Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 54 Ketahuan

ekspresi wajah Claura berubah drastis ketika dia melihat beberapa tentara turun dari dalam mobil itu. dia lalu menatapku dengan pandangan yang penuh ketakutan lalu mundur beberapa langkah dan tidak berani maju lagi.

semua orang disana terdiam melihat semua ini dan memandangiku dengan penuh ketakutan. mereka mungkin khawatir kalau aku menyuruh para tentara itu untuk menangkap mereka semua. kejadian hari ini merupakan hal yang melanggar hukum dan mungkin semua orang disini tidaklah suci.

aku lalu menatap sekilas wajah mereka dan memandang ekspresi ketakutan pada wajah wajah orang penting itu. mungkin mereka juga memandangi ekpresi jelekku tadi? aku ingin tertawa karena aku memiliki perasaan yang puas setelah membalas dendam. apalagi ketika melihat ekspresi wajah murung pada Claura, aku tersenyum dan bertanya :" sekarang, sudah bolehkan aku pergi?"

Claura tidak berkata apapun dan wajahnya sangatlah pucat. aku lalu pergi meninggalkan tempat itu.

masalah hari ini sangatlah kacau. aku merasa kalau semua orang itu mulai meragukan identittasku karena tidak ada orang yang bisa mengundang kedatangan tentara dengan mudah. sebelum mereka mengetahui identitasku dengan pasti, mereka tidak berani mengangguku dan ini juga merupakan kesempatan bagiku untuk beristirahat sejenak. didalam waktu ini juga aku harus meningkatkan kemampuan dan bekerja sama dengan Jack.

aku lalu dengan sombongnya meninggalkan tempat itu. aku lalu menghela nafas yang panjang dan berkata kepada Jack :" bang Jack, aku sangat berterimakasih kepadamu kali ini." setelah mengatakan itu, aku lalu menatap kumpulan tentara itu dan bertanya kepadanya apakah tentara ini merupakan orang yang disuruhnya untuk datang kesini?

Jack menggelengkan kepalanya dan berkata kalau dia tidak memiliki kemampuan sehebat itu. aku terbengong dan tiba tiba terlintas sebuah bayangan badan yang indah dibenakku. apakah ini kelakuan Jessi?

Jack mengangguk dan menyuruhku untuk masuk kedalam mobil. masalah ini sudah selesai dan dia akan mengantarku pulang.

aku, Jack dan dua teman lainnya masuk kedalam mobilnya. didalam mobil aku mendengar salah satu dari termannya bertanya apa rencana selanjutnya. aku langsung mendengar dengan fokus dan menatap Jack dengan penuh harapan. sesuai dugaanku, dia pasti akan tinggal disini bersamaku untuk melakukan banyak hal bersama.

siapa tahu kalau Jack akan berkata :" aku bersiap siap untuk kembali ke markasku dan tugas yang diberikan kepadaku, aku belum memberi sebuah hasil kepada atasanku. sudah waktunya aku kembali."

hatiku berdegup kencang dan tiba tiba merasa panik. apa? dia ingin kembali ke markas? bagaimana denganku? salah satu harapanku sekarang adalah Jack. kalau bukan karena dia, aku tidak akan memiliki keberanian untuk melawan para orang itu hari ini. tetapi sekarang dia malah mengatakan kalau dia akan kembali. apakah dia bercanda?

jika dibandingkan denganku, teman teman Jack malah senang dan merasa akhirnya Jack sudah berpikir dengan baik. Jack lalu menatapku dan berkata :" Alwi, aku harus kembali. selanjutnya kamu harus mengandalkan pada dirimu sendiri. jangan takut dan harus berani untuk menyerbu layaknya seorang pria sejati. apakah kamu tahu itu?"

perkataan ini gampang diucapkan namun susah dilakukan. meskipun aku merasa sedih, namun aku terpaksa menganggukkan kepalaku dan berkata kalau aku akan berusaha. bagaimanapun Jack bisa membantuku karena permintaan Jessi dan dia kembali karena ada hal lain juga.

aku sudah tidak memiliki pilihan lain lagi. aku hanya bisa memaksa diriku untuk terus maju kedepan.

Jack mengantarku sampai didepan rumah Felicia. Felicia sudah menungguku dengan panik didepan pintu. melihat ekspresi khawatirnya itu, aku merasa terharu dan berkata kepada Jack :" bang Jack, bagaimanapun aku sangat berterimakasih kepadamu untuk beberapa waktu ini. aku akan menraktirmu minum bir ketika kamu kembali nanti."

Jack mengangguk dan menyerahkan sebuah surat kepadaku lalu berkata :" Jessi lah yang menyuruhku untuk menyerahkan surat ini untukmu."

aku menerima surat itu dan Jack pun melambaikan tangannya kearahku lalu pergi dari sini.

Felicia dengan bahagianya mendekatiku lalu menggandeng tanganku dan menatapku dari atas hingga bawah. ketika dia memastikan aku tidak terluka, dia lalu menghela nafas dan melototiku sambil berkata :" adikku yang perjaka, untung saja tidak terjadi apa apa padamu. aku sangat khawatir hingga tidak bisa tidur."

aku memegang tangannya dengan erat dan berkata :" kak Felicia, kamu sangatlah baik."

Felicia tersenyum kepadaku dan melirik surat yang ada pada tanganku. dia merasa penasaran dan bertanya apa itu. aku berkata itu merupakan surat dari seorang teman. dia sedikit cemburu dan berkata :" teman yang mana? kenapa aku tidak tahu kalau kamu ada teman? jangan jangan ini adalah surat dari gadis cantik itu?"

aku tersenyum dan mencubit pipinya lalu bertanya apakah dia cemburu?

dia menusuk dahiku dengan jarinya sambil menarikku naik keatas dan berkata :" siapa yang cemburu? apakah kamu mengira kalau kakak menyukaimu? adikku yang perjaka, kamu sangatlah baper."

dia bahkan mengejekku dan merebut surat itu dari tanganku. dia lalu naik keatas sambil melompat. bokongnya sangatlah besar dan kencang, kedua bokongnya bergoyang ketika dia berjalan. aku menelan liurku ketika melihat pemandangan itu.

bagian punggung Felicia seperti memiliki mata. ketika dia membuka pintu, dia langsung berbalik dan berkata :" adikku yang perjaka, apakah bentuk tubuhku enak dipandang?"

wajahku tiba tiba panas dan dengan gugupnya berkata enak dipandang. dia mengerutkan keningnya lalu tersenyum dan berkata :" tidak hanya enak dipandang, bahkan juga enak diraba. apakah kamu mau mencobanya?" dia lalu menepuk dirinya sendiri setelah mengatakan itu. aku merasa malu ketika melihat ekspresi wajahnya yang seksi itu ditambah gerakan tubuhnya yang menggoda.

Felicia tertawa dan berkata :" adikku memanglah masih perjaka. ekspresi kamu ketika merasa malu itu sangatlah imut."

setelah aku masuk kedalam rumahnya, dia pun duduk disofa sambil membuka surat itu. aku berjalan kesana dan dia memberi surat itu kepadaku lalu membaca bersama denganku.

didalam surat itu, Jessi berkata :" Alwi, akulah yang menyuruhmu untuk mengacaukan masalah itu. aku juga tahu kalau jack akan segera pergi. apakah kamu sekarang merasa sangat tidak berdaya? meskipun hal ini memutuskan jalanmu, namun disatu sisi lainnya dia juga memberi sebuah jalan untukmu. kalau kamu tidak bisa menggunakan kesempatan ini dengan baik, aku hanya bisa memastikan kalau kamu tidak bisa menang dan sudah ditakdirkan untuk kalah. aku tidak akan menghabiskan waktuku padamu lagi. namun kalau kamu bisa menggunakan kesempatan ini dengan baik, aku akan memberimu bantuan tanpa alasan."

penutup surat ini adalah :" Penonton ----Jessi ."

melihat penutup surat ini, aku tersenyum dan benakku membayangkan wajahnya yang imut itu. kakak yang aku anggap peri baik itu tidaklah lagi baik sekarang, melainkan seorang peri yang jahat.

Felicia menatapku dan aku tidak pernah ditatap seperti itu oleh lawan jenis. telingaku menjadi panas dan Felicia pun tertawa. dia sepertinya sengaja mengangguku, dia lalu berkata :" Alwi, siapa sebenarnya wanita ini?"

aku menggelengkan kepala dan berkata tidak tahu. Felicia menggerutu dan berkata kalau aku sedang berbohong bahkan berkata tidak apa apa kalau aku tidak ingin berkata kepadanya.

aku lalu berkata :" aku benar benar tidak mengenalnya. dia bilang kalau dia menolongku karena dia merasa menarik saja. kalau aku benar benar berhubungan dengannya, paman Lei tidak akan membiarkanku begitu saja dan juga bolehkah Nichkhun menganggu ku dengan segampang itu?"

Felicia mengangguk dan berkata :" iya juga, dia 80% kemungkinan merupakan putri dari orang kaya dan mungkin dia merasa kehidupannya terlalu membosankan. awas saja kau jatuh cinta padanya. orang seperti kita memiliki kasta yang berbeda dengannya. kamu jangan terlalu berharap."

aku kembali terpikir akan senyuman Jessi dan aku merasa diriku telah tergoda olehnya. aku tidak bisa memastikan apakah aku mencintainya atau tidak. namun aku mengerti, apa yang dikatakan Felicia adalah betul. meskipun aku berusaha seumur hidup, aku juga tidak bisa mendapatkan gadis itu."

aku tahu kalau aku adalah hanya seorang manusia biasa yang tidak dipandang penting oleh orang. aku tidak cocok dengannya, aku juga tidak berani berharap. hanya saja dia seperti sebuah bibit yang sudah tertanam didalam hatiku. bibit itu mulai berakar, dan suatu hari akan menjadi sebuah pohon besar dan mungkin saja pohon ini akan mati disuatu hari.

Felicia melihatku sedang menghayal dan berkata apakah aku benar benar jatuh cinta pada wanita itu? aku canggung dan berkata aku sedang memikirkan sesuatu hal. aku lalu menceritakan semua kejadian hari ini kepadanya. setelah selesai, dia menciumku dan berkata :" adikku yang perjaka, kamu sangatlah keren, sayangnya kakak tidak bisa menyaksikan kemampuanmu langsung."

wajahku memerah setelah diciumnya. meskipun malam ini aku merasa puas, namun aku khawatir tentang masa depanku. ketika aku memikirkan itu, ponselku tiba tiba berdering dan itu merupakan panggilan dari Selin.

aku langsung mengangkatnya :" Selin, kamu tidak apa apa kan?"

mendengar suaranya, aku kira Selin masih marah kepadaku. bagimanapun dia bisa ditangkap karena melindungiku hari itu. aku malah tidak menghubunginya hingga sekarang. apalagi karena dia sedang menghamili anakku?

aku berkata :" Selin, aku dua hari ini sangatlah sibuk dan tidak sempat menghubungimu. jangan salahkan aku ya. kamu dimana sekarang? aku akan pergi mencarimu."

ketika aku mengatakan itu, terdengar sebuah suara dari dalam ponsel itu :" dia ada dirumahku."

ini merupakan suara Claura. aku merasa panik dan langsung bertanya apa yang dia lakukan terhadap Selin? Claura berkata aku akan mengetahuinya jika kesana dan dia juga bertanya apakah aku sedang bersama dengan Felicia? dia ingin kami berdua pergi kesana agar Felicia mengetahui sifat asliku.

dia lalu menutup telepon itu.

aku semakin panik. ada apa dengan Claura? apakah kejadian tadi tidak membuatnya trauma? kenapa dia masih berani mengancamku menggunakan Selin? aku semakin panik ketika teringat akan anak yang ada didalam perut Selin. aku menceritakan masalah ini kepada Felicia dan kami pun bergegas menuju kerumah Claura.

kami pun sampai dirumahnya. aku pun diseret oleh dua orang pria kedalam dan begitu juga dengan Felicia. aku mengangkat kepalaku dan melihat kalau Claura sedang menatapku dengan penuh amarah. Selin diikat olehnya diatas kursi dan ekspresi wajahnya sangatlah panik. ketika melihatku, Selin langsung memanggilku " bang Alwi." tolonglah aku.

aku sangatlah panik dan aku tahu kalau aku tidak boleh langsung menuju kesana. kalau tidak Claura tidak akan melepaskanku. oleh karena itu aku pun berusaha untuk tenang dan berkata :" Claura, tampaknya kamu tidak belajar apapun dari kejadian malam ini."

setelah mengatakan itu, Claura langsung menamparku dan berkata :" Alwi, kamu adalah sampah. meskipun semua orang penting dikota NanJing ini menakutimu, namun aku tidak!" setelah mengatakan itu, dia menarik kera bajuku lalu menyeretku kedepannya. dia lalu menghantam perutku menggunakan lututnya. sekujur tubuhku mulai berkeringat dingin dan dia lalu kembali menamparku beberapa kali dan berkata :" kamu berani bekerja sama dengan wanita ini untuk membohongiku. aku akan menghajarmu hari ini!"

mendengar semua ini, aku semakin panik. ini gawat, Claura sudah tahu kalau anak yang dikandungi Selin bukanlah anaknya!

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu