Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1004 Berusaha Keras untuk Hidup Satu Sama Lain (2)

Ini pertama kalinya aku melihat Jessi canggung, untuk pertama kalinya juga melihatnya rapuh seperti seorang wanita desa biasa berjuang dalam nyala api perang, aku menggenggamnya erat, berkata dengan lembut: "Semua sudah berlalu, Jessi, semua sudah berlalu, aku melindungimu."

Jessi memelukku erat, terisak dan berkata: "Aku tidak takut, aku tahu kamu pasti akan memikirkan banyak cara untuk menyelamatkanku."

"Maafkan aku, aku harusnya datang lebih cepat, harusnya lebih cepat...... Aku seharusnya tidak pergi ke acara negara untuk misi sialan itu, seharusnya tidak...... Jika aku datang lebih awal, kamu juga akan terselamatkan lebih awal, tidak perlu terlalu lama menderita." Berbicara sampai disini, aku melonggarkan genggamanku, menatapnya dari atas sampai bawah, menemukan bahwa seluruh tubuhnya adalah jejak darah, ada bekas robekan karena cambuk, disaat ini, hatiku sangat sakit, menggertakkan gigi dan berkata: "Aku ingin mereka semua mati, mereka semua harus mati!"

Jessi menggelengkan kepalanya dan brkata: "Aku tidak apa-apa, bagaimana kamu langsung datang begini? Tidak takut ketahuan kah?"

Aku mengusap air matanya dan berkata: "Bukankah kamu sedang menungguku? Aku tidak akan membiarkan kamu sia-sia menunggu. Ayo, aku akan mengantarmu mandi, memeriksa lukamu."

Jessi agak malu, lagipula di momen yang seperti ini, dia pasti masih merasa khawatir, aku mengusap rambutnya pelan, berkata dengan lembut: "Tidak apa-apa, disini kita semua aman, dan juga tuan Peer masih ada beberapa obrolan dengan anaknya."

Tuan Peer berkata: "Nak, pergilah."

"Terimakasih, tuan Peer." Aku tersenyum padanya, kemudian menggendong Jessi pergi ke lantai dua.

Sesampainya di lantai dua, aku mencari sebuah kamar, aku menyuruh Jessi untuk istirahat, kemudian menggosok tempat mandinya, menyiapkan air untuknya, aku menyiapkan air sambil mengeluarkan baju baru untuknya, itu adalah gaun katun putih yang panjang, aku memilihkannya untuk Jessi, dia duduk di pinggir kasur, menatap baju di tanganku, aku tersenyum dan berkata: "Aku rasa badanmu pasti terluka, baju juga kotor, maka aku memilihkan baju longgar ini untukmu, dan juga membawa kotak obat, oh iya, aku juga membawakanmu sepasang sepatu baru, sepatu kain kuno Beijing, pasti akan sangat bagus jika dipakau di kakimu."

Aku menghampirinya, memeluknya ringan dan bertanya: "Apakah kamu suka?"

Dia menganggukkan kepalanya dan berkata: "Suka."

Aku bertanya: "Bisakah kamu menceritakan pengalamanmu ini padaku? Beritahu aku, bagaimana mereka melecehkanmu, mengapa badanmu penuh luka? Mengapa kakimu ada luka tembak? Ada siapa saja disana, bagaimana perawakannya, beritahu aku, aku ingin membunuh mereka semua."

Jessi mengernyitkan dahinya, terdiam, aku pikir dia tidak ingin membicarakannya, jika memang tidak ingin mengingatnya, maka jangan memikirkannya, tapi dendam ini ingin kubalaskan.

Jessi menggelengkan kepalanya dan berkata: "Bukannya aku tidak mau mengingatnya, hanya saja takut kalau kamu terlalu marah, juga tidak ingin berharap kita berdua sulit untuk bertemu, mengobrolkan masalah yang tidak menyenangkan ini, tapi, jika kamu ingin tahu, aku akan memberitahumu......"

Selanjutnya, dia menceritakan semua pengalamannya selama dua bulan ini, awalnya, luka di kakinya itu adalah tembakan di pertengahan waktu, hari itu, semua kawan perangnya dikorbankan, hanya dia yang dibawa pergi, lukanya juga hanya dirawat secara sederhana, tapi karena identitasnya khusus, maka orang-orang ini masih sungkan dengannya, makan tiga kali sehari, siapapun juga tidak memedulikan dia, namun waktu tertunda lama, mereka semakin cemas, terutama wanita yang didalam, karena ada seorang pria yang memuji dia cantik, menimbulkan cemburu kemudian memukulnya, memarahinya, tidak memberinya makan, dan jika dia sudah hampir pingsan barulah diberi minum, memberi dia sedikit mantou.

Jessi berkata, orang-orang ini menyiksa dia, yang pertama karena mereka tidak sabar lagi, yang kedua karena ingin memprovokasi ayahnya lewat keadaan tragisnya ini, berharap agar Huaxia mengurus hal ini, hanya sayang sekali hitungan mereka salah, dia membawanya, dan Huaxia juga tidak bergerak.

Dia berbicara dengan ringannya, tapi aku sangat marah, aku benar-benar tidak berani membayangkan, jika aku tidak datang, apakah dia masih bisa hidup? Aku rasa dia kemungkinan besar tidak dapat bertahan.

Membicarakannya sampai disini, aku mendekapnya dan berkata: "Jika kamu mati mendadak, aku juga tidak akan setia lagi dengan Huaxia, aku juga tidak bersedia menjadi pion mereka, membiarkan mereka memanipulasi, aku pasti akan melakukan hal yang gila...... Ketika kamu bukan lagi kamu, aku tidak akan lagi menjadi aku......"

Jessi menyandarkan kepalanya di dekapanku dan berkata: "AKu tidak apa-apa, Alwi, jangan mengkhawatirkan aku."

"Jes, aku harap kamu tidak lagi menjadi pahlawan negara manapun, hanya berharap kamu sederhana saja, sedikit nakal, sedikit manja, seorang wanita bangsawan, aku khawatir jika kamu sedikit sombong, hidup seperti putri, sedikit lemah, aku juga tidak ingin kamu semandiri ini, kuat, tidak ingin kamu datang dan pergi, tidak ingin kamu melewati hari-hari yang membahayakan nyawamu, aku berharap kamu adalah perempuan biasa......"

Aku berkata pelan, hatiku sangat pahit, mungkin aku egois, aku benar-benar ingin Jessi berhenti melakukan ini, menyuruhnya pulang ke negaranya dan menghidupi kehidupan putrinya, tapi aku juga sangat mengerti, dia selamanya tidak bisa melepaskan negaranya, selamanya tidak bisa melepas tanggungjawabnya, tapi aku juga tidak ingin memaksanya......

Memikirkannya sampai disini, aku menghela napasku, tak berdaya dan berkata: "Tapi ini semua...... hanyalah angan-anganku saja."

Selesai berbicara, aku menggendong Jessi masuk ke kamar mandi, dia bersandar di pelukanku, tidak tahu apakah dia memikirkan perkataanku barusan, aku mencium keningnya dan berkata: "Sayangku, aku tidak ingin membuatmu kesulitan, kehidupan seperti apa yang kamu inginkan, jalanilah seperti itu, aku hanya berharap kamu bisa aman."

Mencintai seseorang, harus menghargainya dengan cukup, menghargai permintaannya, menghargai pekerjaannya, menghargai pilihannya, aku mengerti, maka aku tidak khawatir dengan Jessi, aku juga tidak akan menghalangi apa yang menjadi kepercayaannya.

Setelah melepas baju Jessi, aku melihat tubuhnya yang halus dan putih itu ada bekas luka, meskipun dulu ada sedikit bekas luka, tapi dia merawatnya dengan baik, sehingga banyak luka sudah tidak terlihat, jika tidak dengan seksama melihatnya tidak akan kelihatan, tapi sekarnag tidaklah sama. Mataku memanas, tubuhku gemetaran, aku mengangkat kakinya perlahan, menyuruhnya duduk didalam bak mandi, memandikannya sambil menggertakkan gigi, gertakan gigiku sampai mengeluarkan bunyi, aku benar-benar membenci kelompok bajingan itu!

Jessi tidak bersuara, dia hanya menatapku lembut, tangannya menutupi luka yang ada, aku tahu, aku angkuh seperti dia, menghadapi pria yang dia cintai sekarang, rendah diri karena bekas luka yang ada, aku membuka tangannya, berkata ringan: "Tidak takut."

Jessi memanggilku dengan penuh kasih "Alwi", aku mengelap badannya sambil berkata: "Aku disini."

Dia berkata: "Terimakasih, aku berjanji padamu, aku tidak akan lagi melewati hari yang membahayakan ini."

Aku terkejut dan mengangkat wajahku menatapnya, matanya memerah, bibirnya tersenyum dan berkata: "Saat menunggumu pulang dari Invicible Empire, aku berkata kepada atasan aku ingin mundur, lagipula aku sudah terluka, kaki ini tidak ditangani segera, nantinya akan meninggalkan kesembuhan yang tidak sempurna, tidak tahu apakah itu menyebalkan...... Bagaimana aku menerobos dan mendobrak lagi? Lagipula, aku juga tidak ingin melihatmu dalam bahaya lagi untuk menyelamatkanku, kamu tidak ingin aku terluka, aku juga tidak ingin kamu khawatir, aku menyerahkan beberapa tahun ini berkontribusi untuk Huaxia, aku berharap aku bisa menyerahkan separuh hidupku lagi untuk pria yang kucintai."

Aku menggenggamnya erat, dia melanjutkan: "Alwi, terimakasih karena kamu mencintaiku, aku juga akan mencintaimu, kamu berusaha keras untuk menjadi seseorang yang kucintai, mulai sekarang, aku juga akan berusaha keras menjadi seseorang yang kamu cintai, dengan begini sudah adil, bukan?"

"Ya...... Tidak, bukan......" Aku melepaskannya, mengusap wajahnya ringan dan berkata: "Jika kamu menyerah demi aku, tapi jika kamu tidak bahagia, aku memintamu untuk tidak menyerah saja."

Jessi menggelengkan kepalanya dan berkata: "Tidak ada yang tidak bahagia, sungguh......"

Aku menganggukkan kepalaku, hatiku senang, jika memang Jessi benar-benar tidak akan melewati kehidupan seperti ini lagi, aku rasa setiap kali aku bermimpi aku akan tersenyum, siapa yang tidak berharap orang yang paling dicintainya, bisa sedikit aman?

Jessi kali ini berkata: "Bantu aku mencuci rambut, ya?"

Aku berkata: "Baiklah."

"Juga ceritakan padaku kejadian setelah kamu sampai disini......"

"Baiklah......"

Selanjutnya, Jessi mandi dengan tenang, aku bicara panjang lebar tentang kejadian ketika aku sampai disini, juga memberitahunya, Mark akan segera menjemputnya pulang, saat membahas hal ini, kami semua terdiam, karena, kami berdua akan sulit bertemu lagi, aku tahu dia tidak rela berpisah denganku, apa yang bisa aku lakukan? Karena kami berdua menghadapi perpisahan, kami bahkan tidak punya hak untuk mengatakan "Tidak".

Setelah aku mencuci rambut Jessi dan mengeringkannya, aku menggendongnya keluar, memakaikannya baju, kemudian memeriksa luka di kakinya, menemukan bahwa kakinya telah terinfeksi dan bernanah, dengan segera aku membersihkannya dulu, kemudian mengingatkannya untuk pergi ke dokter setelah pulang.

Jessi menarik tanganku, menyuruhku duduk di sampingnya, kemudian kepalanya bersandar di bahuku, berkata dengan lembut: "Temani aku duduk sebentar, ya?"

Aku merangkulnya dan berkata: "Baiklah, menemanimu duduk seumur hidup pun aku juga mau."

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu