Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 94 menghajarmu hingga mengatakan boleh

suara knalpot mobil pun terdengar dan suara itu menghentikan gerakan Nichkhun. Frans khawatir dan berteriak "tuan Khun", Nichkhun mengerutkan keningnya dan menatapku sambil berkata :" siapapun yang datang, aku tidak akan melepaskannya."

setelah mengatakan itu, dia mengarahkan pisau itu kebagian hatiku. kedua orang yang menangkapku itu tidak merespon dan menangkap tanganku dengan tidak begitu erat. aku langsung menghindari pisau itu dan berguling ke lantai. pisau itu menggores lenganku. Nichkhun juga hampir terjatuh dilantai karena terlalu menggunakan tenaga dan tiak kena sasaran, hingga hampir jatuh kebawah.

Frans menyepakku hingga jauh sambil berteriak :" sh*t, tenagamu lumayan kuat!"

aku menarik nafas dan berkeringat dingin. kalau bukan karena suara dari luar itu membuat kedua orang yang menangkapku itu hilang konsentrasi, aku pastilah tidak bisa menghindar dari nya.

sepakkan Frans itu tampaknya sedang menghajarku namun sebenarnya juga membantuku karena dia menyepakku hingga aku terjatuh jauh dari Nichkhun.

aku menatap Frans dan sedang berpikir apakah dia sengaja melakukan itu?

aku menatap luka pada lenganku dan merasa beruntung. kalau bukan karena suara dari luar itu, aku sudah melakukan persiapan diri untuk mati. manusia itu sangatlah aneh, ketika tidak ada harapan, dia akan menyerah. ketika ada sedikit harapan, dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menggapainya agar bisa bertahan hidup dan berkembang. aku sekarang merasakan hal itu.

pintu bar itu tiba tiba jatuh dan sebuah mobil pun masuk. seseorang berbadan besar memakai topi dan topi itu menutup setengah dari wajahnya. dia turun dari mobil itu dan menerima tongkat besi dari orang yang ada didalam mobil. dia mengangkat topinya perlahan dan yang membuatku bahagia adalah dia merupakan Toba!

Toba memegang tongkat besi itu dan dari mobil itu turunlah beberapa orang. ada sekitar 20orang dan jumlahnya hampir sebanding dengan bawahan Nichkhun. Toba menghisap rokok dan mengerutkan keningnya ketika melihat luka pada tubuhku. dia mengarahkan tongkat besi itu kepada Nichkhun sambil berkata :" hei yang bermarga Yang, berani beraninya kamu menyentuh temanku. aku akan membuatmu bercucuran darah hari ini."

setelah mengatakan itu, Toba menghembuskan asap dan berkata :" phui, aku bukan bermarga Yang."

aku tertawa karena tingkah Toba dan dia berjalan kearahku lalu menopangku untuk berdiri. dia lalu berkata :" masih ketawa? kenapa kamu tidak mengatakan kepadaku kalau ada masalah sebesar ini? kamu tidak menganggap aku temanmu?"

aku menggelengkan kepala dan berkata :" aku ingin mencarimu namun aku takut kalau ini akan membebanimu."

Toba menepuk kepalaku dan berkata :" sh*T, kamu tidak menganggap aku sebagai temanmu. apa gunanya teman? teman itu digunakan sebagai pembantu dalam peperangan. bukan digunakan sebagai orang untuk mencari mayatmu."

mendengar ini, aku kembali tertawa dan sangat terharu. aku menatapnya dan berpikir kalau kehidupanku yang tidak ada harapan ini masih ada teman yang ingin membantuku, ini sangatlah baik.

aku Alwi tidak sia sia selama ini di NanJing.

Nichkhun menatap kami dengan cuek dan berkata :" sudah selesai berbicara?"

Toba meliriknya dan berkata :" iya, kami berkata kalau kamu akan selesai."

Frans ingin mengatakan sesuatu namun Nichkhun melarangnya. Nichkhun lalu berkata :" apakah kamu yakin ingin membantunya? mungkin kamu belum jelas kalau kamu membantunya sama saja sedang menentang keluarga Yang. bagaimana kamu bisa seperti sekarang pastilah tidak mudah. apakah kamu ingin semua kerja kerasmu hancur begitu saja?"

Toba tertawa dan berkata :" sepertinya perkataanmu masuk akal juga. menurutmu apa yang seharusnya aku perbuat?"

Nichkhun memejamkan matanya dan berkata :" mudah, bawalah semua bawahanmu pergi. aku akan menganggap kamu tidak pernah kesini dan kita masih bisa menjadi teman kelaknya. kalau kamu setia samaku, aku akan mengatur kamu untuk menjalankan perintah keluarga Yang dan masa depanmu akan cerah jika mengikuti keluarga kami."

aku menatap Toba dan dia berpura pura sangat tertarik akan hal itu dan berkata :" kedengarannya sangatlah baik, namun aku harus bertanya pada semua bawahanku." setelah mengatakan itu, Toba berkata dengan keras :" teman teman, bagaimana menurut kalian jika meninggalkan teman demi masa depan yang cerah?"

semua bawahannya menjawab dengan serentak :" tidak mungkin!"

Toba mengangguk dan berkata:" benar, aku juga merasa tidak mungkin." setelah itu, dia menatap Nickhun dan berkata dengan cuek :" meskipun aku memiliki latar belakang yang hebat, namun aku memiliki wibawa! Alwi adalah temanku, selain adikku dan keluargaku, demi dia aku tidak apa apa jika harus berantam habis habisan denganmu!"

perkataan ini membuatku terharu hingga memanggil dia "kak Toba".

kak Toba tersenyum kepadaku dan berkata :" Alwi, kamu jangan menatapku dengan pandangan seperti itu, aku malu." setelah mengatakan itu, dia berteriak :" kenapa kalian terbengong? hajar mereka, setelah ini aku akan menraktir kalian ke Splendid."

semua bawahannya bahagia dan langsung menyerbu kearah Nichkhun. kedua kelompok orang itu mulai bertengkar dan terlihat sangatlah mengejamkan.

Frans langsung berlari kearah Toba dan Toba langsung memukul pundaknya menggunakan tongkat besi itu. kebetulan pukulan itu mengenai lukanya. Frans kesakitan hingga menjerit dan dia berguling guling dilantai setelah disepak dengan kuat oleh Toba.

Toba menatap kearah Nichkhun dan dua orang yang berdiri disamping Nickhun menahannya. ketiga orang itu mulai berantam. meskipun Toba sangat hebat, namun 1 lawan 2 orang itu juga terlalu memakan tenaga baginya. bagaimanapun kedua orang itu masing masing membawa tongkat besi juga.

bawahan Toba langsung membantunya dan melihat kalau pertengkaran itu sepertinya tidak ada yang memihak pada kemenangan. poin terpenting ada dikami apakah sanggup menangkap Nichkhun.

jika dilihat sekarang Toba kemungkinan besar bisa menangkap Nichkhun.

ketika aku merasa kami segera menang, tiba tiba dari luar pintu masuk lah sekelompok orang.

aku melihat Nichkhun tersenyum dan dia berkata :" dasar bodoh yang hanya bisa berantam. kamu menganggap kamu hebat dan bisa memenangkan pertengkaran ini?"

sh*t, bocah itu diam diam memanggil bantuan.

karena pertambahan anggota, kami merasa sedikit kesulitan dan perlahan bawahan Toba semakin banyak yang terluka. bahkan tubuh Toba sendiri pun terdapat beberapa bekas pukulan tongkat besi dan dahinya pun sudah berdarah.

Nichkhun perlahan menyudutkan kami dan Toba berdiri didepanku. beberapa bawahannya juga mengelilingi aku.

disaat ini, aku dengan putus asa berkata :" Toba, bawalah semua anggotamu pergi."

aku sangat jelas kalau Nichkhun ingin membalas dendam padaku, namun dia tidak mungkin membunuhku didepan Toba dan lebih tidak mungkin kalau dia membunuh kami semua. dia tidak memiliki keberanian dan kemampuan untuk melakukan itu. kalau Toba ingin pergi, dia juga tidak akan menahannya.

Toba menatapku dan berkata :" sh*t, kamu percaya tidak kalau aku akan memukulmu?" setelah mengatakan itu, dia berkata :" rencana kita salah, kita seharusnya tidak merusakkan pintu itu. kalau bukan karena pintu itu rusak, tidak ada yang bisa masuk jika aku menutupnya dari dalam."

salah satu anggota Toba berkata :" Toba, bukankah kamu yang bilang kalau berjalan keluar itu harus keren? dan juga meskipun kita menutup pintu itu, mereka juga bisa menerobosnya. kita juga akan mengalami kondisi yang sama seperti ini."

Toba lalu memarahinya :" bodoh! aku hanya merasa suasana disini terlalu serius dan membuat sedikit candaan."

semua anggotanya tertawa dan aku juga ikut tertawa. namun didalam tawaanku terdapat rasa terharu. Toba berkata :" kalau kamu ingin menangis, menangis lah. aku tahu kamu sangatlah terharu."

awalnya aku tidak berencana untuk nangis, namun ketika mendengar perkataan ini, air mataku terjatuh dan aku menyapunya dari wajahku lalu berusaha untuk tersenyum :" apakah aku selemah itu?"

Toba tertawa dan berkata :" teman teman, dengar aku, meskipun kita hari ini kalah, kita tetap adalah pahlawan!"

" baik!" teriak para temannya dan itu membuatku semakin terharu.

Nichkhun berkata dengan cuek :" kalian sangatlah semangat namun itu tidak ada gunanya."

setelah mengatakan itu, dia mengangkat tangannya dan sekelompok orang itu menyerbu kami. pertengkaran didepanku sangatlah mengejamkan. aku sangat ingin menyuruh Nichkhun untuk menghentikan itu ketika melihat banyak teman yang telah terjatuh. namun aku tidak sanggup mengatakan itu ketika melihat bayangan Toba. jika aku mengatakan itu, sama saja aku membuat Toba malu.

aku tidak berani membuatnya malu dan hanya bisa menemaninya hingga kami semua terjatuh.

dalam waktu yang cepat, pihak kami hanya tersisa Toba dan dua orang lainnya yang masih menahan itu semua. aku sangat panik, namun aku tidak bisa melakukan apa apa dan kondisi ini hampir membuatku gila.

akhirnya, Toba pun terjatuh. seseorang memijak tubuhnya dan ingin menangkapku. Toba menahan kakinya dan berteriak :" kalau kamu ingin menyentuh temanku, kamu harus melangkahi mayatku terlebih dahulu!"

aku terkejut dan air mataku membasahi wajahku sambil berkata :" cukup Toba, sudah cukup."

disaat ini, terdengar suara tepuk tangan dari luar pintu. aku langsung menatapnya dan ada seorang gadis muncul disana. dia memakai topi, kaus hitam dan celana jeans. dia berdiri di dalam kegelapan dan aku tidak bisa melihat wujudnya dengan jelas. namun aku bisa mengenalinya dan berteriak dengan kuat :" Jessi!"

siapa sangka wanita itu perlahan mengangkat kepalanya dan mengangkat topinya. terlihat wajah yang cantik dan dia tersenyum cuek sambil berkata :" Jessi? ternyata masih ada wanita lain dihatimu selain Felicia."

aku terkejut dan berteriak dengan tidak percaya :" Claura!"

tidak salah, wanita itu adalah Claura! aku salah melihatnya karena dia berdiri ditengah kegelapan dan juga karena aku sedang menangis. namun kenapa dia bertata rias seperti layaknya Jessi?

Nichkhun berkata dengan cuek :" Claura, untuk apa kamu kesini?"

Claura menatapnya dan menunjuk kearahku sambil berkata :" aku ingin membawanya pergi."

disaat ini, perasaanku semakin bercampur aduk. aku tidak menyangka Claura masih ingin membantu ku setelah terjadi sekian banyak masalah selama ini. aku terharu akan hal itu dan berpikir meskipun dia suka membuatku menderita namun perasaan dia kepadaku adalah asli dan nyata.

Nichkhun berkata :" bagaimana kalau aku bilang tidak boleh?"

Claura mengerutkan kening dan berkata :" tidak boleh? didalam kamusku tidak ada dua kata itu dan aku akan menghajarmu hingga kamu mengatakan boleh."

setelah dia mengatakan itu, muncullah sekelompok orang dari belakang Claura.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu