Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 195 Tidak Pantas

Felicia memberitahuku bahwa dirinya bukan wanita misterius yang mengirim pesan singkat kepadaku, melainkan Claura. Apa yang ia ucapkan sangat mengejutku sehingga diriku seketika tidak dapat bereaksi sambil memandang kearahnya. Otakku bergerak cepat dan teringat bahwa wanita misterius itu pernah membantuku menjebak Claura. Jangan-jangan Claura sendiri melukai diri sendiri? Mengapa? Apakah ia gila?

Felicia mengira diriku marah sambil merasa khawatir dan mengatakan bahwa dirinya tidak sengaja menyembunyikan dari diriku. Hanya saja ia sangat panik saat mendengar aku ingin putus dengan dirinya. Setelah mendengar ucapanku, ia langsung tertebak bahwa orang itu pasti Claura. Ia juga memastikan bahwa Claura tidak akan memberitahuku sehingga ia dengan berani menyatakan dirinya adalah wanita misterius, lalu ia akan memberitahuku setelah aku kembali percaya kepadanya.

Ia memegang pelan tanganku sambil berkata lembut, "Alwi, kamu mau menyalahkan diriku juga boleh, mau marah dengan diriku juga boleh. Kamu boleh bebas memberi hukuman kepadaku. Aku tahu kesalahanku. Kumohon kamu jangan diamkan aku."

Melihat ekpresi khawatir Felicia, aku jadi teringat diriku salah paham saat ia menyatakan perasaan di depan umum. Hal-hal yang kulakukan untuk melukai dirinya membuat hatiku merasa bersalah, bagaimana mungkin aku masih menyalahkannya?

Aku menyentuh pelan kepalanya, "Aku tidak menyalahkanmu. Saat itu aku yang berbuat kesalahan kepadamu terlebih dahulu." kataku.

Manusia memang seperti ini, memberi tolerasi kepada orang yang dicintai dan sebaliknya kepada orang yang tidak dicintai, begitu pelit.

Setelah mendengarnya, Felicia menghembuskan nafasnya, lalu melirik kearah Govy mereka. "Ada satu hal lagi, malam itu Claura tidak melakukan apapun kepadaku." ucapnya.

Malam itu? Aku langsung teringat malam dimana Felicia dijebak Yasmin, lalu dibawa ke Claura. Aku selalu mengira Claura membulinya tapi siapa sangka kalau wanita itu tidak melakukan apapun. Aku jadi bingung, kalau wanita ini tidak melakukan apapun, mengapa ia tidak jujur kepadaku dan sengaja mengungkit kemarahanku untuk menghina dirinya. Aku pun curiga apakah dirinya suka penyiksaan.

Felicia mengatakan dengan pelan, "Sebenarnya aku ingin mengatakannya, tetapi saat itu aku berpikri kalau kamu merasa bersalah kepadaku, kamu akan lebih baik kepadaku, jadi aku membiarkanmu tetap salah paham. Aku tahu apa yang kulakukan itu salah, tapi aku benar-benar menyukaimu sehingga aku ingin memiliki semua kesempatan yang bisa membuat dirimu baik kepadaku."

Govy yang disisi lain menghela nafasnya berat sambil berkata, "Dasar bodoh." Memang benar kalau Felicia itu bodoh, padahal dirinya sekarang adalah anak perempuan dari keluarga terkenal dan memiliki Govy, sehingga ia tidak perlu merendahkan dirinya dalam percintaan tersebut, tetapi ia masih begitu berhati-hati.

Memandang dirinya yang seperti ini membuatku rindu kepada dirinya yang membuatku tergila-gila atas pesonanya. Tapi aku sangat mengetahui saat seorang wanita merendahkan dirinya di hadapan seorang pria, itu benar-benar sangat cinta, sehingga takut akan kehilangan.

Teringat ini, aku memegang tangan Felicia, lalu menciumnya dengan bibir. "Kak Felicia, kamu tidak perlu seperti ini. Aku benar-benar tidak menyalahkanmu."

Felicia masih tidak tenang sambil bertanya, "Kamu benar tidak menyalahkanku?"

Aku mengangguk kepalaku, sambil mengatakan dirinya begitu baik, bagaimana mungkin aku menyalahkan dirinya. Ia menghela nafas setelah mendengar dan berkata, "Meskipun kamu tidak menyalahkanku, tapi aku tetap merasa tidak baik, apalagi saat berhadapan dengan Claura. Aku sangat takut dan merasa bersalah. Hari ini terjadi masalah ini, aku tahu kalau aku tidak membantu menjelaskan dirinya, kamu pasti akan menyalahkan lagi dirinya, jadi aku harus memberitahu kepadamu."

Sampai sini, Felicia menaruh kepalanya dalam pelukanku sambil berkata, "Alwi, meskipun kamu dan Claura sudah ditakdirkan menjadi musuh, tapi ia memang baik kepadamu dan juga menghabiskan banyak. Aku mengatakan ini bukan berharap kalian berdua berbaikkan, karena aku sangat tahu kalau dendam antar kalian berdua tidak akan mudah diselesaikan. Aku hanya berharap lain kali kamu bisa memberi ia jalan hidup setelah kamu melihat hasilnya."

Setelah mendengar kata Felicia, aku bingung apa yang harus kuucapkan. Sekarang aku mengerti mengapa Claura menggunakan identitas wanita misterius membantuku. Kupikir cintanya kepadaku sangat dalam, jadi ia berusaha membantukh sambil melukai diriku.

Tapi aku kembali bingung lagi. Kalau dirinya sangat mencintaiku, lalu mengapa waktu itu ia pernah menyuruh orang untuk mematahkan urat nadi kakiku? Jangan-jangan hubunganku dengan Aiko memancing amarahnya?

Saat ini, Govy telah membantu Nody mengatasi lukanya. Nody menyalakan rokokny sambil berkata, "Claura orang aneh itu aku sering 'mengenal'nya. Saat itu bukankah ia selalu bermusuhan dengan Alwi? Mengapa sekarang menjadi cinta lagi? Alwi, kalau kata Felicia itu benar, berarti Claura ini benar-benar tidak peduli dengan keuntungan dirinya dan ayahnya. Hebat sekali kharismamu."

Aku membalikkan mataku. "Nody, apakah guru olahragamu yang mengajar bahasa? Itu dipanggil mengenal? Itu namanya 'mendengar'!"

Felicia tidak tahan dan tertawa. Govy baru saja selesai mencuci tangan lalu keluar dari toilet dan berkata, "Anak itu ada rekor yang sangat keren. Ia pernah ikut lomba teka teki, lalu ia salah menggunakan lima peribahasa sehingga membuat orang tertawa kencang dan membuat dirinya terkenal. Pada memanggil dirinya 'Pangeran Peribahasa'."

Mendengar kata Govy membuatku terbahak-bahak, sedangkan wajah Nody menjadi merah. "Bos, bolehkah tidak mengekspos masa laluku yang buruk? Lagipula itu buka intinya. Yang terpenting apakah Claura ini benar ingin membantu Alwi? Kalau iya, mungkin Alwi bisa menggunakan kegantengannya dan membuat ia terjatuh kepada Alwi. Kalau begitu, kita memiliki kemungkinan menang yang lebih untuk menyerang Gunawan dan Johan."

Mendengar pendapat Nody, raut wajah Felicia pun berubah. Govy berdiri di belakang sehingga membentuk aura gelap. "Apa yang kamu katakan? Coba ucap sekali lagi." ucapnya.

Nody menjulurkan lidahnya dan berkata, "Tenanglah, Bos. Aku selalu berusaha menjaga posisi Felicia. Aku hanya ingin Alwi mendekati Claura demi kepentingan. Saat kita sedang dalam misi, bukankah kamu ju)a menyuruhku untuk mendekati wanita, dengan tujuan kepentingan bersama kan?"

Aku mengerutkan dahiku dan berkata, " Aku tidak akan melakukannya."

Nody bertanya alasannya kepadaku. Aku menghela nafas dengan malas, "Aku dan Calura memiliki dendam yang sangat dalam. Kita berdua tidak akan berbaikan, kalau tidak untuk apa ia menggunakan identitas palsu untuk membantuku dan juga tidak membiarkan dirimu tahu kalau ia membantuku. Lagipula, Gunawan itu ayahnya. Apakah menurutmu aku akan melakukannha? Jadi, aku akan menganggap tidak ada masalah ini. Aku sangat lelah, pergi istirahat dulu."

Meskipun ucapannya keluar dari mulutku, tetapu hatiku merasakan rasa yang istimewa. Aku mengingat diriku pernah menjadi badut, lalu menipu cinta Claura dan itu membuatku merasa bersalah. Aku meremehkan pengaruh cinta bagi seorang wanita, kalau tidak aku tidak akan menggunakan cinta untuk membalas dendam sehingga membentuk karma yang berat.

Karma itu berasal dari diriku, kalau begitu juga harus berakhir pada diriku. Aku tidak akan lagi menerima kebaikan Claura dan juga menyerang dirinya. Sejak dini, aku akan menyerang kepada Gunawan saja.

Saat aku bersiap bangun untuk kembali ke kamar, Govy berkata, "Jangan kabur, sore ini tetap harus latihan."

Aku memandang sedih kearah Govy dan teringat hal yang sudah kujanjikan dengannya.

Kedatangan ulang tahun Bapak Keluarga Yun dengan cepat telah tepat saatnya. Di hari itu, aku mendapat undangan, lalu baru teringat kalau diriku bukan lagi orang biasa, bahkan Yesen saja takut kepada aku yang sekarang. Dan pastinya, aku sangat tahu diri, tahu kalau undangan memiliki arti yang sangat banyak.

Hari menjelang malam, aku datang membawa Felicia dan Nody, dengan pakaian rapi, tepat tiba di Keluarga Yun. Baru saja kita tiba, lalu Dony Yun tiba.

Kemunculan Dony Yun menarik perhatian semua orang karena kegantengannya. Tetapi yang paling menarik perhatian bukanlah dirinya, melainkan wanita cantik yang berdiri di sampingnya.

Wanita memiliki sepasang mata yang cantik dan

kelima indranya, bagai tokoh yang berasal dari gambar. Ia mengikat rambutnya, dengan riasan wajah yang tebal, tetapi itu sama sekali tidak terlihat tua, memang terlihat sangat cantik.

Wanita yang seluar biasa itulah kakak perempuanku, Aiko.

Saat ini Aiko sedang menggandeng tangan Dony Yun sambil berjalan dengan elegan. Kedua orang memang cocok dijadikan sepasang. Aku merasa hatiku seperti ditusuk orang sambil mendengar pujian mereka yang begitu cocok. Tusukan itu semakin dalam semakin sakit.

Waktu itu, Aiko rela menggantikan pakaiannya dan menghaous riasan wajahnya yang tebal demi diriku. Lalu sekarang semua kembali seperti awal. Mungkin ia sedang tidak memikirkan apapun, tapi di mataku, semua ini seperti sedang diatur bersama dengan hatiku yang tertekan, yang menunjukkan akhir dari cinta kita yang tidak pernah dimulai.

Mungkin selama ini, aku hanya bisa memanggilnya kakak.

Saat aku sedang dalam pikiranku, Dony Yun dan Aiko sudah berada di dekatku. Aku kembali sadar dan segera menyapa ke mereka. Aiko tertawa ke arahku. "Kalau ada waktu, pergilah lihat hasil pelatihanku."

Aku menganggukan kepalaku. Mata Dony Yun dan mataku bertemu. "Masuklah."

Semua orang berjalan masuk menuju aula. Aku dan Felicia mereka baru saja menemukan ujung tempat duduk yang sepi, siapa tahu ada seorang wanita menahan didepan diri kita.

Wanita ini adalah ibu rumah tangga. Dari bentuk wajahnya terlihat dirinya bukanlah orang baik. Ternyata ia pergi menahan jalan Dony Yun. "Ya ampun, kukira siapa yang datang. Ternyata anak buangan keluarga Yun. Mengapa kamu datang kesini? Sambil membawa seorang wanita."

Aku penuh kesal berkata, "Mohon bu, tolong jaga ucapan ibu. Jangan mengira semua wanita memiliki pekerjaaan yang sama dengan ibu"

Awalnya wanita itu tidak melihat diriku, setelah mendengar ucapanku, ia langsung marah besar sambil menunjuk jari ke wajahku. "Siapakah kamu? Aku sedang berbicara, apakah kamu berhak memotongnya?"

Ucapnya sambil melihat pakaianku. "Huh, kamu menggunakan pakaian murahan saja berani datang ke Keluarga Yun. Kamu kira sini perkumpulan orang miskin?"

Setelah ia selesai berucap, ia lanjut berucapa kepada Dony Yun. "Dony Yun, aku hanya berharap kamu tidak membawa orang miskin pulang. Tamu keluarga Yun kita semua berada di kelas atas."

Aku menahan mulut Dony Yun dan berkata, "Biarkanlah, Dony. Aku memang tidak pantas datang merayakan ulang tahun Anda."

Aku langsung membalikkan tubuhku. Wanita yang berada dibelakangku bilang aku sangat tahu diri.

Baru saja aku membalikkan tubuh sebentar, Yesen berjalan kedalam dengan jas, bertemu denganku, lalu tertawa sambil berkata, "Keponakan Alwi, kamu cepat sekali datangnya. Ayo kita pergi, membawamu bertemu dengan bapak."

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu