Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 168 Aku Menginginkan Segalanya

Aku tidak menyangka, yang awalnya aku yang mengendalikan seluruh situasinya, tetapi akhirnya Johan berbalik menjadi jendral perangnya.

Dingo menerkam pria tua itu, dan Sulistio mendorongnya menjauh, aku mundur beberapa langkah, seluruh tubuhku berkeringat dingin dan aku terengah-engah.

Aku pikir pria tua itu akan digigit dan diseret oleh Dingo. Tidak disangka Legy yang berdiri tidak jauh, tiba-tiba menerkam Dingo dan ia memegang tali di tangannya. Dia menyeretnya dengan keras, dan leher Dingo tercekik erat.

Dasar orang yang tidak berpendirian!

Aku berteriak "Dingo" Tepat ketika aku ingin bergegas kesana, Sulistio mendorong ku dan menyuruh ku pergi. Pada saat yang sama, pria tua itu memegang pisau dan bergerak maju ke arahku. Dia meninju dagu Sulistio, lalu menendang perut bagian bawahnya lalu menjatuhkannya ke bawah.

Begitu Sulistio terjatuh, pria tua itu berlari menuju ke arahku. Aku bergegas menghindarinya. Pisau di tangannya melewati pipiku dan membuat tanda di dinding. Aku mengambil kesempatan untuk meninju wajahnya, dan ia menghindarinya, aku melepaskan tinjuku, dan menaburkan banyak kapur api, kapur api itu langsung masuk ke mata pria tua itu. Dia bergegas menutup matanya, dan melangkah mundur beberapa langkah, aku bergegas berlari ke mobil, Aiko belum keluar, pasti terjadi sesuatu padanya, aku harus menyelamatkannya!

Kakiku tersandung, aku bergegas maju ke depan sesegera mungkin, aku jatuh ke tanah, dan kemudian, pria tua itu datang menuju ke arahku dengan memeganga pisau. Ketika pisau itu hendak menusuk ke dalam bagian jantungku, segera, sebuah lengan memblokir didepanku, Nody datang. Aku hanya melihat Nody sambil merokok, wajahnya yang tampan terlihat kesakitan, lengannya ditusuk, dia bahkan tidak mengerutkan keningnya sedikitpun, tangannya yang lain memegang batu bata dan langsung memukulkannya ke kepala pria tua itu.

Pria tua itu awalnya ingin sedikit mundur ke belakang, tidak disangka Sulistio sudah mengambil batu bata dan menunggunya di sana, ia memukul bagian belakang kepalanya dengan batu bata. Tubuh pria tua itu tidak stabil, ketika ia baru saja ingin berbalik untuk menyerang Sulistio, Nody memukul kepalanya lagi. Pria tua itu terbaring di tanah, Nody dan Sulistio masing-masing memegang batu bata dan memukulnya bersama, dan keduanya dengan gembira berkata: "Berhasil."

Melihat adegan ini, aku menjadi lega, lalu bergegas bangkit dan maju menuju mobil. Ketika aku melewati sisi Legy, aku menendangnya dan ia terjatuh ke tanah, kemudian Dingo seperti sudah gila, ia langsung datang menerkamnya dengan gila. Segera, teriakan Legy langsung memenuhi seluruh jalan, Sulistio langsung berjalan mendekat untuk menutupi mulutnya.

Aku mencibir dan bergegas datang ke mobil. Pada saat ini, pintu ditendang oleh Aiko, aku meihat darah merah di lehernya, aku memanggilnya dengan gugup "Kakak" dan bertanya kepadanya apakah dia baik-baik saja? Dia menggelengkan kepalanya dan melirik ke belakang, aku mengikuti pandangan matanya dan melihat Johan terbaring di sana seperti anjing mati, ia berlumuran darah.

Aku menghela napas. Tampaknya darah ditubuh Aiko adalah darahnya. Aku melirik ke dalam mobil dan tidak menemukan sesuatu yang abnormal di dalamnya, memikirkan Aiko sudah begitu lama berada didalam, aku curiga apakah Johan sampai mati pun tidak ingin melepaskannya, pria ini, bahkan jika ia mempertaruhkan nyawanya dia pun sangat ingin membunuhku? Apakah dia begitu membenciku?

Aiko berbalik dan berkata dengan datar: "Ayo pergi."

Aku mengangguk, aku mendengar suara tawa yang rendah, aku memandang ke Johan, dan melihatnya terbaring di sana, darah dimana-mana, tetapi ia masih saja tertawa, aku mengakui senyuman seperti itu sangat menakutkan. Aku bertanya kepadanya apa yang dia tertawakan? Dia berkata dengan suara serak: "Aiko, apakah kamu tahu bagaimana aku melewati hari-hariku saat aku tidak dapat menemukanmu di satu tahun terakhir ini? Aku telah mencarimu ke semua kota, aku datang ke Beijing yang ramai, dan aku juga pernah mengunjungi desa pegunungan yang paling terpencil. Aku sudah pergi ke semua tempat yang mungkin akan kamu kunjungi, dan akhirnya aku menyerah, aku pikir kamu benar-benar sudah tiada, kemudian aku mulai menghabiskan waktuku hanya dengan bermabuk-mabukkan, aku takut ketika aku terbangun, aku takut akan berita kematianmu, aku sangat mencintaimu, tetapi kamu? Kenapa kamu begitu kejam! "

Aiko sedikit mengerutkan keningnya. Dia tetap bersikeras, melihat seorang pria berkorban begitu banyak demi dirinya, dia pasti agak tergugah. Dia menghela napas dan berkata dengan datar: "Kamu sudah salah mencintai orang, aku salah, tetapi kamu juga sudah salah. "

Johan terkejut. Kedua tangannya memukul ke kursi kulit, dia menatapku dan bertanya: "Kamu tidak mencintaiku, apakah kamu mencintainya?"

Jantungku berdegup kencang, aku menatap Aiko dengan gugup, karena aku sangat ingin mendengarkannya menjawab pertanyaan itu sendiri, walaupun aku sudah pernah ditolak olehnya.

Aiko menarik napas dalam-dalam dan melihat ke kejauhan. Dia berkata: "Aku tidak berencana untuk jatuh cinta pada siapa pun lagi. Alwi hanyalah keluargaku. Aku tidak punya perasaan lain padanya. Dia juga mencintai orang lain . "

Mendengar ini, aku merasa sangat kekecewaan, aku memandangnya. Dia tidak menatapku, ia berkata dengan sedih: "Menciintai seseorang terlalu lelah, aku tidak akan memberikan diriku kesempatan untuk lelah lagi, Johan, kamu sangat baik, ada banyak gadis yang menyukaimu, jangan membuang-buang waktu dan energimu untukku lagi. Aku tidak layak. "

Dia pergi setelah mengatakannya, aku melirik ke Johan, berbalik lalu pergi, tetapi dia memintaku untuk menunggu sebentar.

Aku menoleh dan melihatnya, dia menatapku, berjuang untuk bangkit, bersandar dan berkata: "Beri aku sebatang rokok."

Nody dan Sulistio berdiri di belakangku dan mengingatkanku untuk berhati-hati, aku menggelengkan kepalaku dan berkata itu akan baik-baik saja. Lalu aku memberi Johan sebatang rokok, dan memberinya korek api. Dia menghisap rokoknya dalam-dalam dan memandangku dengan mata sipitnya. Tatapan matanya terlihat ejekan yang dingin, dia berkata: "Sebenarnya, kamu lebih kasihan daripada aku."

Aku tidak mengatakan apa-apa, dia berkata: "Setidaknya dia sudah jelas tidak memberiku harapan, dia sangat baik padamu, tetapi apa yang akan kamu lakukan? Kamu selalu berpikir kamu bisa mendapatkannya, tetapi kamu tidak akan pernah mendapatkannya, karena selalu ada orang lain di hatinya, itu adalah lonjakan yang mengakar di hatinya. Kamu tidak bisa menariknya keluar, aku juga tidak bisa menariknya keluar. "

Kata-kata ini menusuk hatiku, dan hatiku merasa sangat sakit, tetapi aku masih berpura-pura tidak peduli dan berkata: "Tetapi dia berada disisiku, itu sudah cukup."

Johan mencibir, menatapku dan berkata: "Cukup? Kita adalah pria, cukup atau tidak, kamu dan aku tahu betul akan itu."

Di matanya yang sinis, aku merasakan seperti dipermalukan, Aku mengertakkan gigiku, menatapnya dan berkata: "Apakah kamu sudah cukup mengatakannya? Aku akan pergi jika kamu sudah cukup mengatakannya."

Johan menghisap rokoknya dan berkata dengan enteng: "Orang yang bekerja sama denganku adalah bos di belakang Felicia. Aku tidak tahu latar belakangnya secara spesifik. Aku hanya tahu bahwa ia tampaknya mengetahui banyak hal. Kerja sama kali ini, ia yang berinisiatif sendiri untuk mendatangiku. Dia mengatakan jika aku membantunya mendapatkan anjingmu, ia akan membantuku, ia akan menyuruh orang-orang yang lebih kuat untuk berurusan denganmu. "

Aku tidak pernah berpikir untuk bekerja sama dengan Johan. Jika itu adalah 'Bos' di belakang Felicia. Pria ini benar-benar tidak akan pernah melepaskanku. Tampaknya kedatangan Felicia kali ini hanya untuk membantu Johan. Aku berpikir, jika aku tidak menemukan alat pendengaran itu, jika malam ini aku pergi ke Bar benz dan terus bersama dengan Felicia, apa yang akan terjadi!

Jika begitu, segala gerak-gerikku mungkin akan berada dalam genggaman Johan, bahkan jika Nody berjanji untuk membantuku. Aku pasti akan tidak akan bisa membalikkan situasi apapun malam ini.

Memikirkan hal ini, aku merasa punggungku berkeringat dingin seketika, hanya kurang sedikit, hanya sedikit saja, aku mungkin akan berada dalam situasi yang sangat bahaya. Aku pikir, "Bos" itu sudah tahu rahasia antara Dingo dan ayahku. Dia ingin mengekspos Dingo dan kemudian mengundang musuh ayahku untuk berurusan denganku. Aku pikir musuh ini pasti sangat kuat, ia adalah tipe orang yang bisa membuatku tidak akan pernah bisa bangkit lagi. Pada saat itu tiba, orang di belakangku pasti akan muncul untuk menyelamatkanku, kemudian bos itu bisa mendapatkan apa yang diinginkannya.

Ini benar-benar strategi yang bagus. Bahkan walaupun tidak berhasil, ketika aku memikirkannya aku tetap saja merasa takut.

Aku bertanya: "Dengan kemampuanmu, kamu masih perlu mengandalkan orang lain untuk berurusan denganku? Jujur saja, ini tidak seperti egomu."

Johan tersenyum dingin dan berkata: "Aku hanya ingin melihatmu jatuh ke dalam bahaya yang sangat besar dan tidak bisa bangkit lagi, dan kemudian mengulurkan tangan untuk membantumu, sehingga wanita berhati besi itu bisa tersentuh. Tidak perlu menikah denganku, setidaknya ia tidak lagi menjauh dariku. "

Setelah mendengar ini, aku benar-benar tertegun. Aku melihati Johan. Pada saat ini, wajah tampannya yang berlumuran darah terlihat sangat menyedihkan. Aku sangat ingin memarahinya orang gila, tetapi pada saat yang sama aku juga sedikit mengaguminya. Karena cintanya yang begitu mendalam pada Aiko, bahkan aku yang menjadi musuhnya pun tersentuh, tetapi aku tidak akan bersimpati padanya, karena jika cinta itu dipaksa itu bukan cinta murni.

Aku berterima kasih kepadanya karena ia sudah mau memberitahuku hal ini, aku berbalik dan berjalan pergi. Johan berkata: "Aku tidak akan menyerah. Jika dia tidak mencintaiku, aku akan membuatnya membenciku. Jadi lain kali, aku tidak akan memberikanmu memiliki kesempatan untuk bangkit, Alwi, lain kali, aku ingin kamu mati. Nyawamu dan Aiko, aku menginginkan keduanya. "

Orang gila!

Aku menoleh untuk menatapnya dan berkata dengan sombong: "Kalau begitu berjuanglah, jangan mudah menyerah, aku beritahu kamu, kamu tidak bisa mengambil nyawaku, kakakku, dia juga hanya akan menjadi milikku."

Setelah mengatakan itu, aku pergi dengan cepat.

Aiko memiliki duri di dalam hatinya? Tarik saja itu keluar, kalau tidak keluarkan sepotong daging, walaupun mengeluarkan sedikit darah, itu tidak akan menjadi masalah, aku akan menemaninya menahan rasa sakit itu, setelah rasa sakitnya menghilang, aku akan memberinya semua rasa manis.

Aku akan membiarkan semua orang yang melihatnya tahu bahwa walaupun aku tidak memiliki asal-usul yang mulia dan pendidikan yang tinggi seperti mereka, tetapi aku yang berjuang keluar dari lumpur juga dapat memelihara bunga yang sangat indah.

Tidak ada seorangpun yang bisa selain aku!

Ketika aku melewati sisi Legy, dia tersentak dan memohonku untuk menyelamatkannya, sementara Dingo menatapnya dengan tatapan mata sinis, ia mengunyah sepotong daging di mulutnya, dan darah mengalir dari giginya yang tajam.

Aku memandangi Legy. Pada saat ini, kedua kakinya telah digigit dan darahnya terus mengalir, tidak hanya daging, bahkan beberapa tulang pun patah di gigit olehnya.

Melihat adegan ini, aku merasa ngeri, ini adalah kedua kalinya aku melihat Dingo menjadi gila.Tentu saja, tindakan Legy sebelumnya benar-benar membuatnya marah.

Sulistio menutup matanya dan berkata: "Kak Alwi, anjingmu ini benar-benar galak."

Aku mengelus-ngelus Dingo, Dingo tiba-tiba menoleh dan melirikku, ia membuatku kaget, tetapi dengan cepat ia menciumku, sepertinya ia telah kembali ke keadaan semulanya. Aku menyentuh kepalanya dengan penuh cinta dan berkata sambil tersenyum: "Dingo, jangan menjilatku, tubuhmu sangat bau."

Lalu, aku membawa Dingo, Sulistio dan Nody masuk ke mobil, Nody terluka, jadi aku menyuruh Sulistio untuk mengemudikan mobil.

Melihat lengan Nody yang berdarah, aku teringat ketika dia menyelamatkanku, aku berkata: "Nody, terima kasih untuk hari ini."

Nody tertawa dan berkata: "Bos Alwi, tidak perlu berterima kasih."

Aku tersenyum dan berkata: "Jangan panggil aku 'Bos Alwi', panggil saja namaku. Yang kamu katakan itu benar, tidak perlu berterima kasih, katakan saja padaku apa yang kamu inginkan."

Nody berkata sambil tersenyum: "Baiklah aku akan mengatakannya, permintaanku sangat sederhana, yaitu, aku ingin menjadi" pengawalmu."

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu