Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 287 Aku sudah lapar

Anna bahkan menyebutkan untuk menyuruh Dony Yun menemaninya jalan-jalan, kalau tidak, dia tidak akan setuju untuk bekerja sama denganku.

Beberapa perasaan baik hatiku kepada Anna tiba-tiba menghilang, sebelum Dony Yun berbicara, aku langsung berkata: “Direktur Anna, aku dapat memahami cintamu terhadap Dony Yun, bagaimanapun Dony Yun begitu sempurna, tetapi kamu menggunakan pekerjaan untuk memaksanya, perilaku seperti ini benar-benar tidak disarankan. Mencintai seseorang seharusnya mengejarnya secara terbuka, seharusnya memiliki mental yang ‘mendapatkannya adalah keberuntunganku, kehilangannya adalah takdirku’, kamu seharusnya menghormatinya terlebih dahulu, dan kemudian mencintainya, bagaimana menurutmu?”

Anna menatapku dengan sedikit terkejut, sepertinya tidak menyangka bahwa aku akan mengatakan perkataan serius seperti ini, kemudian dia tertawa terbahak-bahak dan bertanya: “Apakah maksudmu adalah tidak setuju DoDo menemaniku jalan-jalan? Jika demikian, aku tidak akan setuju untuk memberikan peluang kepada perusahaanmu. Aku memiliki banyak peluang kerja disini, mungkin saja bisa memperkenalkan orang lain untuk bekerja sama dengan perusahaanmu, dan semua ini hanya butuh DoDo menemaniku jalan-jalan saja, bukankah tidak terlalu berlebihan?”

Aku berkata dengan datar: “Aku tidak akan memaksa saudaraku melakukan hal yang tidak dia sukai demi keuntunganku sendiri. Direktur Anna, tampaknya kita tidak memiliki jodoh untuk bekerja sama.”

Jika sekarang yang Anna sukai adalah Nody atau Sulistio, maka aku pasti tidak akan ragu membiarkan mereka berdua untuk menemaninya, karena aku tahu bahwa mereka tidak akan keberatan, dan mungkin saja bisa muncul percikan api dengan Anna, tetapi Dony Yun berbeda. Aku sangat mengenal Dony Yun dengan baik, dia bukanlah orang yang suka membuang waktu untuk hal-hal seperti itu, dia tidak tertarik terhadap Anna, maka itu benar-benar tidak tertarik. Lagipula, aku sudah membuat kedua wanita yang dia sukai berada disisiku, dan masih ingin membiarkan dia pergi berkencan dengan wanita yang tidak disukainya demi aku, apakah aku masih punya wajah untuk menjadi saudaranya?

Dony Yun tidak berbicara, hanya saja raut wajahnya yang suram menunjukkan saat ini hatinya tidak begitu bahagia. Sangat jelas, perkataan Anna telah melanggar garis batas nya, dia sangat benci diancam ataupun dipaksa. Dan gadis itu malah memilih cara seperti ini, aku tidak bisa menahan untuk bersimpati terhadap dia dan berpikir bahwa gadis itu benar-benar menggali lubang untuk sendiri.

Siapa yang tahu bahwa Anna sepertinya tidak merasakan ketidaksenangan kita sama sekali, dia masih tersenyum, lalu berkata: “Maaf, tolong maafkan ketidaksopananku. Aku tidak bermaksud untuk mengancam DoDo, aku hanya ingin melihat teman seperti apa yang membuat DoDo mengeluarkan segala tenaga untuk membantunya dan apakah itu sepadan, sekarang tampaknya aku yang telah memandang rendah Tuan Alwi .”

Begitu perkataan ini terdengar, aku sedikit terkejut, lalu memandangnya dan bertanya: “Direktur Anna, apakah maksudmu adalah tadinya kamu hanya ingin menguji karakterku?”

Anna menganggukkan kepala, lalu berkata sambil tersenyum: “Kamu tidak perlu begitu sungkan terhadapku, panggil saja ‘Anna’. Kerjasama yang tadi kita bicarakan tetap sama seperti sebelumnya, kamu tenanglah, aku tidak akan memaksa DoDo melakukan hal yang tidak dia sukai.”

Setelah selesai berbicara, dia langsung berkata dengan manja kepada Dony Yun: “DoDo, kamu jangan marah, ya?”

Dony Yun tampaknya juga sedikit tekejut, mungkin dia tidak menyangka bahwa Anna akan begitu perhatian kepadanya. Dia terus menatapi Anna, lalu Anna menundukkan kepalanya, mencemberutkan mulutnya, kemudian berkata dengan malu: “Aku tahu bahwa aku bukan siapa-siapa, dan tidak mempunyai hak untuk menguji temanmu, tetapi aku tidak bisa tenang, maaf…..”

Dony Yun tiba-tiba tersenyum dan berkata: “Tidak apa-apa.”

Anna baru merasa lega. Dia menyuruh sekretaris untuk mengambil surat kontrak, kemudian memberikannya kepadaku, dan memintaku melihat apakah masih ada yang kurang cocok, lalu mendiskusinya secara bersama. Aku menganggukkan kepala, mengambil kontrak, melihatnya, lalu berpikir dalam hati bahwa kontrak ini bukan hanya tidak masalah tetapi bayarannya juga sangat tinggi. Tampaknya untuk menyenangkan hati Dony Yun, Anna terhadapku pun menjadi baik, ini benar-benar mencintai seseorang sampai sepenuhnya.

Aku mengatakan tidak masalah, dan kemudian menandatanganinya. Anna mengambil kontraknya, juga menandatanganinya, dan kemudian berkata: “Semoga kerjasama kita lancar, untuk merayakan keberhasilan kerjasama diantara kita, aku mengundang kalian untuk makan bersama, tidak tahu apakah kalian mempunyai waktu.”

Anna dengan hati-hati mengatakan ini dan dengan penuh harapan melihat kearah Dony Yun. Aku juga penasaran dan melihat kearah Dony Yun, lalu berpikir dalam hati bahwa jika dia tidak mempunyai waktu, aku juga seharusnya mentraktir Anna, bagaimanapun dia sudah banyak membantuku. Aku juga mengetahui bahwa dia adalah putri dari direktur perusahaan real estate terbesar di Nanjin, jika perusahaan kami berhubungan erat dengannya, maka tidak perlu khawatir bahwa perusahaan lain tidak akan bekerja sama dengan kami, dan tidak menganggap remeh kami.

Dony Yun berkata dengan datar: “Seharusnya aku yang traktir.”

Aku dengan terkejut melihat kearah Dony Yun, Anna baru saja ingin menolak, aku langsung berkata: “Dony Yun akan mentraktir, kita pasti punya waktu untuk pergi, benarkan Anna?”

Saat mengatakannya, aku mengedipkan mata dengan sekuat tenaga kepadanya. Anna dengan langsung senang dan mengangguk-anggukan kepala lalu berkata: “Benar, aku mempunyai banyak waktu.”

Sejak gadis kecil itu mengatakan mengujiku, aku mempunyai perasaan baik terhadapnya. Meskipun sifatnya dengan Dony Yun sangat berbeda, tetapi aku lumayan berharap bahwa dia akan menjadi ‘Kakak ipar’ ku, bagaimanapun, kedua sifat mereka saling melengkapi.

Saat memikirkannya, Dony Yun tiba-tiba memalingkan wajahnya dan menatapku, lalu dengan datar berkata: “Alwi, bukankah malam ini kamu menemani Aiko untuk memilih rumah?”

Aku berkata: “Tidakk…….!”

Kakiku dipukul dengan kuat, seketika aku berteriak. Melihat Anna yang bingung menatapku, dengan segera aku mengubah perkataanku: “Oh iya, aku sudah ada janji sama Aiko. Kalau begitu, kamu membantuku menemani Anna, dan ingat berterima kasih padanya dengan baik.”

Kedua mata bulat Anna terbuka lebar, mengibaskan bulu matanya, lalu melihat kami. Setelah beberapa saat, dia baru dengan bersemangat bertanya: “Maksud kalian, apakah aku makan berduaan dengan Dodo malam ini?”

Dony Yun mengangkat alisnya dan bertanya langsung: “Ada apa? Tidak ingin?”

Anna dengan terburu-buru menjawab: “Bagaimana mungkin? Aku ingin, sangat ingin, sampai bermimpi pun sangat ingin!

Aku tidak bisa menahan tawa melihat Dony Yun, lalu berkata dengan penuh arti kepada Anna: “Anna, kamu harus baik-baik menggunakan kesempatan ini. Pria berwajah dingin ini jarang memberi semua orang kesempatan.”

Tatapan mata tajam Dony Yun mengarah padaku. Aku dengan segera bangkit dan mengatakan bahwa aku masih ada urusan dan ingin pergi terlebih dahulu. Kemudian aku bangkit, lalu berjalan kearah pintu, pada saat ini, aku mendengar Dony Yun dengan nada bicara yang serius berkata: “Besok aku tidak mempunyai waktu menemanimu jalan-jalan, karena sudah janji akan dinas keluar kota bersama Alwi dan lainnya.”

Anna dengan nada gembira berkata: “Tidak apa-apa, aku sudah cukup senang bisa makan malam denganmu malam ini.”

Dony Yun seolah-olah tidak mendengarnya, lalu menambahkan satu kalimat: “Tetapi, aku punya waktu sepanjang malam.”

…………….

Keluar dari kantor, aku tidak bisa menahan tawa. Mungkin Anna tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Dony Yun, tetapi menurutku, jaraknya untuk menjadi Kakak ipar semakin dekat. Namun, aku tidak menyangka bahwa Dony Yun akan memberikan kesempatan kepada Anna, maksudnya tadi adalah ingin menemani Anna jalan-jalan, dan itu berarti, dia berjanji akan pergi kencan dengan Anna?

Tampaknya Dony Yun juga bukanlah sebuah batu, Anna melakukan hal ‘mengujiku’, dan itu menyentuh hatinya, jadi dia memutuskan untuk memberikan gadis itu sebuah kesempatan. Memikirkan bahwa akhirnya Dony Yun mau mengambil langkah maju untuk mencari pacar, aku sangat bahagia untuknya.

Ketika meninggalkan perusahaan, aku menelefon Aiko, dan bertanya dimana dia berada, dia mengatakan bahwa di Golden Eagle, jadi aku pergi mendatanginya kesana. Aiko dan Nody sedang menunggu di depan pintu, sampai aku menghampirinya, dia langsung datang dan bertanya padaku, apakah masalah Dony Yun sudah diselesaikan? Aku mengangguk kepala, lalu berkata: “Terima kasih kepada Dony Yun, masalah ketenagakerjaan perusahaan keamanan kita akhirnya telah terselesaikan, dan tidak hanya itu, direktur yang diperkenalkan oleh Dony Yun kepadaku ternyata adalah pengagumnya.”

Selesai berbicara, aku menceritakan hal yang terjadi di kantor Dony Yun, setelah selesai mengatakannya, Aiko tersenyum dan berkata dengan datar: “Aku harap gadis ini bisa melelehkan Dony Yun. Dia telah banyak menderita, dan membutuhkan gadis seperti ini yang hangat seperti api untuk menghangatkannya.”

Aku mengangguk-anggukan kepada lalu mengatakan iya. Selesai mengatakannya, aku melihat kearah Nody yang tidak berbicara sedikitpun, melihatnya yang sepertinya memiliki masalah, dan kemudian bertanya: “Apakah kamu khawatir Monica akan sedih ketika mengetahuinya?”

Nody dengan gugup melirik sekilas Aiko, dia takut akan rahasia nya terungkap. Dia memukuli dadaku dengan tidak senang lalu berkata: “Dasar kepo, apa yang kamu bicarakan?”

Aku tertawa dan berkata: “Sebenarnya aku merasa begini sangat bagus. Monica dan Dony Yun tidak cocok, dan malah jika denganmu bisa menjadi pasangan yang bahagia. Jika Dony Yun benar-benar bersama Anna, kamu bisa pergi menghiburnya ketika dia sedih, dan mungkin saja pada saat itu dia akan tergerak oleh ketulusanmu, lalu lumayan bagus jika berpaling kepadamu.”

Ketika aku selesai berbicara, dibelakangku muncul suara ‘bboom’. Kami berbalik badan untuk melihatnya, dan melihat Monica yang berdiri tidak jauh disana dengan tas belanjaan yang tergeletak ditanah, lalu ada beberapa bra seksi keluar dari tas itu.

Aku: “…………………”

Ada banyak hal di dunia ini yang tidak lepas dari kata ‘kebetulan’, tidak disangka bahwa kami akan bertemu Monica disini, dan juga sedang membahas topik seperti ini.

Pada saat ini, wajah Monica memerah dan menatap kami dengan marah, dapat dilihat bahwa dia pasti telah mendengar percakapan kami. Kami dengan langsung merasa canggung, dan yang lebih langka bahwa Nody menunjukkan sikap gelisah, aku menendang kakinya, dengan suara kecil mengingatkan: “Cepat pergi kesana untuk membantu memunggut barang.”

Nody dengan terburu-buru pergi kesana, dan berjongkok lalu memungut branya. Seharusnya tadi dia tidak melihat jelas apa itu, dan saat ini ketika memegangnya baru menyadari bahwa itu adalah dalaman, dengan langsung ekspresi wajahnya berubah. Aku melihat telinganya yang memerah, dan Monica juga baru menyadari, dia berjongkok dan dengan marah mengambil bra dari tangannya, kemudian memasukkannya ke tas dan dengan nada bicara yang marah berkata: “Tidak tahu malu!”

Selesai mengatakannya, dia langsung berbalik badan dan berjalan keluar dengan marah. Nody melihat sosok belakangnya, dan menggaruk kepalanya tanpa daya, lalu berkata: “Mampuslah kali ini.”

Melihat dia seperti seorang patung disana, aku berjalan kemari dan berkata: “Masih tidak pergi mengejarnya? Dia sedang marah besar, dan bagaimana jika terjadi sesuatu?”

“Terjadi sesuatu?” Wajah Nody langsung gugup, dengan terburu-buru berkata; “Kalau begitu aku pergi lihat dia, kalian berdua jalan-jalanlah dulu.”

Selesai berbicara dia langsung berlari kesana, aku melihat belakang punggungnya dan berteriak: “Lebih baik malam jangan kembali agar tidak mengganggu aku dan kakak iparmu.”

Aku mengatakannya sambil menarik Aiko, wajahnya yang memerah lalu berkata: “Jika kamu berbicara seperti ini lagi, hati-hati dengan kulitmu.”

Aku melihat bibir merahnya yang cantik, berkata: “Apakah kamu sudah membeli semua barangnya?”

Aiko menganggukkan kepala, dan menyuruhku melihat apakah masih ada barang yang perlu dibeli, aku menggelengkan kepala dan berkata tidak ada lagi, kemudian menariknya naik kemobil dan kembali ke apartemen. Ketika di apartemen, aku langsung berlari masuk kekamarnya, setelah masuk, aku langsung menahannya di dinding, seluruh wajahnya memerah, kedua matanya yang besinar, bertanya: “Kamu kembali lebih awal karena ini?”

Aku sambil menciumnya sambil berkata: “Iya, aku sudah lapar.”

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu