sambil merokok. aku pun mulai merenungkan tentang aku dan pemilik rumah makan Xuzhou itu memiliki sebuah mimpi. Imel juga sedang bersekolah di China,apakah dia akan menyukai China? kalau iya, aku sangat berharap kalau dia membawa Jinkang pergi ke China dan tinggal bersaanya disana. karena kalau Jinkang setuju untuk pergi ke China, meskipun suatu hari ini tempat ini akan musnah, setidaknya ketika aku kembali ke China nanti, aku masih memiliki kekuasaan yang lumayan besar dan bukan merasa kesepian ataupun tidak ada tempat untuk pergi.

setelah memikirkan itu, aku merasa kemunculan Imel terlalu tiba tiba.

tidak lama kemudian, Jinkang sudah selesai membereskan kamar dan dia menyuruhku untuk beristirahat. aku tidak lagi berpikir sembarangan dan menuju kearah kamar.

aku pun berbaring dikasur dan mengirim pesan singkat kepada Nando, menanyakan kepadanya tentang bagaimana kabar masalah itu. dia berkata kabarnya baik dan menyuruhku untuk tenang. aku pun tidak berpikir lebih lagi dan mulai terlelap didalam tidur.

keesokan harinya, aku pun bangun dan melakukan latihan. namun aku tidak keluar, aku hanya latihan didalam ruang olah raga milik Jinkang.

satu jam kemudian, Jinkang pun bangun dan ketika melihat semangat dari diriku, dia pun berkata :" kak alwi, kamu sangatlah hebat, kamu masih menuntut yang terbaik pada dirimu hingga sekarang."

aku berkata dengan datar :" terkadang kemampuan berperang merupakan salah satu panutanku. jadi,aku tidak akan pernah malas. kamu juga tidak terlalu kesiangan kok bangunnya, apakah mau latihan bersama?"

" baik."

dipagi itu, keringat kami bercucuran dan setelah selesai latihan, Jinkang pun pergi membeli sarapan. setelah kami selesai sarapan, Jinkang pun pergi bekerja dan aku kembali untuk latihan.

ketika malam tiba, Nando dan Regy pun sudha kembali. Nando berkata :" kak alwi, kedua orang itu sudah mengirim ajudan terpercaya mereka untuk pergi ke Thailand."

aku tertawa dan berkata :" seperti dugaanku, mereka tidak tahan dan mulai beraksi. aku akan segera menghubungi Alfredo."

" kamu ingin menghubunginya?" tanya Nando sambil mengerutkan keningnya.

aku tersenyum dan berkata :" iya, sekarang Alfredo merupakan salah satu ajudan terpenting diantara ribuan ajudaan. dia memiliki kekuasaan untuk berpendapat, kita juga bisa bebas dari banyak masalah jika dia menyaksikan kematian kedua ketua itu secara langsung."

" namun, Alfredo itu....." kata Nando penuh khawatir.

aku tahu kalau identitas Alfredo sangatlah misterius. bahkan China juga tidak bisa mendapatkan semua informasi tentang dirinya, jadi siapapun tidak bisa mendapatkan hal yang bisa membahayakan bocah itu. aku merasa jika identitasnya tidak berhasil ditelusuri, alangkah baiknya jika aku lebih dekat dengannya dan mempercayainya kalau dia memiliki sebuah sejarah kehidupan yang tidak ingin ia bahas kembali. jika itu tidak mengancamku, maka dia juga tidak akan membahayakanku. sebaliknya jika identitasnya tidak sederhana, mungkin saja identitasnya akan ketahuan dan itulah tujuanku menyuruhnya kemari.

aku tidak menjelaskan alasan, ketika Nando melihat ekspresiku, dia sudah mengerti apa tujuanku dan tidak lagi berkata apapun. dia pun mengangguk dan berkata :" aku mengerti."

aku tersenyum padanya dan berkata :" tenang saja, oh iya, beritahu beberapa bawahan garnisun itu, jika mereka tidak terlalu sibuk, perbanyaklah interaksi dengan pemilik rumah makan Xuzhou itu. mereka boleh bertanya sedikit kepadanya tentang apakah dia ingin kembali ke China? jika ingin, seberapa besar keinginannya? jika memang perlu, bantulah dia untuk mengabulkan keinginannya."

Nando pun berkata dengan penasaran :" sejak kapan kamu mulai perhatian padanya?"

aku berkata dengan datar :" bukan dia, melainkan demi Jinkang, anak perempuannya sedang berpacaran dengan Jinkang sekarang."

Nando pun menghela nafas dan berkata :" kamu terlalu repot, sekarang kamu hanya menginginkan Jinkang kembali ke China bersamamu kan? namun, apakah itu mungkin?"

" bagaimana kita tahu kalau tidak dicoba? aku tidak ingin melepaskannya, karena...... dia adalah salah satu sahabat yang aku kenali ditempat ini." kataku pelan.

Nando pun berkata :" aku hanya khawatir kalau bocah itu tidak menghargai ini."

aku menatap Nando dengan cuek dan dia kembali berkata :" baiklah, aku sudah tahu, aku akan menyuruh orang untuk menyelesaikan masalah ini. kamu juga tidak usah terlalu berharap, semua ini bergantung pada takdir."

aku mengangguk dan dia memberiku segelas teh. aku menerimanya dan menghela nafas sambil berkata :" aku tidak ingin kehilangan sahabat, siapapun itu..."

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu