Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 212 Ditolak Lagi

Kakek Ergi yang selalu menyukai Aiko, tiba-tiba menggunakan nada bicara dingin menyuruhku untuk tidak memikirkan Aiko, dan mengatakan dia tidak ada hubungannya denganku, ini membuatku sangat terkejut.

Seolah tahu dirinya mengatakan sesuatu yang salah, kakek Ergi menengadah memandangku dan berkata: “Maksudku adalah, kamu sudah memiliki Jessi, untuk apa masih memikirkannya? Dengan susah payah dia memiliki kebebasan hidup, apakah kamu ingin mengikatnya kembali? Kamu terlalu egois.

Mendengar ini, aku merasa malu, tentu saja aku tahu apa yang dikatakannya benar, dan aku juga tahu Aiko bersama denganku, pasti akan selalu terbebani olehku, bahkan selalu terluka, meninggalkan aku adalah pilihan terbaik, lalu aku berkata dengan lesu: “Aku hanya ini tahu apakah dia aman.”

Saat ini kakek Ergi masih ingin mengatakan sesuatu, tapi melihat aku tidak bersemangat, dia mendesah, mengambil pena menulis resep lalu pergi. Setelah kakek Ergi pergi, aku memikirkan apa yang dia katakan, mau tidak mau aku berkata pada diriku sendiri: “Alwi, hati manusia ibarat ular yang tidak bisa menelan gajah, jangan serakah.”

Setelah menjalani masa perawatan, ketika aku sudah hampir sembuh, kakek Ergi mulai memberiku latihan pemulihan, dalam kurun waktu ini, Jessi sering datang mengunjungiku, membuat makanan untuk aku dan kakek Ergi, tapi kakek Ergi masih keberatan dengan dirinya yang diikat paksa dibawa kemari, dia selalu menunjukkan wajah tidak senang pada Jessi, aku sedikit penasaran kakek Ergi bukan orang yang pendendam.

Hari ini, aku memanfaatkan kesempatan ketika kakek Ergi pergi jalan-jalan keluar, aku berkata kepada Jessi: “Jessi, ketika kamu memaksa kakek Ergi datang kemari, apakah melakukan tindakan yang tidak menyenangkan?”

“Memaksa?”Jessi mengerutkan kening, tertawa memandangku, “Apakah dia mengatakan begitu padamu?”

Melihat ekspresi Jessi, aku bertanya-tanya apakah kakek Ergi membohongiku? Aku mengangguk, Jessi berkata dengan santai: “Jika begitu anggap saja aku melakukan tindakan tidak menyenangkan padanya.”

Mendengar ucapan ini, aku merasa Jessi sedang mengacuhkan aku, tapi aku juga tidak bertanya lebih banyak, melainkan menanyakan bagaimana masalah dia disana?

Jessi berkata dengan santai: “Tunggu satu bulan lagi, kita akan membalikkan keadaan, ada bidak catur penting yang harus disiapkan.”

“Bidak catur penting?” Aku berpikir sejenak dan bertanya, “Apakah Maria atau John?”

Jessi mengangguk, bertanya kepadaku bagaimana bisa menebaknya? Aku berkata: “Hanya aku dan mereka bertiga yang tahu tentang apa yang terjadi malam itu, aku tidak punya bukti untuk membuktikan bahwa aku tidak bersalah, satu-satunya cara untuk membalikkan keadaan adalah membiarkan salah satu dari mereka memberontak dan mengatakan yang sebenarnya.”

Aku tidak mempunyai rekaman suara dan juga video, pisau yang ada ditangan John dan sidik jariku, dia mengatakan aku menikamnya, dan mantelku masih ada pada Maria, jadi jika hanya sebuah konfrontasi sederhana, aku tidak akan berdebat, dan duduk diam menunggu diadili, terkait menggunakan kekerasan dan ancaman pada mereka, karena mereka berdua sangat setia pada Jimmy, jika tidak mereka tidak akan mencelakai aku, terlebih mencelakai aku juga tidak memberikan keuntungan apa pun pada mereka, tentu saja tidak menutup kemungkinan John masih membenciku.

Jessi menatapku dengan licik dan berkata, “Tebak, siapa yang ingin akan hancurkan?”

Aku menggeleng mengatakan tidak bisa menebaknya, meskipun John dan Maria diinstruksikan oleh Jimmy untuk melakukan sesuatu, tapi mereka tidak memiliki bukti untuk membuktikan Jimmy yang memerintahkan mereka, jadi hingga pada akhirnya mereka menyebabkan aku menanggung dosa ini, apakah mereka begitu bodoh?

Mengingat hal ini, aku bertanya kepada Jessi dengan hati-hati: “Kalian……tidak mengancam keluarga mereka kan?”

Jessi mengerutkan kening, memarahiku dengan wajah serius: “Kamu anggap aku orang seperti apa? Apakah aku orang yang begitu licik? Tidak mengancam keluarga adalah prinsipku.”

Memang harus diakui Jessi yang tampak serius terlihat sangat lucu, aku menggodanya dan berkata: “Iya iya iya, bagaimana mungkin nona Jessi kita orang seperti itu? Nona Jessi kita seperti dewi bintang yang ada dilangit, keluar dari lumpur tetapi tidak ternoda, tapi bukan iblis……”

Tidak menunggu aku selesai mengatakannya, Jessi sudah tertawa terbahak-bahak, mengangkat tangannya, mengetuk dahiku dan berkata: “Sudah, jangan membual, aku bukan orang yang mudah terbuai dengan kata-kata manis.”

Setelah itu, dia mengaitkan jari telunjuknya, berbisik ditelinga ku dan berkata: “John.”

Aku sedikit terkejut: “Ternyata dia, aku kira Maria.”

Aku berpikir, jika Maria tahu dirinya diperkosa oleh pria yang dicintainya, dia pasti akan marah dan ingin membalas dendam, bahkan membantu kami memisahkan Jimmy, siapa sangka target Jessi adalah John.

Jessi yang melihat aku tidak mengerti, bertanya padaku kenapa John ingin melawanku? Aku berkata yang pertama dia sangat mengagumi Jimmy, mematuhi semua perkataan kapten, yang kedua, mungkin dia masih membenci penghinaan yang kubawa kepadanya ketika aku mengalahkannya di hari pertama duel,jadi dia ingin membalas dendam padaku?

Jessi tersenyum santai dan berkata: “Semua alasan ini benar, tapi alasan terbesar adalah dia ingin naik jabatan. Alwi, mungkin kamu masih belum bisa mengerti sifat licik manusia, betapa menakutkan dan suramnya seseorang jika ingin naik berkuasa, demi mencapai tujuan, mereka bisa mengorbankan hidup dan kehormatan orang lain, mereka bisa melakukan segala macam cara melemparkan kesalahan kepada orang lain, dan John adalah orang seperti itu.”

“Yang artinya, Jimmy menjanjikan sesuatu padanya?”tanya aku.

Jessi mengangguk dan berkata: “Beberapa hari yang lalu, Jimmy menunjuk John menjadi wakil kapten, John tampak senang, yang menyebabkan ketidakpuasan dari anggota tim lainnya, kamu harus tahu para prajurit menghormati yang kuat, tetapi John adalah yang terburuk di tim, dia sama sekali tidak memenuhi syarat untuk duduk di kursi itu.”

Aku berkata: “Jimmy……dia adalah orang yang pintar, bagaimana mungkin dia membuat anggota tim tidak puas?”

Jessi tersenyum dan berkata: “Iya, jadi posisi wakil kapten John hanya bertahan selama dua hari, karena sebuah ‘Kesalahan’dia dipindah tugas.”

Aku tahu Jimmy tidak mungkin merelakan kehilangan hati prajuritnya hanya demi John, tebakanku benar, masalah ini pasti dia yang lakukan. John yang malang, mungkin sampai sekarang dia masih belum sadar dirinya dijebak. Mengingat ini, aku tersenyum sinis dan berkata: “Jangan-jangan kamu sudah memiliki bukti Jimmy sengaja menggulirkannya?”

Jessi mengerutkan kening dan menjawab dengan santai: “Apakah aku terlihat seperti orang yang akan menggunakan trik kecil ini? Masalah ini tidak cukup untuk membuat John mengkhianatinya, ini hanya bisa membuat John mempunyai niat mengkhianati. Jika ingin John sepenuhnya berpihak kepada kita, itu harus dimulai dari motivasinya untuk naik jabatan. Setiap orang memiliki ambisi, ada orang yang menginginkan kekuasaan dan kekayaan, ada orang yang demi cinta, ada orang yang demi anak-anak mereka, ada orang yang demi mengisi perut kosong mereka. Dan John adalah orang tipe kedua.”

Orang tipe kedua? Itu artinya demi orang yang dicintai. Maksudmu……

Terlintas sebuah tebakan dihatiku, aku memandang Jessi dan bertanya: “Apakah……”

Jessi mengangguk dan berkata: “Tipe orang yang seperti kamu bayangkan.”

Jessi tersenyum jahat, aku tahu dia pasti sudah memikirkan ide bagus, aku berkata pada Jessi: “Dewi Jessi, bagaimana aku harus bekerja sama denganmu, tolong beri petunjuk.”

Jessi mengerutkan kening dan berkata: “Tunggu kabar saja.”

Aku mengatakan iya, dia bangkit pergi, aku mengumpulkan keberanian memegang tangannya, dia berbalik menatapku disertai senyuman, tetapi senyuman itu membuat orang merasa kedinginan, dengan cepat aku melepaskan tanganku, memandangnya dan berkata: “Setiap ambisi pria merangkak naik jabatan pasti ada tujuan, dan ambisi terbesarku adalah aku ingin suatu hari nanti bisa berdiri berdampingan denganmu, dan menikmati satu pemandangan dunia yang sama, sama-sama melihat bunga mekar dan awan.”

Jessi tersenyum: “Apakah ini termasuk menyatakan cinta?”

Aku menelan ludah dan memandangi bibirnya yang lembut dan berkata: “Iya, Jessi, setengah tahun sudah berlalu, sepertinya kamu masih berhutang satu jawaban padaku.”

Tanpa sadar aku tampak gugup menggenggam kuku.

Jessi menoleh memandangku dan bertanya: “Apakah kamu masih tidak mengerti dengan jawabanku.”

Ketika mengatakan kalimat ini, tatapan matanya tertuju pada leherku dan berkata: “Kalung Felicia sangat cantik.”

Setelah mengatakannya dia pergi, aku memandang bayangan punggungnya, aku bersandar lesu disofa, meskipun dia tidak mengatakannya dengan jelas, tapi aku tahu jelas maksudnya adalah dia keberatan ada wanita lain di hatiku, dia tidak memberiku jawaban, ini sama saja dengan sebuah penolakan, aku yang terlalu bodoh, menganggap perhatian dan pertemanan ini sebagai sebuah pengakuan dari hubungan kita, tapi aku lupa dia adalah Jessi, seorang putri yang lahir dari keluarga terpandang, bagaimana mungkin dia tidak keberatan ada wanita lain dihatiku?

Memikirkan hal ini, aku memejamkan mataku dengan dalam, membelai kalung batu giok yang ada di leherku dengan perlahan, lalu pikiranku sangat kacau.

Apakah aku sudah di takdirkan untuk tidak bisa mendapatkan Aiko, dan juga Jessi?

……

Semenjak menyatakan cinta, aku malu berhadapan dengan Jessi, tapi dia tampak biasa seperti tidak terjadi apa-apa, sesekali datang melihatku seperti biasa, mengobrol denganku tentang masalah John. Sehari demi sehari berlalu, dalam sekejap sebulan sudah berlalu, hari ini, Jessi meneleponku, dia menelepon dari rumahnya, dan tidak perlu khawatir disadap orang lain.

Aku menjawab telepon, dia hanya mengatakan dua kata: “Ayo jalan.”

Aku tahu rencana sudah dimulai, aku pergi meninggalkan rumah, dan kakek Ergi hanya memandangi kepergianku dari kejauhan.

Setelah setengah jam kemudian, beberapa mobil menghentikanku, salah satu dari mobil itu turun seseorang, dan pria itu adalah Jimmy, dia memandangku dan berkata: “Alwi, akhirnya kamu bersedia muncul juga, ayo ikut aku jalan sebentar.”

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu