Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 87 Penganiayaan

Bos?

Hatiku tiba-tiba berdetak kencang seperti gendang, aku menahan nafas mendengar suara diponsel. Tidak disangka ini adalah hari pertamaku mencuri dengar Felicia, sudah bisa mendengar dia berhubungan dengan bos dia? Hanya saja tidak tahu aku yang beruntung, atau memang mereka berhubungan setiap hari, aku mikir kemungkinan orang ketiga ini lebih besar.

Tidak lama, Felicia dengan lembut berkata: “Bos, aku tidak ingin menipu Alwi lagi… mata-mata ini, sampai sini saja ya?”

Aku terkejut dan menggenggam ponsel dengan erat, aku dengan tidak percaya dan langsung duduk ditempat.

Tidak tahu apa yang dikatakan oleh orang yang diponsel itu, suara Felicia tampak seperti membohong, dia berkata: “Bos, bagaimana mungkin aku melupakan budi mu? Aku tahu adanya aku yang hari ini adalah pemberian darimu, makanya aku bekerja keras demi anda, dan menyelesaikan tugas yang kamu berikan. Tetapi, Alwi berbeda dengan pria lain, dia adalah orang baik, aku tidak ingin melakukan hal yang tidak baik baginya.”

Aku menggenggam tangan dengan erat, perasaan bersalah menimpaku, ternyata dia beneran mencintaiku, tetapi aku tidak memilih untuk mempercayainya, aku malah membalasnya dengan cara membohonginya.

Tetapi walaupun aku masih merasa bersalah, hatiku masih merasa sangat penasaran, sebenarnya siapa yang membiarkan Felicia mengintaiku? Apa yang kumiliki hingga membuat mereka membuat pergerakan yang begitu besar?

Felicia terdiam lalu berkata: “Aku berada disisi Alwi begitu lama, aku sangat yakin jika dia hanyalah orang biasa, dan karena rencanaku, dia sudah sangat sulit, jadi aku ingin membalasnya dengan baik.

Mataku sedikit panas, aku pikir kak Felicia pasti merasa bersalah, saat dia membohongiku, dia tidak senang karena aku terbohong, dia malah tersiksa, mungkin juga jika aku pura-pura tidak tahu masalah ini, dia akan semakin tidak enak.

Sampai sini, aku tiba-tiba berdiri, lalu mengambil ponsel berjalan keasrama Felicia. Terdengar lagi suara Felicia berkata: “Aku sangat mencintainya, tidak peduli walaupun semua orang merasa dia tidak cocok denganku, tapi dimataku dia adalah pria yang paling baik sedunia, demi dia, aku rela melepaskan semua yang kumiliki.

Aku berdiri didepan pintunya, mendengar dengan tegas berkata: “Patut, setidaknya bagiku, aku patut berbuat begitu untuknya.”

Aku mengetuk pintu, mendengar Felicia dengan panik berkata: “Sudah ya, aku tutup dulu bos. Kali ini beneran maaf sekali, kedepannya kita jangan berhubungan lagi.” Setelah mengatakannya, dia dengan cepat menutup telepon lalu berlari membuka pintu.

Saat Felicia melihatku, wajahnya terlihat bersalah dan dengan panik bertanya: “Kenapa kamu datang adik?”

Aku masuk dan menutup pintu, kemudian dengan kuat memeuluknya. Badannya yang kaku terlihat langsung membaik, lalu dia dengan lembut merangkul pinggangku dan dengan lembut berkata: “Kenapa adik? Baru pulang saja sudah kangen dengan kakak?”

Aku menghirup aroma tubuhnya dan berkata:”Iya, aku sangat merindukanmu, jadi aku tidak sabar untuk datang memelukmu. Gimana? Kak Felicia, apakah aku tidak bisa diobati lagi?”

Felicia tersenyum dan menepuk punggungku berkata: “Penyakitmu parah sekali ya, tetapi tidak apa, kakak punya obat untuk mengobatimu.”

Aku melepaskannya, dia tersenyum melihatku, aku dari hati memanggil “kak Felicia”, lalu aku mencium bibirnya. Detik ini, aku sangat menyesal dengan perlakuan kasarku kemarin, menyesal demi membuatnya marah, sengaja tidak memedulikannya dan mengejar Cinta.

Felicia memejamkan mata dan menimati ciuman ini.

Setelah menciumnya, aku merendahkan keningku dengan kening Felicia berkata: “Kak Felicia, mungkin aku akan selamanya mendapat penyakit ini.”

Felicia dengan lembut berkata: “Tidak apa-apa, kakak rela menjadi obat adik selamanya.”

Aku menggenggam tangannya melihat jam tangannya membuat hatiku terasa tidak tenang. Awalnya pikiran ku yang panas datang kesini ingin jujur dengan Felicia, tetapi aku takut jika dia akan marahn jika aku mengupingnya. Dia yang barusan menerimaku dan ingin bersamaku, aku tidak akan menyakitinya.

Jadi, seketika aku langsung berganti pikiran dan memutuskan untuk mencari kesempatan mengeluarkan penyadap suara itu. Jadi dengan begitu dia tidak akan tahu jika aku pernah menyakitinya, aku juga akan membiarkan masalah dia pernah membohongiku, lalu mencintai nya dengan serius, dan berusaha untuk memberikan masa depan yang indah.

Saat ini, aku tiba-tiba terpikir dengan yang pernah dikatakan Felicia, dia berkata jika akan menjadi wanita dibelakangku, melahirkan anak untukku. Saat itu aku mengira itu adalah tipuan, sekarang aku tahu jika itu adalah cinta dari wanita ini.

Felicia dengan lembut memasukkan tangannya kedalam bajuku, kemudian mencubit daging dipinggangku dengan tenaga yang kecil, dan karena jarinya yang sangat halus, dia tidak hanya tidak membuatku merasakan sakit, dia juga membuatku merasakan kepuasan.

Aku merendahkan suara berkata: “Kak Felicia, jika kamu mencubitku lagi, rasa itu akan muncul lagi. Apakah kamu tidak takut aku menaklukkan mu?”

Felicia tertawa berkata: “Aku malah sangat mengharapnya.”

Melihat gayanya yang menggoda membuatku tidak memiliki akal, tetapi kemarin aku sudah mengatakannya dengan tegas, jika aku menyentuhnya lagi, bukankah aku tidak memegang perkataanku? Jadi aku hanya bisa menahannya, apa julukannya? Menjilat ludah sendiri!

Dan juga walaupun Felicia mengatakannya, tetapi sebenarnya dia masih sangat tertutup dengan fisiknya, dia tidak akan dengan begitu saja menyerahkan dirinya kepadaku, jika tidak, tidak mungkin kemarin malam dia menolak dengan kedekatanku, dan alasan dia rela memberikan dirinya padaku adalah hanya karena dia takut kehilangan hatiku, bukan karena menyelesaikan tugas ini.

Aku diam-diam menyalahkan diriku yang bodoh, tetapi aku juga senang karena sudah membeli penyadap suara, dan membuat ku mengetahui dia yang mencintaiku, kalau tidak, mungkin aku tetap masih akan menyakiti hatinya!

Aku berkata: “Kak Felicia, sudah terlalu malam, jadi istirahatlah.”

Felicia menganggukkan kepala, aku mencium keningnya dan tidak rela meninggalkan kamarnya, akhirnya aku balik juga.

Aku terbaring disofa, mulai memikirkan cara mendapat kembali jam tangan itu hingga aku ketiduran.

Di pagi hari kedua, aku bersama Leo pergi ke tempat Toba. Yang berbeda dengan biasanya adalah beberapa hari ini bang Toba sedang sibuk membereskan orang dibawah Tuan Kin, hari ini dia memanggil kita pergi untuk menghadiri acara keberhasilannya, karena semalam dia sudah menghabisi lawannya terakhir.

Setelah aku minum bir dengan bang Toba, aku bertanya apa rencana dia kedepannya? Bang Toba mengatakan dia berencana untuk membuat semua kekuatan itu menjadi miliknya, lalu berkata jika James akan membantunya, jika ada yang tidak bisa diselesaikan, maka tidak masalah juga jika ada bantuan bang James.

Melihat bang Toba yang tampak sangat semangat menantang membuatku merasa malu.

Bang Toba tiba-tiba mengatakan: “Alwi, jangan sibuk pacaran saja, kamu juga harus berpikir apa yang harus kamu lakukan kedepannya. Jangan sampai saat si wanita gila Claura datang membalasmu, kamu tidak memiliki kekuatan yang cukup.”

Aku pura-pura marah berkata: “Bang Toba bisa juga, hebat ya. Sudah bisa menertawakan orang sepertiku.”

Bang Toba sibuk berkata: “Aku tidak bermaksud begitu, aku hanya iri denganmu yang dikelilingi wanita cantik setiap hari. Tidak sepertiku yang menyendiri.”

Aku tertawa berkata: “Jangan usil aku lagi. 2 hari ini aku juga sedang menyibukkan sesuatu, yaitu aku sedang mencari orang menyimpan bukti, untuk diberikan kepada bos Change. Saat itu yang membuat dia menerima semua ini, dan membuat dia jatuh adalah Claura, jika aku bisa membuktikan ini, maka aku bisa memintanya mengundang beberapa bos yang bekerja sama dengan Claura. Jika mereka bisa bersamaku membencinya dan mengambil semua kekuasaan Claura berpaling ketempatku.”

Bang Toba setelah mendengar berkata: “Kamu pintar sekali, aku kalah darimu dibagian ini, aku tidak bisa memberimu saran apapun, tetapi aku hanya ingin memberitahumu, panggillah aku jika kamu memerlukanku, aku akan membantumu.”

Aku bilang, itu pasti, karena aku tidak sungkan dengannya.

Setelah berbincang-bincang, bang Toba bersama dengan beberapa temannya lanjut ‘merebut kekuatan’. Aku melihat waktu, dan sudah jam 4 lewat, aku memikirkan untuk memanggil Felicia dan menemaninya berjalan-jalan, membelikannya baju atau yang lain, sekalian memintanya memilihkan baju untuk adikku, untuk dikirim keadikku nanti.

Sayangnya Felicia bilang dia tidak punya waktu, dan kantor itu sudah janji temu dengannya malam ini, dan berjanji besok denganku berjalan-jalan, dan akan membelikan hadiah untuk adikku, membuatku merasa terharu, aku merasa dia adalah wanita yang baik hati.

Setelah menutup telpon, aku dan Leo langsung balik ke Bar, sampai malam sekitar jam 8, Felicia tiba-tiba menghubungiku.

Aku baru mengangkatnya, yang terdengar bukanlah suara Felicia, melainkan sebuah suara yang tidak asing. Aku langsung mengenali suara pemiliknya dan dia adalah musuh buyutan ku Nichkun.

Perkataan Nichkun membuatku menjadi tidak tenang. Yang dikatakannya adalah: “Alwi, Felicia sedang ditanganku. Jika kamu tidak ingin membiarkannya mati, maka datang kesini sesuai arahanku. Bukankah kamu suka bertarung sendiri? Kali ini kamu juga harus datang sendiri, ku peringatin kamu jika orang bawahanku sedang memantaumu, jika kamu macam-macan, aku tidak akan sungkan membiarkan orangku menyerangmu malam ini.”

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu