Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 104 Hal Baik Menunggumu Dibelakang

Aku tidak menyangka resepsi pernikahan akan diadakan besok dan Claura juga mengatakan dia telah menyiapkan hadiah besar untukku, untuk sesaat aku tidak meresponnya. Tidakkah ini terlalu terburu-buru? Dan melihat tampang Claura, hadiah besar ini mungkin bukan hadiah bagus sama sekali.

Setelah Claura pergi, Mawar menghela nafas, dia menatapku dengan tatapan yang kompleks dan berkata, “Alwi, aku sudah mengatakannya pada Claura, setelah rujuk denganmu jalani kehidupan yang baik, aku berharap kamu bisa melepaskan dendam diantara kalian.”

Aku menatap Mawar melihat matanya memerah, aku tahu demi diriku dia pasti menerima banyak amarah dari Claura dan melihat ekspresinya yang kusam, aku berkata dengan lembut: “Bibi, sudah menyusahkanmu.”

Siapa sangka setelah aku mengatakan kalimat ini Mawar menangis. Dia terburu-buru mengusap air matanya dan berkata: “Aku naik keatas pergi melihat gaun Claura.”

Selesai mengatakannya dia bergegas naik keatas, tampaknya dia tidak berani berkomunikasi terlalu lama dengan diriku.

Aku menghela nafas dan kemudian aku baru mengingat ada Aiko dirumah, karena takut dia melihat hubungan rumit diantara diriku dengan Mawar, aku tersenyum padanya dan berkata: “Tidak disangka hari ini aku yang merebut kamu dari pesta pernikahan dan keesokan harinya aku akan‘Menikah’ dengan orang lain, dan kali ini mungkin tidak akan ada orang yang merebut aku di hari pernikahanku.”

Aiko tersenyum tipis dibibirnya: “Tapi kamu tidak terlihat sangat sedih.”

Aku menggosok hidungku dan bertanya pada Aiko apakah dia lapar? Dia mengatakan iya, aku menyuruhnya untuk menungguku mengganti pakaian, lalu pergi makan denganku dan mengobrol.

Aiko mengangguk lalu aku pergi keatas mengganti pakaian, setelah itu bersama dengannya meninggalkan rumah Claura, Claura tidak mempedulikanku seolah sudah menyetujui hubunganku dengan Aiko. Tapi aku selalu merasa masalah ini tidak semudah itu, hatiku sangat gelisah.

Kami datang ke sebuah restoran dan aku meminta Aiko untuk memesan makanan, lalu aku mengeluarkan telepon menelepon adikku, tadi Claura selalu ada disana, aku tidak berani menelepon adikku, karena takut Claura tiba-tiba mengatakan sesuatu hingga terdengar adikku dan membuatnya terkejut.

Telepon itu dengan cepat dijawab, adikku bertanya padaku dengan gembira apakah aku merindukannya? Setelah mendengar suaranya, entah kenapa hatiku merasa tenang, tampaknya tidak terjadi apa-apa padanya, meskipun Johan mengancamku dengan menggunakan adikku tapi tampaknya mereka tidak tega melakukan sesuatu pada orang sakit.

Aku menjawab merindukannya, beberapa hari lagi aku akan pergi melihatnya, menyuruhnya jangan membuatku khawatir, dan menyuruhnya menjaga kesehatan.

Adikku dari dulu sangat nurut dan pengertian, ini yang membuatku semakin menyayanginya, pada saat yang sama juga merasa kesal, kesal pada diriku yang memilih jalan ini hingga membawa bahaya untuk adikku. Jika pada waktu itu aku tidak gila uang, tidak hidup bersama dengan Claura, mungkin sekarang aku tidak akan membuatnya dalam bahaya, dan aku tidak akan hidup dalam ketakutan setiap hari.

Aku menutup telepon bersandar di kursi belakang, memikirkan semua kejadian yang baru terjadi.

Aiko berkata: “Kamu tampaknya sangat menyayangi adikmu.”

Aku mengangguk dan berkata: “Ehn, aku adalah keluarga dia satu-satunya, bagaimana bisa tidak menyayanginya? Dia sangat baik, tapi Tuhan sangat tidak adil. Membiarkan dia memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan sejak kecil. Sejujurnya, aku menikah dengan Claura untuk mendapatkan uang mengobati penyakit adikku, siapa sangka itu akan merugikan diriku sendiri.”

Hatiku sedih mengatakan ini, dan merasa bersalah: “Aku merasa bersalah pada adikku.”

Aiko berkata dengan lembut: “Meskipun adikmu mengetahui ini semua dia juga tidak akan menyalahkanmu.”

Aku tersenyum mengatakan iya. Setelah itu aku menatapnya dan berkata: “Bukankah kamu penasaran kenapa aku tidak sedih? Karena ditengah jalan aku sudah memikirkannya dengan baik, menikah dengan Claura juga termasuk sebuah pilihan yang baik, aku bisa meminjam kekuatannya untuk melawan Nichkhun, tentu saja, itu akan lebih baik jika kedepannya aku bisa mengambil kekuatannya, bahkan hal seperti tadi tidak perlu diungkit lagi.”

Ini adalah saran dari Mawar, entah kenapa aku yang mendengarnya merasa sangat jijik, tapi sekarang setelah dipikir-pikir, aku merasa saran ini tidak ada yang salah, setidaknya menikah dengan Claura, aku tidak perlu khawatir akan diganggu di mana-mana, dan aku mempunyai banyak waktu untuk melatih diriku bahkan tidak perlu takut orang yang kupedulikan terluka.

Tentu saja, syaratnya adalah harus bisa membujuk Claura si wanita psycho ini.

Aiko menatapku, seolah sedang melihat apa yang ku katakan benar atau tidak. Aku tersenyum pahit dan berkata: “Kak Aiko, kamu jangan meremehkanku, aku tidak sehebat itu dan tidak seberani itu, aku hanya pria rendahan yang ingin orang yang aku sayangi bisa hidup bahagia, selama aku bisa mencapai tujuan itu, aku bersedia melakukan apapun, sekalipun hidup seperti seekor *njing.”

Aku merasa malu menggosok hidungku dan berkata: “Tentu saja, aku ingin hidup dengan baik, karena aku tahu jika ingin melindungi orang yang kita sayangi harus mengandalkan diri sendiri, jadi aku tidak akan melewatkan kesempatan apapun untuk bangkit.”

Aiko tidak mengatakan apa-apa mungkin apa yang aku katakan tadi terlalu mengganggu dan topiknya terlalu berat, aku dengan cepat mengalihkan topik pembicaraan dan alhasil apa yang ku katakan ibarat angin lalu. Dia tiba-tiba berkata: “Sudah ku putuskan aku akan kembali ke sisi Dony yun.”

Kalimat ini membuat hatiku sakit sekali, semua kata-kataku ingin yang kuucapkan ditelan bulat-bulat oleh diriku sendiri, aku merasa lidahku sedikit tersimpul, aku berpikir tampaknya dia sangat memandang rendah diriku.

Siapa sangka, Aiko tiba-tiba mengaitkan bibir merahnya menatapku, dan berkata dengan tegas: “Suatu hari nanti, aku ingin semua orang tahu keberadaan aku sebagai Aiko, bukan Cinta, bukan seorang wanita terkenal di bar Entrance. Melainkan wanita yang bisa duduk sejajar dengan Dony bahkan dengan para pria hebat lainnya di Nanjing. Aku ingin semua orang tahu, kamu Alwi adikku, selama ada diriku Aiko, siapapun tidak akan bisa menindasmu.”

Aku terkejut menatap Aiko dengan serius, aku merasa sepertinya hatiku dibakar olehnya hingga membuat seluruh tubuhku panas, tatapan mataku buram, apa yang ingin ku katakan pada akhirnya menjadi sebuah teriakan keras: “Kak.”

Aiko tersenyum dan menyentuh kalung dileher yang kuberikan padanya dan berkata: “Kamu adalah adikku.”

Aku baru sadar, bahkan dihari pernikahan, dia masih tetap memakai kalung murahan itu, ada semacam emosi yang perlahan-lahan tidak bisa dikendalikan meletus keluar dari hatiku.

Saat ini Aiko berkata: “Sudah, ayo makan, selesai makan aku akan pergi mencari Dony.”

Aku khawtir Dony akan menyulitkannya, terlebih Aiko merusak hal baiknya.

Aiko tampaknya bisa menebak pikiranku dan berkata: “Kamu tidak perlu mengkhawatirkanku, selalu ada permainan diantara hubungan aku dan dia, dari dulu tidak pernah ditetapkan siapa yang menang dan kalah.”

Aku tidak mengerti apa yang dikatakan Aiko, tapi ketika dia menyebut nama Dony. Alis matanya terangkat bahagia dan untuk sesaat aku tidak tahu harus mengatakan apa baiknya.

Setelah makan, aku mengantar Aiko, lalu kembali ke bar mulai bekerja, Hari itu bisnis di bar sangat ramai, mungkin banyak orang yang ingin melihat tampangku seperti apa setelah kejadian menakutkan itu, terlebih tidak semua orang memiliki keberanian membuat onar di hari pernikahan Johan, bahkan bisa kembali bekerja dengan utuh tanpa ada catat.

Keesokan sore hari, Claura meneleponku, menyuruhku pergi ke suatu alama, ketika sampai disana, aku baru sadar ternyata sebuah villa mewah.

Claura melihatku datang dan berkata: “Ini kamar pengantin yang kubeli, suka?”

Aku terkejut menatapnya: “Kamu benar-benar kaya.”

Claura mengatakan satu kalimat dingin “Sulit untuk dijelaskan”lalu dia membawaku ke aula, saat ini Mawar sedang sibuk disana.Dia mengarahkan sekumpulan orang untuk menata barang-barang di aula, menaruh kue-kue dll, Seluruh aula tampak sangat mewah dan romantis, aku berdiri disana merasa seperti nenek tua yang berdiri melihat taman besar.

Aku melihat sekeliling, dan berpikir mereka berdua yang saling membenci tampak sangat ironis, bahkan sampai ingin mengadakan pesta pernikahan semwah ini.

Malam hari, para tamu undangan berdatangan satu persatu, karena aku yang‘Menikah’dengan Claura yang tidak memiliki rumah dan keluarga.Langsung tidak mengadakan prosesi adat. Setelah aku berpakaian rapi, aku pergi mencari Claura diruang gantinya.

Membuka pintu, Claura berdiri disana dengan gaun pengantin putih sebahu, dia mengenakan kerudung panjang, dan gaun pengantin itu menyebar seperti awan. Wajahnya yang cantik telah di dandani dengan hati-hati, seolah seperti sepotong batu giok yang diukir oleh pengrajin yang terampil.Mungkin karena mengenakan gaun pengantin, suasana suram di tubuhnya digantikan oleh kelembutan, pada saat ini, dia benar-benar tampak seperti seorang putri.

Bahkan aku yang sangat membenci wanita ini. Wanita ini sangat cantik hingga membuatku tergoda.

Claura tampak senang dengan reaksiku, dia perlahan berjalan kemari dan secara alami merangkul lenganku dan berkata: “Ayo jalan.”

Aku tidak terbiasa dekat dengannya, tapi mengingat hari ini, aku membiarkannya merangkulku dan bersama-sama denganku turun ke aula lantai satu.

Begitu kami berdua muncul, semua orang menatap kami dengan penuh takjub, iri, cemburu, semua jenis tatapan diarahkan ketubuh kami.

Pada saat ini aku sangat gugup, ketika aku melihat Nichkhun dilokasi, aku sangat terkejut dan bertanya pada Claura kenapa mengundangnya kemari?

Claura tersenyum dan berkata: “Perselisihanku dengan Nichkhun tidak ada untungnya, jadi kami berdua sudah baikkan, sekarang dia adalah sekutuku.”

Aku langsung marah mendengar ucapan ini, ketika aku ingin melampiaskannya, Claura melirikku dengan dingin dan berkata: “Oh iya, Bukankah kamu sangat ingin melihat dimana Felicia? Dia sudah datang.”

Ketika mendengar Felicia sudah datang, aku buru-buru melihat kerumunan, lalu, melihat Felicia disudut, saat ini dia mengenakan rok kuning angsa, matanya tertutup tidak bernyawa, seolah seperti rohnya dicabut orang.

Saat ini, aku merasa hatiku sangat sakit, aku menatap Claura dengan marah dan berkata: “Ini hadiah besarmu?”

Membiarkan musuhku menjadi sekutunya, mematahkan niatku untuk memanfaatkannya, membuat wanita paling kucintai melihat aku menikah dengan wanita lain, membuat kami semua sakit hati, ini hadiah besarmu?

Claura mengaitkan bibirnya dengan bangga dan berkata: “Hal baik masih menunggumu dibelakang.”

Tidak tahu mengapa setelah mendengarkannya, tiba-tiba aku mempunyai firasat buruk.

Sebenarnya apa yang ingin dilakukan wanita gila ini?

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu