Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 127 mencari bibi reza sebagai penolong

Aku menyuruh zico mengatakan kejahatan yang pernah dia lakukan, demi meninggalkan sebuah kelemahan, untuk melakukan persiapan di kemudian hari.

Aku tidak berencana ingin membunuhmu, jadi aku harus mencegah kamu balas dendam padaku, kelemahan ini tentu saja untuk mengikatnya.

Zico dengan tergugup mengatakan beberapa hal yang tidak terlalu besar, aku sedikit marah, dan membiarkan si toba memberinya pelajaran, si toba menerobos kearahnya memukul dan menendangnya, hingga dia memohon minta ampun.

Aku berkata: “zico, aku katakan sekali lagi, kalau kamu masih ingin hidup, maka patuh beri tahu aku kelemahanmu yang sesuai dengan harga nyawamu, kalau tidak.....”

Selesai mengatakannya, aku mengeluarkan pisau, memutar-mutarkan didepannya, dan berkata: “aku tidak keberatan membuat beberapa lubang di tubuhmu, membiarkanmu melihat dirimu sendiri mati karena kehabisan darah.”

Wajah zico memucat, setelah terdiam beberapa saat, dia memberitahuku satu hal, dia pernah membunuh seorang siswi saat diluar negeri,dengan mengeluarkan sedikit uang, membuat kasus pembunuhan ini menjadi kasus bunuh diri. Aku menyuruhnya menyebutkan waktu kejadian, polisi yang disogok, menunggu dia mengatakan semuanya, aku langsung menyuruh mick untuk periksa, lihat apakah benar ada rekapan kasus siswi tersebut.

Mick langsung pergi mengecek, setengah jam kemudian, dia memberitahuku memang ada satu orang siswi, dan memberi ku lihat rekapan kasus kejadian secara mendetail, dan memang wanita ini adalah teman sekelas zico, sedangkan zico terus mengejar dia.

Kejahatan yang benar-benar ada, awalnya aku hanya ingin menakut-nakuti zico saja, berpikir dia sembarangan mengarang sebuah kelemahan, asalkan ada rekaman ditangan, aku tidak takut dia mengancamku, tidak disangka, dia rupanya benar-benar memberitahuku sebuah hal yang besar, aku benar-benar ingin mengeksposnya.

Selesai zico mengatakan semuanya, wajahnya sangat serius dan berkata: “alwi, aku jujur saja padamu, aku mengatakan padamu ini semua, berharap kamu percaya aku tidak akan balas dendam padamu, tolong kamu biarkan aku hidup, kedua aku ingin bekerja sama denganmu, kamu juga seorang tokoh hebat, aku sangat menyukaimu. Walaupun aku tidak tahu kenapa kamu ingin menculikku, tapi aku merasa setelah masalah ini selesai, kita masih bisa menjadi teman, bisa bekerja sama, dengan kekuatan keluarga Gao kami, ditambah jaringanmu, kita pasti bisa menguasai Nanjing.”

Awalnya aku masih sangat heran, berpikir bintang yang paling diharapkan oleh keluarga Gao, kenapa selain takut mati tidak ada hal khusus lagi, setelah dia mengatakan kata-kata ini, aku baru sadar dia tidak semudah itu. Menanyakan musuh didepan yang telah menusukmu beberapa kali, dan mengatakan dirinya tidak akan mengungkit masalah yang terjadi, ingin menjadi pria yang berteman dengan pihak lainnya, pikirannya ada seberapa tenang dan berapa dalam? Jujur saja, kalau bukan orang ini takut mati, aku benar-benar aku tidak tahu harus bagaimana dengannya.

Aku berkata: “tuan muda zico kamu sedang menunjukkan sikap berteman denganku?”

Zico menganggukan kepala dan berkata: “benar, aku tahu tokoh dari level dasar seperti kamu, ingin bangkit sangatlah tidak mudah, asalkan kamu ingin melepaskan aku, aku bisa memberikanmu papan loncat, membuatmu dalam waktu singkat, bisa menguasai beberapa tempat di Nanjing.”

Aku tertawa, di raut wajah zico yang menanti aku berkata: “papan loncat? Tidak, aku sekarang sudah punya lift, papan loncatmu ini sudah kelewatan zaman, aku tidak tertarik!”

Selesai berbicara, di mata zico yang terkejut, aku berdiri dan berkata: “mick, beberapa hari ini kamu lihat dia dengan baik, sampai klub claura dibuka, baru lepaskan dia.”

Mick menganggukan kepala, aku dan toba pergi dari tempat itu.

Masuk kedalam mobil, aku meminta si toba pergi ke satu daerah bernama daerah safaria, aku pernah mencari, bibi reza tinggal di daerah itu. Saat itu dia membantu claura menjebakku, dendamku masih belum dibalas, dan rencanaku kali ini kebetulan membutuhkan dia!

Aku dan si toba berada di dalam mobil dengan waktu yang lama, dia juga memanggil beberapa saudara untuk menunggu bersama.

Menunggu hampir satu malam, sebuah mobil merah pelan-pelan masuk kedaerah tersebut, di bangku pengemudi adalah bibi reza, aku dan toba langsung mengikuti dia.

Berjalan tak berapa lama, bibi reza memarkirkan mobilnya di depan satu unit bagunan, dia membuka pintu mobil, wajahnya terlihat pusing, langkah kakinya sedikit ringan, terlihat dia sepertinya sedang mabuk. Tidak heran aku melihat dia memarkir mobilnya sedikit miring, seperti orang gila, ternyata mengemudi dalam keadaan mabuk, benar-benar berani sekali.

Bibi reza malam ini mengenaan Cheongsam biru gelap dipenuhi dengan bunga, dia berdandan dengan sangat berbunga. Wanita ini selalu merawat dirinya dengan sangat baik, termasuk wanita yang berusia, centil, aku rasa asalkan dia mau, tidak ada pria yang tidak bisa dia taklukkan, kecuali pria itu tidak normal.

Aku memakai topi dan masker, tidak buru-buru dan tidak pelan mengikuti bibi reza, saat dia memasuki lift, pintu lift hampir tertutup aku langsung menerobos masuk.

Bibi reza melihatku dengan tatapan yang kabur dan mabuk, tiba-tiba dia bertanya: “kita pernah ketemu dimana?”

Aku berpikir saat mabuk masih bisa melihat dengan jelas, bukan siapa-siapa juga. Aku melepaskan topi dan masker lalu berkata: “bibi reza, lama tidak berjumpa.”

Bibi reza terkejut melihat aku, aku pikir dia akan takut, siapa yang menyangka dia malah menertawakanku, dan berkata: “aiya, ini bukannya bos kecil kita? Hari ini ada angin apa, membawa bos kecil kesini? Apa karena bisnis bar entrance terlalu sepi, sampai santai sekali?”

Aku tahu bibi reza sedang menyindir aku, sedangkan dari nada bicara dan ucapannya bisa terlihat satu hal, dia mengetahui tentang barku yang dihancurkan, jadi wajar saja dia merendahkan aku, aku menekan rasa tidak nyaman di hatiku, dan berkata: “bibi reza, lama tak berjumpa, kamu masih begitu cantik, begitu memikat orang.”

Bibi reza terkikik, badannya sedikit bergetar, dia mengedipkan matanya dan berkata: “adik kecil, mulutmu manis sekali, kenapa? apa kamu memang dari jauh hanya ingin tidur dengan kakak ? Boleh saja, asalkan kamu bisa mengeluarkan uang, kakak dengan patuh mendengarkanmu, masalah tempat, gaya kamu yang putuskan.”

Aku berkata: “bibi reza kamu bercanda, wanita cantik sepertimu, harus dihargai berapa? Aku Alwi hanyalah orang kampung mana sanggup menidurimu.”

Bibi reza mengabaikanku, memelintirkan badannya, dan berkata dengan jijik padaku: “kenapa setelah lama tak bertemu, kamu masih sama miskin dan tidak berguna orang kampungan memang kampungan biarpun uda berubah tetap saja kampungan.

Perlahan, aku selangkah demi selangkah mendekati bibi reza, sampai akhir memaksanya hingga ke dinding, dia masih saja tertawa centil dan berkata: “adik kecil, ingin memainkan kekerasan? Aku tidak keberatan, tapi di lift ini ada cctv, tidak tahu kamu ada keberanian untuk melakukan itu.”

Bibi reza sengaja menekan kata“melakukan”ini dengan kuat, membuat orang seketika memiliki imajinasi tanpa batas.

Kurang ajar, benar-benar siluman penggonda yang hebat! Aku didalam hati diam-diam marah, satu tanganku sudah merangkul pinggangya, melihatnya dari atas, berpikir wanita tua ini lumayan pintar, kalau aku tidak memeriksanya dulu, tahu disini tidak ada cctv, aku mungkin sudah kaget hingga tidak berani berkutik.

Berpikir sampai disini, aku melihat bibi reza yang marah, satu tangan mencubit dagingnya, bibi reza sakit hingga menarik nafas, wajahnya masih saja tersenyum dan berkata: “sepertinya beberapa hari tidak berjumpa, mental adik kecil sepertinya sudah semakin besar.”

Tanganku melingkari pinggangnya hingga pelan-pelan menjalar hingga ke bokongnya dan berkata: “bibi reza, bokongmu benar-benar besar, seperti sudah pernah melahirkan saja.”

Awalnya wajah bibi reza masih sangat tenang, tiba-tiba wajahnya berubah, aku melihatnya dan terus berbicara: “bibi reza, kenapa raut wajahmu begitu tidak baik? Jangan-jangan benar-benar pernah melahirkan?”

Bibi reza memaksakan sebuah senyuman dan berkata: “bag.. bagaimana mungkin, aku sedang marah, aku adalah seorang perawan, kamu berkata seperti ini bukankah menghinaku.”

Aku benar-benar ingin tertawa, bibi reza sejak menjadi psk, pelan-pelan naik pangkat, dia sekarang malah bilang dirinya masiih perawan, dia tidak takut lidahnya dipotong karena sembarangan bicara.

Lift saat itu berbunyi, bibi reza langsung mendorong diriku, dengan cepat keluar dari lift, disaat bersamaan berteriak dengan keras tolong, tapi baru berjalan dua langkah, dia langsung mundur, karena, berdiri didepan lift dengan diriku dibagi menjadi dua arah, malahan dibandingkan aku mereka tiba lebih cepat.

Aku sampai di belakang bibi reza, menggunakan pisau kecil menempelkan di pinggangnya dan berkata: “bibi reza, izinkan kami duduk di rumahmu minum secangkir teh?”

Bibi reza pasrah dan menghembuskan nafas, dia melangkah keluar dengan gugup, akhirnya membawa kami ke rumahnya.

Diluar dugaan adalah, rumah bibi reza bukan seperti pikiranku yang begitu mewah, malah sedikit sederhana, aku melihat bibi reza yang diam-diam mengeluarkan hp, dengan tenang membuang hp nya dan berkata: “bibi reza sepertinya kamu demi merawat anakmu, sangat berhemat ya.”

Raut wajah bibi reza sedikit berubah, dia melihatku, dan bertanya: “bagaimana kamu tahu masalah ini, kamu masih tahu apa lagi?”

Aku berkata: “bagaimana aku tahu tidak penting, yang paling penting adalah aku sudah tahu. Aku bahkan tahu keberadaan anakmu dimana, siapa ayahnya, masih tahu latar belakang ayahnya sangat hebat, tapi pihak sana hanya menganggapmu sebagai mainan, sedangkan kamu malah serius, dan pihak sana tidak pernah ingin bertanggung jawab, dan lebih mengetahui dengan jelas istri dibandingkan latar belakang pria tersebut, dia setiap hari memperlakukan istrinya seperti dewi, kalau istrinya tahu keberadaan anak ini, maka kalian berdua akan sangat sial, yang aku katakan benar?”

Wajah bibi reza memutih dan berkata: “anakku tidak bersalah.”

Aku tertawa dan mengatakan: “hari itu aku juga tidak bersalah, adikku juga tidak bersalah, tapi bagaimana kalian terhadapku, kamu masih ingat?”

Bibi reza berkata: “alwi, aku tahu hari itu seharusnya aku tidak menusukmu pakai pisau, aku minta maaf.”

Maaf? Berpikir diri sendiri tidak mudah bisa bangkit hingga ke posisi ini, malah hampir disakiti oelh bibi reza hampir kehilangan nyawa, hatiku hanya memiliki rasa kebencian. Aku berkata: “sudah terlambat, karena satu kata maaf, tidak dapat merubah apapun.”

Selesai berbicara, aku melihat kearah bibi reza, dan bertanya: “kamu tenang saja, aku bukan orang yang sangat kejam, aku hanya butuh kamu berserasi denganku satu hal, asalkan kamu bisa menyelesaikan itu, aku jamin tidak akan menyentuh satu helai rambut anakmu, tapi jika kamu melawan, jangan salahkan aku yang kejam.”

Bibi reza melihatku dengan tatapan yang sangat asing dan berkata: “kamu benar-benar sudah berubah, alwi yang dulu begitu baik, tapi sekarang demi mencapai tujuan menggunakan cara yang tidak pantas, alwi, kamu sekarang hidup menjadi golongan orang yang kamu paling benci.”

Hatiku sangat kacau, wajahku tersenyum dan berkata: “aku awalnya baik, bagaimana kenyataan memaksaku berubah menjadi jahat.”

Bibi reza melihat dengan mantap, dan hanya terdengar dia menghembuskan nafas dan berkata: “aku bantu kamu, kamu mau aku melakukan apa?”

Melihat bibi reza setuju, aku dengan puas berkata: “baiklah, ingat perkataanmu, sampai saat aku membutuhkanmu, pasti akan mencarimu!”

Selesai bicara, aku pergi meninggalkan bibi reza, masuk kedalam mobil toba, memintanya mengantarku ke bar claura, dari jauh melihat bar tersebut, aku merasa seluruh tubuhku dipenuhi dengan api, sisa dua hari, bar ini akan dibuka, tapi, aku akan membuat pembukaan bisnis, akan menjadi hari penutupan bisnis!

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu