Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 649 Widya yang Penuh Semangat

Apakah musuh sudah menemukan kita?

Ketika sedang berpikir, aku melihat seorang pemuda dengan muka yang tidak ramah jalan masuk, melihat gaya dia sudah tahu bahwa dia adalah ketuanya, dia melihatku dari atas ke bawah, mengeluarkan foto dan melihat, memastikan bahwa itu adalah aku, tertawa dan berkata:"Alwi? Ini memang jalan surga tidak kamu jalani, tetapi jalan neraka malah kamu terobos."

Setelah dia selesai berbicara, menyipitkan mata melihat Widya di sebelahku, meniup peluit, berkata:"Jadi ini Widya yang disukai Kakakku? Tidak aneh Kakakku tergila-gila denganmu, memang kamu memiliki sedikit modal dasar."

Widya mengerutkan alis, melihatnya dengan dingin, dengan muka tidak suka, bertanya:" Siang bolong seperti ini, apa yang akan kalian lakukan?"

Pria itu tertawa dan berkata:" Kenapa? Apakah kak iparsedang mengancam aku untuk tidak terlalu sombong di depan banyak orang?"

Pada saat ini, banyak orang di lapangan berkumpul, seperti sedang menonton sebuah pertunjukan.

Pria itu tidak takut, berkata:" Kak ipar, coba kamu teriak "tolong", lihat apakah ada yang berani mengehentikan aku, Wilsen, siapa yang berani?"

Dia berbicara, kemudian melihat penonton dengan mata menantang.

Semua orang mendengar "Wilsen", menjadi takut, ada yang bersembunyi, ada yang melihat kami dengan kasihan, ada yang sedang berunding, mengatakan kami akan mati, telah mencari masalah dengan keluarga Yang, dan ada yang bilang Widya adalah kakak ipar Wilsen, berarti istri Larry?

Ketika kalimat ini keluar, tatapan merek tidak lagi kasihan, tetapi penuh hinaan, ada seorang wanita dengan rias tebal yang mungkin ingin mengambil kesempatan untuk "menjilat" Wilsen, sehingga berkata dengan kuat:"Gigolo ini sangat tidak tahu malu, dia berani memainkan wanita Tuan wilsen , dia patut mati."

Setelah selesai berbicara, semua orang mengikutinya, seketika, aku dan Widya menjadi pasangan selingkuhan, semua orang melihat aku dengan hinaan, ada yang menyuruh Wilsen untuk cepat menyelesaikan aku.

ini membuat Widya marah, muka dia merah, berkata dengan marah:" Wilsen, jangan menanggil aku "Kak Ipar", kakakmu sudah mengejarku selama 5 tahun, tetapi kamu harus tahu, aku tidak tertarik dengan kakakmu."

Perkataannya membuat muka Wilsen cemberut, perlu diketahui, perktaan ini keluar, Muka Keluarga Yang harus diletakkan dimana? Semua orang harus tahu, seorang Tuan wilsen , mengejar seorang wanita selama 5 tahun tetapi tidak mendapatkannya, pasti banyak yang menertawakan Tuan wilsen tidak berguna.

Wanita yang ingin diperhatikan Wilsen tentu tidak berpikir seperti itu, tetapi cemburu, iri, dan benci melihat Widya, melihatnya dari atas ke bawah, cemburunya semakin kuat, dia berkata:"Tidak memilih Tuan wilsen , tetapi memilih seorang gigolo, tidak mengerti apakah otaknya sudah rusak?"

Widya mengerutkan alis dan berkata:" Aku cantik, jadi ada modal untuk meilih, kenapa? Wanitajelek tidak usah peduli."

Satu kalimat ini, membuat wanita itu marah dan mukanya menjadi merah, aku tidak tahan dan tertawa, biasanya Widya tidak pernah kelahi dengan wanita lain, sehingga sangat susah untuk melihat dia memarahi wanita lain, perlu dikatakan, dia yang seperti ini sangat berbeda, tetapi sangat nyata.

Untuk wanita berias tebal itu juga "pintar", pada saat itu dia menangis melihat Wilsen, dengan sedih berkata:" Tuan Wilsen, kamu dengar, wanita ini sangat tidak tahu malu."

Sambil berkata sambil meray Wilsen.

Aku berpikir kecemburuan wanita ini sangat mengerikan, keinginan untuk menghandalkan orang lain, bisa membuat dia menusukkan pisau tajam ke orang yang bahkan tidak dikenal.

Aku melihat Wilsen, dia tentu tidak tertarik dengan wanita seperti ini, berkata:" Pergi sana, telinga aku masih berguna, tidak perlu kamu untuk bising di sini, seperti seekor lalat."

Semuanya tertawa, wanita itu menjadi malu, menangis dan berlari pergi, Wilsen tidak peduli dan berkata:" Brengsek, dia begitu jelek dan menginginkan aku untuk tertarik terhadapnya? Memang wanita tidak tahu malu jika berhadapan dengan uang."

Dia berbicara, melihat Widya, berkata:" Kak ipar, aku bukan ingin menyusahkan kamu, jika kamu berkenan, berdirilah di samping aku, setelah aku mengurusi bocah ini, aku akan membawa kamu ke kakak aku, dia sangat merindukanmu."

Widya berkata dengan dingin:" Bagaimana jika aku tidak berkenan?"

"Kalau begitu kak ipar harus sedikit menderita, dan bisa juga untuk mengurangi semangatmu, biar kamu tahu, setelah menikahi Keluarga Yang, jika tidak patuh, akan dihukum." Wilsen berkata, dengan wajah sombong, seperti jika bisa menikah dengan Keluarga Yang, merupakan hal yang sangat bangga, siapapun harus patuh dan hormat.

Jika benar Keluarga Yang seperti itu, aku sangat kasihan dengan yang sudah menikahi Keluarga Yang.

Widya dengan jijik berkata:"Bodoh".

Wilsen mendengar dan marah, bertanya:" Kamu marah ke siapa itu?"

Widya berkata dengan dingin:"Aku marah kamu, mengapa? Tidak ada telinga? Aku sudah bilang, aku tidak suka sama kakakmu, mengapa kamu masih memanggil aku "Kak ipar", atau memang Keluarga Yang tidak tahu malu?"

Perkataan Widya membuat semua orang kaget, banyak yang mengatakan dia gila, berani mengatakan ini kepada Wilsen, Wilsen merasa malu, tidak ada mood untuk bermain dengannya, kemudian memanggil namanya, marah:"Widya, jangan berpikir kakak aku suka sama kamu, aku tidak berani denganmu, jika kamu masih keras kepala, dan memilih gigolo ini, aku akan membuat kamu menyesal!"

Setelah berbicara, dia berkata kepada orangnya:" Kenapa masih diam disana? Serang dan tangkap mereka, robek baju mereka, dan bawa mereka keluar, biarkan semua orang melihat kedua orang ini, lalu, aku akan perlahan mengurusi mereka!"

Setelah Wilsen berbicara, orang dia bergegas lari, saat ini, ada suara mengatakan:" Sebentar."

Orang Wilsen kemudian berhenti, seorang pria yang tinggi dan kurus datang, dia berjalan ke sebelah Wilsen, berkata:" Tuan, tidak tahu masalah apa yang telah dibuat oleh tamu Kakek, yang membuat kamu begitu marah dengan tamu Kakekku di hari ulangtahunnya?"

Mendengar perkataan ini, ekspresi Wilsen berubah, terkejut dan berkata:" Kakek? Apakah Kakek Qin?"

"Benar." Pria itu tersenyum, berkata dengan sopan,"Iya, kakek Joseph."

Wilsen berkata dengan tidak rela:"Apakah kamu salah? Kedua orang ini datang ke sini untuk mencari Kakakku, bukan untuk mengikuti pesta ulang tahun Kakek Qin."

Aku mengeluarkan surat undangan, tersenyum dan berkata:" Wilsen, maksudmu, Pria ini sudah rabun, bingung, sehingga dia tidak mengenal siap yang seharusnya dibawa?"

Sambil berbicara, aku melemparkan surat undangan ke mua Wilsen, dia memungutnya dengan tidak rela, setelah membaca, mukanya tidak percaya, tidak rela dan berkata:" Walaupun dia merupakan tamu Kakek Qin, tetapi dia memiliki masalah dengan aku, aku ingin dia membayar utangnya, ini sangat masuk akal, Kakek Qin tidak berhak ikut campur, kan?"

Setelah Wilsen selesai, muka pria itu menjadi tidak bagus, berkata:" Apakah Tuan tidak bermaksud untuk melepaskan mereka, dan membuat malu Kakek Qin?"

Melihat dia marah, walaupun dia hanyalah bawahan Joseph, muka Wilsen menjadi tidak tenang, sepertinya, Kakek Qin memang memiliki kekuasaan yang tidak biasa di TianJing, termasuk bawahannya juga, membawa aura yang tidak biasa. Tetapi, orang yang disuruh Kakek Qin memang tidak biasa, aura pria ini, tidak jauh berbeda seperti kepala keluarga, dan bahkan lebih berwibawa dari keluarga besar di NanJing.

Tatapan Wilsen seperti pisau melihat aku dan Widya, jika tatapan mata bisa membunuh, mungkin kami berdua sedang mengalami pembacokan.

Sedang berpikir, HP Wilsen berbunyi, jika seperti taktik biasa, yang menelpon mungkin adalah ayahnya. Dan benar, ketika Wilsen mengangkat telpon, dia menjawab "Ayah", lalu seperti sedang dimarah, setelah menutup HP, dia sangat marah, mengepalkan tangan, menghela napas panjang, kemudian senyum dengan terpaksa, berkata kepada pria itu:"Jika mereka adalah tamu Kakek Qin, untuk tidak membuat malu Kakek Qin, aku akan sementara melepaskan mereka."

Wilsen berkata sampai di sini, kemudian memberiku jari tengah, dengan dingin melihat aku, berbalik badan dan berkata:" Ayo pergi."

Seperti itu, dia dan bawahannya yang masuk dengan bangga dan sombong, keluar dengan sedih dan malu, setelah mereka pergi, orang yang menonton juga bubar, dan sekarang sudah tidak ada yang berani menyepelekan aku dan Widya, sambil berjalan sambil bertanya siapakah kami berdua, mengapa bisa mendapat undangan dari Kakek Qin.

Sepertinya, walaupun Joseph sangat rendah hati, tetapi walaupun tidak muncul di masyarakat, tetapi tetap ada legendanya.

Jika ada yang hidup seperti dia, mungkin bisa dikatakan sukses yang sebenarnya. Ini membuat aku menjadi lebih penasaran dengan kakek tua hebat ini.

Aku berkata kepada pria itu:" Terimakasih atas bantuannya, pak."

Sebenarnya aku sudah melihat pria ini, dia sudah sampai ketika kami dikepung, dia terlihat tergesa-gesa, seperti memang datang untuk membantu, ini yang membuat aku tidak khawatir, alasan aku tetap diam, karena aku tahu, Wilsen tidak akan mengganggu kami, sehingga aku sengaja memprovokasi dia, membiarkan semua orang melihat betapa sombongnya dia, dengan begini, dia akan kelihatan sangat menyedihkan ketika dia pergi.

Aku berpikir, masalah hari ini, akan menjadi hinaan untuk Wilsen selamanya.

Berpikir sampai di sini, aku tidak tahan dan tertawa.

Pria itu tertawa dan berkata:" Tuan Alwi memang hebat seperti yang dirumorkan."

Aku tahu dia menebak apa yang aku pikirkan, kemudian menjadi segan, berkata:" Sayangnya aku tidak bisa menyembunyikannya darimu, jadi, kamu lebih hebat dariku."

"Haha, kamu sangat hebat berbicara." Pria itu tertawa dan berkata:" Misi aku sudah selesai, sudah saatnya pulang, malam ini Tuan Alwi harus datang tepat waktu."

Aku tersenyum dan berkata:"Tentu saja, hati-hati ya pak."

Pria itu berkata:"Masih banyak waktu, kalian boleh jalan-jalan dulu, masalah ini akan tersebar cepat, aku pikir tidak ada yang berani menganggu kalian lagi."

"Terima kasih pak." Aku mengantar pria itu pergi, setelah dia pergi, aku membayar baju tadi, berjalan ke Widya, berkata:"Ayo pergi."

Widya melihat aku, aku tertawa dan berkata:"Nona Widya, apakah aku telah membuatmu tersinggung?"

Widya mendengus, berkata:" Kamu tidak membuat aku tersinggung, tetapi membuat aku meremehkanmu. Tadi kita diganggu, kamu bahkan tidak peduli, membuat aku berpikir, ketua Nanjing ini, ketika sampai ke Tianjing, kenapa menjadi seorang pengecut?"

Aku tertawa dan berkata:"Nona Widya salahpaham, aku mengira Nona Widya sangat hebat, sehingga aku tidak perlu berkata apapun, apalagi, semuanya mendahulukan wanita, masalah kelahi ini juga seperti itu, ditambah lagi ketika kamu kelahi sangat imut, aku menjadi ketagihan, lupa untuk mengingatkan, ngomong-ngomong, ini semua salah kamu."

Mendengar perkataanku, Widya tersipu, melihatku dan berkata:" Omong kosong, sembarang berbicara!"

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu