Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 476 ‘Cedera’ Berat Alwi Palsu

Ketika selesai aku mengatakan hal ini kepada Claura, dia terdiam begitu lama, kemudian dengan berat hati dia bertanya : “Kamu memberitahu Tuan recardo, apakah hanya ingin membalas dendam kepada Alwi? Dan juga, kamu….kenapa mempunyai nomor Tuan recardo?”

Aku tertawa bertanya padanya : “Dia itu Tuanku, aku ada nomornya apa aneh?”

Claura tercengang oleh perkataanku, tapi dia tidak bisa mengatakan bahwa mereka tidak ingin aku mempunyai nomor Ricardo Song? Tapi aku benar-benar tidak tahu nomornya Ricardo Song, maka dari itu bila aku tidak bisa memberikan penjelasan yang tidak masuk akal, dia akan mencurigaiku, tidak hanya dia, Ricardo juga akan mencurigaiku.

Memikirkan sampai disini, aku pura-pura menghela nafas, berkata : “Aku jujur saja sama kamu, aku sebenarnya tidak pernah tahu nomornya Tuan recardo, aku mendapatkan nomor ini ketika kamu mandi, aku mengambil ponselmu, dan menemukan nomor ini, aku melakukan hal ini, hanya ingin memohon kepada Tuan recardo, berharap dia tidak terlalu menyalahkan kamu, tapi aku tidak menyangka aku mendengarkan masalah ini, ngomong-ngomong, jika bukan karena cara bicara kalian terlalu ‘keji’, aku khawatir mungkin hari ini aku masih tidak tahu apa-apa.”

Claura dengan sedih berkata : “Suamiku, aku tidak tahu kamu begitu peduli denganku.”

“Kamu adalah istriku, aku tidak peduli, terus siapa yang aku pedulikan?” Aku berpura-pura marah, “Tapi mungkin karena aku terlalu menghargai posisi diriku sendiri di hatimu, lagipula yang ada di hatimu dan orang yang kamu percaya dengan sepenuh hati bukanlah aku, melainkan si brengsek Alwi itu.”

Setelah selesai berbicara, aku menutup telponnya, setelah selesai semua ini, suasana hatiku begitu senang dan memanggil pelayan, memesan beberapa makanan, sambil makan dan minum, selama waktu ini, Ricardo Song meneleponku dua kali, aku tidak mengangkatnya, aku tahu Ricardo Song mungkin merasa aku memberontak, dan akan membenci perilaku aku yang tidak patuh ini, tapi aku hanyalah salah satu bidaknya dia, bagaimana cara dia memandangku, aku tidak peduli. Terlebih lagi, aku seperti ini, kelihatan aku benar-benar menganggapnya sebagai Tuanku, itu sebabnya aku‘berlagak marah, yang juga dapat membantu menghilangkan keraguannya terhadap aku.

Ricardo Song merupakan seorang yang konsisten, satu-satunya orang yang aku hormati, jadi dia tidak meneleponku untuk ketiga kalinya, tapi, aku rasa dia akan menghabisi dengan sadis terhadap Alwi palsu, lagipula dibandingkan dengan permainan aku dan Alwi palsu, Alwi palsu sudah bermuka dua dan telah melakukan demi kedengkiannya.

Setelah selesai makan, aku berkeliaran di luar, membiarkan tubuhku mencerna makanan yang sudah aku makan, dan langit pun perlahan mulai terang, aku tidak merasa mengantuk, aku mulai berlari kecil di sepanjang jalan, dan setiap pagi aku berlatih dengan rencanaku, setelah selesai berlatih, langit sudah cerah, aku membeli roti di sebuah toko, setelah menghabisi roti itu aku segera berjalan ke hotel, dalam pikiranku terus berpikir langkah kedua dalam rencanaku.

Melewati sebuah toko obat, aku tidak bisa berhenti memikirkan tamparan yang diterima kak Yanti, mungkin saja hanya bersimpati, atau mungkin aku ingin memikat hatinya, aku pun membelikannya obat, dan kembali keclub Sinarmas.

Lantai teratas dari Sinarmas adalah hotel, di pagi hari ini selain hotel yang beroperasi tidak ada bisnis lain yang buka, bahkan pelayan jemput tamu pun tidak bekerja.

Ketika aku memasuki hotel, aku pun berpapasan dengan kak Yanti yang sedang berjalan keluar tampak kelelahan. Dia mengenakan rok kemarin, pipinya memar, sudut bibirnya berdarah, bahkan bibirnya robek, aku menunduk ke bawah, melihat ternyata lutut dan juga lengannya memar. Aku sudah tahu, dia pasti mengalami penyiksaan yang tidak manusiawi tadi malam, tiba-tiba aku merasakan..

Dia melihatku, kak Yanti tersenyum padaku, senyum itu masih begitu memesona, tetapi kurang rasa percaya diri dan santai yang dia miliki dulu, aku tidak melihat seorang pun di sekeliling, dan aku memberinya obat herbal itu ke tangannya, dia mengambil ramuan itu dan dengan sedikit tersanjung dia bertanya padaku apa ini? Dengan datar aku menjawab : “Ini mampu membantu menghilangkan memar yang ada di badanmu.”

Selesai berbicara, aku tidak menunggu reaksi kak Yanti, segera aku memasuki lift. Setelah sampai di hotel, aku melihat seorang gadis sedang menangis tersedu-sedu, dan seorang pria di sampingnya membujuknya dengan hati-hati. Aku melihat sekilas, gadis itu tampak seperti Rita, sangat cantik, riasan di wajahnya yang tidak terlalu tebal, dan ketika dia menangis membuat hati orang ikut hancur, di banding dirinya, aku lebih tertarik dengan pria yang berdiri di sampingnya.

Pria yang tampak ganteng, dan gagah ini bukan lah orang lain, melainkan Jacky suami dari kak Yanti. Suami kak Yanti yang tidak pernah bersikap sopan di depan kak Yanti, sekarang dengan lemah lembut menghibur wanita lain, jika aku tidak salah menebak, wanita ini merupakan selingkuhannya, kak Yanti pernah mengatakan bahwa Jacky sangat suka dengan daun muda, hanya saja aku tidak tahu, kenapa gadis ini ada di sini? Kenapa bisa menangis di sini? Jangan-jangan dia dipukul oleh kak Yanti?

Sambil asal berpikir, aku melewati kedua orang ini, pada saat ini, aku mendengar gadis itu berbicara kepada Jacky : “Maafkan aku, sayang, aku hanya khawatir kamu akan lupa dengan sarapanmu, makanya aku datang untuk mengantar makanan untukmu, aku tidak menyangka kalian berdua sedang……akuu….aku tidak sengaja mengganggu kalian, aku tahu kalian adalah suami istri, aku seharusnya tidak muncul, tapi aku……aku tidak bisa untuk tidak peduli denganmu, makanya aku bisa kesini mencarimu.”

Bulu kudukku merinding, jadi bisa di bilang, gadis ini datang ketika kak Yanti dan Jacky sedang bercinta, dengan kata lain dia khawatir jika Jacky tidak sarapan, tapi sebenarnya dia cemburu, ingin membuktikan ‘hak’ diri sendiri, dan mempermalukan kak Yanti?

Benar-benar hati yang kejam, aku tidak percaya Jacky berbuat sampai sejauh ini, bisa begitu bodoh. Siapa tahu, Jacky bisa dengan lembut berkata : “Sayangku, tidak seharusnya kamu minta maaf denganku, aku yang harus minta maaf denganmu, aku bahkan melakukan hal itu dengan wanita lain, tapi kamu harus percaya, wanita itulah yang merayu dan menggodaku dengan segala cara, aku sebenarnya muak melihatnya, akhirnya aku tidur dengannya, ingin menyiksanya, agar dia tidak akan merayuku lagi.”

Aku tidak menyangka Jacky akan berkata demikian, aku rasa dunia ini benar-benar sudah mau kiamat, tapi di zaman ini selama kamu cantik, kamu menjadi selingkuhan orang maka kamu akan selalu di maafkan dan mendapatkan simpati, kasus semacam ini sudah sangat banyak di temui. Aku tidak ingin ikut campur dengan urusan hubungan orang lain, tapi aku hanya merasa pria yang tidak tahu berterima kasih seperti Jacky ini merusak imej kami sebagai lelaki.

Masih sedang berpikir, aku membuka pintu kamar, aku melihat Claura sedang duduk di lantai, melihat aku kembali, dia terlihat begitu gembira, dia segera bangun dari duduknya dan bergegas memelukku, berkata : “Suamiku, akhirnya kamu kembali, aku sangat mengkhawatirkanmu.”

Aku berkata dengan cuek : “Apa yang kamu khawatirkan? Takut aku berpikir pendek dan bunuh diri? Sepertinya Reino tidak sekanak-kanak itu.”

Mendengar perkataan ini, Claura mengerutkan keningnya, dengan tidak berdaya berkata : “Kamu pikir sampai kemana? Aku hanya takut kamu emosi kemudian pergi ke tempat lain, jika seperti itu, aku harus mencarimu kemana?”

Aku tidak bersuara, melihat wajah Claura yang penuh dengan kecemasan, membuat aku ketawa, dengan berhati-hati dia bertanya padaku apa yang aku tertawakan? Aku berkata : “Aku ketawain kamu, kamu saja mampu menemukan jejak antara aku dan Lili, dan masih bisa mengatur strategi pembunuhan, jadi aku bersembunyi sampai ke ujung dunia pun, dengan kemampuan yang kamu miliki, mana mungkin kamu tidak bisa menemukan aku?”

Meskipun sakit kepalaku sudah berangsur membaik, tapi ketika kami terakhir kali menemui Kimi, dia pernah berkata, bahwa emosiku sering kambuh lagi dan lagi, dia menyuruh kami untuk berhati-hati, makanya walaupun aku kadang baik dan kadang jahat terhadap Claura, aku juga tidak takut dia akan mencurigaiku.

Fakta telah membuktikan bahwa penilaian aku benar, Claura tidak hanya tidak mencurigaiku, tapi dia juga khawatir aku akan bertindak gegabah, dengan tulus dia meminta maaf padaku, berkata dia telah berbuat salah, dan juga menyuruh aku untuk menjaga kesehatanku.

Aku duduk, memandangnya dengan tatapan marah, raut wajahnya yang penuh dengan kesedihan, berjalan kearahku dan berkata : “Aku benar-benar salah, aku tidak akan berbuat hal bodoh lagi hanya karena cemburu.”

Aku berkata : “Dari perkataanmu sepertinya aku marah hanya karena kamu membunuh Lili saja.”

Claura menatapku dengan sedikit aneh, wajahnya penuh dengan tanda tanya, seolah berkata : “Bukankah begitu?”

Aku berkata dengan berat hati : “Apa yang aku katakan padamu kemarin saat di telpon? Aku bisa memaklumi segala hal tentangmu, tapi aku tidak bisa membiarkan kamu di manfaatin oleh lelaki lain karena rahasia itu, kamu selalu datang ketika di minta, apakah kamu masih tidak mengerti kata-kataku? Maksud aku, aku tidak menyalahkan kamu soal kamu membunuh Lili, karena aku tahu kamu melakukan ini karena mencintaiku, tapi kamu tidak seharusnya menyembunyikan ini dariku, dan menyerahkan masalah ini di kerjakan oleh Alwi, membuat si brengsek itu memiliki kesempatan untuk mengancammu, kamu juga bukan tidak tahu seberapa cintanya si brengsek itu terhadapmu, kamu masih menyuruh dia melakukan hal ini, bukankah kamu malah memberinya kesempatan untuk mendekatimu?”

Claura tidak bisa berkata apa-apa, aku melanjutkan perkataanku : “Terlebih lagi, jika hari itu bukan keberuntunganku, aku hanya memiliki tiga kemungkinan, pertama aku pasti sudah mati, kedua menjadi pembunuh yang kejam, ketiga aku memperalat Govy untuk menyelesaikan masalah ini, aku akan melewati hal ini, juga akan melewati kesempatan untuk maju pesat dalam karirku, dan juga aku melewati kesempatan untuk mengambil hati Tuan recardo, mungkin akan membuat Tuan recardo kecewa denganku, menurutmu, hanya karena kecemburuanmu yang sepele ini, membuat aku kehilangan ini semua, apakah layak? Kamu kira, aku begitu kerja keras, hanya untuk siapa?”

Claura memelukku, berkata dengan sedih : “Maafkan aku, maafkan aku, aku juga tidak tahu Alwi masih berani ingin membunuhmu, jadi…”

Aku tahu waktu pembalasan hampir tiba, aku menghela nafas dalam-dalam, membelai-belai kepalanya, dengan nada rendah aku berbicara : “Istriku, aku juga tidak ingin memarahimu, tapi kali ini kamu benar-benar berbuat salah. Pernahkah kamu berpikir, Alwi bisa memanfaatkan hal ini untuk mengancammu, agar kamu menemuinya, dan mungkin bisa membuatmu melakukan hal yang berlebihan? Apa yang telah kamu perbuat, dan apa konsekuensi yang akan aku terima aku tidak peduli, yang pastinya aku Reino dan hidupku hanya kamu, terserah kamu berbuat apa, tapi, aku tidak akan membiarkan si brengsek itu memperalat perasaan kamu kepadaku, dan menggertakmu.”

Aku merasakan tubuh Claura merinding, kemudian, dia memelukku dengan lebih erat, berkata dengan terharu : “Suamiku, maaf, aku tidak akan membuat hal bodoh seperti ini lagi.”

Melihat diriku sendiri di cermin, aku tidak bisa menahan tawaku, aku tahu, Claura sudah mulai masuk ke dalam perangkap kelembutanku secara perlahan, aku membelai rambutnya dengan lembut, tanpa bersuara, tapi dalam hatiku berharap dia mengetahui kebenaran hari itu, pada saat itu, dia akan membayar semua kepada orang-orang yang pernah dia sakiti, dan yang terbunuh!

Saat memeluk Claura, aku berkata bahwa aku lelah, ingin istirahat, dengan lembut Claura berkata bahwa dia akan menemani aku, dengan nada yang begitu lembut, aku memeluknya dan segera ke tempat tidur, dalam pelukanku, dengan hati yang sakit berkata : “Kamu tidak tidur semalaman ya?”

Claura mengangguk, aku berpura-pura merasa bersalah, dan berkata : “Maafkan aku, istriku, sebenarnya aku tidak ingin berbuat seperti ini terhadap kamu, tapi aku terlalu marah, sekarang kalau di pikir-pikir, aku benar-benar terlalu gegabah, tunggu aku bangun dari tidurku aku akan menelpon Tuan recardo, memohon padanya agar memaafkanmu, lagipula Lili sudah mati, tidak ada pengaruh sama sekali dengan rencanaku.”

Claura menggelengkan kepalanya, berkata : “Aku tidak apa-apa, Tuan recardo juga tidak akan begitu menghukumku.”

Aku berkata kalau begitu aku akan merasa tenang, kemudian aku bertanya : “Bagaimana dengan si brengsek itu?”

Claura tahu bahwa aku membenci Alwi palsu, dengan polos memberitahuku : “Kali ini dia benar-benar membuat Tuan recardo marah besar, Tuan recardo sudah mengutuskan orang untuk mengambil alih sebagian pasukan di Nanjing, Tuan recardo berkata jika dia terus tidak mematuhi peraturan, maka akan membuatnya menjadi anak terlantar.”

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu