Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 654 Mati bersama

Widya tiba-tiba menciumku, membuatku terkejut, saat itu, pintu terbuka, aku masih belum sadar, dia langsung mendorongku, dan menampar wajahku, dengan marah dia berkata: “alwi, kamu tidak tahu malu!”

Selesai berbicara, dia masih mengelap bibirnya, dan masih menunjukkan ekspresi yang merasa jijik.

Aku: “… …”

Kurang ajar, wanita ini aktingnya banyak sekali.

Saat itu, widya mengedip-ngedipkan mata padaku, aku baru tersadar, wajahku langsung menjadi lembut dan berkata: “nona widya, aku kira kita sudah dekat, saling memiliki niat, cium sebentar tidak masalah bukan?”

“tiak tahu malu!” dari luar pintu terdengar suara yang sangat marah.

Aku melihat kearah suara, hanya melihat larry yang duduk di kursi roda yang didorong oleh seseorang, dia mungkin benar-benar mengira aku sedang mempermainkan widya, dengan emosi yang berkobar, dia berkata: “alwi, berani sekali kamu, berani sekali kamu menyentuh wanitaku.”

Widya dengan dingin berkata: “aku bukan wanitanya, perhatikan kata-katamu.”

Larry melihat widya yang dingin dan menjauh, nada suaranya seketika melembut, dia berkata: “widya, aku dari awal sudah beritahu kamu alwi bukan orang yang baik, kamu dulu malah jadi pasangannya, sama-sama pergi menghadiri pesta kakek, kamu ini benar-benar….heh!”

Widya yang emosi melihat larry, dengan suara yang dingin berkata: “aku sampai hari ini bisa jatuh di tempat ini, bukankah karena kamu yang tidak berguna? Kalau kamu dari awal kalah dengan sangat menyedihkan, melukai aku demi anak buahnya, anak buahku menghianatiku, menghancurkanku di Nanjing, selain bergantung padanya tidak ada lagi yang berguna, aku masih bisa ditarik olehnya, dan bergabung dengan urusan kotor kalian?”

Harus dikatakan, widya benar-benar sangat pintar, beberapa kalimat dia bisa melemparkan semua kesalahan pada larry, masih mau “membuktikkan” niatnya pada larry, yaitu dia dan aku tidak begitu dekat, dia demi bertahan hidup, hanya terpaksa saja.

Larry mendengar ucapannya, ada marah dan emosi, dia menyalahkan diri sendiri: “semua salahku karena tidak berguna……. semua salahku karena tidak berguna…….”

Terlihat jelas, dia sangat menyukai widya, makanya dia bahkan tidak berpikir lagi dan percaya semua omongan widya,dia membujuk: “Cuma sudah sampai di Tianjin, bisa makan enak, aku jamin tidak ada yang bisa menyentuhmu sedikitpun.”

Widya tertawa datar: “kamu ingin aku menjual tubuhku sendiri, dan bersedia menjadi wanitamu, dan menikmati semua yang kamu berikan? Aku widya tidak selemah itu.”

Dia sambil berkata, melihatku dengan jijik dan berkata: “alwi, aku awalnya berpikir kamu walupun begitu brengsek, tapi setidaknya aku tidak pernah menyangka kamu akan melakukan hal yang tidak senonoh padaku, tidak disangka ternyata selain kaya dan tidak dapat dikalahkan, kamu dengan lelaki diluar sana sama saja, kamu jangan mengira aku ingin tinggal di Nanjin, sampai aku harus menyerahkan semuanya padamu!”

Aku tertawa berseri-seri dan berkata: “eksperimu yang marah benar-benar cantik.”

“pih!” widya tanpa perasaan langsung meludahi wajahku.

Eh…. Wanita ini, aktingnya benar-benar bagus sekali.

Aku mengelap wajahku, mendengar larry berkata: “widya, kamu berpikir terlalu banyak, aku tidak berpikir kamu harus menjual tubuhmu untuk bersama denganku, aku larry walaupun bukan orang baik, tapi kepada kami, sepertinya suah memberi kehormatan yang paling tinggi, kalau tidak, aku beberapa tahun ini kenapa tidak pakai cara pemaksaan? Bukankah karena aku tulus mencintaimu?”

Widya tertawa dengan sinis dan berkata: “kedengarannya enak sekali, kalau bukan waktu di golden eagle, adikmu melakukan padaku, mengatakan padaku hal-hal yang sangat kotor-kotor, aku hampir percaya pada perkataanmu.”

“apa? Wilsen berani tidak menghormatimu? Benar-benar tidak tahu diri, harus diberi pelajaran! Kamu tenang saja, aku pulang akan memarahi dia, menyuruhnya untuk meminta maaf padamu, kamu jangan marah, ok?” larry dengan tulus mengatakannya.

Melihat dia yang begitu menyedihkan, aku langsung teringat sikap alwi palsu kepada claura, merasa sangat lucu, cinta didunia ini benar-benar tidak ada logika, dua lelaki yang tidak ada perasaan, rupanya tanpa akal dua-duanya mencintai wanita yang tidak mencintai mereka, sekalipun dihina dan dipermalukan, tapi masih saja tetap ingin menjadi pelindung wanita yang dia sukai, hingga membuatku bertanya-tanya.

Mungkin ini disebut satu hal sekaligus datang.

Widya terdiam sejenak dan berkata: “aku tidak berniat untuk pergi dari Nanjin, disana ada suamiku, aku tidak bisa pergi.”

Mendengar kata “suami”, wajah larry langsung berubah, tapi seketika dia wajahnya langsung berubah menjadi senyuman, engan hati-hati dia berkata: “kamu tenang saja, malam ini alwi tidak akan bisa kemana-mana, nyawanya hanya ada ditanganku, dia dengan orangnya mati, memangnya kamu masih takut tidak bisa mendapatkan Nanjin? Sampai saat itu, aku akan memberikan Nanjin untuk kamu urus, kamu suka berada diman, aku akan menyuruhmu untuk menetap dimana, sampai kamu mengerti, bersedia menikah denganku, kita akan membicarakan hal lain.”

Widya mengerutkan kening, menunjukkan ekspresi yang sangat tidak baik, ekspresi ini melihat matanya larry, sangat jelas sudah tergoda. Wajah larry sangat bersemangat, sepertinya mengira dia berhasil membujuk widya untuk berhubungan lebih dekat dengan widya, sehingga membuatnya sangat bahagia.

Kalau tidak tahu widya sedang berakting, aku hampir saja hampir tergoda oleh eksperesinya, dia mengerutkan kening dan berkata: “aku menyetujuimu, tapi aku ada 3 syarat, kalau kamu melakukan tinakan yang tiak sepatutnya padaku, aku akan bunuh diri didepan rumahmu.”

Aku hampir tertawa, berpikir widya benar-benar penuh dengan kepercayaan diri, kalau bukan karen cintanya larry yang begitu dalam padanya, dia tidak akan menggunakan nyawanya untuk mengancam larry, asalkan hanya mencintai satu orang, baru takut dia akan meninggal.

Larry setelah mendengar ucapan ini, langsung berjanji: “aku bersumpah pada langit, kalau aku menggunakan cara yang tidak senonoh, menyakitimu, aku pasti akan mati, tidak akan ada keturunan.”

Astaga, laki-laki benar-benar hebat, tidadk disangka bisa mengutuk dirinya sendiri. Melihat wajahnya yang begitu serius, aku ingin menamparnya, berpikir hanya dari satu hal ini, dia lebih hebat dibandingkan alwi palsu.

Widya menjilatinya bibirnya, dan berkata: “ingat perkataanmu, tuan larry.”

Wajah larry yang bahagia, berkata: “kamu sudah menerimaku? Widya, kamu bersedia berdiri di pihakku?”

Ekspresi widya yang cemberut bertanya: “kenapa? Tidak terima?”

Larry dengan cepat berkata: “selamat datang, selamat datang, dalam mimpiku saja selalu menginginkan kamu denganku….”

Widya dengan sinis melihatnya, dia langsung mengganti kata-katanya: “maksudku adalah, berharap bisa denganmu bekerja sama, berharap kamu menerima perlindungan dariku.”

Melihat larry yang begitu bahagia hingga ingin berdiri, aku merasa dia tidak semenyebalkan itu, lelaki ini walaupun tidak baik, tapi jika bukan karena widya yang begitu menggoda, aku berpikir dia dengan aku tidak akan menjadi musuh, tidak mungkin akan bertempur, melainkan, kami bisa menjadi saudara, lagian juga orang yang bodoh karena cinta, hanya sayangnya, sekarang mengatakan ini sudah terlambat.

Jalan kita pilih sendiri, aku hanya bisa berkata, ini adalah takdir!

Saat itu widya melihatku, aku hampir tidak tertawa melihat dia dan berkata: “nona widya, kamu yakin akan memilih dia bukan aku?”

“aku ngapain memilih orang yang hampir gugur?” widya berkata dengan jijik, dan berjalan kearah larry.

Aku dengan datar berkata: “kamu begitu yakin, aku alwi akan mati di tianjin? Kalau aku tidak ada kepercayaan diri, ngapain datang ke tianjin? Widya, larry, kalian terlalu meremehkan aku.”

Widya sedikit mengerutkan kening, dan berkata pada larry: “dia menghindariku dengan sangat baik, makanya aku tidak tahu rencananya sama sekali, pria ini berbahaya, kamu harus hati-hati menghadapinya, dia tiadk akan dengan mudah mengantarkan nyawanya, kamu jangan biarkan bebek yang sudah matang terbang.”

Melihat widya rupanya bersedia mengatakan dirinya sendiri, membuat badan larry tiba-tiba bersemangat, dia dengan hati-hati berkata: “kamu tenang saja, aku dari awal sudah menebak rencana lelaku ini.”

Aku tertawa dan berkata: “rencana apa? Larry, kamu jangan berkata seakan kamu itu pintar bisa?”

Larry dengan sinis berkata: “alwi, kamu jangan terlalu puas, aku beritahu kamu, kamu tidak akan tahu malam ini bagaimana akan meninggal!”

Aku tidak berkata apa-apa, malah berpura-pura menunjukkan ekspresi takut, saat itu, samuel mengangkat telepon, lalu dengan ekspresi yang tidak baik berjalan kearahku, di telingaku membisikkan beberapa kalimat, aku langsung menunjukkan eksperesi takut, mengerutkan kening dan berkata: “kamu bagaimana bisa?”

Larry tertawa terbahak-bahak, dia berkata: “kenapa? Apa sudah dapat berita, diberitahu orang-orang di dalam ruangan bar yang kamu atur, sudah aku bius semua, sudah dikendalikan oleh anak buahku?”

Aku tidak memperdulikan dia, malah berkata pada samuel: “lobster yang dijual restoran kesukaanku sudah terjual habis? Kamu tidak salah.”

Aku melihat larry yang awalnya sangat puas, seketika merasa sangat malu, aku berpikir perasaannya kali ini, pasti merasa sangat tidak puas.

Aku seketika pelan-pelan melihat kearah larry, dan bertanya dengan curiga: “maaf, aku tadi tidak dengar dengan jelas, kamu ngomong apa?”

Larry menggertakkan gigi melihatku, dia berkata: “aku berkata, orang-orang di dalam ruangan bar yang kamu atur, sudah aku buat pingsan semua, sudah aku kendalikan, alwi diluar sana semuanya anak buahku, kecuali orang di belakangmu sekarang, tidak ada yang bisa membantumu lagi.”

Berbicara sampai disini, dia tertawa terbahak-bahak, dia berkata dengan sangat puas: “kamu ngomong, dipilih ditembak mati olehku, atau memilih setiap potongan dagingmu di potong oleh orang-orangku, hidup dengan penuh kesakitan? Kalau kamu memilih pilihan pertama, cepat berlutut dan menundukkan kepalamu padaku, mungkin dengan aku bahagia, bisa membuatmu mati dengan cepat.”

Aku melihat dia, dan bertanya: “kamu mabuk?”

Larry mengerutkan kening dan berkata: “apa maksudmu? Aku beritahu, kamu tidak usah pura-pura lagi.”

Aku berkata dengan datar: “pura-pura? Aku tidak pura-pura, aku sama sekali tidak menyuruh anak buahku berada disini.”

Satu kalimat, membuat larry seketika terbengong, dia menatapku dan berkata: “apa yang kamu bicarakan? Kamu tidak menyuruh anak buahmu berada disini? Mana mungkin?”

Aku menganggukan kepala dan berkata: “benar, buat apa aku membohongimu?”

Mata larry tidak berpindah melihatku, seketika tertawa dengan sinis dan berkata: “Haha, aku mengerti, alwi, kamu sedang berpura-pura, bukan? Kamu kira dengan berkata orang-prang itu bukan anak buahmu, aku tidak bisa menyulitkan mereka, dan melepaskan mereka, benar? Haha, aku tidak akan tertipu olehmu!”

Aku bertanya dengan samuel: “apakah orang ini tidak mengerti bahasa manusia?”

Samuel berkata: “mungkin….sebelumnya kalah ditanganmu terlalu menyedihkan, hingga membuat otaknya tidak normal lagi.”

“kurang ajar, bukankah itu sangat menyedihkan?” aku sengaja berkata dengan prihatin.

Larry menggertakkan gigi dan berkata padaku: “tidak usah pura-pura lagi, alwi, aku menyuruhmu tidak usah pura-pura lagi!”

Aku tertawa dengan sinis dan berkata: “aku tidak pura-pura! Orang yang kamu kendalikan sekarang, mereka adalah orang yang samuel bayar untuk berakting, sekelompok orang tianjing, bekerjasama untuk berakting saja. Sekelompok orang ini, dengar-dengar orang-orang yang penuh dengan cinta kasih, mengundang mereka untuk makan, setiap orang bisa mendapatkan uang, lalu bisa pergi begitu saja. Walaupun ini terlihat addegan penipuan, tapi asalkan ada orang yang ingin mengambil keuntungan saja, tentu saja akan tertipu.”

Larry terbengong, seluruh ekspresi dia yang sombong hancur begitu saja.

Widya saat itu mengingatkan dia: “bukankah ini bantuan dari dewa? Orang ini tidak mengatur anak buahnya di hotel bukankah lebih bagus? Hanya ada mereka berdua yang beraksi, memberesi mereka bukankah lebih mudah?”

Satu ucapan, mengingatkan larry yang sering aku permainkan, dia menepuk tangan tertawa dan berkata: “benar juga.”

Aku membuang tatapanku dan berkata: “oh tuhanku, mohon, kalian bisa tidak pakai otak kalian? Kalau tidak ada rencana lain, mungkinkah aku akan berakting pura-pura tidak tahu? Orang-orang itu sengaja aku pakai untuk mengecoh kalian, tujuannya, tentu saja untuk melindungi diri.”

Selesai berkata, samuel dari meja yang meletakkan peralatan makan tidak jauh dari sana mengambil sebuah vas bunga, aku mengenggam vas bunga, dengan sekuat tenaga memecahkannya, dari vas bunga seketika keluar sebuah benda, sekali melihat benda ini, ekspresi widya dengan larry berubah, karena mereka bisa mengenali mainan itu adalah bom.

“sudah lihat? Ini adalah pengaturanku, larry, bukankah kamu menginginkan nyawaku? Aku beritahu, di lorong jalan, dan setiap tempat disini hampir semua sudah ditarok bom, kalau kamu berani menyentuhku, kamu berani tidak memberikan kekuasaan balik layar padaku, maka kita semua akan mati!”

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu