Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 407 Menyelamatkanku? Membunuhku?

Alwi palsu berharap seseorang tidak membuatnya kecewa, orang yang dimaksud tentu saja adalah aku. Aku tidak memperdulikan dirinya, didalam otakku sedang memperhitungkan mau melakukan apa, claura tidak ada niat mengatakan: “tidak perlu kamu mengingatkan, kemampuan suamiku, tidak perlu kamu ragukan lagi.”

“claura....” alwi palsu dengan pasrah hanya meneriakkan namanya.

Claura yang sangat marah melihatnya, dia seketika menutup mulutnya, dengan kesal memelototiku, kemarahan dimatanya membuat punggungku seketika merinding, aku merasa kelopak mataku bergetar dengan kuat, berpikir apakah ada hal buruk yang akan terjadi? Berpikir sampai disini, aku melihat sekilas alwi palsu, merasa anak mudah ini pasti besok akan bertindak, dia akan menembakku dari belakang, sampai waktunya dia akan berkata aku mati di tangan teddy chen, sepertinya aku harus hati-hati dalam bertindak.

Alwi palus saat itu sangat serius mengatakan pada kamu rencananya, seperti tadi tidak terjadi apapun, dia begitu bisa bertahan, benar-benar membuat aku kagum.

Setelah makan malam, aku dan claura pergi dari sana, kembali ke kamar, aku mulai serius mengelap dua pistol ku, mengoleskan pistol dengan minyak, mengisi penuh peluru, menyiapkan dengan baik penjepit pistol, setelah semuanya siap aku baru akan menggunakannya saat claura sudah tertidur, hari kedua, aku bangun untuk latiham, lalu mencari kesekitar, mencari lokasi berburu yang pas

Siang har berlalu dengan cepat, dengan cepat, senja pun tiba, angin dingin bertiup, daun dipohon bergoyang ditup angin, aku menghirup roko dan bersenandung kecil, memilih batu yang cocok dari hutan dan memasukkan ke dalam kantong, sedangkan claura menemaniku, diwajahnya dari awal sampai akhir dipenuhi dengan senyum bahagia.

Menurut rencana, pada hari kedua alwi palsu akan mengundang teddy chen ke hotel apurva makan, setelah selesai makan, mereka berdua tidak akan bergabung ke acara kuil di atas gunung, sedangkan acara kuil diketahui diselenggarakan oleh pemilik kuil, padahal sebenarnya alwi palsu yang keluar dana untuk menyelenggarakan ini, model acara laos sedikit mirip dengan model acara kuil di laos, ada banyak makanan, ada pertunjukkan doa, ada juga berbagai hadiah kecil dari tuan rumah, dan juga ada rencana yang lebih seru lagi, setiap orang yang hadir diminta untuk mengenakan pakaian adat tiongkok Hanfu, sebelum masuk, biksu yang berdiri di depan pintu akan memberikan topeng kepada tamu yang hadir.

Rencana ini sangat menarik, oleh sebab itu banyak anak mudah yang tertarik untuk mengikuti acara, ditambah lagi popularitas tuan rumah yang begitu terkenal, jadi acara kuil kali ini sangat tersebar luas, walaupun acara kuil baru diputuskan kemarin malam, tapi pagi ini sudha banyak orang luar kota yang datang kesini untuk mengikuti acara.

Sedangkan alwi palsu merencanakan ini, menggunakan kesempatan ini agar aku tidak bertindak sembarangan, body guard teddy chen semakin sulit mencari siapa pelakunya, ditambah banyak orang yang mengenakan topeng, mengenakan pakaian Hanfu(pakaian tradisional china) yang begitu bewarna, pelaku ini semakin sulit ditemukan.

Walaupun sangat membenci alwi palsu, tapi patut dikatakan dia menggali lobang untuk orang sangatlah hebat, kalau bukan karena aku kehilangan ingatan, kalau bukan karena aku beroperasi dbalik panggung, mungkin aku sudah dibunuh olehnya.

Yang tidak sama dengan suasana di atas gunung yang ramai, hotel beberapa hari ini tidak melayani orang luar kota, di desa seberang yang ramai, hotel apurva malah terlihat sangat tenang.

Sampai jam 8 malam, hotel apurva dibuka, alwi palsu yang mengenakan jas tertawa lebar menyambut kedatangan teddy chen, sedangkan di lengan teddy chet dibalut perban, sepertinya agar alwi palsu percaya dia terluka, sengaja dibalut perban. Teddy chen membawa beberapa body guard, sepanjang perjalanan mengobrol sambil tertawa dengan alwi palsu, melihat keduanya sangat bahagia, yang tidak tahu pasti akan merasa hubungan mereka berdua sangat baik.

Menunggu mereka berjalan begitu jauh, aku dan claura saling memandang dan berkata: “kita pulang berisap-siap, kamu juga hati-hati.”

Claura menganggukan kepala. Menerima permintaan alwi palsu, dia berperan sebagai sekretaris alwi palsu, sampai waktunya dia akan menggunakan trik penggoda untuk mengajak teddy chen ke tempat lokasi tembakan yang pantas, membantuku menyelesaikan tugas.

Claura keluar dari hutan, pelan-pelan mengarah ke alwi palsu dan yang lainnya, aku menunggu mereka bersama memasuki restoran, kembali ke kamar, menganti cheongsam panjang putih kerah bulat, menggendong tas pendaki gunung, pelan-pelan naik ke atas gunung. Sampai di acara kuil yang berada di atas gunung, karena semua orang memakai topeng, memakai baju adat, maka dari itu kehadiranku tidak menarik perhatian siapapun.

Saat berjalan, seseorang menabrakku, seketika masuk ke sebuah gudang dibelakang pedangan kaki lima, aku berjalan kesana, hanya melihat wanita itu menyanggul rambut panjangnya, menggunakan sebuah tusuk konde, dia memakai topeng wanita tersenyum, menunjukkan sepasang bola mata yang indah, bibir yang seperti mutiara merah, mengenakan Hanfu merah, ada bunga yang disulam di pakaiannya, saat angin berhembus, rok nya beterbangan, seperti sayap kupu-kupu yang terbentang, seluruh tubuhnya terlihat sangat sempurna, keanggunan yang membuat ornag penasaran, seperti pasangan yang abru menikah.

Aku memandangi perutnya yang sedikit membuncit, aku mematikan headset bluetooth yang kapanpun bisa berkomunikasi dengan claura dan berkata: “aiko?”

Aiko pelan-pelan menurunkan topengnya, menunjukkan wajahnya yang begitu indah, dandanan menornya hari ini paling aku kenal, eyeliner tipis menguraikan gaya menawan di matanya.

Dia melirik ke arahku, wajahnya yang lembut menunjukkan aura menggoda dan menawannya, ada seketika, aku merasa ingatanku tentang aiko yang sangat mempesona kembali, aku tertegun berdiri disana, dimataku hanya dipenuhi dirinya yang begitu indah, sampai akhirnya aku tahu dia sedang melihatku dengan tatapan mempermainkan, barulah dengan cepat mengalihkan pandanganku, dengan hati yang gugup aku hanya bisa memandang kakiku.

Suara aiko yang begitu bersih mengalir ketelingaku, dia berkata: “kamu tenang saja, orang-prang kita sudah bergabung di dalam grup, kita akan menjamin teddy chen tidak akan meninggal.”

Dengan tenang aku berkata: “merepotkanmu.”

Aiko melepaskan topeng, membalikkan badan dan pergi , aku melihat tusuk konde di kepalanya, itu tusuk konde bunga prem sama persis seperti yang aku kasih, hanya itu bukan tusuk konde yang aku kasih, aku berpikir, tusuk konde yang aku kasih saat justin menculiknya, sudah hilang entah di jalan kecil mana.

Bunyi lonceng dari kuil tiba-tiba berbunyi, bunyi Tong Tong Tong membuat orang-orang dijalan berhenti dan menatap ke arah suara, seluruh gunung tiba-tiba disinari lampu kecil yang berwarna seperti bunga. Seluruh pedangang kaki lima mulai berjualan, seluruh tempat dipenuhi dengan suara tawa yang bahagia, seluruh gunung tiba-tiba dipenuhi dengan kehangatan.

Aku mengaktifkan suara di headseat, di sebuah kedai membeli makanan, lalu mengenal keadaan sekitar. Sampai disaat aku sudah kenyang, di headset terdengar suara claura dan yang lainnya, mereka membicarakan keadaan diatas gunung yang sangat ramai, sedang mengarah kemari.

Yang membuatku marah adalah, Alwi palsu rupanya memberi tahu Teddy chen, dia mengatakan dana acara kuil itu didonasikan dari donny yun, aku tahu dia takut jika aku tidak dapat membunuh Teddy Chen, bisa memberikan kesalahan ini pada Donny Yun, cara licik dia sangat keterlaluan! Jika aku kehilangan ingatan, mungkin aku akan membantu dirinya menjatuhkan Kak nody dan dony yun kedalam jurang!

Dengan cepat, aku melihat sekelompok orang naik ke atas gunung, pas saat itu Alwi palsu dan yang lainnya. Mereka mengambil topeng yang diberi oleh biksu di depan pintu, pelan-pelan berjalan mengarah ke atas gunung, mungkin berpikir langsung menuju kuil untuk berdoa. Aku berkata pada claura: “istriku, jika bisa mendengar suaraku berdeham sebentar.”

Dari dalam Headset terdengar suara claura yang berdeham.

Hari ini dia menggeraikan rambutnya yang panjang, hingga isa menutupi headset, jadi tidak ada yang kelihatan dia sedang memakai headset bluetooth.

Aku berkata dengan datar: “sangat bagus, aku berada di atas lereng gunung 1000 meter di sebelah kirimu, dari kiri ke kanan hitung 5 pohon ada sebuah gundukan, tidak terlalu tingg, sehingga tidak mencolok, sangat cocok untuk bersembunyi.”

Claura mendengar ucapanku, melihat yang lainnya, melihat tidak ada yang memperhatikan dia, langsung melihat kearahku, dia dengan cepat menemukan tempatku, langsung berdeham sejenak. Tidak lama berdeham dua kali menarik perhatian teddy chen, teddy chen langsung mengalihkan wajahnya, dengan seksama memperhatikan claura, melalui headset mendengar kata-katanya yang sangat perhatian pada claura, claura langsung menunjukkan senyum yang menggoda, dan berkata dia tidak apa-apa.

Teddy chen kira-kira sudah tergoda oleh senyumnya, mulai mengobrol dengan claura, mereka berdua pelan-pelan mulai meninggalkan barisan dari kelompok, mulai berkeliling di kios-kios dan lainnya, akhirnya, claura mengatakan sesuatu di telingga teddy chen, teddy chen menyuruh pengawalnya untuk menjauh sedikit, lalu mengikuti claura berjalan dimana tempat aku berada.

Mungkin claura berpikir rencana penggodanya berhasil, senyumnya bagaikan bunga, saat dia sampai di teddy chen sampai di belakang sebuah pohon, claura dengan pelan mengatakan: “bergerak.”

Ucapannya tentu saja untukku, teddy chen pura-pura tidak mengetahui apa-apa, menjulurkan tangannya ingin membuka kerah bajunya, aku mulai mengarahkan tembakan pelan-pelan ke arah teddy chen, ingin menarik pelatuk, lalu, sebuah suara tembakan terdengar, lebih cepat dibandingkan aku, setelah itu, sekelompok orang berteriak panik, aku pergi melihat kearah suara, hanya melihat satu body guard alwi palsu terjatuh du bawah, setengah kepala sudah tertembak, terlihat ditembak mati oleh orang.

Awalnya acara kuil yang begitu mewah, seketika berantakkan, semua orang berteriak panik, disaat seperti ini, yang ingin menembak tepat sasaran rasanya sagat sulit.

Aku melihat wajah alwi palsu seketika memucat, disaat bersamaan, disamping teddy chen datang beberapa orang, dengan cepat mengarahkan pistol ke arah claura, wajah claura berubah, disaaat itu juga, aku dengan cepat mengarahkan pistolku ke arah orang yang menaikkan pistol ke arah claura, orang itu merasakan ada peluru yang menuju arahnya, berusaha terjatuh kedepan, menggunakan kesempatan ini, claura dengan cepat berlari cepat menuju arah teddy chen.

Suara pistol sembarangan menembak, tidak henti-hentinya orang yang tidak bersalah tertembak.

Aku sangat marah! Menurut rencana dengan teddy chen, tembakan pertama seharusnya orangnya tau orang keberadaanku, dan menembak kearahku, lalu menembak ke arah claura, denga begitu, kami berdua demi nyawa yang lain berkorban, awalnya tidak mempengaruhi orang yang bersalah. Tapi, Teddy Chen tidak mendengar rencanaku, dia pertama kali menembak pada alwi palsu, lalu, orangnya demi membunuh alwi palsu, mengarah ke arah yang lain, disaat bersamaan menembak beberapa orang.

Menyakiti orang yang bersalah membuatku benar-benar kaget dan marah! Aku dari awal tidak pernah menyangkut pautkan nyawa orang tidak bersalah, walaupun tahu di acara kuil, mungkin akan membuat satu dua orang terluka, tapi pengorbanan seperti ini aku benar-benar tidak pernah terpikirkan.

Au teringat, teddy chen rupanya mengaitkan nyawa orang yang tidak bersalah menjadi kotoran, sama sekali tidak memperdulikan dia! Saat itu, aku benar-benar marah, aku menarik pelatukku, satu tembakanku mengarah pada kaki teddy chen, tedddy chen kaget hingga terduduk di tanah, dia langsung memandang ke arah tempatku berada.

Aku langsung bersembunyi di belakang gondokan, melihat kesekitar, bersiap mengganti tempat berburu, saat itu, aku tiba-tiba merasa sebuah bahaya sedang mendekat, seluruh tubuhku ada rasa tidak enak saat diperhatikan, aku terkejut tiba-tiba tidak jauh dari atas kepala terdengar suara “Krak”, hatiku mengomel kata “tidak baik”, aku berusaha keras merangkak ke depan, satu buah peluru menyentuh pinggangku, disaat seperti itu juga, dari samping datang sebuah peluru, dia langsung bersembunyi di samping sana, dia di setengah ruang yang terbuka menggerakkan badan, berhasil menghindari peluruku.

Disaat seperti ini, peluru itu langsung masuk ke dalam kepalanya, tembus dari alisnya, dia terjatuh dengan kuat ke tanah, matanya terbuka lebar, dimatanya menunjukkan rasa tidak menerima.

Aku melihat ke arah asal peluru datang, hanya melihat aiko tidak jauh dari bukit, membawa senapan sniper, dia melihat kearahku, tiba-tiba mengangkat senapan snipernya kearahku, dimatanya terlihat rasa membunuh yang sangat kental.

Hatiku kaget, satu detik sebelumnya dia menyelematkanku, kenapa detik berikutnya dia malah ingin membunuhku?

Novel Terkait

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu