Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 544 Penyelamat.

Tepat ketika aku akan pergi, pintu mobil tiba-tiba terbuka, pikiranku sudah tenang, melihat Kak Finn bergegas menuju ke arahku, bersiap untuk menembak, sudah satu peluru menembus atap mobil, peluru tertembak tepat di dadanya, aku melihat penembak jitu itu mengangkat pistolnya lagi.

Aku ragu-ragu, tiba-tiba aku menginjak pedal gas, mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, sementara itu, aku merasa sangat beruntung, karena Kak Finn datang dan menghadang tembakan. Aku berkata kepada Kak Finn : “Aku tidak ingin membunuhmu, kamu lompatlah sendiri.”

Kak Finn tersenyum, dari senyumannya aku melihat kesedihan dan keluhan, dia berkata :”Nak, kamu orang Guo Jia, benarkan?”

Kondisinya sangat buruk, darah terus mengalir, jika terus seperti ini, dia akan segera mati, aku melihatnya, ternyata dia tidak peduli dengan lukanya, tapi terus menatapku, di matanya penuh dengan semangat, saat ini aku mempunyai perasaan yang sangat kuat, orang ini mungkin sedang menyamar!

Aku tahu pikiranku sangat konyol, tapi itulah yang aku pikirkan, Kak Finn pun membenarkan bahwa dugaanku benar.

Aku berkata dengan blak-blakan :”benar, aku, tapi sekarang aku bukan lagi, aku telah menjadi pengkhianat, kamu juga sudah melihat, Guo Jia tidak menginginkanku lagi, organisasi bawah tanah juga tidak menginginkanku lagi.”

Sejak menjadi bidak catur, sampai menjadi orang yang tidak ditinggalkan, aku merasa hidupku sangat konyol dan menyedihkan, tapi aku pernah berkata, aku tidak ingin menjadi bidak catur, lebih tidak ingin menjadi orang yang ditinggalkan, yang aku inginkan menjadi pemain catur, ini tidak akan pernah berubah karena ketidakadilan padaku.

Tiba-tiba Kak Finn bercucuran air mata, dia berkata : “Aku tahu…Aku juga….”

Aku terdiam, maksud dia, dia dan aku sama, dia juga menyamar, namun kemudian menjadi orang yang ditinggalkan? Ketika aku ingin bertanya apa yang sebenarnya terjadi? Dia tiba-tiba mengangkat kepalanya, berkata “Budiman 3 kamu membuatku sangat sengsara”, kemudian dia meninggal.

Budiman? Siapakah orang ini? Aku tidak tahu, tapi aku tahu dia pasti seorang pria dengan latar belakang yang dalam.

Saat ini, di belakang banyak kendaraan yang mengejar, aku melirik kaca spion, ternyata sudah beberapa kendaraan yang akan mengejar ketinggalan, aku dengan kejam, langsung mendorong tubuh Kak Finn keluar, saat mendorongnya, melihat air mata di wajahnya, aku diam-diam bersumpah, Kak Finn, aku akan membalaskan dendam untukmu!

Aku mendorong Kak Finn keluar mobil, dari kaca spion aku melihat tubuhnya berguling-guling di jalan selama beberapa putaran, mereka yang mengejar dihalangi oleh tubuhnya, ada beberapa yang mengerem, ada beberapa yang menghindarinya, tapi paling tidak bisa mengurangi kecepatan mereka, dan aku memanfaatkan kesempatan ini untuk menyingkirkan mereka.

Sepanjang jalan, pikiranku hanyalah kejadian tadi, memikirkan setelah aku masuk ke dalam mobil, Kak Finn bergegas menuju ke arahku, dan semua perkataannya sebelum meninggal, tiba-tiba aku sadar, mungkin sebelumnya dia tidak ingin memukulku, tapi ingin melindungiku, dan dia memang menghadang satu tembakan untukku, jika bukan karena dia, mungkin sekarang aku sudah mati.

Memikirkan hal ini, aku merasa sangat bersalah, dan juga sangat berterima kasih kepada Kak Finn, semakin dalam keinginanku untuk membalaskan dendamnya.

Saat mengemudi belok kiri dan kanan, jauh-jauh datang ke kota, aku melihat semua persimpangan telah diblokir, dimana-mana ada polisi, aku berhenti di pinggir jalan, melompat keluar dari mobil dan dengan cepat masuk ke gang, mungkin apa yang terjadi hari ini hanyalah rumor, bahkan jika sekarang jam satu atau dua sore, jalan itu sangat sepi, yang memungkinkan aku untuk menutupi diriku dengan lebih baik.

Aku berjalan dengan cepat, menghindari beberapa orang, dan akhirnya masuk ke toilet umum, untuk mengobati luka di tubuhku, dan duduk di sana kelelahan. Aku mengeluarkan banyak darah, ada dua luka tembak di lenganku, ditambah luka sebelumnya menjadi tiga, dan dua luka tembak di kaki. Pendarahan kelima luka ini tidak dihentikan tepat waktu, menyebabkan aku kehilangan banyak darah, meskipun aku sudah membalut lukanya, aku merasa sudah menghabiskan semua kekuatanku, untuk bernafas saja sangat sulit.

Aku menemukan ponselku, awalnya aku mempunyai tiga ponsel, satu digunakan untuk berkomunikasi dengan Claura, tapi aku sudah buang di tempat sampah di pinggir jalan, yang satunya digunakan untuk berkomunikasi dengan Jessi, tapi sudah hancur tertembak, sekarang satu ini aku gunakan untuk menghubungi Kimi.

Sampai hari ini, ternyata aku membutuhkan bantuan dari Kimi. Sejujurnya aku merasa malu dan bersalah, aku tahu dia dan saudara-saudara Ayahku mempunyai harapan yang besar terhadapku, tapi aku jatuh ke titik di mana aku ditinggalkan dua kali, aku benar-benar telah menyia-nyiakan kepercayaan mereka.

Telepon itu terhubung dengan cepat, Kimi penasaran dengan teleponku yang tiba-tiba. Aku tahu apa yang dia kagetkan, karena sebelum aku datang ke Beijing, aku mengatakan kepadanya sementara untuk tidak saling menghubungi, juga tidak ingin orang-orangnya diam-diam mengikutiku, karena jika tidak hati-hati orang-orang ibu kota bisa mengetahuinya, tetapi ternyata aku begitu cepat mengambil inisiatif untuk menghubunginya.

Kimi terdiam, sedikit khawatir dan bertanya :” Alwi, apakah kamu bertemu masalah yang sulit? Beri tahu paman, paman akan membantu kamu mencari cara.”

Aku sangat tersentuh mendengar kata-kata Kimi, aku juga tahu ini sangat mendesak, rasa malu atau merasa tidak tahu malu tidak ada gunanya, jadi aku langsung ke pokok permasalahan dan menceritakan semuanya dengan detail. Setelah aku selesai berbicara, Kimi terdiam, aku berkata: “Maaf, Paman Kimi, aku sudah mengecewakanmu.”

Kimi berkata : “Apakah paman Kimimu akan berpikir begitu? Kamu bisa bertahan hidup adalah hadiah terbesar bagiku. Salah kita karena terlalu santai, berita dari Beijing tidak lengkap membuatku berpikir kamu berhasil menyamar, tetapi ternyata kamu mengalami hal seperti itu, aiya! Maafkan pamanmu ini, tidak mendapatkan berita yang akurat, menyebabkan kamu hampir kehilangan nyawa, itu salahku, itu salahku!”

Aku mendengar paman Kimi begitu menyalahkan diri sendiri, aku merasa terharu, dan berkata :” Paman Kimi, jangan berpikir begitu, aku tahu kamu sudah melakukan yang terbaik, kamu juga sangat waspada, bagaimana bisa begitu mudah untuk mendapatkan berita? Lagipula bukankah sekarang aku baik-baik saja? Sekarang yang terpenting adalah apa yang harus kita lakukan.”

Kimi terdiam sesaat dan berkata, kamu terluka dan tidak cocok untuk tinggal di ibu kota, begini saja, beritahu aku dimana kamu berada sekarang, aku akan mengirimkan saudara-saudaraku di Beijing untuk menjemputmu dan mengirimmu ke Yunnan, sehingga kamu bisa merawat diri dengan baik, adapun hal-hal lain, tunggu sampai kamu sembuh baru kita bicarakan lagi.”

Aku berkata: “Tidak bisa, aku tidak akan pergi begitu saja."

“Alwi, hidupmu lebih penting dari apapun.”

“Tapi bagiku, pergi sama saja dengan menyerah, Paman Kimi, aku tidak akan pernah menyerah, tetapi kamu tenang saja, aku tidak akan pernah main-main dengan hidupku sendiri, aku akan sangat berhati-hati. Ngomong-ngomong, kamu ada berapa banyak saudara disini?”

“Iya.”

Aku tersenyum dan berkata: ”Sudah cukup, sekarang aku hanya perlu tempat untuk menyembuhkan luka, aku meminta Paman Kimi untuk menghubungi saudaramu dan membawa aku keluar dari sini, carikan aku tempat yang aman untuk menyembuhkan luka. Selain itu, tolong bantu aku untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan Jessi dan Govy. ayo fokus menyelidiki seseorang yang bernama Budiman.”

Kimi dengan cepat menjawab, dia bertanya dimana aku berada, aku mengatakan posisiku, dia memintaku untuk menunggu, lalu menutup telepon.

Setelah menutup telepon, dengan lelah aku menutup mata, meskipun aku telah melarikan diri dari kematian, tetapi perasaan dianiaya masih membuatku merasa gila, sekarang memikirkannya, amarahku untuk membunuh orang-orang itu masih membara.

Aku mengepalkan tangan dengan erat, mengendalikan emosiku. Suatu hari aku akan membunuh Jason dan Alwi palsu.

Aku menunggu sangat lama di toilet, karena lelah, aku tertidur, tidak tahu setelah berapa lama, aku mendengar langkah kaki dari luar, suaranya sangat ringan, tetapi aku tetap saja masih mendengarnya, aku langsung terbangun, hanya saja saat ini aku baru menyadari bahwa tubuhku sangat tidak nyaman, aku merasa pusing. Aku bahkan merasa tidak mempunyai kekuatan sedikit pun, seluruh tubuh merasa terbakar. Aku tidak akan begitu sial kan, apakah demam?

Aku berpikir, aku mendengar seseorang masuk, mengikuti pola kotak-kotak di bawah, aku melihat ada dua orang yang berjalan ke arahku, aku segera mengambil pistol, waspada dan tegang, dua orang ini tidak datang, tetapi memeriksa partisi di sampingku tidak ada orang, dan kemudian datang ke pintuku.

Perlahan-lahan aku berdiri di dekat dinding, kemudian aku mendengar seseorang bertanya : “Tuan muda, apakah kamu di dalam?”

Tuan muda? Aku ragu-ragu sejenak dan tidak berbicara, pihak lain berkata dengan cepat: “Aku adalah orang Tuan Kimi untuk menjemput kamu.”

Dia berkata, lalu menelepon, setelah beberapa saat, aku mendengar suara Kimi dari telepon, dia berkata : “Alwi, apakah kamu di sana? Jawab aku jika kamu ada, Rangga Guo dan Ringgo Guo sama-sama dapat dipercaya, kamu segera ikut mereka saja.”

Aku merasa lega, berkata:” Paman Kimi sudah merepotkanmu.”

Setelah berbicara, aku perlahan-lahan membuka pintu, ada dua orang yang telihat beberapa tahun lebih tua dari aku, ketika melihatku mereka berdua memanggilku “Tuan muda”, aku berkata:” Panggil aku Reino saja, tidak perlu terlalu sopan denganku.”

Mereka pasti tahu sekarang identitasku adalah Reino, keduannya juga jujur dan langsung, tidak bermain trik langsung memanggil namaku, membantuku untuk keluar kemudian keduanya tampak terkejut.

Aku bertanya: ”Apa yang kalian lihat? Apakah aku terlihat aneh?”

Mereka menggelengkan kepala, yang di sebelah kiri itu tinggi dan kurus, dengan kelopak mata ganda dan mata besar, dia tersenyum dan berkata:” Reino, namaku Rangga Guo dan ini adikku Ringgo Guo.

Ringgo Guo dan Rangga Guo berbeda, meskipun dia juga tinggi dan kurus, tetapi memiliki kelopak mata tunggal dan mata kecil, mungkin satunya mirip Ayah, satunya mirip Ibu.

Tidak seperti Rangga Guo yang ceria, Ringgo Guo agak pemalu dan tersenyum padaku sebagai salam.

Mereka berdua membantu aku untuk keluar dari toilet, membawaku ke mobil, aku berpikir mereka akan mengendarai mobil yang tidak mencolok, lalu memberiku kotak hitam atau sesuatu, tetapi mereka hanya menempatkanku di kursi belakang, Rangga Guo menyuruh Ringgo Guo untuk membantuku, lalu dia menyetir.

Aku mengajukan pertanyaan :”Apakah kita bertindak begini terlalu terang-terangan?”

Pernahkah kamu melihat seorang buronan, duduk terang-terangan di bentley melewati pos-pos pemeriksaan? Aku sudah melihatnya, karena itulah yang terjadi saat ini.

Rangga Guo berkata sambil tersenyum : “Reino, kamu tenang saja, tidak ada seorang pun yang berani memeriksa mobil kami ini.”

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu