Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 591 Hadapin Secara Langsung, Dihancurkan Olehku

Widya bilang dihadapan semua orang bahwa aku dan Mawar pernah melakukan hubungan intim dan masih bertanya apakah aku sangat ingin melihatnya meninggal, sehingga ini seketika membuatku sangat canggung. Aku merasakan berbagai pandangan ambigu yang sedang menatapku. Aku pun tahu bahwa orang-orang itu pasti berpikir kalau aku sangat kotor.

Sebenarnya, aku tidak terlalu peduli dengan pandangan orang lain terhadapku. Aku hanya khawatir bahwa ini akan membawa beberapa dampak buruk kepada Mawar. Meskipun aku dan Claura memiliki kebencian tanpa celanya,tapi aku selalu mempunyai sedikit perasaan bersalah terhadap Mawar. Selain itu, dia juga memperlakukanku dengan sangat baik. Aku benar-benar tidak ingin dia dipermalukan karena diriku.

Aku dengan ganas melotot Widya dan dengan dingin berkata, “Pada saat itu, aku dan dia telah dijebak oleh orang-orang di belakangmu itu. Kalau tidak, sesuatu yang seharusnya tidak terjadi pun tidak akan terjadi. Kalian, sekelompok orang ini telah melukai orang lain, tetapi malah harus mengejek dan mempermalukan orang lain. Kalian sungguh sangat memalukan.”

Setelah mendengarkan perkataanku, Widya menyeringai dan berkata, “Jangan ngomong sembarangan ya. Aku akan menanyakanmu satu kaliamat, apakah kamu bersedia membiarkan ibu mertuamu yang cantik ini meninggal?"

Aku tersenyum dingin dan berkata, "Kamu berani mengancamku dengan menggunakannya? Widya, apakah kamu pikun? Jangan lupa bahwa aku dan Claura memiliki kebencian yang sangat mendalam. Apakah kamu mengira bahwa itu akan menyulitkanku karena aku memiliki belas kasihan terhadap ibunya? Selain itu, kamu jangan lupa bahwa Claura adalah sekutumu, kalian adalah satu rekan. Apakah kamu tidak akan takut dia akan seperti anjing gila yang menggigitmu saat dia tahu kamu memperlakukan ibunya dengan begini?”

Widya sedikit mengangkat alisnya, dan matanya sangat sinis. Dia memainkan rambut panjangnya yang diikat, tersenyum dengan dingin dan berkata, "Sekarang Claura memiliki identitas apa, dia memiliki kualifikasi apa, dan memiliki kekuatan apa dimana seperti seekor anjing gila yang akan menggigitku?"

Setelah ada jeda, dia melihat wajahku dari atas kebawah dan dengan muram berkata, "Selain itu, dia adalah musuhmu, dan aku adalah sekutunya. Menurutmu kalau aku bilang kepadanya bahwa kamu membunuh ibunya demi membalas dendam, apakah dia akan mempercayai kamu atau aku? Kamu

Aku tersenyum, menggelengkan kepalaku dan berkata, "Kamu masih belum mengenalnya. Dia tidak akan mempercayaimu, karena dia tahu bahwa aku bukanlah orang yang akan membunuh orang tidak bersalah demi membalas dendam. Ditambah lagi kamu juga mengatakan bahwa aku berselingkuh dengan ibu mertuaku yang cantik ini, tapi aku ini dikenal dengan maniak pelindung orang cantik. Kecuali kamu ada bukti yang cukup. Kalau tidak, dia tidak akan mempercayaimu."

Widya sedikit mengerutkan dahinya. Dia tidak memperkirakan bahwa aku malah tidak tergerak. Dia pun berkata dengan dingin, "Karena begitu, aku akan melihat apakah kamu sebenarnya sekejam yang kamu katakana itu."

Setelah dia selesai mengatakannya, aku langsung mendengar jeritan takutnya Mawar. Lalu aku melihat ada orang mengambil sebuah pisau dan berjalan ke arahnya. Aku menatap ke Widya dan melihatnya menunjukkan senyuman menggodanya dan berkata, "Bukankah kamu bilang bahwa kamu tidak akan mempedulikan wanita itu? Kalau begitu biarkan aku melihat apa yang akan kamu rasakan ketika dagingnya dipotong oleh pisau itu.”

Aku memandang Widya dengan datar dan berkata, "Aku tidak tertarik dengan cara kamu menyiksanya, tetapi aku lebih tertarik dengan cara menangkapmu pada malam ini. Kamu boleh mematikan ponselmu dan kemudian menemaniku bermain."

Disaat aku sedang berbicara, tiba-tiba sebuah peluru melayang ke arah Widya, menembus rambutnya dan jatuh ke lantai. Kedua pengawalnya pun segera bertanya bagaimana keadaannya. Dia bilang bahwa dia baik-baik saja, kemudian menggertakan giginya sambil menatapku dan berkata, "Alwi, anggap saja kamu punya nyali ya! Joel, goreskanlah wajah wanita itu."

Perkataan ini ditujukan kepada orang di dalam rekaman itu. Dalam rekaman tersebut dengan cepat tersalur suara seorang pria. Kemudian, aku melihat seorang pria memegang pisau dan menikam ke arah Mawar dan hatiku pun berdebar-debar. Ketika pisau itu hendak menusuk wajahnya Mawar, terdengarlah sebuah suara tembakan. Tembakan itu langsung mengenai otak pria itu, dan darahnya menetes ke layar ponsel. Setelah itu, ada orang yang akan menggores lepas tali yang mengikat Mawar.

Melihat adegan ini, Widya menatapku dengan sedikit terkejut. Aku pun tersenyum dan berkata, "Kenapa? Menjadi bodoh? Karena aku dapat menebak bapak anna ingin melakukan hal merugikanku, bagaimana mungkin aku tidak dapat menebak bahwa kamu akan menggunakan Mawar untuk menghadapiku? "

“Jadi kamu dari sudah lams berpura-pura baik denganku? " tanya Widya dengan marah sambil merasa malu.

Aku mengangkat bahuku dan berkata, "Bukankah kamu juga sudah lama berpura-pura baik denganku? Aku akan mengatakan hal yang tidak enak didengar. Widya, kamu pada hari besar ini telah menunjukkan begitu banyak sandiwara kepadaku. Kalau bukan ingin berteman denganku, kamu menunjukkan kekuatanmu supaya aku akan mengenal kehebatanmu, bukan? Karena demikian, aku tentu saja harus ikut bersandiwara denganmu. Tunggu hingga kamu menyelesaikan pernyanyian operamu, puas dengan sandiwaramu, aku akan mengeksposmu lagi dan membunuhmu. "

Melihat wajah cantiknyaWidyaperlahan-lahan berubah, aku tahu bahwa dia sekarang pasti sedang sangat marah. Lagipula dengan caraku ini, sepenuhnya telah menghinanya. Selain itu, wanita seperti dia itu paling tidak bisa tahan telah dipermainkan oleh orang lain, makanya dia dengan marah berdiri tegak dan bergemetaran. Aku melihat dadanya yang menonjol keluar, bersiul dan berkata, "Aku melihat kamu saking kesalnya bisa menghasilkan susu keluar tuh."

"Tidak tahu malu!" Dia pun mengangkat tangannya untuk menampar wajahku, tetapi malah tertahan oleh tanganku. Aku pun dengan dingin berkata, "Aku yang tidak tahu malu atau kamu yang tidak tahu malu hah? Widya, kamu sendiri yang datang kemari ke pintuku untuk menggodaku. Aku juga hanya karena bosan makanya baru menemanimu bermain. Kalau tidak, sekarang orang-orangku sudah bertarung dengan orang-orangmu.”

Widya dengan jengkelnya memintaku untuk melepaskannya. Dia berusaha untuk melepaskan genggamanku. Ketika mengambil kesempatan saat dia mengeluarkan tenaganya untuk tiba-tiba melepaskannya. Dia dengan terhuyung-huyung mundur kebelakang dan aku mengambil kesempatan untuk mengambil selangkah maju dan merangkul pinggangnya. Ekspresinya seakan aku telah mengganggunya, sehingga dia menjadi marah dan muram. Aku pun menyeringai dan mendekatkan wajahku sambil berkata, "Widya, kali ini aku datang kemari ke Nanjin dengan membawa sepenuh ambisi dan dendamku. Aku beritahu kamu ya, kalau kamu bijaksana, kamu akan dengan taat mengikutiku. Jika aku tanya apa, kamu jawab apa. Jika kamu tidak bijaksana, permaluan yang diterima pada malam ini hanyalah sebuah permulaan. Pada Setiap malam setelah malam ini, aku akan memiliki kesempatan untuk membuatmu merasakan merasakan perasaan dihina.”

Widya mengangkat kepalanya, ada kemungkinan dia telah tertegun oleh pandangan mataku pembunuhku yang terbakar. Dia sedikit terkejut dan suaranya sedikit melembut dan berkata, "Apa yang kamu inginkan?"

"Sangat gampang. Pertama, beritahu aku siapa bos yang berada di belakangmu itu. Kedua, disini adalah wilayahku. Kamu sudah lama menempati wilayahku, Jadinya setelah memberiku informasi yang berguna, tolong membersihkannya untukku dan segera keluar dari sini." Saya memegang dagunya, membiarkan matanya langsung menatapku, tersenyum dingin dan berkata, "Jangan menantang kesabaranku ya."

Wiodya dengan gelisha mendorongku dan berkata dengan dingin, "Ingin aku memberitahu siapa orang di belakangku itu? Kalau begitu jawabannya mungkin akan mengecewakanmu. Orang di belakangku adalah Ricardo Song. Adapun aku beneran tidak tahu siapa yang di berada belakangnya.”

Aku tidak mempercayainya dan berkata, "Kamu berbohong."

Widya mendengus dan berkata, "Aku tidak berbohong. Sebenarnya perkataanmu yang sebelumnya salah. Kamu bilang bahwa aku dan Claura adalah sekutu, tetapi dalam pengertian yang kita, kami pun tidak termasuk sekutu karena kami bukan berasal dari organisasi yang sama. Ketika aku datang kembali dari luar negeri, aku hanya datang dengan tanganku untuk membalas dendam adikku. Ricardo Song lah yang menemukanku dan bernegosiasi denganku. Karena dia berjanji untuk memberikanmu kepadaku dan membiarkanku untuk menyerbu. Makanya aku baru menyepakati untuk membantunya menstabilkan kekuatan di Nanjin. Bukankah koneksimu sangat luas? Kamu dapat memeriksa semua ini. Pada saat itu tiba, kamu akan tahu bahwa aku tidak menipumu. "

Melihat Widya yang sangat serius, aku seketika sedikit terkejut. Aku berpikir apakah yang dikatakannya itu benar? Jika itu benar, maka tidak akan ada berita berharga yang didapatkan darinya.

Pada saat ini, Widya melanjutkan perkataannya, "Satu lagi, kamu ingin aku pergi, kan? Baiklah, aku akan menyepakatimu. Kamu biarkan aku pergi dulu, biarkan aku bersiap-siap, maka aku baru bisa pergi, kan?"

Melihat wajah suramnya, aku tidak bisa menahan diri untuk tertawa dan melepaskannya. Saya menyeret sebuah bangku dan duduk, menyalakan batang rokokku dan berkata, "Apa katakamu? Membiarkanku untuk membiarkanmu pergi? Jika aku membiarkanmu pergi begitu saja pada malam ini, aku berpikir bahwa kamu juga sama sekali tidak akan pergi, melainkan mencoba sebisa mungkin untuk melawan, kan?"

"Huh, ternyata kamu lebih licik daripada pikirkanku," kataWidya sambil menggertakkan giginya. Tetapi dari nada tidak berdaya ini dapat didengar jelas bahwa dia beneran tidak menyangka dirinya akan dimakan olehku. Bagaimanapun, dia juga termasuk seorang yang bijaksana.

Aku tidak berkata apa-apa. Orang-orangku masih dalam jalan buntu bersama orang-orangnya. Tetapi karena aku memiliki penembak jitu di luar dan didalam juga terdapat orang yang memberikan informasi, makanya mau dilihat bagaimanapun, kamilah yang memiliki keuntungan. Aku melihat Widya sedikit marah dan berkata, "Apa yang sebenarnya kamu pikirkan pada malam ini? Apakah kamu tidak berencana untuk membiarkanku pergi? Aku beritahumu ya, tidak ada gunanya menangkapku. Kamu tidak bisa mendapatkan informasi yang berguna dari mulutku.”

Aku dengan ringan berkata, "Karena tidak bisa mendapatkan informasi yang berguna, tidak ada gunanya juga aku meninggalkanmu. Akan lebih baik kamu dibunuh lah."

"Kamu!" Widya menatapku dengan marah dan berkata dengan dingin, "Barusan kamu masih bilang ingin aku meninggalkan Nanjin, dan tiba-tiba kamu bilang kamu ingin membunuhku. Beberapa saat kamu sudah menggantikan pemikiranmu, apakah kamu masih bisa dikatakan seorang pria?"

Aku mengangkat bahuku dan berkata dengan malas, "Apakah aku itu laki-laki atau bukan, kamu mencobanya juga akan tahu kan?"

Widya menatapku dengan marah, dan aku melanjutkan, "Sebelumnya karena aku ingin melepaskanmu, tapi adalah karena aku mengira bahwa kamu bisa memberinku informasi yang berguna. Dengan demikian, kamu juga bisa dianggap untuk menebus kesalahanmu dan tidak ada salahnya aku melepaskanmu. Tetapi sekarang kamu sama sekali tidak tahu apa-apa dan malah ingin membunuhku. Menurutmu, untuk alasan apa aku harus membiarkanmu pergi?"

Wajah Widya pun memerah karena marah. Orang di belakangnya tidak bisa menahan diri dan berkata, "kak widya, pria ini benar-benar menjengkelkan. Akan lebih baik kalau kita melakukan sekuat kita menghadapinya. Lagi pula, dia sendiri berada sini dan si sumber informasinya itu tidak akan berani mengatakan apa-apa untuk menyebarkannya. "

Aku sekilas melihat pria itu. Pria itu menatapku dengan ganas dan sekujur tubuhnya terdapat aura membunuh. Dia terlihat sangat kasar dan tampaknya hampir sama dengan Widya. Dilihat dari penampilannya seperti seorang ahli.

Widya berkata dengan suara rendah, "Karena dia berani begitu kejam, kemungkinan karena dia sudah melakukan persiapan yang sepenuhnya. Jika kami menghadapinya, kemungkinan kedua pihak akan mengalami kerugian. Selain itu, di sisi kami akan ada kemungkinan terluka parah, dan pihaknya juga akan terluka sedikit saja. Ketika dihitungkan, kamilah yang akan mengalami kerugian yang sangat besar."

Ketika memikirkan sampai disini, Widya berkata, "Alwi, bagaimana kalau kita saling membahaskan kondisinya."

Aku bertanya, “Kondisi apa?”

Widya seperti memiliki niat yang jahat, sekilas melihatku dari atas sampai bawah dan berkata, "Dengar-dengar kamu sangat suka bertaruh untuk mencari kesenanganmu. Karena begitu, mari kita bertaruh, bagaimana?”

Hatiku pun tergerak dan berpikir aku tidak menyangka bahwa aku tidak perlu menghabiskan usaha kecilku, malah wanita itu yang datang kemari dan terjebak dalam perangkapku. Aku segera bertanya, "Apa yang ingin kamu bertaruh?"

Widya berkata, "Mari kita berduel di ring bawah tanahku. Kamu membawa orang-orangmu dan bertarung secara adil dengan orang-orangku. Jika orang-orangku menang, aku boleh tetap tinggal di Nanjin. Kita bisa bersaing secara adil dengan kekuatan untuk memperebut jangkauan wilayahnya. Jika orang-orangmu yang menang, aku dan orang-orangku dan ak adalah milikmu. Bagaimana?"

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu