Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 251 Aku Percaya Kepada Ia

Chick memberitahuku bahwa Ibuku dibawa pergi oleh orang Beijing. Aku langsung terdiam dan bertanya, “Siapa? Apa alasan mereka membawa pergi Ibuku? Mereka pergi kearah mana?”

Chick berkata, “Kak Alwi, aku tahu kamu ingin memanggil Ibu angkat. Ibu angkat bilang untuk menyuruhmu diam, jangan khawatir kepadanya. Kali ini ia diam-diam datang. Meskipun ia melakukan sebuah kesalahan, tetapi negara membutuhkannya, jadi tidak akan melakukan sesuatu kepadanya. Kamu hanya perlu tenang dan menunggu di Nanjin. Ibu angkat juga bilang, masalah kebakaran Jingle Club itu terjadi secara tiba-tiba. Meskipun Jingle Club kehilangan orang yang bertalenta, tetapi juga ada yang tersisa untukmu. Dari sekarang, Kak Mondy mereka adalah orang Kakak. Selain itu, Ibu angkat juga menitipkan sebuah surat kepadaku untuk diberikan kepadamu.”

Aku agak tenang jika Ibuku dibawa pergi oleh orang negara. Sebagai Profersor yang dihormati oleh Letnan Zhong, seharusnya posisi Ibuku di Institut Penelitian Negara cukup tinggi, ditambah ia hanya datang untuk membantu anaknya, sama sekali tidak melanggar peraturan. Kurasa negara tidak akan menyusahkannya.

Aku bertanya, “Dimanakah kalian berada?”

“Kami berada di Hotel Green Bay.”

Aku segera membiarkan Sulistio menyetir mobil menuju ke Hotel Green Bay. Hotel ini pertam kali aku bertemu dengan Mondy untuk pertama kali. Mondy pernah bilang kalau setiap kamar di hotel ini ada pintu tersembunyi. Kurasa hotel ini memang tidak begitu biasa. Mungkin terlihat untuk bisnis tempat penginapan, tapi lebih mungkin dipakai buat untuk mengawasi beberapa orang.

Hanya saja lebih banyak orang kaya tinggal di hotel lima bintang. Meskipun dekorasi Hotel Green Bay sangat mewah, tapi sama sekali bukan yang terbaik. Membuka hotel seperti ini, ada tamu yang seperti apa yang akan tinggal disini? Jangan-jangan ada sesuatu dibalik ini? Pasti ada sesuatu, kalau tidak Ibuku tidak akan membuka hotel ini.

Teringat Ibuku, aku jadi melihat Lidia yang tertidur di pelukanku. Meskipun aku tahu ia bukan adik kandungku, tapi aku masih menganggapnya sebagai adik perempuanku, hanya saja masalah ini tidak akan disembunyikan dari ia selamanya. Aku tidak tahu harus bagaimana memberitahunya, juga tidak tahu apakah ia akan menganggap aku yang membunuh orang tuanya setelah mengetahui yang sebenarnya?

Tiba di Hotel Green Bay dengan penuh pikiran. Setelah masuk kedalam, aku langsung menyuruh Mondy mencari kamar untuk adikku, lalu aku baru meninggalkan kamar. Sedangkan Mondy sudah menungguku di depan pintu kamar. Ia bilang, “Tuan, surat Chick dan Nyonya Hadi ada di ruang rapat lantai tiga.”

Pertama kali aku dipanggil ‘Tuan’, aku merasa kurang nyaman. Aku memegang hidungku dan berkata, “Kak Mondy, lain kali panggil aku Alwi saja. Kamu tidak perlu terlalu sopan kepadaku.”

Setelah selesai berbicara, aku mengikuti langkah Mondy ke lantai tiga dan juga bertanya rahasia yang terdapat di hotel tersebut. Mondy menaikkan alisnya pelan dan berkata, “Meskipun hotel ini tidak sebagus hotel lima bintang lainnya, tapi yang aku bisa beritahu kepadamu bahwa banyak orang yang tinggal disini dan mereka bukanlah orang biasa. Alasan mereka kesini karena ada sesuatu yang mereka sukai disini.”

“Barang yang mereka sukai?” Aku mengucapkan ulang katanya dan bercanda, “Kak Mondy, mengapa nada bicaramu seperti membuatku ingin masuk?”

Mondy mengangkat alisnya dan berkata, “Memang seperti yang kamu pikirkan. Apakah kamu ingin mencobanya? Perempuan kita disini berbeda dengan yang lain, bahkan lebih baik dari yang sebelumnya.”

Seketika, ia memberikan senyuman yang misterius kepadaku. “Yang pasti, laki-laki kita disini juga baik. Kalau kamu juga menyukainya, aku akn menyiapkannya untukmu. Kamu tenang saja, setiap kamar kita memiliki kedap suara yang baik.”

Aku terkejut memandang Mondy. Aku tak sangka kalau wajahnya tidak memerah saat membicarakan hal-hal seperti itu, membuat diriku terkagum kepadanya. Aku bertanya kepada Mondy apa yang terjadi kalau Ibuku tahu kalau ia menyuruh aku coba pelayanan seperti itu?

Mondy mengangkat alisnya lagi dan berkata, “Kamu mengancamku?”

Aku mengangkat bahuku malas dan berkata, “Maaf ya, Kak Mondy. Benar katamu, aku memang sedang mengancammu.”

Mondy tertawa dan berkata, “Memang anak muda. Sudah sampai.”

Ia berbicara dan membuka pintu. Ia menyuruhku masuk. Aku duluan yang masuk dan menemukan dua puluhan orang dengan beberapa luka di tubuh, juga ada yang masih sehat-sehat saja. Berbeda dengan orang yang sedang berdiri, Chick duduk di sofa sambil mengetik didepan komputer.

Melihat kedatanganku, Chick dengan senang memanggilku. Disaat itu, aku semakin dekat dengan Chick. Aku berjalan kearahnya dan menepuk pelan bahunya, bertanya apa yang ia sedang lakukan? Ia bilang ia sedang membereskan beberapa dokumen, lalu ia memberikan sebuah surat kepadaku. “Ibu angkat ada bilang semua yang kamu ingin tahu ada didalam ini.”

Aku menerima surat itu dengan penuh semangat, tetapi sama sekali tidak terburu-buru ingin membukanya. Lalu ada beberapa tatapan mata yang dituju kearahku. Aku memandang ke Mondy, lalu ia mengangguk. Aku berdiri di tengah dan memberi hormat kepada mereka. “Terima kasih apa yang dilakukan oleh kalian semua. Terima kasih atas susah payah yang kalian lakukan untuk Ibuku.” ucapku tulus.

Tunggu aku menegakkan tubuhku dan menatap semua orang, mereka semua memasang ekspresi terkejut. Tapi aku memang seharusnya melakukan itu.

Aku bilang, “Aku tidak tahu apa yang diberikan Ibuku, aku akan bertanya kepada Kak Mondy. Bekerja bersamaku, perlakuan untuk kalian tidak akan lebih buruk dari Ibuku, tetapi akan lebih berbahaya dan lebih lelah. Aku meminta maaf dulu kepada kalian semua.

Mereka juga buru-buru hormat kepadaku. Mondy tertawa dan berkata, “Alwi, kamu tidak perlu terlalu sopan kepada kita. Kita semua itu sekeluarga. Kita mengikuti Nyonya Hadi, sudah memastikan kita akan hidup dan mati mati bersama, juga saling menikmati keberhasilan. Nyonya Hadi memberi kita kepadamu, kita pasti akan mendengar perintahmu. Lain kali, kamu berikanlah misi kepada kami. Untuk perlakuan, Nyonya Hadi sudah memberitahu, kamu tidak perlu khawatir kita. Sekarang, aku perkenalkan mereka kepadamu.”

Aku mengangguk. Mondy membawaku ke hadapan mereka untuk mengenal satu-satu. Aku baru tahu ternyata mereka tidak hanya hebat, mereka juga saling berbagi pekerjaan. Tim yang dipimpin Chick adalah Tim Hack dan beberapa orang ini dibagi menjadi tiga bagian, ada bagian pengawal yang melindungi industri Nanjin. Ada juga bagian pembunuh, yang bertigas untuk membunuh orang, tapi syarat untuk menerima misi sangat ketat. Ada juga bagian mata-mata, yang bertugas untuk mengawasi orang tertentu.

Orang-orang ini sangat hebat, sayangnya anggota setiap bagian terlalu dikit, dengan rata-rata delapan orang per bagian.

Aku tertawa bilang delapan orang sudah cukup. Tidak perlu banyak orang, yang penting mereka hebat. Hanya saja aku tidak terpikir kalau Ibuku yang begitu tulus, ternyata juga bisa melakukan hal-hal yang seperti ini. Aku tidak berpikir bahwa Ibuku bermuka dua, melainkan aku sangat terharu dengan apa yang ia lakukan, karena aku tahu apa yang ia lakukan ini demi membentuk jalan untukku.

Teringat ini, aku merasa sangat bahagia.

Mondy tanya apakah aku ingin mencoba kemampuan semua orang? Misalnya menyuruh bagian pembunuh untuk membunuh seseorang dan ia juga bilang membuat sebuah kecelakaan itu mudah, tapi Ibu pernah memberitahu kalau tim pembunuh hanya menerima tugas untuk membunuh orang yang sering melakukan kejahatan.

Aku tertawa dan berkata, “Kalau begitu cobalah. Tapi harus tunggu beberapa hari lagi, nanti aku akan memberitahumu waktu yang jelas.”

Mondy mengangguk kepalanya. Aku meninggalkan kamar dan mendatangi tempat pelayanan di aula lantai satu. Mondy membawakan aku segelas teh, lalu memberi kartu ATM kepadaku. “Ini diberikan Nyonya Hadi untukmu, merupakan penghasilan Jingle Club dan Hotel Green Bay. Nyonya Hadi bilang jika kamu ingin memperluaskan perusahaan atau ingin menyuap berbagai bagian, membutuhkan uang banyak, katanya kamu boleh bebas menggunakan uangnya.”

Aku menerima kartu ATMnya dan kumainkan dengan tanganku. Aku berbicara kepada Sulistio, “Kamu lihat tidak? Aku menjadi orang yang memakai uang orang tua.”

Sulistio dengan iri berkata, “Ah, memang anak yang memiliki ibu itu terbaik.”

Hatiku sangat bahagia.

Aku membuka suratnya dan terlihat tulisan yang indah. Isi surat dibawah seperti ini:

“Anakku Alwi, kedatangan Ibu ke Nanjin memang membawa kebahayaan atas takut terbocornya rahasia. Kita bisa saling mengetahui hubungan kita merupakan halyang terbahagia. Pengertianmu kepadaku membuatku merasa bahwa aku adalah Ibu yang terbahagia di dunia ini. Anakku, Ibu berterima kasih kepadamu. Hanya saja, kepergian aku kali ini, sepertinya membutuhkan waktu lama untuk bertemu denganmu, tapi kamu tidak perlu khawatir. Aku akan menjaga kesehatanku dan menunggu kamu menjemputku dari Beijing dan tinggal bersama untuk menghabiskan kehidupan dengan bahagia.”

“Untuk Ayahmu, seperti yang kamu ketahui, namanya Freddy. Ia memiliki status ganda. Status satunya berupa kehidupan gelap dan satunya lagi yang terang. Ia bisa baik maupun jahat. Ia adalah pahlawan yang berani dan tentara yang keren. Ia bisa membunuh demi masalah pribadi, ia juga bisa merelakan nyawanya demi negara. Ia terkenal saat muda, tapi saat aku melahirkanmu, karena sebuah misi, ia meninggal di tempat yang jauh. Misi itu membawa hasil penelitian penting ke negara tetangga. Kepergian ia beberapa hari kemudian, Institut penelitian dalam negara meledak dan Ilmuwan tua yang meneliti barang itu meninggal. Tidak hanya seperti itu, beberapa tentara yang pergi bersama Ayahmu kembali dan mengatakan bahwa ia membawa sebuah barang, lalu kabur ke negara musuh. Ia tertembak oleh mereka dan terjatuh kebawah gunung sehingga mayatnya tidak dapat ditemukan. Akhirnya mereka hanya membawa pelindung tangan yang terkena darah milik Ayahmu.”

“Ia memang seorang pahlawan, tapi dalam hitungan hari, Ayahmu menjadi pengkhianat negara. Tapi aku percaya laki-laki yang kucintai, percaya bahwa ia adalah lelaki sejati, percaya kalau ia cinta negara. Ia tidak akan mengkhianati negara sendiri dan tidak membawa jelek nama keluarga, serta membuat kita berdua malu. Jadi selama beberapa tahun ini, aku memeriksa dalam diam, berharap dapat menemukan sesuatu, agar membersihkan namanya. Sayangnya sama sekali tidak ada bukti dan semua tentara itu berbicara yang sama. Aku tidak menemukan sesuatu dan sangat melelahkan.”

Anakku, aku tahu kamu pasti merasa diriku terlalu menggilai Ayahmu, sehingga tidak merasa ia bersalah. Tapi aku memang sangat mempercayainya, karena ia pernah bilang kepadaku bahwa ia tidak akan melakukan hal-hal yang menyakitiku, selamanya tidak akan pernah. Anakku, apakah kamu percaya Ayah seperti yang Ibu lakukan?”

“Ibu yang menyayangimu.”

Mendengar kalimat terakhir, aku merasa mataku berkaca-kaca dan berbicara dengan nada rendah. “Ibu, aku percaya kepadanya.”

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu