Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 395 pertemuan dengan saingan

Shen berkata kalau ketelitianku ketika melakukan sesuatu sangatlah mirip dengan ayahku. dia tidak marah kepadaku dan malah turut senang akan ketelitianku. perkataan ini membuatku terdiam. meskipun dulunya aku sudah menebak kalau dia, ayahku dan Simon adalah satu tim, namun aku masih saja sedikit terkejut ketika mendengar dia mengatakan itu dari mulutnya sendiri. aku juga terharu akan hal itu.

aku pun masuk kedalam gudang dan saat ini akau semakin menghormati Shen sambil berkata :" paman Shen, terimakasih."

Shen tertawa dan berkata :" aku mendengar Simon berkata kalau kamu akan berterimakasih kepadaku. dia juga berkata dia sudah bosan mendengar kata terimakasih selama beberapa bulan ini. awalnya aku mengira kalau dia sedang bercanda. kenapa kamu masih menganggap aku sebagai orang asing?"

aku langsung menggelengkan kepala dan berkata :" tidak, kamu salah paham. aku hanya terharu karena kalian masih berusaha demi dia meskipun dia sudah mati sekian tahun. kalian bahkan melawan semua bahaya. aku tidak tahu bagaimana cara membalas semua kebaikan kalian ini selain mengucapkan kata terimakasih."

Shen sangat senang ketika mendengar ini. dia lalu merangkul diriku sambil berkata :" dasar bocah, kamu tidak usah malu malu denganku. waktu itu ayahmu lah yang memberi nyawaku ini. oleh karena itu, aku harus wajib meminta ketidak adilan yang dirasakan oleh ayahmu. ayuk masuk untuk melihat apa yang aku sediahkan untukmu."

aku tersenyum dan berkata iya. kami pun mulai mengobrol dan hal yang paling membuat diriku merasa penasaran adalah dia ternyata merupakan teman baik ayahku dan kenapa Claura sepertinya tidak tahu tentang masalah ini? apakah Claura sudah tahu dan dia memilih untuk membohongiku? tujuan dia membawaku kesini apakah untuk melihat apakah Shen akan membantuku ketika mengetahui identitas asliku?

kalau tebakanku benar, maka masalah ini akan sangat merepotkan. bagaimana kalau Claura mulai curiga tentang kebaikan Shen kepadaku? riwayatku akan tamat kalau itu terjadi.

melihat diriku yang murung, Shen pun menasehatiku kalau ini tidaklah merupakan masalah, karena pengikutnya dan Claura tidak tahu kalau Shen sendiri mempunyai hubungan dengan ayahku. Ternyata ketika ayahku menyelamatkannya, ia adalah bos dari Yun Nan yang tersesat dan ayahku adalah seorang prajurit istimewa yang sangat baik. ayahku menunjukkan kepadanya jalan yang jelas baginya untuk kembali, dan bahkan untuk pergi Hingga posisi ini, dia selalu merindukan kebaikan ayahku.

namun dia berkata kalau ayahku tidak merasa kalau dirinya telah melakukan kebaikan yang luar biasa. dia bahkan tidak meninggalkan jejak nama apapun untuknya dan langsung pulang kembali ke Beijing. ketika Shen menelusuri siapa ayahku dan berencana pergi ke beijing untuk berterimakasih kepada ayahku, dia baru menerima informasi kalau ayahku telah meninggal secara tidak adil.

Shen bahkan berkata kepadaku kalau ketika dia menerima informasi itu, dia sudah menebak kalau kematian ayahku pastilah karena ketidak adilan yang dilakukan seseorang. ayahku sangatlah baik dan jujur, dia tidak mungkin melakukan hal yang melanggar hukum. apalagi dia sangat mencintai ibuku, setiap saat dia selalu ingin pulang menemani ibuku. bagaimana mungkin dia melakukan hal seperti itu.

setelah mengatakan itu, Shen menggigit giginya dengan erat dan menggepalkan tangannya sambil berkata :" aku pun membangun sebuah lapangan latihan didalam hutan. tujuanku tidak hanya untuk kesenangan semata, melainkan untuk mencari orang yang memiliki kemampuan yang tinggi untuk membantuku. aku juga bisa memanfaatkan mereka untuk membalas dendam ayahmu. ini merupakan kejutan yang sangat luar biasa! aku merasa kalau ayahmulah yang memberkatiku sehingga aku dapat mengeluarkan kemampuan seperti ini!"

setelah mendengar ini, aku merasa terharu dan terpikir masa ketika aku menjadi prajurit di BeiJing. angkatan diatas ayahku adalah merupakan seniorku. dia sering merindukan ayahku namun dia tidak percaya kalau ayahku mati karena dituduh. itu terlalu membuatku kecewa. dia telah melihat semua kebaikan ayahku dan dia tidak percaya atas kepribadian ayahku.

namun teman baik ayahku seperti Simon, Shen dan Wolf Wang, mereka memilih untuk mempercayai ayahku. meskipun waktu bersama mereka sangatlag singkat bahkan tidak saling kenal, namun mereka tetap mempercai ayahku. dari saat itu, mereka mulai menelusuri masalah ini dan ketika hampir mendapatkan hasil, Simon malah menghalanginya. Simon berkata kalau masalah ini akan melibatkan mereka semua kalau tetao ditelusuri. oleh karena itu, mereka pun mendirikan lapangan latihan ini didalam hutan.

disaat ini, aku merasa kalau ayahku tidak dihargai sama sekali. aku bahkan merasa kalau kesalahan terbesar yang dilakukannya selama hidupnya adalah melakukan kebaikan. jikalau dia tetap menjadi seorang raja bawah tanah, aku percaya kalau nasibnya akan berubah. namun dia mengambil keputusan menggunakan kasih sayang. aku menghormati dan salut akan keputusannya itu.

ketika memikirkan itu, aku mengeringkan air mataku dan menatap kelangit sambil berkata didalam hati :" ayah, lihatlah, masih banyak teman yang mempercayaimu. kamu sudah merasa senang kan? aku sangat bangga memiliki ayah seperti dirimu."

disaat ini, Shen pun jongkok dan memindahkan dua buah keramik. setelah itu keluarlah sebuah pintu besi dan pintu besi itu menggunakan sistem sidik jari. ternyata gudang ini hanyalah sebuah pelindung semata. tempat yang ingin dia kunjungi adalah sebuah ruang bawah tanah.

pintu besi itu terbuka dengan cepat dan terlihat sebuah tangga yang panjang. kami pun turun kebawah, dibawah sana terdapat sebuah ruang senjata. didalam ruang senjata ini tersusun rapi berbagai pisau,senapan dan berbagai jenis senapan lainnya. itu hampir membuat mataku buta ketika melihatnya.

Shen tertawa sambil berkata :" semua senjata diruang ini adalah senjata yang sangat bagus. hadiah yang ingin aku berikan kepadamu adalah kamu boleh memilih salah satu senjata disini."

setelah dia mengatakan itu, dia pun mengangkat sebuah senapan yang berat dan berkata :" aku ingin memberi senjata ini padamu. namun aku tahu kalau kamu akan merasa repot jika membawa senjata ini. namun tenang saja, kamu boleh mengatakan kepadaku jika kamu membutuhkannya. aku juga akan menyuruh bawahanku untuk mengantar senjata ini kepadamu dimanapun kamu berada."

aku tersenyum dan berkata :" paman Shen, terimakasih."

" haiya, kenapa kamu berterimakasih lagi." kata Shen dengan murung.

aku pun tertawa. aku berpikir kalau sudah berapa lama aku tidak tertawa ria seperti ini. aku teringat akan Wolf ketika melihat Shen. apakah dia baik baik saja sekarang? apakah aku yang palsu itu menyulitkannya?

aku pun segera melupakan masalah itu dan langsung menatap setiap senjata disana dengan cermat. akhirnya aku memilih sebuah pisau kecil. pisau ini berukuran sebesai ibu jariku, namun dia memiliki kualitas yang baik. meskipun terlihat tipis, namun sangatlah tajam. tepi pisau itu hampir sama seperti kumpulan jarum perak yang tersusun rapi. jika digunakan untuk menusuk orang, pastilah rasanya hampir sama dengan ketika kamu sedang mengupas kulit buah.

aku sedikit terbengong melihat pisau ini. aku teringat akan pisau cantik yang pernah diberikan oleh Aiko kepadaku. mungkinkah sekarang pisau itu telang menghilang didalam sungai?

Shen berjala kearahku dan bertanya :" kenapa? apakah kamu menyukai pisau ini?"

aku mengangguk dan berkata :" pisau ini gampang dibawa dan tidak mudah untuk diketahui oleh orang lain. pisau ini juga sangatlah tajam. kelaknya akan menjadi sebuah senjata yang sangat berguna bagiku dan merupakan senjata yang cocok untuk melakukan serangan jarak dekat. aku akan memilih ini."

Shen mengangguk dan berkata :" pilihamu sangatlah bagus. pisau ini adalah pemberian ayahmu kepadaku. aku menjaganya dengan baik selama beberapa tahun ini. hingga hari ini, aku baru saja memindahkannya ke tempat ini. tujuan ku adalah melihat apakah kamu akan memilihnya atau tidak. aku tidak menyangka.....semua telah diatur dengan baik!"

setelah mendengar itu, aku pun menundukkan kepala dan memandang pisau kecil itu. aku seketika membayangkan wajah ayahku yang ganteng itu. aku pun menggenggam pisau itu dengan erat dan berpikir kalau ini merupakan pemberian ayahku yang sangat istimewa. aku tidak pernah menyangka kalau aku bisa mendapatkannya. sungguh baik.

disaat ini, Shen pun berkata kalau sudah waktunya pergi dari sini, agar kami tidak dicurigai oleh orang lain. aku pun mengangguk dan keluar dari ruangan senjata ini dengannya. sebelum aku keluar dari ruangan itu, Shen memberiku sebuah kotak untuk menyimpan pisau kecil itu. dia berkata kepadaku untuk membawa kotak ini keluar dan berkata kepada mereka kalau ini merupakan hadiah pemberiannya kepadaku. aku sangat penasaran dan membuka kotak itu, ternyata didalam kotak itu terdapat sebuah kartu berwarna emas. dia berkata jika aku memiliki kartu emas ini, aku bisa datang ketempat ini kapanpun. aku bisa melakukan latihan dan melatih beberapa orang lainnya agar bisa lebih kuat lagi.

aku tahu kalau kartu ini cukup dijadikan penjelasan kepada Claura. hanya saja Gandi dan beberapa orang lainnya sepertinya tidak akan percaya dan mereka pasti merasa ini bukanlah hadiah yang sesungguhnya.

siapa sangka kalau Shen berkata dia sengaja melakukan ini dan dia berbisik kepadaku dan aku pun berkata :" ini adalah ide yang bagus, dengan begini Claura tidak akan lagi mencurigai kita berdua!"

kartu ini sangat berharga dimata orang biasa, namun tidak berharga sama sekali bagi Gandi. oleh karena itu, jikalaupun dia yang memenangkan permainan ini, Shen juga tidak mungkin memberikan kartu itu kepadanya. Claura juga pasti akan mengerti hal ini jika aku tidak menjelaskannya. mungkin Claura akan merasa kalau Shen telah mengganti Hadiah yang sebenarnya. dia menganggap kalau Shen memandang rendah kami. ditambah lagi ketika pertandingan dimulai, cara Shen memilih tim sangat jelas lebih membantu tim Gandi. jika semua itu digabung, Claura akan merasa kalau Shen sangat memandang rendah diriku dan merupakan cara terampuh untuk menutup hubungan kami.

Shen mengangguk dan meninggalkan kamar itu sambul berkata :" kamu harus melindungi dirimu sendiri. kamu harus mengutamakan keselamatan dirimu kapanpun dimanapun. kamu mengerti?"

aku pun berkata :" aku sudah mengerti, paman Shen. kamu juga harus hati hati agar tidak ketahuan sama mereka."

" aku tahu, kita semua harus baik baik saja, karena masih ada orang yang menunggu kita untuk kembali dan bergabung." kata Shen.

aku tidak berpikir lebih karena aku menyangka kalau dia sedang membicarakan ayahku dan teman teman baiknya. aku sangat ingin melihat teman baik ayahku yang masih tersisa didunia ini!

Shen menatapku dengan dalam. dia sepertinya ingin mengatakan sesuatu namun dia tidak mengatakannya. kali ini, aku sadar kalau ada yang belum dikatakan olehnya. namun kami sudah keluar dari ruangan dan Claura juga sudah menatap kearah kami. aku pun tidak bertanya lagi dan berjalan kearah Claura dengan wajah yang pucat.

melihat wajahku yang pucat, Claura bertanya ada apa denganku? aku pun memberikan kotak itu kepadanya. dia membukanya dan mengeluarkan kartu emas itu. sebelum Claura berkata, Gandi sudah tertawa dan berkata :" apakah ini 'hadiah' yang dikatakan oleh paman Shen?"

Shen tersenyum dan berkata :" kenapa? ini adalah kartu VIP di lapangan latihan ini. meskipun kamu sudah memilikinya, namun kamu tidak pernah menghargainya. itu bukan berarti Reino tidak membutuhkannya bukan? Reino, apakah yang aku katakan benar?"

wajahku pucat dan aku tidak berkata apapun. Shen pun tersenyum dan berkata :" sepertinya ada yang tidak menghargai hadiah pemberianku."

Claura menepuk pundakku dan aku berpura pura mengatakan terimakasih kepada Shen. Shen pun meninggalkan kami. Gandi tertawa dan mengejekku. cara dia memandangku seperti memandang seorang pengemis. dia tidak sadar kalau dialah orang yang sedang dibohongi oleh kami. ini merupakan rencanaku dengan Shen tadi. jika dilihat sekarang, sepertinya rencana penutupan hubungan kami berjalan dengan baik.

ketika aku sedang memikirkan itu, Govy turun dari atas gunung dengan panik lalu menghampiri kami. ketika Jessi melihat Claura, Claura juga melihatnya. disaat ini, kedua wanita itu tidak bergerak sama sekali dan hanya saling menatap dengan tatapan yang penuh amarah.

disaat ini aku sengaja bertanya :" istriku, apakah kamu mengenalinya?"

sebuah kata 'istri' merubah ekspresi wajah Jessi dengan drastis. Claura yang awalnya tenang itu tiba tiba menjadi panik dan langsung menarik tanganku sambil berkata :" aku tidak mengenalnya. ayuk kita pergi dari sini."

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu