Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 319 Lamaran Perkawinan

berciuman dengan Jessi merupakan sebuah hal yang istimewa bagiku dan juga merupakan sebuah hal yang bisa membantuku untuk menghilangkan semua rasa rinduku.

setelah ciuman sekian lama, aku pun menghentikannya. aku menatap wajah Jessi dan aku tidak menyangka kalau wajahnya akan memerah. aku pun berkata :" bagaimana rasanya?"

Jessi menjilat bibirnya dan berkata :" lebih manis dari tadi pagi."

mendengar perkataan itu, wajahku tiba tiba panas dan menjepit sebuah jamur kedalam piringku sambil berkata :" meskipun daging itu ena, namun kamu juga harus memerhatikan kestabilan makanan antara daging dan sayur. dengan begitu, nantinya akan semakin 'berasa'."

wajahku semakin panas dan perlu diakui bahwa cara menggodanya itu sangatlah membuatku merasa respek padanya.

aku mulai menyantap makanan itu dan melirik kearah Jessi. cara dia menyantap makanan sangatllah elegan dan aku pun tidak pernah bosan meskipun dulunya aku sering melihatnya. bagiku, dia seperti segelas anggur yang semakin kental ketika diminum. anggur yang tidak pernah dibenci orang dan juga membuat semua orang menyukai rasa itu.

kami pun menyantap semua makanan ini dengan senang. setelah selesai menyantap makanan ini, Jessi ingin membereskan semua ini dan aku pun menahan tangannya lalu berkata :" pergilah beristirahat, biarlah aku yang membersihkan semua ini."

Jessi pun tidak menolakku dan berkata dengan elegan :" baiklah, kita pergi jalan jalan setelah kamu selesai membersihkan semua ini."

aku mengangguk dan Jessi pun pergi beristirahat. sambil membersihkan semua itu, aku pun bertanya kepadanya kenapa dia memberiku sebuah senapan? dia mengedipkan mata beberapa kali dan berkata :" rahasia."

aku tidak bisa berkata apa apa lagi dan setelah membersihkan itu, aku dengan hati hati mencabut sebuah bunga mawar yang telah layu dan aku pun menyemprotkan air setelah mencabut bunga yang layu itu.

bunga yang segar sangat cocok dipadukan dengan gadis cantik. Jessi kelihatan semakin cantik ketika berada didekat bunga itu.

aku pun menatap Jessi dan dia juga melirik kearahku sambil mengerutkan keningnya :" apa yang kamu lihat?"

aku berkata :" memandangmu."

" apa yang kamu pikirkan ketika memandangku?" Jessi perlahan berdiri dan mulai berjalan kearahku.

aku tidak berkata apapun. ketika dia sampai didepanku, aku langsung memeluknya dan berbisik di telinganya :" aku sedang berpikir ingin menikahi Jessi."

Jessi tertawa dan berkata :" sangat enak didengar. aku juga ingin mengatakan kalau aku ingin menikahi Alwi."

setelah dia mengatakan itu, dia memegang hidungku. gayanya itu membuat dirinya semakin terlihat elegan. aku langsung memegang tangannya dan berkata :" aku tidak kecil, bagaimana kalau aku membuktikannya padamu?"

Jessi mengerutkan keningnya dan tertawa sambil bertanya padaku :" mentalmu sudah kuat?"

" tidak berani, hanya saja aku ingin membalas apa yang telah diberikan padaku." aku melihat bibirnya yang tipis itu sambil membayangkan rasa ketika mencium dirinya.

Jessi berkata dengan datar :" bonus hari ini sudah habis. kamu mengerti maksudku kan?"

mendengar ini, aku langsung berkata :" iya, instruktur Jessi."

Jessi tersenyum dan berkata :" ayuk pergi."

kami pun meninggalkan hotel dan aku pun masuk kedalam mobilnya. aku bertanya kemana kami akan pergi? dia berkata jika sudah sampai di kota HangZhou dan tidak pergi ke danau Barat, bukankah sama saja tidak pernah datang ke kota HangZhou?

ternyata dia ingin pergi ke danau barat. aku teringat kembali ketika Jessi berada di kota NanJin, dia juga menyuruhku untuk membawanya pergi ke beberapa jalan kecil yang dipenuhi banyak pengunjung. meskipun dia kelihatannya seperti seorang wanita dewasa, namun didalam tubuhnya masih terkandung sifat gadis pada umumnya.

tidak lama kemudian, kami berdua pun sampai di danau barat. danau barat adalah salah satu tempat wisata dikota hangzhou. ketika kami sampai disana, tempat itu dipenuhi oleh pengunjung dan kami pun masuk kedalam. ketika melewati tempat penyewaan kapal, dia tiba tiba berhenti dan aku pun otomatis menatapnya. dia sedang menatap penjual tiket lalu tersenyum. aku pun bertanya padanya :" Jessi, apakah kamu ingin mengelilingi danau ini?"

Jessi mengangguk dan aku menyuruhnya untuk menungguku disini. aku lalu pergi membeli tiket. aku bertanya kepada penjual tiket itu apakah aku boleh menyewa satu kapal ini? maksudku melakukan ini adalah yang pertama, untuk mendapatkan ketenangan. kedua karena aku merasa pria disekeliling ini terus memandang Jessi dan aku sedikit cemburu akan hal itu. meskipun Jessi memakai kaca mata hitam dan sebuah topi, namun auranya yang elegan itu tetaplah terpancar dari dalam tubuhnya dan berhasil menarik perhatian orang disekitarnya. ketika kami sampai di tempat itu, penampilannya sudah berhasil menarik perhatian banyak orang.

siapa sangka kalau Jessi menahanku untuk tidak melakukan itu dan berkata :" untuk apa menghabiskan uang seperti itu? uangmu kebanyakan?"

setelah mengatakan itu, dia mengambil uang 200ribu dari tanganku lalu memberikannya kepada penjual tiket itu sambil berkata :" kami ingin membeli 3 buah tiket."

dua tiket untukku dan 1 tiket untuk bodyguardku.

penjual tiket itu tersenyum dan berkata :" baiklah."

setelah mengatakan itu, penjual tiket itu berkata padaku :" hei bocah, kamu sunggu beruntung bisa memiliki seorang istri yang hemat dan bisa mengatur ekonomi keluargamu dengan baik."

mendengar ini, aku merasa senang dan berkata :" iya, istriku adalah orang tercantik didunia ini."

Jessi tersenyum cuek dan mencubit pinggangku. untung saja aku bisa menahannya, kalau tidak aku pasti akan berteriak dan mungkin aku akan menjadi salah satu jenis 'hiburan' di danau barat hari ini.

setelah membeli tiket, kami pun memilih tempat duduk. kapal itu pun mulai berjalan ketika semua tempat duduknya penuh. aku memandang keluar jendela dan melihat ombak yang sedang bergerak pelan. dari kejauhan terlihat sebuah tower kuno yang kelihatannya sangatlah indah. aku bersandar ditempat dudukku dan menghisap udara yang segar. aku merasa beban yang ada didalam hatiku sudah mulai menghilang.

Jessi memandang kearah luar dengan ekspresi yang sangat senang. aku pun berkata padanya :" kita sepertinya belum pernah foto bersama."

Jessi mengerutkan keningnya dan aku pun mengeluarkan ponselku lalu mengaktifkan fitur kamera. aku lalu memeluk pundaknya dan berkata :" ayuk kita foto bersama."

" baiklah." Jessi tersenyum dan bersandar di dadaku. setelah mengambil foto, aku tidak begitu puas dan berkata :" lepaskan kaca matamu."

Jessi tersenyum :" apakah kamu yakin?"

aku berkata :" pasti."

Jessi tersenyum dengan aneh dan melepas kacamatanya. disaat ini, semua pandangan disekeliling kami tertuju padanya. kami yang awalnya sedang mengobrol sedang santai tiba tiba di soroti oleh orang orang disekeliling kami. perasaan ini sangatlah tidak nyaman.

aku melototi dua orang pria yang terus menatap Jessi. aku pun kembali mengambil foto dengan Jessi. disaat ini, diatas danau yang tenang itu itu muncul lah beberapa bunga teratai merah. beberapa teratai merah itu terus berputar diatas danau dan memuncratkan air ke sekitarannya. semua orang dikapal itu mulai berteriak keheranan dan Jessi pun bertanya padaku :" apakah ini enak dipandang?"

aku berkata :" iya, ini sangatlah inda."

setelah mengataka itu, aku sedikit aneh dan memandang Jessi. aku sedikit tidak percaya dan berkata :" kamu...."

" aku." Jessi memiringkan kepalanya dan tersenyum nakal sambil berkata :" ada apa denganku?"

aku tersenyum dan bertanya :" apakah ini juga merupakan kejutan yang kamu rencanakan untukku?"

Jessi mengangguk dan berkata :" iya."

setelah mengatakan itu, dia tiba tiba bangkit berdiri lalu menarikku ke bagian depan kapal. disaat ini, bagian depan kapal sudah dipenuhi oleh banyak orang dan mereka semua sangatlah girang. Jessi tersenyum dan bertanya :" apakah kalian bisa memberikan tempat untuk kami berdua?"

beberapa orang kembali ke tempat duduknya dan memberikan tempat untuk kami. aku memandang Jessi dan bertanya :" apa yang ingin kamu lakukan?"

Jessi menatapku dan berkata :" Alwi, bunga sudah mekar, apakah kamu mau menikahiku?"

lamaran pernikahan yang sangat tiba tiba ini membuat aku terkejut dan semua orang disekeliling kami mulai kegirangan dan berteriak :" kawini dia! kawini dia! kawini dia!"

aku merasa diriku telah menjadi bodoh karena terlalu berbahagia. aku berdiri selama beberapa saat tanpa merespon apapun. disaat ini, ada yang berteriak :" hei bro, kalau kamu tidak ingin menikahinya, aku akan menikahinya loh!"

seorang lainnya pun berteriak :" sudahlah, dia pun tidak akan suka padamu!"

setelah mereka mengatakan itu, semua orang pun tertawa.

aku memandang Jessi sambil berkata :" kamu... bukankah kamu berkata aku belum lulus seleksi?"

Jessi berkata :" benar, namun aku yakin kamu bisa berhasil lulus dalam seleksi ini. oleh karena itu aku memastikannya terlebih dahulu. kenapa? jika dilihat dari ekspresimu, kamu sepertinya tidak akan menyetujuiku? namun bukankah kamu berkata ingin menikahi Jessi?"

aku dengan bahagia berkata :" aku.... aku mau. pasti, aku pasti mau. tapi...."

tidak menungguku menyelesaikan perkataanku, Jessi langsung memotong pembicaraanku :" tidak ada tapi. Alwi, mulai dari hari ini, kamu adalah calon suamiku."

mendengar ini, aku sangatlah senang, namun terdapat juga sedikit rasa panik didalam hatiku. aku pun bertanya :" ba..bagaimana dengan mereka?"

aku tahu kalau Jessi tidak akan menerima kalau didalam hatiku masih terdapat wanita lain. dia merupakan seorang wanita yang sombong dan mandiri. semua perlakuannya hari ini sangatlah aneh. aku merasakan hal yang janggal didalam kebahagiaan ini.

jawaban Jessi semakin membuatku merasa kalau semua keraguanku adalah benar. lamaran perkawinan ini sangatlah tidak biasa karena aku mendengar kalau dia berkata :" di kota HangZhou, kita hanya boleh membicarakan hal tentang kita berdua saja dan tidak membahas tentang orang lain. kamu harus tahu aku melamarmu hari ini dan kamu sudah cukup hanya menjadi menantu di keluargaku."

semua orang disekelilingku sangatlah girang dan seolah olah seperti mereka yang sedang dilamar. beberapa pria bahkan berkata kalau sekarang mereka yang dilamar, mereka pasti sangatlah senang. jujur saja aku sangat iri kepada mereka karena mereka bisa melakukan segala hal tanpa memikirkan apapun.

aku menganggukkan kepalaku dan berkata :" baiklah."

disaat ini, kapal pun mulai mendekati tepi lautan. Jessi mengulurkan tangan kearahku dan aku menggandeng tangannya. aku pun membantunya untuk turun dari kapal. ketika kami pergi ke tempat yang sepi, aku pun bertanya padanya :" apakah lamaranmu tadi agak dilihat oleh keluarga Han?"

Jessi tersenyum kepadaku dan berkata :" kamu sudah lebih pintar dari sebelumnya. kamu tidak buta karena cinta."

aku tersenyum pahit. kalau bukan karena perkataannya untuk menjadi menantu keluarganya, aku juga tidak bisa memastikan semua keraguanku tadi. Jessi sangatlah jarang membawa nama keluarganya. aku sudah mengenalnya sangat lama dan dia baru saja pernah menggunakan nama keluarganya sekali saja. kali itu adalah ketika dia membantuku ketika di kota NanJin. jadi, kali ini dia kembali menggunakan nama keluarganya untuk melawan keluarga Han dan bahkan juga keluarga Yan.

aku terharu akan semua pengorbanannya untuk diriku. dia tidak menjaga nama baik dan tidak memperdulikan bagaimana orang memandangnya. dia hanya ingin membantuku dan perlakuannya seperti ini bagaimana mungkin tidak membuatku terharu. namun aku juga berharap kalau dia melamarku dengan tulus tanpa maksud dan tujuan apapun.

disaat ini, Jessi mendekatiku dan merapikan kera bajuku sambil berkata :" lamaranku tadi adalah palsu, namun niatku untuk menikah denganmu adalah asli."

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu