Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 134 Aku Menunggumu Dijalan

Jessi menyuruhku menebak mengapa dia bisa mengetahui Paman Lei akan menyerangku, melihat tatapannya yang licik, dalam sekejap aku merasa dia adalah peri di langit yang berubah menjadi seorang nona besar, meskipun dia mulia tiada tanding, tapi dia memiliki aura yang membuat orang ingin mendekatinya.

Aku tidak berbicara, aku hanya terus menatapnya begitu saja, mengingat rasa sakit hatiku ketika mengira dia sudah mati, kemudian mengingat kejutan tiba-tiba dia muncul, aku tidak bisa menahan untuk memikirkan satu ide, dia yang masih hidup sungguh sebuah hal yang baik.

Jessi tiba-tiba bertanya sambil tersenyum: “Apakah aku cantik?”

Aku baru menyadari diriku telah menatapnya begitu lama, hingga wajahku memerah dan memalingkan wajah malu: “Cantik.”

Jessi terkikik dan berkata: “Jika kamu bisa menebaknya, aku akan membiarkanmu melihat lebih lama.”

Aku meliriknya diam-diam dan bertanya dengan hati-hati, “Benarkah?”

Jessi tersenyum dan berkata, “Benar.”

Aku memikirkannya dengan serius, memikirkan serangkaian peristiwa baru-baru terjadi ini, hatiku dengan berani menebak, itu karena Jessi sama sekali tidak menemui bahaya, dia sengaja melumpuhkan Paman Lei, kemudian menggunakanku sebagai umpan, ingin melihat apakah Paman Lei memiliki niat untuk berkhianat kepada keluarga Song. Ketika kita semua mengira dia sedang berpacu melawan kehidupan, dia tampak seperti bambu hijau, menatap kami setiap saat dan mengawasi setiap langkah Paman Lei.

Jadi bisa dikatakan, sejak awal Jessi telah menguasai seluruh situasi dan bawahannya adalah Dony.

Jika tebakanku benar, bukankah itu berarti aku telah di manfaatkan olehnya? Yang dimaksud dengan dia membantuku tumbuh dewasa, semuanya adalah palsu? Memikirkan adanya kemungkinan ini, hatiku merasa sedikit sedih, mungkin dia tidak tahu betapa pentingnya dia di hatiku, jadi dia tidak mengerti betapa khawatirnya aku ketika aku tahu dia dalam bahaya dan betapa sedihnya aku ketika aku tahu dia sudah mati. Rasa sakitnya seperti seribu anak panah menembus jantung, ini adalah ketakutan kehilangan segalanya. Sayangnya, dia tidak mengerti ini.

Melihat ekspresi Jessi yang santai, aku tidak bisa menahan tawa, tentu saja dia tidak tahu, karena kami berdua berbeda satu sama lain, duniaku dan dunianya berjarak sepuluh ribu mil jauhnya, mungkin dia adalah nona besar yang bisa buang air kecil di aula besar ketika masih muda, sedangkan aku adalah petani yang bertelanjang kaki menatap langit kecil, karena perbedaan ini aku mengaguminya, dan dia hanya menatapku, seperti melihat seekor semut terus mencari makanan untuk bertahan hidup.

Jessi tiba-tiba bertanya padaku mengapa tidak bicara? Aku baru sadar, menundukkan kepala dan mengatakan tebakanku.

Jessi mengangkat alisnya dan berkata: “Otak bodohmu ternyata cukup berguna ya.”

Jika begitu tebakanku benar? Hatiku tidak merasa senang melainkan malu.

Jessi berkata: “Namun, ada beberapa poin yang perbedaan. Pertama, aku tidak menggunakan kamu sebagai umpan, tapi aku benar-benar ingin membantumu tumbuh dewasa, menegakkan punggungmu; Kedua, video itu bukan aku yang menyuruh Dony merekamnya, melainkan dia menebak diriku yang baik-baik saja, dan melihat niat berkhianat Paman Lei, jadi baru memantau Paman Lei dan merekam gambar ini, jika tidak, aku yang ingin menghabisi Paman Lei mungkin tidak memerlukan video ini sama sekali. Tentu saja, dengan adanya video ini aku bisa membersihkan tuduhan dan mengurangi masalahmu, ini adalah hal baik yang ditambah diatas masalah ini”

Dia yang berkata begitu membuat hatiku menjadi lebih nyaman, dan aku cukup terkejut, aku tidak menyangka Dony begitu hebat, begitu tajam, bisa selangkah lebih depan melihat permainan ini, tapi aku baru mengetahuinya kemudian.

Seolah mengetahui aku sedang memikirkan apa, Jessi tersenyum dan berkata: “Kamu dan Dony berdiri di ketinggian yang berbeda, pengalaman dan pandangan yang berbeda, kamu bisa menebaknya, tidak bisa menebaknya, ini juga sangat normal.”

Aku tersenyum, mengetahui bahwa ini adalah kesenjangan dalam hidup.

Jessi tiba-tiba berkata: “Suatu hari nanti, kamu akan berdiri lebih tinggi darinya.”

Aku menatapnya dengan tegas dan tidak bisa menahan tawa, berkata, “Benar katamu, jika aku tidak berdiri tinggi, bagaimana aku mengejar duniamu?”

Setelah berpikir aku bertanya: “Tapi apa hubungan Paman Lei dengan Keluarga Song? Bagaimana kamu bisa mengetahui dia mengkhianati keluarga Song? Sebenarnya apa yang terjadi dengan ‘Pengkhianat’itu ?”

Jessi berkata: “Setiap keluarga besar pasti akan mendidik sekelompok orang secara tersembunyi untuk menunjukkan kekuatan mereka, disatu sisi demi memperkuat kekuatan keluarga, disisi lain demi membuat rencana, jika terjadi masalah atau kegagalan pada keluarga ini, tidak perlu sampai pada tahapnya tidak ada jalan keluar, ini yang dinamakan dengan ‘Meninggalkan akar’.”

Ternyata begitu.

Aku berkata: “Tapi bukankah kekuatan keluarga Song sangat kuat? Aku mendengar dari Felicia keluarga kalian sangat hebat.”

Jessi tersenyum dan berkata: “Bagaimana mungkin ada kemakmuran abadi di dunia ini? Bahkan di Dinasti Qing kaisar yang mulia dan makmur, juga ada hari dimana dia gagal?”

Benar juga, aku menyentuh daguku, berkata: “Jadi yang dimaksud pengkhianat itu palsu? Kamu melakukan ini demi mencabut racun dan memberinya sebutan kriminal ini?

Jessi kegirangan mengangkat alis mata menatapku, bertanya: “Apakah aku begitu licik?”

Meskipun dia tertawa, tapi aku merasa dalam bahaya, aku merasa jika aku menganggukan kepala, detik berikutnya mungkin akan di lempar kebawah, lalu aku sibuk menggeleng mengatakan tidak.

Jessi sepertinya senang melihatku ketakutan, sepasang matanya melihatku kesana-kemari hingga akhirnya tersenyum, senyum itu seperti riak air yang tenang, membuat orang merasa gatal. Dalam ingatanku, Jessi selalu tersenyum ketika menghadapiku, sikap dominan dan kesombongannya selalu ditinggalkan untuk orang lain, dia hanya meninggalkan senyuman dan perhatian padaku.

Begitu memikirkan ini, aku merasa hatiku seperti mengambang di laut mati, mengambang ringan dan sangat nyaman.

Saat ini Jessi berkata: “Jika Paman Lei hanya tidak ingin menjadi bawahan keluarga Song, ini tidak masalah, tapi seharusnya dia tidak perlu memanfaatkan kepentingan negara demi kepentingan pribadi. Jadi, bukan kami Keluarga Song yang menginginkan nyawanya, melainkan dia sendiri yang mengantarkan nyawa sendiri.”

Aku sedikit tidak mengerti dan bertanya: “Sebenarnya tindakan kriminal apa yang dilakukan Paman Lei?”

Jessi berkata: “Ini berkaitan dengan rahasia negara, aku tidak bisa memberitahumu, yang bisa kuberitahu padamu adalah, kita tidak akan mengembang biakan bawahan, jadi keluarga kami telah melihat serangkaian kecil tindakan Paman Lei, serangkaian kecil tindakan ini bertentangan dengan prinsip Keluarga Song, jadi aku baru melakukan penyelidikan ini.”

Aku mengatakan “Oh”dan tidak ingin berencana menanyakan sampai akhir. Aku diam-diam melirik kaki panjang Jessi yang dibalut celana jeans, aku diam-diam menghela nafas dan mengatakan kaki wanita ini sangat cantik, bahkan tidak ada lemak sedikitpun, dari pinggang ke bawah, seperti kecapi yang lurus. Aku tidak bisa membayangkan, seberapa baik sepasang kakinya yang disembunyikan di sepatu olahraga ini?

Jessi tiba-tiba bertanya apakah sudah cukup aku melihatnya? Aku menarik tatapanku kembali dan berkata: “Kamu sendiri yang bilang jika tebakanku benar akan membiarkanku melihat lebih lama.”

Setelah itu, aku berpikir aku belum menanyakan pertanyaan: “Jessi, bisa tidak beritahu aku latar belakang keluarga Song?”

Jessi mengerutkan kening tersenyum, berkata: “Tidak bisa.”

Aku murung dan berkata: “Bukankah kamu bilang, jika tebakanku benar, kamu akan menjawab segala pertanyaanku dengan jujur? Kenapa yang ini tidak bisa?”

Jessi menatapku dengan lucu dan berkata: “Aku tadi sudah menjawabmu, dan bukan hanya satu pertanyaan. Secara logika, kamu sudah untung.”

Aku tertegun, baru menyadari pertanyaan barusan sudah termasuk, aku sedikit kesal: “Kamu begitu licik, seperti ruba kecil (wanita penggoda)”

“ruba kecil?”Jessi tiba-tiba terkikik, senyumannya ibarat bunga, menyilaukan mataku, aku memandangnya dengan heran, dia berkata: “Kami orang Beijing, menyebut ‘ruba tua’.”

Melihat alisnya menari, hatiku ikut senang, pada saat yang bersamaan aku semakin penasaran, kehidupan seperti apa yang dia jalani di Beijing? Apakah aku memiliki kesempatan untuk menjajakkan kaki di kehidupan itu?

Jessi tiba-tiba bertanya padaku: “Kenapa kamu sangat tertarik pada keluarga Song?”

Aku menatap matanya yang indah yang tampak menarik orang kedalam, aku mengumpulkan keberanian berkata:”Aku tidak tertarik pada keluarga Song, aku hanya ingin tahu seberapa hebat dirimu, seberapa dalam latar belakangmu, setelah mengetahui ini semua, aku baru mengerti tujuan diriku sendiri, aku baru tahu langkah mana yang harus aku pilih, bisa lebih dekat denganmu, baru bisa terus memanjat sampai bisa melihat pemandangan di duniamu.”

Jessi tersenyum dan bertanya: “Lalu? Setelah sampai ke duniaku, apa yang kamu inginkan?”

Aku menatapnya membuka mulut lebar-lebar, “Aku menginginkanmu”aku sama sekali tidak berani mengucapkan kalimat ini, jangankan mengucapkan. Jika bukan dia yang bertanya, pemikiran ini mungkin selamanya terkubur dalam lubuk hatiku, karena aku tidak berani memberitahunya niatku, seolah-olah itu adalah ide yang kotor dan penuh hujatan.

Di matanya yang jernih seperti bulan, aku menundukkan kepalaku dengan malu-malu dan berkata: “Aku tidak tahu.”

Jessi tiba-tiba berkata dengan penuh arti: “Iya, kamu tidak tahu, sampai sekarang kamu juga tidak tahu dirimu menginginkan apa, dan siapa. Hatimu dipenuhi dengan Felicia, dipenuhi Aiko yang sedang berbaring di ICU berjuang melawan hidup dan mati, mungkin masih dipenuhi diriku yang menyelamatkanmu dari bahaya, tapi, kamu tidak pernah memikirkan, siapa yang paling kamu inginkan? Dan apa?”

Hatiku seolah dipukul dengan keras, aku sangat malu dan terkejut, aku merasa hatiku seperti sebuah jeruk yang lapisan kulitnya dikelupas, sebenarnya apa yang ada di dalamnya, dia bisa melihatnya dengan jelas, ini membuatku sangat takut. Wanita ini sangat pintar seperti iblis.

Jessi menatapku sebentar lalu dia berkata: “Tunggu setelah kamu belajar menyerah, mengetahui sebenarnya apa yang dirimu inginkan, baru menjawab pertanyaanku, aku masih dengan kalimat lamaku, aku menunggumu dijalan.”

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu