Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 836 Ingin Menjebakku? Tidak Mungkin!

Aku duduk bersandar di sebuah batu sambil memangku kakiku dan mulai merokok bosan. Wajah Kevin pelan-pelan termakan oleh asap rokok.

Saat aku sudah kehabisan kesadaran, Joey tiba-tiba mendekat dan berkata, “Kamu terluka, Alwi?”

Aku menemukan raut wajah Kevin yang berubah dan di saat yang sama, raut wajah Rudi yang penuh kepuasan juga ikut berubah saat melihatku.

Aku tersenyum pelan kearah Joey dan berkata, “Memang Kak Joey yang peduli kepadaku. Awalnya aku bersembunyi didalam, tapi ada beberapa orang yang menemukanku dan berusaha untuk mengejar dan membunuhku. Aku hanya bisa lari, tapi akhirnya aku terluka, karena aku sendirian bertarung dengan mereka. Coba Kak Joey lihat telingaku, hampir saja hilang.”

Joey membungkuk untuk melihat telingaku, lalu ia menarik nafas dalam. Tatapan matanya penuh dengan keterkejutan sambil berkata, “Benar-benar tidak ada.”

Mungkin ia saja tak tahu terdengar rasa kesenangan dari nada bicara yang penuh keterkejutan. Ia sedang bahagia, karena ia tahu kalau aku terluka, maka aku tidak akan mudah putus asa. Ia tahu bahwa kali ini Kevin akan kehilangan diriku yang membantu banyak, jadi ia sangat senang, karena ia merasa kemungkinan aku memilihnya menjadi lebih besar.

Sedangkan ucapan Joey membuat raut wajah Kevin dan Rudi berubah. Rudi mendekat dengan tatapan mata yang peduli sambi; bertanya, “Alwi, kamu terluka. Apakah kamu butuh diobati? Aku pergi cari dokter untukmu.”

Mungkin hati Rudi tidak sejahat itu, mungkin ia tidak ingin begitu mudah kehilangan bantuanku, jadi kepedulian dari tatapan matanya sama sekali tidak palsu. Tapi aku bertindak menolak dan berkata, “Tak apa-apa, aku sering terluka, ini tidak akan membuatku mati. Tapi aku penasaran, mengapa orang-orang itu menggunakan pistol asli untuk bertanding? Sedangkan aku...”

Aku mengayunkan pistol di tanganku sambil tertawa licik dengan tak bersalah. Aku berkata, “Pistolku hanya terisi peluru yang kosong, bukankah ini sangat tidak adil?”

Aku sengaja berkata dengan kencang, untuk menarik perhatian sekitar. Sedangkan saat ini Raymond juga mendekat sambil berkata kepada Kevin, “Kak Kevin, apakah benar yang dikatakan Alwi? Kamu yang bertanggung jawab atas kompetisi ini dan terjadi sesuatu seperti ini, apakah kamu tidak ingin menjelaskannya?”

Raut wajah Kevin sangat buruk. Ia tahu masalah ini jauh sekali dengan rencananya. Ia berkata dengan berkerut alis, “Aku juga tidak tahu apa yang terjadi.”

Suatu kalimat diucapkannya untuk melempar tanggung jawabnya. Aku tahu orang ini ingin belajar dari Joey, menyuruh orang lain untuk menanggung kesalahannya. Benar, ini merupakan taktik yang biasa digunakan oleh atasan. Aku sama sekali tidak terkejut. Tapi kalau Kevin memikirkan masalah ini dengan mudah, maka ia terlalu meremehkanku.

Kalaupun ia menyari orang lain untuk menanggung kesalahannya, tapi aku juga harus mencari kesempatan untuk ia merasa buruk, untuk ia merasakan sepotong daging tubuhnya diambil orang ataupun tulangnya yang terpukul hancur.

Aku berkata, “Meskipun tidak ikut berperang, tapi...didalam sana semua merupakan tentara elit dari Invincible Empire kita. Mungkin mereka yang bisa keluar dengan hidup, tidak tersisa hingga lima puluh orang.”

Raut wajah semua orang seketika berubah setelah mendengar ucapanku. Aku tersenyum tipis sambil menunjuk sembilan belas orang dari timku yang berhasih keluar dengan hidup. Aku berkata, “Sembilan belas orang disini juga terhitung didalam lima puluh orang itu.”

Bisa dikatakan juga, hanya tiga puluh orang yang bisa keluar dengan hidup dari gunung kosong. Tapi siapapun juga tidak percaya, semua memandangku terkejut, seperti sedang berpikir aku berlebihan, hanya raut wajah Raymond yang masih datar. Ia bertanya kepadaku, “Alwi, apakah yang kamu katakan itu benar?”

Aku mengangguk dan berkata dengan serius, “Iya, apa yang kukatakan itu benar.”

Tatapan mata Raymond menunjukkan kesenangan, tapi karena identitasnya, ia juga tidak boleh menunjukkan kesenangannya. Ia hanya bisa memaksa dirinya untuk khawatir dan berkata dengan panik. “Bagaimana mungkin terjadi? Begitu banyak anggota Pasukan Aurum, jangan-jangan semuanya mati?”

“Kamu bilang kamu tidak ikut berperang, tapi mengapa kamu mengetahuinya begitu jelas?” tanya orang disamping Kevin mendadak.

Tanpa kulihat orang itu, aku balas, “Apa yang kukatakan itu benar, tapi aku tidak bilang bahwa kondisinya benar.”

Semua orang terdiam.

Aku mendengar ada orang yang memanggilku sampah, sedangkan Raymond memasang raut wajah kecewa. Sebenarnya orang yang berstatus sepertinya, tidak akan peduli berapa orang yang mati, karena bagi Invincible Empire yang anggota berjumlah banyak, walaupun seratus dua ratus orang yang mati, juga tidak berpengaruh banyak untuknya. Dan pastinya berbeda untuk orang yang bertalenta. Sedangkan ia pasti mengira beberapa ketua tim dengan San Kim tidak mungkin mati.

Kalau beberapa orang ini tidak mati, maka kematian orang lain akan membuat Kevin rugi besar. Bagi Raymond, ini adalah hal baik, jadi ia sangat kecewa saat menyadari bahwa diriku asal berbicara, sebaliknya Kevin bisa menghela nafasnya. Mungkin ia berpikir sehebat apa diriku, juga tidak mungkin bisa membunuh begitu banyak orang.

Kalau disesuaikan dengan rencana Raymond, ada sepuluh regu yang masuk kedalam hutan. Setiap regu terdiri dari dua puluh orang, ditambah seorang ketua regu, maka dapat diketahui total sejumlah dua ratus sepuluh orang. Kalau seperti yang kukatakan hanya tersisa lima puluh orang, maka aku harus membunuh seratus enam puluh orang. Sedangkan aku hanya terluka di bagian telinga dan lengan, jadi bagaimanapun dipikir ulang, sama sekali tidak mungkin.

Aku menatap dingin Raymond yang kembali santai, sambil berpikir apakah ia masih bisa tertawa lagi nanti.

Tapi siapa yang tahu bahwa orang yang hidup tak tersisa lima puluh orang. Aku memainkan mereka, juga bukan karena aku terlalu bosan, melainkan aku ingin mengawasi Raymond, apakah ia akan membantu Kevin untuk menyerangku karena jumlah orang yang mati begitu banyak. Dilihat dari sekarang, sepertinya Raymond tidak akan melakukannya. Kupikir ia akan berdiri di pihakku dan mengalahkan Kevin. Ia juga akan membantuku, karena ia sudah melihat kemampuanku dalam perperangan ini.

Aku tersenyum pelan lagi sambil merokok. Sedangkan Rudi sudah dipanggil Kevin untuk kesampingnya. Raut wajah mereka berdua tidak bisa ditebak. Tatapan Rudi juga ada sedikit ketakutan dan penyesalan dan tatapan Kevin lebih mudah ditebak dari Rudi. Ia ingin membunuhku.

Niat satu-satunya yang ditunjukkan oleh tatapan matanya. Aku tahu ia menyadari bahwa aku tidak akan membantu mereka lagi, jadi ingin membunuhku untuk mencegah diriku semakin kuat.

Kalau dipikir-pikir lagi, memang menyedihkan. Dulu ia berpura-pura bilang menunggu kedatanganku, menunggu aku mendirikan masa depan untuk anaknya. Tapi dalam sekejap waktu, ia langsung menjadikan diriku sebagai musuhnya, ingin segera membunuhku. Aku jadi teringat terus, untungnya aku juga tidak ingin terbuka kepada mereka, kalau aku sungguh mebantu mereka untuk mencapai tujuannya, mungkin diriku akan menjadi orang yang pertama kali dibunuh oleh mereka.

Saat berpikir, tiba-tiba terdengar suara ricuh dari gunung sana. Aku tahu San Kim mereka yang telah menemukanku. Aku tertawa dingin dan berkata, “Tokoh utama telah tiba.”

Aku mematikan rokok dan menepuk pelan debu-debu tubuhku, lalu aku bertemu dengan San Kim mereka yang menundukkan kepalanya sedih. Saat mereka melihat aku yang berdiri disana, setiap wajah mereka memasang raut wajah keterkejutan. Aku menjulurkan tanganku untuk menghitung sembilan anggota Pasukan Aurum, tapi hasilnya hanya tersisa empat anggota.

Selain dua orang yang kubunuh, sisa ketiganya mungkin terbunuh karena perang internal. Sedangkan empat orang masih bertahan hidup, selain San Kim, semuanya terluka berat dan diangkut keluar.

Semua orang setempat menelan ludah saat melihat adegan ini. Semua orang tercengang, lalu entah siapa yang mulai menghitung. Suara hitung semakin kencang, karena banyak orang yang ikut serta.

“1,2,3,......15,16,17......”

Tidak ada orang yang lanjut menghitung, karena sudah tidak orang lagi yang hidup.

Suasana setempat seketika menjadi sangat hening. Tidak ada satupun orang yang berbicara, hanya melihat beberapa orang keluar dari sana, lalu aku mendengar Kevin menggunakan suara yang pelan berkata, “Sepertinya masih ada orang yang belum keluar dari sana kan?”

Suaranya benar-benar pelan, seperti takut membuat orang terkejut, tapi aku tahu ia takut membuat dirinya terkejut. Ia takut ia mendengar sebuah jawaban yang menakutkan, tetapi San Kim memasang raut wajah penuh kemarahan memandangku, bagai singa yang kehilangan kontrol. Ia berkata, “Tidak ada lagi, satupun tidak ada. Hanya tersisa kita yang bertahan hidup!”

Kevin sedikit pusing setelah mendengar ucapan San Kim, hampir saja ingin terjatuh ke belakang. Rudi segera membantunya dan berteriak, “Ayah, apakah baik-baik saja?”

Entah hati Kevin terlalu keras atau apa, ia belum sepenuhnya pusing, hanya saja ia terlihat kelelahan. Ia dibantu Rudi untuk duduk di sebuah batu besar, lalu memandangku dingin dan bertanya, “Apa yang terjadi, San?”

San Kim menatapku benci dan berkata, “Alwi lah yang membunuh orang-orang itu. Ia menggunakan pistol asli dalam perperangan ini, membuat kita tidak dapat menyerangnya balik, sehingga banyak orang yang mati karenanya.”

Kevin segera berteriak, “Alwi, begitu jahat kah dirimu? Kamu memang pembawa kesialan. Saat Joey membawamu datang, apakah kalian bekerja sama? Kamu datang untuk memusnahkan Invincible Empire kita?”

Aku menatap kesal kearah Kevin da berkata, “Apakah kamu memiliki bukti?”

“Ada, kita semua adalah saksinya.” ucap San Kim mereka.

Anggota reguku juga ikut membalas, “Benar, kita juga bisa menjadi saksi.”

Lalu entah siapa yang berteriak, “Bunuhlah pengkhianat!”

Selanjutnya banyak orang yang ikut serta, sepertinya aku membuat banyak orang marah, tapi aku tetap berdiri santai disana sambil tersenyum melihat diriku yang disalahkan. Bukan aku tidak mau menjelaskannya, melainkan aku sudah tahu sama sekali tidak berguna jika aku menjelaskannya. Aku sedang menunggu Raymond menolongku.

Seperti yang kupikirkan, Raymond dengan cepat mengangkat tangannya untuk memberhentikan sorakan mereka. Ia berkata sambil tertawa dingin, “San Kim, aku bertanya kepadamu. Apakah kamu melihat Alwi sendiri yang membunuhnya? Kalau melihatnya, dimanakah senjatanya? Ia hanya memiliki pistol tanpa peluru, jangan-jangan ia memiliki pistol lain?”

San Kim mendengus pelan sambil berkerut alis. “Hng, ia pasti merebut pistol orang lain, lalu mulai membunuh sesuai dengan rencananya. Setelah tujuannya tercapai, ia langsung melempar pistol ke tempat lain.”

Aku tersenyum dan berkata, “Kalau begitu, kamu pergi cari.”

Sebenarnya aku sama sekali tidak takut San Kim pergi mencari senjatanya, sebaliknya aku ingin ia menemukannya. Karena jika tertemu senjatanya, maka bisa membuktikan aku tidak bersalah.

Bercanda saja, aku bukan pertama kali melakukan hal ini, masa tidak tahu untuk mengurus sidik jari yang berada di pistol. Sekelompok orang bodoh! Kalau mereka bisa menemukan senjataku, maka itu akan membuktikan aku tidak menyentuh pistol.

San Kim tercengang karena keberanianku, sedangkan aku lanjut berkata, “Dan juga jangan mengira diriku tidak mengetahui apapun, karena aku tidak ikut serta dalam perang. Setahuku, kalian ada enam regu yang berperang secara internal, benar kan?”

Raut wajah banyak orang berubah. Aku lanjut berkata, “Sebenarnya kalian semua adalah musuh, merupakan hal biasa kalau kalian saling bertarung. Tapi mengapa aku menggunakan ‘perang internal’? Kurasa kamu sangat mengetahuinya, lagipula kalau dibanding dengan diriku yang mendapat pistol kosong, kalian semua dengan pistol berpeluru saling bekerja sama.”

Aku melihat kearah Kevin, lalu melempar lagi topik perbincangan kearahnya dan bertanya, “Benar, Pak Kevin sepertinya belum memberitahuku mengapa diriku sendiri yang mengambil pistol kosong? Jangan-jangan kompetisi ini diadakan dengan tujuan pembunuhan demi kepentingan diri?”

Novel Terkait

Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu