Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1117 Mencukur rambut untuk menjadi seorang biarawati

Untuk waktu berikutnya, aku baik-baik merawat lukaku dan melakukan pemeriksaan, pada periode ini, Jessi terus merawatku, dia makan dan tinggal bersamaku, ketika aku tidak bisa berdiri, dia mendorongku dengan kursi roda untuk melihat pemandaangan di luar, melihat cahaya rembulan, raut mukanya berangsur-angsur merah dan matanya kembali bersemangat.

Aku merasa selama hidupku, ini adalah masa-masa yang paling bahagia dalam hidupku dalam beberapa bulan ini.

Enam bulan kemudian, kakekku akhirnya mengizinkan aku keluar dari rumah sakit, sebenarnya jika bukan karena mereka bersikeras, berdasarkan situasi pemulihan diriku, aku bisa kembali ke villa untuk melakukan perawatan, tapi aku sudah melawan mereka setelah bertahun-tahun dan membuat mereka mereka khawatir selama bertahun-tahun, jadi kali ini aku tidak menolak kebaikan mereka.

Hari ini, aku berganti pakaian dengan pakaian yang dibelikan oleh Jessi, aku melihat diriku di cermin, meskipun aku terlihat biasa, tapi badanku ... ...

Aku menepuk perutku, aku tiba-tiba berkata tanpa daya:”Di mana otot perutku dulu yang kekar itu, kamu sudah membuatku gemuk.”

Jessi lagi mengemasi barang-barangku, dia tertawa dan berkata:”Tidak apa-apa, gemuk sedikit lebih enak dilihat. Lagipula bukankah ada satu kata yang mengatakan umur paruh baya akan menjadi gemuk? Usiamu sudah separuh baya tahu.”

Mataku melotot dan aku berkata dengan muram:”Siapa yang bilang, aku masih berumur delapan belas tahun.”

Ibuku juga datang menjemputku pulang, ketika dia mendengar perkataan ini, dia tidak bisa menahan untuk tidak tertawa dan berkata:”Kata-katamu ini untuk wanita kan?”

Aku dihancurkan oleh ibuku sendiri, aku mengaruk kepalaku dengan malu-malu, aku berkata:”Ibu, bagaimana kamu bisa mengejek putramu sendiri.”

Ibuku tersenyum lembut dan berjalan ke depanku untuk merapikan kerah bajuku, bulan lalu dia sedang berdebat dengan ayahku dan akhirnya dia setuju untuk berlibur ke Amerika, mungkin dia tahu bahwa aku akan keluar rumah sakit maka dia cepat-cepat pulang.

Ayahku mengikuti ibuku masuk, dia bertanya penuh perhatian:”Alwi, bagaimana keadaan dirimu?”

Aku berkata:”Pemulihannya berjalan baik, selain aku menjadi agak gemuk, tidak ada masalah lainnya.”

Ayahku tersenyum dan berkata:”Baguslah, akhirnya kakekmu (pihak ayah) sudah bisa bernapas lega. Oh ya, aku dengar Felicia sudah keluar rumah sakit beberapa waktu yang lalu ya? Apakah dia datang melihatmu?”

“Sudah, dia memelukku sambil menangis kencang, aku takut dia bosan maka aku membujuknya untuk masuk ke dunia hiburan lagi, karena dia sangat suka menyanyi dan berakting, dia juga merasa bosan setiap hari terlalu santai, maka sekarang dia sedang sibuk membangun studio.”

Felicia ingin membangun studio dan itu berada di Nanjin, dia melakukan ini karena dia ingin menjaga jarak dengan Jessi, dia bilang jika aku ada waktu maka datang ke Nanjin menemaninya dan itu sudah cukup baginya, waktu yang lain tidak perlu mengkhawatirkannya, aku tahu dia sedang mengalah dan aku sangat berterima kasih.

Ayahku menunjuk padaku dan matanya seakan berkata “bagus sekali kamu bocah”, aku tidak enak hati dan menyentuh hidungku dan bertanya:”Apakah ada kabar tentang kak Govy?”

Tiga bulan yang lalu posisi Govy sudah dipulihkan, Jay juga sudah mati ditembak oleh ayahku, Govy sering menghubungiku, namun, sebulan yang lalu, dia mendapat tugas rahasia, dia tidak bisa berkomunikasi dengan siapa pun, maka kontak kami terputus, kami sudah lama tidak berhubungan, jadi aku agak sedikit khawatir.

Ayahku berkata:”Sudah ada berita, dia akan kembali ke Beijing dalam dua hari lagi.”

Setelah terdiam, dia melirik ke arah Jessi dan melihatku sambil berkata:”Alwi, ayah sebenarnya tidak mau membicarakanmu, tapi ini sebentar saja sudah berlalu enam bulan, janjimu kepada paman Mark sudah sampai waktunya, maksud kami adalah mau kamu dan Jessi bertunangan dulu, kemudian pergi jalan-jalan dengannya, bagaimana?”

Aku melihat Jessi, pada saat ini dia menatapku sambil tersenyum, aku tahu jika aku mengatakan bahwa aku masih ingin menunggu lagi, dia pasti tidak akan keberatan, tapi aku tidak ingin menunggu lagi, lagipula ini sudah melewati enam bulan, banyak hal dihatiku yang sudah tenang, orang yang mati telah mati, aku tidak bisa mengabaikan orang yang masih hidup.

Karena itu, aku langsung berkata:”Lakukan seperti apa yang kalian katakan, aku malam ini akan berkumpul dengan Dony Yun dan lainnya, besok akan pulang ke Beijing pergi melamar ke keluarga Song”

Aku berkata sambil menatap Jessi dalam-dalam, dia menatapku, wajahnya secantik bunga persik dan sedikit malu.

Aku tahu, dia sudah lama menunggu hari ini dan sudah waktunya bagiku untuk memenuhi janjiku.

Ayahku sangat senang dan berkata:”Kalau begitu, aku dan ibumu malam ini akan kembali ke Beijing, karena mau pergi melamar ke keluarga Song, tentu saja kita harus menyiapkan barang lamarannya.”

Jessi buru-buru berkata:”Paman, Bibi, jangan terlalu repot, ini sudah zaman apa sekarang, mari kita sederhanakan semuanya.”

Ayahku sangat puas dengan menantunya ini, jadi dia segera menghentikan kata-katanya, dia berkata:”Tidak boleh seperti itu, kamu adalah menantu keluarga Chen kami, kamu sangat baik terhadap Alwi, keluarga Chen kami pasti melakukannya sesuai adat lama, kami akan memberikan penghormatan tertinggi kepadamu, juga memberitahukan kepada orang-orang yang menertawaimu di Beijing, biarkan mereka tahu, kamu dulu adalah nona besar nomor satu di Beijing, sekarang juga masih begitu.”

Ibuku menambahkan dan berkata:”Betul itu, biarkan orang-orang yang menghinamu tahu bahwa mereka sangat bodoh, menantu perempuan keluarga Chen kami, nona besar keluarga Song, siapa yang berani menertawakannya?”

Melihat orang tuaku sangat menyayangi dan menghormati Jessi, hatiku merasa sangat senang, aku datang dan memegang tangannya dan aku berkata:”Jessi, ikuti saja apa kata ayah dan ibuku.”

Jessi mengangguk, dia ragu sebentar dan berkata:”Aku hanya takut paman dan bibi terlalu berlebihan dan akan membuat Felicia tidak nyaman, meskipun berdasarkan kepribadiannya, dia tidak akan berpikir seperti itu.”

Aku mengaruk kepalaku dan untuk sementara waktu aku tidak tahu harus berkata apa, keluarga Felicia sudah mengalami banyak masalah, aku juga tidak bisa menikahinya secara resmi, tidak peduli apa yang dilakukan, dia tetap pihak yang dirugikan, jadi Jessi berpikir untuk melaksanakan semuanya secara sederhana saja, untuk mengurangi kesenjangan antara dia dan Felicia.

Aku memegang tangan Jessi erat-erat, dan berkata:”Hutangku padanya, aku akan membayarnya dengan cara yang lain, tapi yang harus diberikan kepadamu, aku tidak akan menguranginya sama sekali, jangan berpikir terlalu banyak, pikirkan lebih banyak untuk dirimu sendiri, bisa kan?”

Jessi menganguk dengan patuh, aku memeluknya dengan lembut, dia sedikit merasa tidak enak dan berkata:”Paman dan bibi masih ada di sini.”

Aku berkata:”Mereka berdua mungkin lebih mesra dari kita, jangan takut.”

Jessi tersenyum tanpa daya, ibuku menjadi malu, ayahku tertawa terbahak-bahak dan berkata:”Kamu memang anakku.”

Ibuku menyela dan berkata:”Memangnya bukan? Dia tidak tahu malu seperti dirimu.”

Ayahku menggaruk kepalanya dengan malu, aku melihat tampang malunya di depan ibuku, hatiku sungguh merasa senang.

Dengan begini, keluarga kami keluar dari rumah sakit dengan bahagia, pada saat ini , Dony Yun dan Samuel sudah menunggu di depan rumah sakit, Dony Yun menghampiriku dan memelukku, dia berkata:”Alwi, selamat ya sudah bisa keluar dari rumah sakit.”

Setelah kehilangan Nody, aku lebih menghargai saudara-saudara baikku, aku tersenyum dan berkata:”Dony Yun, Samuel, aku sungguh minta maaf karena membiarkan kalian khawatir.”

Dony Yun berkata:”Jangan berkata seperti itu, kami sudah sangat senang jika kamu menyayangi badanmu sendiri dan tidak menakuti kami lagi. Oh ya, Joko Chu juga sudah datang, dia sudah bisa menghilangkan kecanduannya, kamu membiarkan wanita itu agar melahirkan anaknya, ini benar-benar kebahagiaan yang berlipat ganda, begitu dia mendengar bahwa kamu akan keluar dari rumah sakit, dia bersikeras datang menjengukmu bersama anaknya, ketua Chu juga datang.”

Ayahku berkata:”Masih ada paman Wolf Wangmu, dia dan tante Ding khusus datang dari Xuzhou untuk melihatmu, kami akan berkumpul bersama sore ini, maka kami tidak akan mengganggu kalian yang lebih muda ini.”

Aku mengangguk meskipun aku sudah lama tidak berhubungan dengan paman Wolf Wang, tapi semua orang pasti tahu bahwa paman Wolf Wang pasti senang sekali ketika mendengar ayahku masih hidup, reaksinya pasti sama seperti Nody dan lainnya ketika mendengar bahwa aku masih hidup.

Aku berkata:”Kalau begitu, ayah, kita berpisah untuk melakukan urusan masing-masing, besok kita langsung bertemu di Beijing saja.”

Ayahku mengangguk, ketika aku bersiap naik ke mobil Dony Yun, Jessi malah menarik tanganku dan berkata:”Alwi, aku bawa kamu ke suatu tempat dulu.”

Aku memandang Jessi, aku penasaran ke mana dia ingin membawaku, sedangkan Dony Yun sepertinya sudah tahu dia akan membawaku ke mana, dia berkata dengan sedikit kaku:”Lebih baik pergi ke rumahku dulu, Joko Chu sedang menunggumu di sana.”

Dia jelas mengatakan ini kepadaku tapi pandangan matanya tertuju kepada Jessi dan ada sedikit perasaan memohon di matanya.

Aku jarang melihat ekspresi Dony Yun yang seperti ini, aku tidak bisa tidak bertanya-tanya, sebenarnya Jessi ingin membawaku ke mana, sehingga bisa membuat Dony Yun yang dingin bisa bereaksi seperti ini? Aku memikirkannya kembali, aku mendadak ada sebuah pemikiran, apakah dia mau membawaku pergi menemui Aiko? Jika tebakanku benar, melihat reaksi Dony Yun, sepertinya kondisi Aiko tidak begitu bagus.

Sebenarnya, dalam beberapa waktu ini, aku selalu ingin menanyakan kondisi Aiko, tetapi setiap kali aku mengungkitnya, pandangan mata Jessi sangat dingin, orang yang lain juga seperti itu, mereka berkata aku harus rawat diriku baik-baik dan mereka baru akan memberitahuku, sekarang sepertinya Jessi ingin memenuhi janjinya, tapi Dony Yun tidak ingin aku mengetahui masalah ini terlalu cepat, mungkin dia takut setelah aku mengetahuinya, emosiku yang akhirnya bisa tenang ini mendadak akan runtuh lagi.

Namun, aku selalu perhatian dengan kondisi Aiko, terutama sejak aku masuk rumah sakit, dia sama sekali tidak muncul di rumah sakit, aku sudah lama memutuskan untuk pergi mencarinya, tapi sekarang waktunya agak dipercepat saja.

Memikirkan sampai di sini, aku berkata:”Dony Yun, aku minta kamu dan Samuel yang menemani Joko Chu, aku dan Jessi pergi sebentar dulu.”

Dony Yun tahu dengan karakterku, dia menghela napas tanpa daya dan berkata:”Baiklah, malam ini aku akan menyuruh orang menyiapkan jamuannya, kamu dan Jessi harus pulang makan, pada waktu itu Sulistio dan Jinkang juga akan datang.”

Aku tahu bahwa Dony Yun takut jika suasana hatiku buruk maka aku akan bersembunyi, maka dia mengatakan perkataan ini kepadaku beberapa kali, aku memberinya tatapan untuk menyakinkannya, aku berkata:”Tenang saja, aku pasti akan kembali.”

Samuel selalu menaatiku jadi dia tidak mengungkapkan pendapat, hanya saja ketika aku dan Jessi naik ke mobil, dia berkata dengan khawatir supaya aku memperhatikan kesehatanku, aku melambaikan tangaku kepadanya, yang mengatakan bahwa aku baik-baik saja, kemudian Jessi menyetir mobilnya dan kami mulai berangkat.

Sepanjang perjalanan, kami tidak terlalu banyak berbicara, meskipun kami berbicara, kami hanya berbicara tentang hal yang tidak penting, siapa pun tidak ada yang menyebut nama Aiko, seolah-olah sedang berusaha untuk menutupi sesuatu, namun hati kami tahu ini dengan baik.

Aku bersandar di sandaran kursi, aku melihat kota yang ramai ini melalui jendela mobil, ketika aku kembali masih dalam musim semi yang hangat dan dingin, tetapi sekarang sudah musim panas yang panas, waktu berlalu sangat cepat, aku tidak tahu bagaimana keadaan Aiko sekarang.

Sejujurnya, aku benar-benar khawatir Jessi akan mengantar aku ke tempat pemakaman, aku takut Aiko yang baik-baik saja mendadak tidak ada lagi, tapi untungnya, akhirnya Jessi membawaku ke kaki Gunung Zhongshan.

Aku memandang Jessi dengan curiga dan aku bertanya:”Kenapa kamu bawa aku ke sini?”

Aku awalnya berpikir dia akan membawaku untuk melihat Aiko, tapi pada saat ini aku sedikit ragu dan berpikir bahwa tebakanku salah.

Jessi malah memberiku sebuah jawaban yang pasti, dia berkata:”Alwi, dia ada di atas gunung.”

Hatiku mendadak merasa berat, aku mengangkat kepalaku untuk melihat puncak gunung, aku tidak mengerti, apa yang dilakukan Aiko di atas gunung ini?

Jessi menghela napas dan berkata:”Di atas gunung ini ada sebuah tempat biarawati, apakah kamu tahu?”

Aku mengangguk dan samar-samar aku menebak sesuatu.

Jessi berkata dengan datar:”Mari kita pergi, dia ada di sana.”

Jessi tidak mengatakan untuk apa dia berada di sana, hatiku penuh dengan kecemasan dan aku tidak berbicara lagi, aku mengikuti Jessi naik ke atas dan kami segera sampai ke tempat biarawati itu.

Begitu aku masuk, aku melihat seseorang berlutut di atas bantal untuk membaca ayat suci, suaranya sangat kecil, tapi aku sangat mengenal suara itu, jadi aku segera mengenalinya, aku langsung bergegas ke depannya, kemudian, aku melihat wajah yang aku kenal dengan baik dulu, pada saat ini, hatiku berdarah, aku tidak pernah menyangka, Aiko, dia akan mencukur rambutnya untuk menjadi seorang biarawati!

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu