Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 469 Serasi

Melihat bangunan-bangunan ini, aku sama seperti melihat sangkar kematian, memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, aku berusaha keras untuk menghasilkan setiap detail dalam pikiranku, menunggu sampai ketika Yanti selesai menyuntikkan 20 jarum itu, dia dengan hati-hati berkata padaku: “Kak Reino, menyuntikkan narkoba secara overdosis, yang ringan akan menyebabkan halusinasi, kegembiraan yang tidak normal, bahkan mungkin menjadi gila, dan yang berat mungkin akan langsung mati, apakah kamu tidak takut?”

Aku berkata dengan tidak menjawab pertanyaannya: “Tadi kamu menyuntik ke dalam jarum seharusnya lebih banyak daripada yang aku harapkan, kan?”

Satu kalimat itu dengan langsung membuat raut wajah Yanti memucat, dia bertanya kepadaku bagaimana bisa mengetahuinya?

Aku berkata dengan datar: “Tebak, tetapi tampaknya dugaanku benar. Aku pikir, kamu seharusnya juga takut hubunganmu dan Vincent terungkap, terutama setelah kematian Vincent, beberapa dari orang-orang ini pasti akan mengancam mu dengan masalah ini, dan memintamu untuk membantu mereka. Kamu pastinya tidak berharap diancam, ditambah lagi aku menginginkan nyawa mereka, kamu dengan langsung meminjam tanganku untuk memusnahkan mereka selamanya, lagipula jika terakhir diselidiki, juga adalah aku yang melakukannya, jadi kamu hanya akan menyuntiknya lebih banyak, benarkan?”

Yanti melihat aku telah mengetahui semua pemikirannya, raut wajahnya berubah menjadi jelek, dia dengan gagap berkata: “Aku melakukan seperti ini, bukankah itu seperti yang kamu inginkan?”

Aku menganggukan kepala, berkata dengan datar: “Benar, aku tidak takut kamu kejam, aku hanya takut kamu tidak kejam.”

Mengetahui bahwa pemikiranku sama dengan Yanti, ingin membunuh orang-orang ini, aku merasa hatiku sedikit tenang, dan juga lebih merasa tidak khawatir dengan wanita ini. Aku memandangnya, dengan tersenyum seperti tidak tersenyum berkata: “Tetapi hati wanita paling beracun, siapa yang tahu apakah kamu juga akan sekalian membunuh aku, yang mengetahui rahasianya?”

Yanti dengan cepat tersenyum kepadaku, melengkukan pinggangnya berjalan kesisiku, dengan tersenyum berkata: “Oh, Kak tampan, lihat apa yang kamu katakan. Kamu begitu hebat, walaupun aku ingin melakukan sesuatu kepadamu, juga tidak mungkin berhasil. Aku tidak akan melakukan sesuatu yang tanpa jaminan. Terlebih lagi, tadi kamu mengatakan hati wanita paling beracun”

Aku tersenyum padanya mengatakan lumayan. Dia sengaja menggodaku, satu tangannya tampak seperti tidak sengaja diletakkan didadaku yang penuh, sambil menggambar lingkaran sambil berkata: “Aku adalah wanita yang beracun, kamu adalah pria yang kejam, kita berdua merupakan pasangan yang serasi.”

Aku tidak berbicara, setengah menyipitkan mataku lalu dari atas kebawah memandangi wanita yang penuh dengan godaan setiap saat. Dia melihatku tidak menolak, mengira bahwa aku terpesona olehnya. Dia merilekskan ekspresinya, tersenyum dan memutar bokongnya berjalan kemari melingkari leherku, lalu tersenyum padaku, membelai daguku dengan satu tangan, kemudian meniupkan udara panas kearahku, berkata: “Kak tampan, apakah kamu ingin aku menemanimu main sebelum orang-orang itu datang? Kampung halamanku di padang rumput, jadi…. Aku sangat pandai menggendarai kuda.”

Aku pernah mendengar perkataan ini di film, aku masih mengingatnya sampai sekarang. Aku mengulurkan tangan memegang dagu Yanti, menghentikannya mendekati bibirku, dengan tersenyum tetapi tidak tersenyum berkata: “Tetapi aku tidak suka dikendarai, aku juga suka mengendarai kuda.”

Siapa yang menyangka bahwa Yanti melepaskanku, berbalik badan kemudian meletakkan kedua tangannya di sofa, mengangkat pantatnya, lalu menolehkan wajahnya dan tersenyum menggoda kepadaku, berkata: “Kalau begitu ayo, biarkan aku melihat apakah keterampilan mengendarai kuda mu lebih hebat daripadaku.”

Anjir, wanita ini sedikit hebat! Aku berkata dengan datar: “Tolong jangan menghina kuda.”

Yanti terkejut, lalu tertawa. Dia langsung bangkit, berkata: “Jangan berpura-pura lagi, aku tahu kamu tidak seperti penampilanmu. Ini dilihat dari ketika kamu bersedia menghormati kehendak Lili, dan tidak memaksanya, jika aku tidak salah menduga, kamu membunuh Vincent, sebagian alasannya juga karena kamu ingin membantunya balas dendam.”

Aku tidak membantah, Yanti menghela nafas, berkata: “Hidup Lili memang sangat pahit, dia sial bertemu dengan Vincent. Sebenarnya dia adalah gadis yang baik, jika dia dapat bertemu pria sepertimu, mungkin dia akan sangat bahagia, sayangnya, hidupnya terlalu pendek.”

Aku mencibir: “Apakah kamu sedang menyesal untuknya? Sambil menyesal sambil meniduri prianya? Dia bisa memiliki tragedi hari ini, kamu dan wanita-wanita itu juga termasuk pembunuh.”

Yanti menyalakan sebatang rokok, dengan kuat menghisapnya, kemudian berjalan dan duduk disebelah mayat Vincent. Kemampuan beradaptasi wanita ini sangat kuat, keberaniannya juga sangat besar, dalam waktu yang singkat dia sudah tidak takut pada mayat. Tidak hanya itu, dia juga sedang membuat rencana mengubah tempat ini menjadi penuh mayat.

Yanti menjentikkan abu rokoknya, gerakannya sangat menggoda, melirikku dan berkata: “Hidupku juga pahit, aku menggunakan tubuhku untuk membantu menaikkan posisi priaku. Dia berjanji akan mencintaiku seumur hidup, tetapi ketika dia mencapai kesuksesan, dia meninggalkanku seperti sepatu kotor, jika bukan karena melihatku masih sedikit berguna, dia pasti sudah membuangku. Awalnya, aku berpikiran terbuka, karena dia telah meninggalkanku, maka kita jalan hidup masing-masing. Tetapi dia juga mau mengaturku bermain dengan siapa, dalam matanya, aku hanya boleh tidur dengan orang yang membantunya, ini dinamakan perdagangan yang tepat, jika aku tidur dengan orang yang lebih rendah darinya, maka ini dinamakan selingkuh dan akan dipukuli.”

Mengatakannya sampai disini, raut wajah Yanti menjadi ganas, dapat dilihat bahwa dia benar-benar membenci pria itu, dia berbalik menatapku dan berkata: “Tetapi mengapa dia harus mengaturku? Bukankah dia merasa aku meniduri pria yang tidak berguna akan menghina namanya? Kalau begitu aku sengaja tidur dengan mereka, jadi ketika Vincent menggodaku, dan menawariku, aku langsung berhubungan dengannya.”

Setelah Yanti selesai mengatakannya, dia menghisap lagi dengan kuat, sudut matanya penuh dengan menghina. Dia berkata dengan sedikit semangat: “Adapun Lili, dia memang tidak bersalah, tetapi itu juga karena dia tidak berguna. Dia sebenarnya dapat menemukan pendukung yang lebih besar berdasarkan penampilannya, tetapi dia berpura-pura berjalan benar, jadi dia memiliki akhir yang seperti ini, itu juga pantas baginya.”

Aku tidak bisa menahan mendengarnya lagi, berkata: “Tutup mulutmu! Kamu hanya akan berakhir lebih buruk daripada Lili!”

Aku mengira Yanti akan marah, tetapi siapa yang menyangka ketika dia mendengar perkataan ini, dia malah tertawa besar seperti orang gila, kemudian terdiam, lalu merokok. Setelah beberapa saat, dia berkata: “Kamu benar.”

Pada saat ini, Yanti kehilangan semua kekejamannya, semua sisi dan sudutnya, dan dia terlihat sedikit lelah. Pada saat ini, dia tampak tidak begitu mengesalkan, sebaliknya, dia sedikit menyedihkan.

Saat ini, ada suara mesin datang dari luar, Yanti dan aku saling memandang, aku berkata: “Aku akan membawa Vincent keatas, aku pikir jika kamu cukup pintar, kamu seharusnya tahu apa yang harus dilakukan.”

Yanti tidak menyangka aku tidak memberi arahan dan meninggalkan semua kepadanya, dia tertegun, tetapi kemudian mengerti aku sedang mengujinya, dia tertawa lalu mengatakan serahkan padaku. Jadi aku menggendong mayat Vincent naik keatas, sebelum pergi, aku dengan sengaja memperlihatkan pistol yang ada dipinggangku, setelah dia melihatnya, tatapan matanya sangat jelas berubah, tangan yang memegang rokok juga sedikit gemetar.

Aku membawa Vincent ke sebuah kamar dilantai 2, dan melemparkannya kedalam lemari, kemudian berjalan ke balkon, diam-diam bersembunyi disana. Melihat puluhan pria dan wanita berjalan masuk, para pemuda ini adalah salah satu dari beberapa orang yang mengelilingi malam itu.

Melihat orang-orang ini masuk, aku dengan diam-diam berjalan ke tangga. Pada saat ini, aku medengar Yanti tertawa sambil berkata: “Kalian benar-benar sangat lambat, aku telah bertarung banyak putaran dengan Vincent, kalian baru datang.”

Setelah mendengar ini, mereka penasaran dan bertanya dimana Vincent?

Yanti tertawa sambil berkata: “Bisa kemana lagi? Dia mengatakan dia lelah, dan menyuruh kalian jangan datang menganggu, dia ingin tidur sebentar.”

Beberapa pria tersenyum cabul, ada satu orang berkata: “Yanti, kamu pasti sangat hebat, sampai bisa memeras kering kak Vincent.”

Setelah mendengar perkataan ini Yanti bukannya marah tetapi malah tertawa mengatakan: “Lihat apa yang kamu katakan, aku memang ingin memerasnya sampai kering, tetapi bocah ini, tidak tahu mengapa staminanya bisa begitu buruk, setiap beberapa kali maka sudah tidak sanggup, benar-benar….”

Yanti baru selesai mengatakan, ada seorang pria cabul berkata: “Yanti, kamu mengatakannya seperti itu kita juga tidak berani memuaskanmu, jika ketahuan oleh Kak Vincent, maka kita semua akan sengsara.”

“Hhu, melihat kalian yang ketakutan. Aku ingin berbuat sesuatu dengan siapa, apakah harus menanyakan benda kecil itu? Aku tidak peduli, malam ini suasana hatiku bagus. Jika ada yang bisa membuatku bahagia, maka aku akan membuat dia bahagia. Apakah kalian tidak penasaran mengapa Vincent bisa begitu tergila-gila padaku, apakah tidak penasaran dengan keterampilanku?”

Ketika para pria itu mendengar perkataan ini, dengan langsung bersemangat, dan satu per satu menanyakan apakah itu benar. Mereka pasti sudah lama menginginkan Yanti, tidak berani menyentuhnya bukan karena takut pada Vincent, tetapi mereka takut dia tidak mau. Bagaimanapun, identitasnya lebih tinggi dari Vincent, dan mendengar dia insiatif menawarkan diri, bagaimana mungkin sekelompok ini tidak tergoda, tidak gila?

Yanti berkata: “Tentu saja, mari mari mari, aku sudah menyiapkan makanan cepat saji untuk kalian. Mainan ini bisa membantu bersenang-senang, mari kita bergila-gilaan malam ini, ok?”

Setelah mendengar perkataan ini, mereka dengan segera bergegas mengambil jarum suntik yang telah disiapkan oleh Yanti. Setelah beberapa saat, jarum suntik ditangan Yanti sudah terbagi habis, tidak hanya pria, wanita pun juga dengan bersemangat menyuntikannya kedalam tubuh mereka sendiri. Aku pikir orang-orang ini pasti sangat bersemangat menantikan pesta kacau yang tidak terbatas ini, menantikan kegilaan dan kebebasan total, malah tidak tahu bahwa mereka sedang menantikan kematian dan kesakitan.

Segera, ada orang yang sudah bereaksi, dengan langsung mulutnya berbusa dan jatuh ke lantai, kemudian ada orang yang sudah mulai menderita dengan kuat memegang kepalanya.

Perlahan-lahan, orang yang pertama jatuh, orang kedua jatuh……sampai yang paling terakhir, karena mereka tidak menyangka bahwa Yanti akan meracuni mereka, dan lebih tidak menyangka narkoba yang berlebihan akan membuat mereka pingsan atau mati dalam waktu yang singkat. Dari awal sampai akhir, tidak ada satu orang pun yang keluar meminta pertolongan, bukan, seharusnya mengatakan bahwa tidak sempat.

Aku berdiri ditangga, memandangi kejadian ini dengan dingin. Yanti juga memandangi orang-orang ini dengan dingin, melihatku, dia bertanya sambil tersenyum: “Kak tampan, apa yang harus dilakukan selanjutnya?”

Aku tidak berbicara, lalu naik keatas dan membawa Vincent ke pintu dapur. Kemudian meletakkan jarum suntik disamping tubuhnya, menyeka jejak tanganku, lalu membuka gas, menyalakan sebatang rokok dan menaruhnya disana, juga menemukan sebuah lilin, menyalakannya kemudian meletakkannya disamping gas. Ketika bau gas semakin kuat didalam ruangan, api dililin akan memicu ledakan gas, saat itu seluruh rumah akan terbakar habis, dan Vincent tergeletak di dapur, pasti akan menjadi berkeping-keping karena ledakan, pasti tidak ada yang akan tahu bahwa dia dibunuh olehku menggunakan pisau. Adapun orang yang diluar, walaupun mayat mereka utuh, dokter juga akan melalui penelitian mendakwa mereka mati akibat narkoba yang overdosis, dan terkait mengapa gas bisa meledak, karena rokok seseorang terus terbakar.

Alasan mengapa aku begitu merepotkan membunuh orang-orang ini adalah karena aku tidak berharap kasus ini ada hubunganya denganku. Lagipula, aku dan Vincent pernah memiliki masalah, jika dia dibunuh, maka polisi dan orang-orang dibelakang Vincent akan mencurigaiku.

Setelah selesai melakukan semua ini, aku berkata kepada Yanti: “Ayo pergi.”

Yanti sedikit terkejut menatapku, tetapi dia yang pintar tidak memilih untuk bertanya, malah dengan patuh mengikutiku pergi.

Kami tidak mengendarai mobil Vincent pergi, bagaimanapun itu adalah ‘bukti kehadirannya’. Kami berjalan ke sebuah cafe tidak jauh darisana, aku melihatnya sedikit cemas, aku tahu bahwa dia sebelumnya hanya berpura-pura tenang, sekarang sudah mulai ketakutan. Aku memesan sebotol anggur merah, menuangkannya segelas, berkata: “Tenanglah, tidak akan ada masalah.”

Yanti menatapku dengan wajah yang datar, berkata: “Aku percaya padamu.”

Sambil mengatakan, dia mengangkat gelasnya dan berkata kepadaku: “Dan juga, semoga kerjasama kita lancar.”

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu