Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 72 Kenyataan Terungkap

Sebelum aku membuktikan aku tidak bersalah, aku malu menemui kak toba dan aku juga tidak berani pergi.

Setelah membahas rencana dengan Leo, dia menyuruhku pergi istirahat, tetapi aku malah ingin pergi ke lantai 3. Leo berkata: “Kamu ingin menemui bibi Reza?”

Aku menganggukkan kepala, dia berkata: “Bibi Reza sudah mengundurkan diri setelah kamu dibawa pergi, dia tidak pergi sendiri, dia masih membawa beberapa orang, diantaranya ada penanggung jawab dan beberapa nona. Mungkin Claura sudah memberinya sesuatu, makanya dia menekatkan diri menghianati tuan ketiga dan kamu.”

Tidak disangka bibi Reza pergi dengan begitu saja, tetapi jika dipikirkan, mungkin dia memiliki kesulitannya sendiri, dia tahu dirinya tidak bisa menutupinya dari tuan ketiga, jadi dari awal dia sudah tidak berencana untuk melanjutkan kerja di benz. Dasar wanita penggoda ini, aku sudah meremehkannya.

Aku dengan sedikit takut bertanya: “Perlakuan bibi Reza ini mungkin membawakan pengaruh dengan bisnis dilantai tiga kan?” aku tahu bisnis dilantai tiga selalu diurus oleh bibi Reza, dan beberapa nona yang terkenal juga dari pengurusan bibi Reza, kemudian beberapa tamu juga dibawakan dia kemari, dan juga pemasukan dilantai tiga adalah pemasukan terbesar dibar. Jadi kepergiannya kali ini, tamu dan tingkat pelayanan dibar menurun, dan bisnis juga pastinya menurun.

Tatapan Leo menjadi dingin, dia lalu merokok dan tampaknya dia sangat benci dengan bibi Reza. Jika dipikirkan kesetiaan dan kehormatan dia dengan tuan ketiga, dia pasti sangat benci dengan bibi Reza karena sudah menghianatinya.

Leo mematikan rokoknya berkata: “Tuan ketiga sudah bilang, kamu tidak perlu khawatir dengan hal ini, dia sudah menyuruh orang datang. Jadi dia menggunakan waktu ini untuk mengubah lantai tiga menjadi tempat perkumpulan elit, dan bukan lagi tempat biasa itu lagi.”

Aku menganggukkan kepala, walaupun aku tahu tuan ketiga pasti ada solusi untuk menyelesaikannya, tetapi aku tetap tidak tenang.

Leo tanya kapan aku akan memulainya? Aku bilang sekarang, disaat lawan kita belum tahu aku sudah balik ke bar.

Leo sedikit mengkhawatirkanku bertanya: “Apakah kamu tidak apa-apa?”

Aku dengan tidak peduli menjawab: “Tidak apa.” Bagiku sekarang tidak masalah jika tidak mati.

Felicia terdiam, Leo melihatnya dan mengerti lalu berkata: “Aku pergi dulu, masalah ini tidak akan diselesaikan jika hanya kita berdua, aku pergi panggil beberapa teman datang membantu.”

Aku sedikit khawatir berkata: “Tuan ketiga…..”

Leo dengan datar menjawab: “Tuan ketiga sudah menganggapmu sebagai orang dekatnya, jadi karena dia sudah menyerahkan bar ini untukmu, maka kita semua juga berada dibawah pimpinanmu. Kita akan membantu apa yang kamu mau, jika kamu senang, maka lakukan dengan penuh keberanian!”

Aku menjadi semangat karena perkataannya, setelah kepergian Jack, aku sudah sangat lama tidak ada rasa ini lagi. Aku mengatakan: “Aku sudah mengerti.”

Setelah kepergian Leo, aku tersenyum dengan Felicia: “Kak Felicia, beberapa hari ini kamu tahan sebentar untuk tinggal disini, setelah aku menyelesaikan masalah Claura, aku akan membawamu pulang.”

Felicia memberiku tatapan menggoda lalu meraba luka diwajahku, sambil tersenyum berkata: “Kakak tidak masalah, kakak sudah senang bisa bersama mu disini.”

Walaupun dia tersenyum, tetapi tatapannya membuatku terharu karena kasihan.

Aku menatapnya dengan wajah memerah, lalu dengan hati-hati bertanya apakah dia sedang menyatakan perasaannya? Dia tertawa lalu menepuk bokongku dengan keras, kemudian mengulurkan jari tangannya menetup keningku berkata: “Jika kamu menganggapnya begitu, ya begitu.”

Felicia memang awalnya lebih pendek dariku 1 kepala, biasa dia memakai hak tinggi setinggi 10 cm, aku tidak merasa aneh, tetapi kasihan melihatnya hari ini memakai sepatu flat. Jadinya dia tampak sangat pendek saat disampingku, dan dari sudutku aku melihat belahan dadanya yang dalam, dibelakangnya terlihat rok pensil yang membungkus pinggulnya yang montok, dan tanganku dengan ringan dapat menyentuh pinggangnya yang ramping.

Aku bukanlah pria perjaka yang tidak pernah mengalami hal itu, walaupun awalnya aku sangat panik, dan tidak begitu mengingatnya, tetapi karena sudah pernah mengalaminya, jadi lebih sensitif dibagian itu. Sekarang orang yang kusukai berada disampingku, aku dapat mencium aroma badannya, dan mengulurkan tangan bisa langsung menahan tangan yang tidak dapat menahan untuk menyentuh bundaran itu, aku mana bisa tenang, dan muncul seekor naga yang mengangkat kepalanya.

Aku memang berjarak sangat dekat dengan Felicia, dia tidak mungkin tidak melihat perubahanku, dia mengangkat kepala lalu menatapku dengan penuh perasaan dan berkata: “Adik kecil, kamu tidak baik ya.”

Suara dia tersimpan sedikit rasa manja, suaranya yang lembut membuat suasana mempesona ini seketika muncul sebuah rasa sakit yang tidak bisa dikatakan.

Aku menelan ludah dan berkata: “Kak Felicia, aku sangat mencintaimu.”

Felicia memainkan jarinya denganku, aku mendekatkan wajahku kebibirnya, saat aku hampir menciumnya, dia dengan manja berkata: “Kamu suka kakak, atau suka tubuh kakak?”

Saat ini, dia terlihat sangat indah dan membuatku merasa sangat panas, pikiranku memanas dan langsung mencium bibirnya yang hangat. Dia terlihat terkejut, tampaknya dia tidak menyangka aku bisa berbuat begitu.

Dan seketika aku menyadari wajahku yang sangat merah, aku tidak berani mengalah dan melanjutkan, aku hanya berdiri disana seperti anak yang berbuat salah.

Felicia tiba-tiba tersenyum, kemudian dia memegang wajahku dan menciumku. Ciuman dia terasa lembut, dan menggoda seluruh tubuhku. Aku mengeratkan badanku, merasa seperti orang bodoh yang dipermainkan orang di medan perang, yang ingin merebut kekuasaan tetapi badanku tidak mengikuti isi hatiku.

Setelah ciuman ini berhenti, Felicia yang tidak pernah malu, wajahnya sekarang tiba-tiba semerah buah persik. Dia mencubit wajahku dan menjilat bibirku berkata: “Teknik adik ini sungguh kaku, dan kamu masih berani bermain dengan kakak? Ajak berantam~”

Wajahku semakin merah dan berkata dengan tidak jelas: “Kalau kaku masih boleh dilatih, kalau tidak, aku berguru dengan kak Felicia, dan kamu ngajarin aku ya.”

Felicia tersenyum dengan lembut, pura-pura tidak mendengar yang kukatakan, dia malah menarikku keluar dan berkata: “Kakak menunggu kamu menang ya.”

Perkataanya itu seketika membuatku sadar kembali dari suasana mesra pria dan wanita, aku langsung dengan tegas menganggukkan kepala dan mengatakan aku tidak akan membuat kecewa.

Balik ke lantai 1, Leo sudah membawa 2 teman menungguku didepan pintu, rambut mereka sangat pendek dan penampilannya hampir sama, setelah ku tanya baru tahu ternyata mereka adalah saudara, dan hanya berbeda 1 umur. 1 bernama Endy, dan 1 lagi bernama Endo, secara tidak sengaja mengingatkanku kepada gembel yang bernama Dido.

Tidak tahu darimana Leo membawakan sebuah mobil Santana berwarna hitam, lalu menyuruh kita naik. Setelah naik mobil, dia bertanya detil cara memulainya?

Aku berkata: “Yudi sedang bersama dengan kak toba, malam ini dia pasti akan pulang, yang kita harus lakukan adalah menunggunya. Sampai saat itu, aku dan bang Leo masuk menyiksanya, bang endy dan endo diluar menjaga-jaga, setelah aku mendapatkan bukti, kita pergi ke vila Tuan Kin, maka semua akan selesai.”

“Sepertinya tidak sulit.” Leo sambil mengendarai mobil sambil mengatakan.

Tidak lama kita sampai dibawah rumah kak toba, teringat semalam kita masih duduk dirumahnya berbincang-bincang, hari ini kak toba malah berbaring di kamar perawatan insentif yang tidak tahu hidup atau mati, aku sangat gelisah. Aku mengigit erat gigiku berpikir, karena aku belum bisa menyentuh Claura, jadi aku akan menduluankan Yudi, untuk membalas dendam kak toba.

Kita berada didalam mobil sampai jam 1 malam, Yudi berjalan dengan tidak stabil ke apartemennya, kita tidak bergerak sampai saat dia sudah naik, bang Yudi baru keluar mobil, dan seperti kucing malam hari dengan diam-diam berlari kedalam gedung.

Aku tidak menyangka bang Yudi memiliki kemampuan berjalan tanpa mengeluarkan suara, ditambah lagi luka dibadanku membuatku tidak memiliki tenaga untuk jinjit, jadi aku berjalan sangat lambat dan mengeluarkan suara yang kuat.

Setelah aku menahan kesakitan berjalan keatas, pintu rumah kak toba sudah terbuka, dan lampunya hidup. Saat aku berjalan masuk, Leo sudah mengikat Yudi lalu membuatnya berlutut dilantai dan menutup mulutnya.

Aku senang sekali! Aku masuk lalu menutup pintu, kemudian aku datang kedepan Yudi yang tampak terkejut, berkata: “Yudi, kamu tidak menyangka kan?”

Aku mengatakan sambil mengeluarkan sebuah pisau dileher Yudi, berkata: “Aku akan mengeluarkan barang didalam mulutmu, lalu jawab aku dengan baik-baik, jangan menjerit karena bisa mengganggu tetangga yang sedang tidur, jadi aku tidak akan menyentuhmu, mengerti?”

Yudi menganggukkan kepalanya dengan cepat. Aku mengeluarkan kain dimulutnya, dia sibuk berkata: “Bang Alwi, tuan Kin lah yang mau mengambil nyawamu, untuk apa kamu menangkapku?”

Aku berkata: “Jangan pura-pura bodoh, katakanlah bagaimana kamu melukai kak toba?”

Tatapan Yudi tidak berhenti menghindar, lalu dengan gugup berkata: “Aku tidak mengerti apa maksudmu. kak toba menganggapku sebagai saudaranya sendiri, mana mungkin aku mencelakai dia?”

Leo mengkerutkan kata berkata: “Dasar keras kepala.” Setelah mengatakannya, dia kembali mengambil kain menaruh dimulut Yudi, lalu mulai menamparnya dengan kuat dan dengan sadis, wajah Yudi menjadi biram dan bengkak setelah terkena beberapa tamparan.

Lalu aku bertanya apakah Yudi mau mengatakannya? Dia tetap mengatakan bukan dia yang melakukannya, dan aku lah pelakunya. Melihatnya yang sangat keras kepala aku menjadi sangat emosi, aku menghalangi Leo yang mau memukulnya berkata: “Jangan pukul lagi, dia tahu jika dia mengatakannya dia akan mati, jadi dia tidak akan mengatakannya. Dia masih bisa menahan jika kita hanya memukulnya tanpa membunuhnya.”

Yudi menatapku dan memberikan senyuman licik. Tampak jelas aku tidak salah lagi, dia sudah yakin aku tidak memiliki akal lagi. Aku berkata: “Aku tidak bisa membunuhmu, karena ini adalah misi hidup, jadi aku tidak berani menanggungnya.”

Setelah mengatakannya, aku pergi ke kamarnya membongkar, akhirnya aku mendapatkan setumpuk barang yang kotor, ada barang pribadi wanita, stoking hitam, sepatu hak tinggi, rok dan ada tissue.

Aku menatap Yudi, dia dengan tidak mengerti menatapku, aku memakaikan stoking itu ke kepalanya dan berkata: “Sekarang banyak pria mudah yang mati karena bermain ‘burke seksual’,kamu rasa jika kamu juga mati karena ini, dan dilaptop memutarkan sebuah film bioskop, dirumah juga tidak ada tanda orang datang, bagaimana polisi akan berpikir?”

Yudi tiba-tiba mengeluarkan ekspresi panik. Setelah aku memakaikan stoking, aku membukakan bajunya lalu menggantikan rok dan hak tinggi. Kemudian aku mencarikan sebuah plastik berkata: “Marilah kita bermain sebuah permainan.” Setelah itu aku mengeluarkan plastik lalu memakaikannya di kepala Yudi.

Yudi menatapku dengan terkejut, awalnya dia memang sudah susah bernafas saat ku pakaikan stoking dikepalanya, kemudian saat aku memakaikan plastik, dia semakin tidak bisa bernafas. Aku melihatnya yang sudah mulai memalingkan matanya, aku langsung membukakan plastik dan stokingnya, dia dengan kuat bernafas, aku bertanya: “Enak tidak? Mau sekali lagi tidak?”

Yudi dengan panik menggelengkan kepalanya, aku mengeluarkan kain dimulutnya, seketika dia langsung dengan cepat menghembuskan nafas berkata: “Bang Alwi, tolong ampuni aku. Bukan aku yang mencelakai kak toba, Sami sibodoh itu yang melakukannya, aku hanya bertanggung jawab membuatnya pingsan saja.”

Aku menjadi senang, memang kerja keras selalu memiliki hasil, kali ini semua sudah terungkap.

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu