Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 967 Aku Di Kala Itu Apakah Masih Mengingatmu Di Saat itu

Dengan cepat sampai di rumah, yang membuat aku tidak menyangka adalah lampu di rumah menyala, siapa yang ada di dalam?

Tiba-tiba aku mempunyai firasat buruk dan mengerutkan kening, lalu Jinkang berkata: “Tampaknya Angela dan Darren sudah kembali dari Hua Xia, mereka ini yang benar saja, mengira dengan mengikutimu, sudah mempunyai uang dan bisa pergi bermain ke Hua Xia, apakah mereka tidak tahu Anda dicurigai sebagai mata-mata dari Hua Xia, mereka yang begini bisa mendatangkan banyak masalah.”

Aku sedikitpun tidak merasa aneh, Jinkang bisa mengetahui keberadaan Angela, bagiku orang yang berada disekitarku, paman Matthew pasti akan menyuruh orang menyelidikinya, jadi dari awal aku sudah penuh persiapan, sekalipun paman Matthew mengirim orang pergi ke Hua Xia, aku juga tidak masalah.

Hanya saja setelah mendengar perkataannya, hatiku sedikit kesal, jangan-jangan dua orang bodoh itu kembali diam-diam? Kalau iya, aku akan memarahi Sulistio, bagaimana dia menjaga orang? Aku menekan pemikiran ini, berkata dengan kasar: “Hanya seorang wanita dan seorang anak kecil, apa yang mereka ketahui? Lagipula, kalau benar aku ada masalah, beri mereka sepuluh nyali juga tidak berani pergi bermain ke Hua Xia.”

Jinkang mengangguk setuju, berkata: “Aku percaya pada kak Alwi, aku takut hati mereka berdua tidak setia, aku dengar dari orang, Angela tidak begitu senang tinggal di Invincible Empire, kalau dia bukan orangmu, mungkin dari awal dia sudah dilarang keluar.”

Aku pura-pura berkata terkejut: “Iyakah? Tapi bukankah dia menikah dengan seorang pengedar narkoba? Suaminya seorang gangster sama seperti kita, apakah dia masih berpikir dirinya bersih dan sejernih es?”

Jinkang tertawa keras, berkata: “Dia yang bisa bertemu dengan kak Alwi, itu adalah keberuntungannya, kalau tidak putranya tahun ini akan dikirim ke kamp pelatihan mengikuti pelatihan, mana bisa pergi ke sekolah mahal.”

Aku sedikit terkejut, Jinkang yang melihat aku terkejut, dia tahu aku tidak begitu paham pada hal ini, lalu berkata: “Kak Alwi kamu tidak mengenal orang kami di sini, jadi banyak masalah yang tidak kamu ketahui kan? Aku beritahu kamu, di Invincible Empire ada peraturan, semua anak pengedar, kalau memenuhi syarat, sejak kecil harus mengikuti pelatihan sejak dini, ketika sudah dewasa, akan dikirim ke kamp pelatihan mengikuti pelatihan, kamp pelatihan itu berbeda dari kamp pelatihan tempat kamu tinggal, ada satu pulau jauh dari kalian, anak-anak akan dibantai, dilatih secara brutal di sana, pada akhirnya akan muncul sekelompok orang yang menonjol, lalu mereka akan ikut serta dalam pekerjaan perdagangan obat, untuk sisanya kalau sial akan mati, kalau beruntung akan sakit, kehilangan kaki, tangan atau apa, ini semua sangat normal.”

Aku benar-benar tidak tahu masalah ini, meskipun aku tahu pasukan pengedar pasti akan semakin meluas, tapi aku kira paman Matthew akan merekrut tentara seperti Hua Xia, dan bukan menggunakan cara kejam merampas masa kecil dan masa depan mereka, anak-anak ini juga berkontribusi pada perkembangan dan pertumbuhan Invincible Empire.

Meskipun mereka pengedar, tapi bagi negara, mereka semua adalah pahlawan bagi tanah air mereka.

Paman Matthew benar-benar bukan manusia! Hatiku marah, tapi aku tidak berani mengekspresikan itu di wajahku, melainkan bertanya dengan tenang: “Apakah orang-orang itu menerima anak-anak mereka menderita seperti ini?”

Jingkang tertawa keras, aku takut dia melihat ketidakpuasan diriku, lalu berkata dengan santai: “Seumur hidup ini aku tidak akan mempunyai anak, dan tidak akan memiliki perasaan apapun pada anak kecil, tapi, di Hua Xia orang yang tua yang normal tidak akan membiarkan anaknya memilih jalan perdagangan obat, bahkan aku yang seperti ini sekalipun memiliki banyak uang, kalau orang tuaku masih ada, mereka pasti akan menganggapku sebagai sampah, sebagian besar orang tua berharap anak sendiri bisa menjalani kehidupan normal, dan bukan ikut dalam perdagangan obat. Apakah kamu mengerti maksudku?”

Jinkang mengangguk, tersenyum pahit berkata: “Tentu saja mengerti, kalau tidak …… menurutmu kenapa sampai sekarang aku tidak menikah dan memiliki anak?”

Jantungku berdegup kencang, Jinkang memarkir mobil, lalu memberiku sebatang rokok, menyalakannya, dan menyalakan sebatang rokok untuk dirinya, menghisap dalam-dalam berkata: “Beberapa orang tua di dunia rela membiarkan anak mereka memilih jalan ini, karena orang-orang itu telah melakukan dan menikmati perlakuan yang baik, mereka harus mematuhi pengaturan boss, kalau ada yang berani melawan perintah, hanya ada satu jalan yaitu mati, jadi mereka melahirkan banyak anak, karena boss hanya menyuruh mereka menyerahkan satu anak, jadi sejak anak-anak itu dilahirkan mereka sudah memutuskan siapa yang akan menjadi korban. Dan aku……adalah korban yang dipilih oleh ayahku.”

Tidak disangka Jinkang memiliki pengalaman perih seperti ini, aku sangat ingin bertanya kepadanya, apakah ini alasan sekelompok orang ini tidak memberontak? Kalau semua orang memberontak, percayalah Matthew tidak akan berani bersikap kejam dan tidak manusiawi? Aku berpikir, para pengedar ini bagaimana mungkin memiliki pemikiran seperti orang biasa? Mereka membunuh orang tanpa takut, menghamburkan uang bagai air mengalir, mereka melihat wanita bagai melihat pakaian, berhubungan seks dengan siapa saja, membuat mereka sangat tidak memiliki rasa tanggung jawab, dalam keadaan seperti ini, anak mereka begitu banyak, bagaimana mungkin mereka mempedulikan mereka satu per satu, sama seperti anak perempuan keluarga besar di zaman kuno, bukankah mereka juga digunakan sebagai batu loncatan untuk menaikkan martabat keluarga? Jadi mungkin mereka sama sekali tidak merasa kasihan pada putra yang sudah diberikan, bahkan merasa memberikan mereka kehidupan yang menyenangkan, dan seharusnya mereka berterima kasih atas diri sendiri.

Selain itu, Jinkang menerima penderitaan ini, tanpa mengeluh dan melawan, bahkan setia pada Matthew, mungkin cara Mattbew sangat hebat.

Aku mengingat setiap kali Jinkang tidak mengatasi masalah dengan baik, akan menunjukkan ekspresi ketakutan, mungkin kesetiaannya selain dicuci otak, mungkin karena takut dengan hukuman yang dia terima, dia takut setengah mati pada Matthew.

Tidak tahu bagaimana, aku merasa simpati padanya.

Aku berkata dengan santai: “Selama kamu melakukannya dengan baik, aku tidak akan mencampakkanmu.”

Kata-kata ini tulus dari hatiku, seperti yang aku katakan kepada Nando, kalau suatu hari, dia menyadari aku adalah pengkhianat di Invicible Empire, aku datang kemari untuk menghancurkan negara ini, kalau dia bersedia membantuku, aku akan sepenuh hati memperlakukannya dengan baik, tapi kalau dia menghalangiku, aku hanya bisa menghabisinya.

Jinkang tersentuh dan berkata: “Kak Alwi, aku percaya padamu, aku pasti akan melakukannya dengan baik.”

Aku tersenyum, aku tahu sekarang dia masih belum memahami maksudku, kalau suatu hari dia bisa memahami maksudku, apakah dia masih bisa menjawabnya seperti ini.

Kita turun dari mobil, aku menyuruh Jinkang masuk ke dalam duduk, dia berkata tidak, dia harus kembali menangani beberapa pekerjaan, aku memintanya menulis nomor rekening, lalu melihatnya pergi, kemudian balik membuka pintu rumah dengan terburu-buru, begitu masuk, aku mencium aroma makanan, di atas terdengar suara tawa bahagia Darren, aku mengerutkan kening, bertanya-tanya ternyata memang benar ibu dan anak ini sudah kembali.

Saat ini, Angela menghidangkan sepiring sayuran dan melihatku, dia berkata sambil tersenyum: “Alwi, kebetulan kamu sudah pulang, ayo makan”

Selesai mengatakannya, ekspresi wajahnya berubah, karena melihat tubuhku penuh dengan balutan perban, ini salahku tidak memakai baju, kembali tanpa pakaian dan dibungkus perban, mungkin dia ketakutan. Dia meletakkan sayur dan berkata dengan gugup: “Alwi, ada apa denganmu? Kenapa terluka?”

Dia tampak cemas, aku berkata dengan santai: “Tidak apa-apa, tapi kenapa kamu pulang? Seharusnya ada seseorang yang menghentikanmu untuk kembali, bukankah aku menyuruhmu jangan keluar dari Hua Xia? Kenapa kamu tidak dengar.”

Saat ini, terdengar suara pintu terbuka, aku kira Darren keluar dan mengabaikannya, terus berbicara kepada Angela: “Dengar, cepat cari waktu kembali ke Hua Xia, di sini mungkin akan terjadi masalah besar, aku tidak bisa melindungi dirimu dan Darren dengan baik, aku menyuruhmu pergi untuk kebaikan dirimu dan Darren.”

Ketika aku sedang menyalahkan Angela, dia tidak menjawab, sepasang matanya kuyuh, menggosokkan kedua tangannya dengan gugup, seolah-olah dia sangat menyedihkan, aku tidak tega menyalahkannya lagi, karena aku tahu dia pulang ingin menjagaku, lalu aku menurunkan nada bicara dan berkata: “Sudahlah, membiarkanmu pulang adalah kelalaian Sulistio, aku mencarinya meminta penjelasan.”

Aku berjalan menuju lift, Angela meneriakiku dari belakang, berkata: “Alwi, jangan cari temanmu, masalah ini tidak ada hubungannya dengan dia, aku yang diam-diam pulang, itu.... Darren bilang dia tidak tenang melihatmu tinggal sendirian di sini, dia ingin membantumu, dan dia berkata sudah memiliki kekuatan untuk melindungimu, jadi……”

Dia mengatakan ini dengan rasa bersalah: “Maaf, aku tidak menyangka kami berdua pulang akan membuat tidak senang.”

Aku berbalik memandang Angela yang berusaha tegar, saat ini matanya memerah, seolah seperti dicampakkan, aku menggarukkan kepala, sedikit canggung bertanya-tanya pada diriku apakah aku terlalu galak, dia tampak sangat sedih, lalu aku berkata: “Aku tidak menyalahkanmu, dan tidak merasa kalian merepotkanku, Angela, kalian itu bagi diriku seperti keluarga, aku takut ada orang yang ingin mencelakai kalian demi menyerang diriku, aku tidak ada maksud lain.”

Saat ini, pintu lift terbuka, aku menoleh, kedua sisi pintu terbuka, sepasang sepatu hak tinggi menarik perhatianku, hatiku berdegup kencang, aura yang familiar datang menghampiriku, aku menengadah memandang pemilik sepatu, sampai akhirnya, tatapan mataku terpana pada wajah pemilik sepatu hak tinggi ini.

Saat ini, aku merasa waktu seolah berhenti, udara menjadi sepi, tetapi ada deru emosional di lubuk hatiku, telingaku mendengung bagai guntur.

Orang yang berada di depanku memiliki rambut panjang, riasan wajah yang indah, memakai cheongsam berkerah ungu, memesona seperti ketika aku melihatnya pada waktu itu, dia berdiri di sana, tidak menangis, tertawa, ataupun berteriak, bibirnya tertutup rapat, tatapan matanya yang dingin seolah kapan saja ingin meneteskan air mata, dia memandangku, berkata: “Berpisah begitu lama, Alwi yang dulu mungkin sudah melupakan Cinta yang menyeduhkan anggur untukmu di club.”

Kata-kata ini, membuat pikiranku terasa seperti angin bertiup ke masa lalu, dan kembali ke malam yang membalikkan hidupku. Tiba-tiba mataku memerah, bagaimana bisa melupakannya, ketika semua orang mengabaikanku, segelas anggur merah yang dia serahkan, bagaimana bisa melupakannya, senyumnya yang lembut tapi terasa jauh, bagaimana bisa melupakannya, dia menolak orang ribuan mil jauhnya, bagaimana bisa tetap begitu indah di mata?

Aku tidak pernah melupakannya, orang yang aku panggil “Kakak”begitu lama, orang bodoh yang selalu mengorbankan hidupnya, untuk membantu orang yang dia cintai, wanita yang merangkul leherku, wanita yang centil, yang mempertaruhkan nyawa demi melahirkan anak, bagaimana mungkin aku bisa melupakannya?

Aku tidak pernah melupakannya, sama seperti ketika aku memanggil “Aiko”selama bertahun-tahun, tiba-tiba mengingat dirinya yang berbaring di tempat tidur, Aiko yang lemah pura-pura bersikap kuat.

“Maaf.”jelas-jelas banyak kata-kata yang ingin dia katakan, tapi begitu berbicara, malah mengatakan satu kata ini.

Aku ingin mengatakan aku tidak bermaksud menyembunyikannya dengan sengaja darinya, aku ingin mengatakan sudah menyusahkanmu, membuatmu seorang diri membesarkan anak, sebenarnya aku terus memikirkan mereka berdua, tapi aku tidak bisa mengatakan satu katapun, karena aku tahu aku berhutang padanya, penjelasan sebanyak apapun juga tidak bisa menggantikan hutangku padanya.

Aiko perlahan-lahan melangkah keluar, tanpa merasa takut pada diriku, ketika aku melihatnya mendekat, hatiku muncul semacam perasaan berat, dan tidak berani bergerak sedikitpun.

Lalu, Aiko mendatangiku dan berhenti, dia menatapku dan mengangkat tangannya untuk menyentuh wajahku, tetapi pada akhirnya, dia hanya tersenyum ngeri, ketika dia ingin menurunkan tangannya, aku meraih tangan lembutnya, seluruh tubuhnya gemetar, memadangku meneteskan air mata, aku mengambil tangannya dan meletakkannya di wajahku, pura-pura mengatakan: “Kalau mau sentuh, sentuh saja, tenang, meskipun wajahku pernah dioperasi, tapi tidak juga begitu murah, begitu disentuh daguku langsung hilang, atau hidungku menjadi miring.”

Jelas-jelas sedang bercanda, tapi aku merasa wajahku basah, Aiko juga menangis, dia mengangguk, membelai wajahku, lalu merangkul leherku.

Dia sangat jarang menunjukkan ekspresi dirinya, sekalipun aku kembali hidup dari kematian kala itu, dia juga tidak begitu inisiatif memelukku, saat ini, hatiku benar-benar perih, aku berbisik: “Aiko……maaf.”

Aiko mengabaikanku, jari-jari lembutnya mengusap lembut di pundakku, air matanya yang panas mengalir ke leherku, berkata, “Pasti menyakitkan, kan?”

Aku tersenyum, mengulurkan tangan memeluknya, meskipun aku tahu kelembutan seperti ini tidak boleh, tapi aku tetap memeluknya, berbisik: “Tidak sakit, kamu juga tahu, nyawaku sangat tahan banting, kulitku tebal, menerima begitu banyak luka juga tidak apa-apa, begitu juga dengan kali ini, ini hanya luka ringan.”

Aiko tidak berbicara, aku memeluknya, karena tahu dia tidak ingin berbicara, aku juga tidak berbicara, sampai dia melepaskanku, aku baru melepaskannya dengan canggung, dia berbalik, berbisik: “Darren sedang menemani cecilia bermain, kalau dalam hatimu masih ada anak ini, cepat pergi ke atas melihatnya.’

Aku yang mendengar cecilia juga datang, hatiku sangat senang, dan bergegas menuju lift.

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu