Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1008 Mencari Masalah Untuk Sendiri

Aku merasakan hawa-hawa aneh, lalu aku pergi ke sebelah mengeluarkan ponsel dan telepon Armour. Armour mengangkat telepon dengan cepat, nada bicaranya sedikit terkejut lalu ia bertanya: “Alwi, hari ini mengapa ada waktu untuk teleponku?”

Aku tertawa lalu berkata: “Tuan muda, aku membawa pulang bawahanmu, niatnya ke arena tinju bawah tanah dan memberi kejutan kepada Anda. Tapi aku dihadangi oleh dua bawahanmu, mereka mengatakan aku harus membeli tiket, tuan muda. Itu….”

Tidak menungguku selesai berbicara, Armour berkata: “Kalau begitu, kamu beli saja tiketnya.”

Aku sedikit mengerutkan dahiku, mendengar dari nada bicara Armour terdengar jelas ia biasa saja denganku. Tapi mengapa ia bisa mengatakan seperti itu? Ini tidak seperti kelakuannya terhadap orang yang telah membantunya.

Saat aku tengah memikir, Armour menggunakan nada bicara tak berdaya berkata denganku: “Alwi, aku minta maaf. Ini adalah aturan yang telah dilakukan oleh ayah angkatku. Bukan tertuju untukmu, tapi aku tidak boleh melanggarnya.”

Mendengar kata-kata Armour aku sudah tidak merasa terkejut lagi, ternyata selama aku tidak ada Matthew Zhong mengontrol arena tinju bawah tanah. Mungkin ia takut arena tinju bawah akan mejadi milikku pribadi, jadi ia mengontrol semua arena tinju bawah tanah. Membiarkan Armour sepenuhnya menjadi tuan di sini dan juga mengurangi kekuasaanku, tentang aku masuk ke arena tinju bawah tanah dan harus membeli tiket, ia hanya ingin memberitahu kepada semua orang bahwa aku tukan bos mereka lagi. Kini, Armour lah yang menjadi bos mereka.

Orang ini memang sangat pintar, ia tahu jika kekuasaanku ditarik kembali petinju dari arena tinju bawah tanah akan berpendapat. Karena mereka sudah mengakui kemampuan dan jabatanku, jadi ia terus bersabar hingga aku memimpin tim untuk pelatihan. Armour resmi menerima arena tinju bawah tanah, tunggu petinju lainnya sudah mengenalnya dan menunggu petinju lain mengaku kemampuannya, ia akan memberi seluruh kekuasaannya kepada Armour. Sedangkan aku akan menjadi orang tak berguna di sini.

Tapi selamanya ia tidak akan kepikiran petinju yang bergabungan dengan paman Saver, tidak akan setia dengan Armour. Pertanyaannya sekarang adalah apakah mereka sudah pintar menyembunyikan diri sendiri, dan berpura-pura patuhi perintah dari Armour.

Memikir sampai sini, aku berkata: “Aku tahu, tuan muda.”

Armour menghela napas lalu berkata: “Alwi, ayah angkatku memang sangat mudah percaya dengan orang lain, mungkin ia salah paham denganmu. Kamu tidak perlu khawatir, aku akan memberitahu hal-hal baik tentangmu kepada ayah angkatku. Sekarang kamu harus terlihat hormat dengannya, agar ayah angkatku melihat betapa setianya kamu.”

Aku dengan sibuknya berkata: “Terima kasih banyak, tuan muda. Tidak perlu khawatir tuan muda, aku tidak ada merasa tidak senang, aku juga paham paman Matthew sangat mengkhawatirkanmu dan sangat menyayangimu oleh karena itu pemikirannya menjadi kacau. Sangat wajar beliau khawatir aku akan memanfaati Anda, tapi jika tuan muda masih percaya denganku, dan Anda tahu aku tidak ada niat jahat itu sudah cukup bagiku. Kalau tuan muda tidak percaya denganku, tidak berarti lagi untukku tetap berada di sini. Sampai saat itu aku berharap tuan muda akan memberitahuku, agar aku tidak mengganggu Anda.”

Ucapan yang kulontarkan terlihat sangat tulus namun sedikit tajam, orang bodoh pun pasti paham sebenarnya aku tidak senang. Tapi bukan marah melainkan kecewa, tapi aku tidak meluapkan emosiku dan aku hanya berharap Armour bisa percaya denganku. Dengan begitu Armour tidak akan merasa aku hanya berpura-pura, tidak dendam saat menghadapi masalah ini, dan ia tidak akan merasa aku akan marah sampai membalas dendam terhadapnya. Karena rasa rendah hati ini memang muncul dalam lubuk hatiku.

Sikap seperti ini tidak akan menimbul kecurigaan Armour, ia pasti akan merasa bersalah. Dugaanku benar ia berkata: “Aku sangat percaya denganmu, apalagi saat aku berada di sini mereka berkata, kamu selalu menegaskan pemilik tempat ini adalah ayah angkatku dan aku. Aku tahu jika kamu mempunyai tujuan jahat, kamu tidak akan berkata seperti itu. Aku tidak akan membuatmu merasa sedih, karena kamu adalah bawahanku yang setia. Kecuali ayah angkatku, kamu adalah orang benar-benar aku percayai. Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkanmu terlibat masalah.”

Aku pura-pura terharu lalu berkata: “Terima kasih, tuan muda. Itu sudah lebih dari cukup karena Anda mempercayaiku.”

Aku sedang ada urusan yang harus kukerjakan, tidak berada di arena tinju bawah tanah. Kamu masuk dulu saja, aku akan segera tiba. Bagaimana?”

Aku mengangguk kepalaku lalu berkata: “Iya.”

Memutuskan sambungan telepon, aku menatap dua bawahan ini lalu bertanya: “Berapa harga tiket?”

Mereka menatapku dengan bangga, mungkin merasa puas melihatku seperti itu. Mereka saling bertatapan, salah satu dari mereka dengan kurang ajarnya berkata: “Mohon maaf, tiket sudah terjual habis.”

”Kamu….” Walaupun tidak mudah marah, tapi kini aku ingin memarahi mereka.

Mereka tersenyum sinis sembari menatapku, salah satu dari mereka berkata: “Kak Alwi, apakah kamu begitu mudahnya langsung marah? Tapi apa yang kita lakukan? Bos berkata kalau orang sudah penuh, siapapun tidak boleh masuk kecuali tuan muda dan pengawal pribadinya. Kalau Anda merasa tidak senang, teleponlah ke bos. Kalau bos memberimu izin untuk masuk, kami akan mempersilakanmu untuk masuk. Bagaimana?”

“Benar, bos akan bilang kita melanggar peraturan yang telah ia buat, kita tidak bisa menanggung resiko tersebut.”

“Bukankah Anda adalah orang yang sangat dipercayai oleh tuan muda? Tuan muda saja bahkan tidak berani memberimu izin untuk masuk, mengapa Anda harus mempersulitkan kami?”

“Benar. Haih… apakah Anda tidak berani telepon bos?”

Melihat mereka yang begitu sombong, rasanya aku ingin menghancurkan wajah mereka. Netraku menatap mereka dingin dan mencegat dua bawahanku yang ingin menghajar mereka, aku berujar pelan: “Mari kita pergi.”

Setelah selesai berujar, aku pun langsung membawa sepuluh orang untuk pergi. Saat itu Jinkang keluar dari dalam, baru saja ia ingin meneriaki namaku saat melihat kedatanganku, aku pun langsung menatapnya. Di saat seperti ini jika Jinkang terlalu dekat denganku, Matthew Zhong akan merasa tidak senang terhadapnya. Aku bahkan merasa Matthew Zhong akan mulai menyerangku karena ia merasa Armour sudah menguasai semuanya, tidak perlu bantuanku lagi jadi ingin membunuhku.

Tapi aku benar-benar tidak menyangka, aku mengira Matthew Zhong akan berubah pikirannya terhadapku, ternyata ia berubah sekejam itu. Kata Armour ia percaya kata-kata orang lain, apakah ada orang lain mengetahui tujuanku? Oleh karena itu Matthew Zhong memutuskan untuk membunuhku? Kalau benar seperti itu, aku tidak akan semudah itu melepaskan orang itu.

Aku dan sepuluh orang tersebut balik ke club bagian atas, kami mencari sebuah ruangan dan memesan makanan. Pelayan di sini mengenalku jadi ia terlihat sangat aktif, sekalian aku menanyakan kondisi bisnis di club dan ia memberitahuku bisnis di club sangat laris. Ia mengatakan tempatnya masih belum penuh karena pertandingan di arena tinju bawah tanah masih belum berakhir, lalu ia dengan penasarannya bertanya: “Kak Alwi, mengapa kamu tidak menonton pertandingan? Aku dengar pertandingannya sangat seru, petinju asal Invicible Empire memanglah jago, setiap pertandingan selalu menang.”

Aku tersenyum canggung lalu berkata: “Kalau aku mengatakan aku tidak diberikan izin untuk masuk, apakah kamu percaya?”

Pelayan itu mematung lalu tersenyum kikuk, setelah itu ia berkata: “Anda memang jago bercAnda, siapa yang tidak tahu Anda adalah bawahan yang sangat disukai oleh tuan muda. Jika Anda tidak diberi izin untuk masuk, mungkin orang lain juga tidak berani untuk masuk.”

Sudah kuduga, meskipun aku mengatakan yang benar juga tidak akan ada yang percaya, oleh karena itu Matthew Zhong berani mengerjaiku dan ia tidak dengan komentar orang lain. Kesatu, ia memang tidak peduli dengan komentar dan di sini ia adalah raja. Kedua, tidak akan ada yang percaya karena semua orang tahu Armour sangat mempercayaiku. Tentang aku dipersulitkan oleh mereka meskipun ada orang ingin meminta bukti, dua bawahan tersebut tidak akan mengakunya. Dan hal yang paling terpenting adalah meskipun aku dibunuh, orang lain juga tidak akan menebak mereka yang membunuhku. Karena orang lain tahu aku sangat dipercayai oleh mereka.

Sembari memikir, dalam lubuk hati aku tertawa sinis. Aku berkata terhadap pelayan tersebut: “Iya, aku memang bercAnda. Kamu boleh keluar.”

Ia dengan hormatnya berkata: “Kalau begitu aku akan pergi terlebih dahulu, kalau butuh bantuan Anda boleh meneriakiku karena aku terus berada di luar.”

Aku mengangguk kepalaku. Setelah ia pergi, bawahanku berdiri di pintu belakang jendela, takut ada yang melihat atau mendengar. Beberapa yang lain memeriksa kamar memastikan apakah ada kamera ataupun alat penyadap.

Saat ini, ketua dari sepuluh orang tersebut yang bernama Fernando berkata: “Kak Alwi, situasi sekarang tidak baik terhadap kita. Sepertinya Matthew Zhong akan melakukan sesuatu terhadap Anda, apakah Anda sudah memikir cara untuk menghadapinya?”

Aku mengerutkan dahiku lalu berkata: “Aku merasa Armour tidak akan melindungiku, kalau Matthew Zhong ingin aku mati ia pasti tidak akan mencegahinya. Meskipun Matthew Zhong tidak senang terhadapku tapi ia tidak akan membunuhku secara terbuka, mau bagaimana pun aku menduduki posisi kuat di arena tinju bawah tanah. Semua orang merasa aku setia terhadap mereka jadi jika orang lain tahu mereka membunuhku, mereka tidak akan terus berada di sini, atau apakah mereka masih berani melayaninya? Jawabannya adalah tentu tidak, Matthew Zhong akan menemukan sebuah cara dan membuatku mati tanpa sebab.

Terdiam sejenak lalu aku berkata: “Akan terasa mudah jika ia menyerangku secara langsung, tapi akan terasa sulit jika ia menyerangku secara diam-diam. Di dalam situasi seperti ini aku hanya memiliki satu cara.”

”Bagaimana caranya?” mereka dengan perhatiannya bertanya.

Aku berkata: “Kita ikuti saja alur permainannya. Tunggu ia akan menyerangku, membiarkan tempat pelatihan menjadi kacau, dan membiarkan ketua asosiasi muncul niat untuk memberontak. Aku bisa menggunakan kesempatan ini membunuh Matthew Zhong dan ketua asosiasi, memberitahu kepada semua orang yang membunuh Matthew Zhong adalah ketua asosiasi. Saat itu, bawahan setia Matthew Zhong harus dibunuh semua.”

”Membunuh lima-ribu orang tersebut?” Fernando dengan terkejutnya bertanya.

Aku tidak tahan lalu terkekeh palan dan berkata: “Mana mungkin? Matthew Zhong memiliki lima-ribu bawahan yang setia, tapi itu bukan bawahan yang benar-benar setia. Bawahan yang benar-benar setia adalah seperti kalian seperti Herdy Deng, Regy Yang, dan Nando. Yang dekat denganku, paling tahu tujuanku, dan bagaimana diriku. Apakah kalian mengerti maksudku?”

Mereka mengangguk: “Mengerti.”

Saat aku ingin mengatakan sesuatu lagi, bawahan yang jaga di depan pintu berkata: “Kak Alwi, JInkang datang.”

Aku tidak merasa terkejut Jinkang kembali, aku tertawa lalu berkata: “Jangan panik, duduk saja.”

Mereka segera balik ke tempat untuk duduk dan mereka mengambil gelas anggur, ada yang makan dan ada juga yang minum. Sedangkan aku memasangkan ekspresi sedih, di saat itu Jinkang membuka pintu dan melihat keadaanku, ia pun langsung menghampiriku dan berkata dengan intonasi kecil: “Kak Alwi, Anda baik-baik saja, bukan?”

Aku dengan tak berdayanya terkekeh pelan lalu berkata: “Menurut kamu?”

Jinkang menghela napas lalu berkata: “Aku juga tidak menyangka bos akan melakukan hal seperti ini di saat kamu tidak ada, mengawasi dengan ketat arena tinju bawah tanah dan tidak membiarkanmu untuk masuk. Ini sungguh keterlaluan, tapi apa yang telah kulontarkan tidak pernah dihargai oleh orang lain. Apalagi Anda membiarkanku bertampil baik dibanding Anda, membuatku tidak berani berkata apapun, dan hanya bisa melihat apa yang telah dilakukan oleh bos terhadap Anda.”

Aku berujar pelan: “Apa yang telah kamu ucapkan memang benar, kalau tidak kamu akan terlibat lagi.”

Jinkang dengan tatapan merasa bersalahnya itu menatapku, aku menepuk bahunya sembari tertawa lalu berkata: “Kamu tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja. Hanya merasa mencurigaiku, bukan? Ini bukan hanya sekali bos merasa curiga terhadapku, kalau ia melakukan semua ini dan membuatnya tidak curiga denganku lagi, aku tidak apa-apa jika kekuasaanku diambil. Menjadi orang biasa, aku tidak perlu berpikiran banyak.”

”Pikiran Anda terlalu baik.” Jinkang tersenyum kecut dan berkata seperti itu.

Aku tertawa lalu berkata: “Tidak apa-apa. Setelah aku pergi, apakah pertandingan berjalan lancar?”

Jinkang berkata: “Pertandingan berjalan dengan lancar, tapi….”

Ia berhenti berbicara lalu menatapku, setelah itu ia menghela napas lalu berkata: “Bos membawa petinju yang kalah saat pertandingan ke pelatihan, ia mengeluarkan beberapa keuntungan sehingga membuat orang tersebut rela pergi ke pelatihan dan tidak menyisakan satupun orang untuk kami.”

Aku mematung saat mendengar kata-kata Jinkang, tapi setelah itu hatiku terasa sangat senang. Apakah benar Matthew Zhong membawa petinju yang kalah saat pertandingan ke pelatihan? Mohon ia jangan terlalu baik terhadapku, ini sama saja mengirimkan kekuatanku untuknya, ini bukannya ia mencari jalan mati untuk dirinya sendiri?

Hehe, sepertinya kali ini Matthew Zhong mencari masalah untuk dirinya sendiri.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu