Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 593 dengan sekali tusuk, Maka Kita Setara

Aku tidak akan melepaskan kesempatan untuk memperkuat kekuatanku. Karena aku sudah berjalan begitu banyak rintangan, aku pun memahami sebuah kebenaran yang dalam, yaitu jika kita ingin menunjukkan nama kita di bawah tanah, terutama jika kita tidak membiarkan atasan berani mencari masalah kami dengan mudah, maka latar belakangnya sangat penting. Kekuatan bersenjata juga sangat penting, kekuatan bos rahasia yang berada di bawah tanah sangat ganas, makanya para atasan baru saksama melakukan penyelidikan untuk menghadapi dia.

Seakan tahu apa yang sedang kupikirkan, Nody mereka orang pun tidak lagi menghalangiku. Aku pun berkata kepada Sulistio, ”Oh iya, Sulistio, sebelumnya aku membiarkanmu memberiku segerombolan orang untuk melatihku. Segerombolan orang ini sekarang sedang mengikuti si Alwi palsu. Apakah Widya masih mengikuti Dony Yun?”

Sulistio pun berbatuk kering dan dengan sangat muram berkata, “Aku sangat malu mengatakannya, tapi ada sebuah pepatah bilang saat gunung itu jatuh, maka orang-orang yang bergantung padanya akan bubar. Awalnya aku dan Nody telah diusir keluar dari Nanjin. Dalam posisi yang ketat ini, semua segerombolan saudara menetap dengan hidup menyedihkan di Nanjin. Mereka yang lebih pintar dan lebih berakal tentu saja akan ikut bersama si Alwi palsu. Hanya dua puluh prajurit veteran yang dipilih dengan cermat, kabur ke suatu tempat untuk berlindung di Hangzhou karena mereka sangat setia pada Nody. Namun, sejauh yang kutahui, setelah si Alwi palsu pergi ke Beijing, orang-orang bertunduk dan mengucapkan sumpah setia untuk menjadi anak buah Widya. "

Nody dengan lembut berkata, “Widya ini lumayan ada kemampuannya. Dalam waktu yang singkat, dia bisa membangun hubungan dengan semua orang atasan dan bawahan di Nanjin. Dia bisa membuat beberapa ketua untuk tidak mempedulikan pertarungan kekuatan bawah tanah di Nanjin, bahkan mereka tidak rela membantu Dony Yun dan dari awal hingga akhir tetap bersikap netral. Selain itu, beberapa anak buah Alwi palsu yang sebelumnya itu, malah sekarang sangat taat kepadanya seperti anak anjing yang sangat jinak.

Dony Yun mendengus dengan dingin dan berkata, “Masih merasa tidak mudah untuk mengendalikan seseorang? Selama bisa mendapatkan kelemahan orang itu, menggunakan kelemahan ini untuk mengancamnya dan memberikannya kehidupan yang manis lagi, tentu saja dia akan rela menjualkan jiwanya untukmu. Widya dengan sederhana menggunakan cara ini. Semua kelemahan anak buahnya pasti berada di tangan dia. Kalau bukan nyawa keluarganya, maka berbagai bukti catatan criminal. Maupun itu orang atasan atau bawahan, pasti telah diancam olehnya, sehingga semua orang tentu saja harus taat mendengarkannya.”

Sulistio berkata, “Jika bukan karena kamu, Dony Yun, dengan beberapa ketua disini yang meliputi keuntungan, mungkin sekali mereka juga akan menghadapimu.”

Dony Yun menyetujuinya dan menggangguk kepalanya sambil berkata, “Makanya mereka masih bisa bersikap netral sudah merupakan masalah yang tidak mudah untuk dilakukan.”

Aku dengan lembut berkata, “Beberapa ketua ini masih bersikap netral. Dilihat dari sekarang, ini bukanlah hal yang merugikan bagi kita, jadi kita tidak perlu mempedulikan mereka. Pada saat itu tiba, beberapa saudara itu harus memikirkan cara agar mereka berubah menjadi ke sisi kita.”

Beberapa orang Dony Yun mengerutkan alis mereka. Sulistio pun berkata, “Kak Alwi, mereka sudah mengkhianati kita. Untuk apa kamu masih memperlukan mereka lagi?”

Aku menggelengkan kepalaku dan berkata, “Ini tidak termasuk dikhianati. Mereka hanyalah prajurit yang telah putus harapan, jadi mereka juga tidak memiliki pilihan lain, bukan? Bagi mereka, siapa yang menjadi rajanya tidak bisa disalahkan, asalkan mereka dapat hidup dengan stabil sudah cukup. Makanya, jika mereka tahu bahwa diantara aku dan Widya, aku yang lebih memiliki kekuatan yang besar, hatinya mereka pun juga akan berpihak kepada kita.”

Prajurit pada pertempuran zaman sebelumnya, masih tidak bisa mengalahkan para prajurit buron. Apalagi dengan orang-orang di bawah kekuasaanku ini, dimana kebanyakan dari mereka adalah campuran dari orang preman. Mereka tidak memiliki kepercayaan, sebuah kelompok yang tidak memiliki kepercayaan, sehingga dengan mudah ‘kehilangan semangat juang sebagai seorang prajurit’. Ini juga sangat normal.

Setelah berhenti sejenak, aku berkata, “Tentu saja, jika mereka pada kali ini bertunduk dan mengucapkan sumpah setia denganku, aku akan membesarkan mereka dan mendirikan kepercayaan mereka. Selain dari ini, keuntungan adalah sesuatu yang dapat mengendalikan mereka. Selama mereka memiliki keuntungan yang cukup, maka itu bisa menambatkan hati mereka.”

Dony Yun bertanya kepadaku apa yang sudah kupersiapkan untuk menghadapi Widya. Aku pun langsung memberitahukan rencanaku kepadanya. Aku bilang bahwa aku akan membiarkan Nody memilih dua puluh prajurit veterannya. Orang-orang ini dulunya pernah bertanggung jawab atas masing-masing anak buah itu, dan seharusnya sangat mengenal dengan orang yang bertanggung jawab dengan organisai yang saat ini itu. Biarkan mereka bertemu dengan orang-orang ini secara terpisah, saling menanyakan situasi musuhnya dan melihat seberapa banyak keuntungan yang diberikan Widya kepada mereka. Kemudian memancing mereka dengan keuntungan yang lebih tinggi. Pada waktu bersamaan, meminta orang untuk membantu memecahkan ancaman yang diberikan Widya kepada mereka, supaya mereka tidak akan sedikitpun merasa takut untuk balik kembali.

Jika ada yang bersedia untuk menggantikan sisi mereka, langsung biarkan mereka bersiap untuk berpindah dari sisinya Widya. Widya adalah orang yang sangat ambisius dan bangga. Jika dia tahu bahwa anak buahnya yang setia bagaikan anjing ini, malah mengkhianati dirinya, dia kemungkinan akan sangat marah. Ini adalah langkah pertamaku untuk menghancurkan hambatan psikologisnya. Mengenai yang kedua, yaitu membiarkan Dony Yun berurusan sebentar dengan keluarga Yang.

Walaupun situasi keluarga Yang sudah menurun, tetapi selain Nichkhun, orang keluarga Yang yang lainnya masih hidup dengan baik. Orang tuanya Nichkhun, sekarang diperkirakan hidup dengan sangat nyaman. Bagaimanapun juga, widya telah kembali kan. Aku ingin menggunakan keluarga Yang untuk menghadapi Widya, biar dia bisa merasakan perasaan dikhianati.

Kemungkinan ada orang akan merasa bahwa caraku kepada Widya sangat kejam dan sinis, tetapi tidak ada yang lebih jelas dibandingku. Jika bukan menghancurkan Widya melalui masalah psikologi, maka wanita ini untuk kedepannya akan membawakan banyak masalah kepadaku. Tentu saja jika membunuhnya, maka masalah untuk kedepannya akan diselesaikan. Tapi aku masih berharap dia dapat membantuku mencocokkan hubunganku dengan segerombolan orang ahli itu. Selain itu, aku juga tidak ingin membunuhnya.

Bagaimanapun juga, mau seberapa kejinya Widya, dia juga seorang gadis yang turut dikasihani. Sebelum pisaunya akan menusuk hatiku, aku masih tidak ingin membunuhnya. Kemungkinan ini adalah kebaikan hati yang bodoh, tetapi itu adalah pilihanku.

Dony Yun mereka orang juga mengetahui kepribadianku, makanya saat mereka tahu aku ingin melepaskan Widya, bahkan mengampuni kesalahannya dan membiarkannya untuk tetap disisiku, mereka pun tidak memperingatiku. Aku merasa sangat berterima kasih atas pengertian dan kedukungan mereka mengenai bagian yang satu ini.

Setelah selesai membicarakan rencananya, aku pun bersiap-siap untuk pergi beristirahat. Pada saat ini, ponselnya Dony Yun bordering. Setelah dia mengangkat ponselnya, dia dengan pandangan aneh menatapku. Aku pun bertanya kepadanya ada apa. Setelah dia mematikan ponselnya, dia berkata, “Ada yang sedang mencarimu dibawah.”

Aku sedikit tidak menduganya. Di dalam benakku seketika muncul gambaran seseorang, yaitu Mawar. Mawar telah mengetahui begitu banyak kebenarannya, apalagi dia tahu bahwa aku adalah Alwi. Pastinya dia akan berlari kemari dan mengirimkan ekspedisi hukumannya. Selain itu, dia seharusnya sampai sekarang masih tidak mengetahui keberadaannya Claura. Dia pasti berharap bisa mendapatkan informasi mengenai Claura dariku.

Saat memikirkannya hingga disini, aku berkata, “Aku akan kebawah menjumpainya. Kalian tunggu aku sebentar disini.”

Dony Yun dengan lembut berkata, “Tidak perlu. Aku sudah meminta Leo untuk membawanya keatas. Tubuhmu sekarang tidak baik dan hari ini dan hari ini lagi-lagi menghabiskan begitu banyak pemikiranmu. Kamu seharusnya beristirahat, membiarkannya datang kemari juga sama saja.”

Aku pun mengangguk kepalaku. Tidak lama kemudian, dari luar terdengar suara ketok pintu. Sulistio pun bangkit berdiri dan pergi membuka pintunya, lalu aku melihat Mawar berjalan masuk kemari. Kali ini dia sudah menggantikan cheongsamnya yang terdapat darah menjadi pakaian yang terdapat sedikit kesan tiongkoknya. Bahkan saat dia sudah menua, dia malah juga memiliki postur yang anggun dan sangat menawan.

Aku perlahan-lahan bangkit berdiri, menghadap ke dia yang memiliki wajah yang bermartabat dan berkata, “Bibi Mawar”. Dia seketika menjadi bergairah, menerobos kemari dan memukulku. Saat Dony Yun ingin menghentikannya, aku memintanya untuk terdiam. Dengan begitu, Mawar tanpa ada halangan datang ke depanku, mengangkat tangannya dan menamparku. Nody mereka orang seketika menjadi marah, tapi hanya karena aku, siapapun juga tidak kehilangan amarah mereka.

Tenaga tamparan ini sangat kuat. Aku pun merasakan seakan benakku sedang berdengung-dengung. Dia melihatku dan berkata, “Aku akan menanyakanmu satu kalimat. Awalnya kamu, sebagai identitas Reino muncul dihadapanku dan berkata kepadaku bahwa kamu akan baik-baik menjaga Claura. Apakah kamu masih mengingatnya?”

Aku mengangguk kepalaku dan Mawar dengan amarah berkata, “Jadi kamu masih… kamu masih mengkhianati dia. Apakah kamu masih bisa disebutkan sebagai manusia? Kamu jelas-jelas tahu bahwa Claura sangat mencintaimu. Dia memilih untuk terus bersamamu dan pastinya melakukan perjuangan mental yang begitu menderita. Tapi kenapa kamu masih menipunya dan melukainya?”

Sulistio pun tidak dapat mendengarkannya lagi dan dengan tidak segan berkata, “Ibu Mawar, tolong ya, apakah kak Alwi-ku harus menyukai putrimu karena putrimu baik dengan kak Alwi-ku? Jika perasaan bisa didapatkan dengan begini, maka bukankah aku akan menjadi raja yang mempunyai tiga ribu selir cantik?”

Aku meminta Sulistio untuk tidak berkata dan berkata kepada Mawar, “Bibi Mawar, aku dapat mempahami perasaanmu sebagai seorang ibu, tapi aku sama sekali tidak berhutang kepada Claura. Maupun itu dalam perasaan atau dalam pihak yang lainnya.”

Ketika mengatakannya, aku pun menutupi wajahku dan dengan suara rendah berkata, “Karenanya, wajahku hancur. Karenanya, aku hanya bisa melihat dengan mataku bahwa saudaraku menderita. Juga karena dia, membiarkan wanita yang kusayangin hanya terbaring disana sampai sekarang ini. Setiap hari meminum obat yang pahit, dan merasa diriku semakin menjauh. Aku hanya bisa dengan pahit berpikir, perlakuanku terhadap Claura, sama sekali tidak sebanding dengan perlakuannya yang begitu kejam kepadaku.”

Air mata Mawar bercucuran dengan deras kebawah. Dia pun menundukkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa. Dia sebenarnya adalah orang yang berpikir logis. Pukulannya yang barusan itu, juga hanya karena seketika dia tidak dapat menahan amarahnya. Bagaimanapun juga, bahkan ibuku yang seperti itu, juga akan membuat kehilangan akalnya karena putranya. Apalagi dengan dirinya, bukan?

Aku membiarkan Sulistio untuk membuatkan teh kepada Mawar dan membiarkan Nody mereka orang untuk sementara menjauhkan diri. Aku pun mengundang Mawar untuk duduk. Setelah dia duduk, Sulistio menaruh tehnya dan juga untuk sementara menjauhkan diri. Di dalam ruang tamu hanya tersisa dua orang, saling melihat dan terdiam. Mawar pun masih sedang menangis. Aku pun menghela napas dan memberitahukan semua masalah yang terjadi antara aku dengan Claura. Aku tahu bahwa ini sungguh kejam baginya, tapi aku lebih tahu jika aku tidak mengatakannya dan jika dia suatu hari terjebak ke dalam perselisihannya Claura, seperti pada malam ini, dia bahkan tidak akan ada sedikit persiapan untuk menyelamatkan dirinya.

Setelah aku berpanjang-lebar mengatakan semua masalahku dengan Claura, Mawar pun dengan pahit berkata, “Aku dari awal sudah menebak bahwa gadis itu tersesat, tapi aku tidak menyangka bahwa semakin dia berjalan, semakin jauh dirinya. Semakin lama dia berjalan, semakin bengkok jalannya. Dan sekarang kemungkinan dia tidak akan kembali. Mau bagaimanapun juga tidak akan mengubah gugatannya.”

Aku berkata, “Aku dengan dia pada titik ini hanya tersisa dendam yang dalam. Jika bibi Mawar bersedia, aku masih bisa memperlakukan bibi Mawar seperti dengan yang sebelumnya. Jika kamu tidak bersedia, mari kita saling menjadi orang asing, juga menghematkan tenagaku untuk merasa tidak enak denganmu.”

Mawar perlahan-lahan menaikkan matanya. Dia dengan pandangan bingung menatapku dan berkata, “Semenjak setelah kepergiannya ayah Claura, aku selalu memegang teguh hati dan kepercayaanku, sampai… sampai…”

Dia menggigit bibirnya, menghapuskan air matanya dan berkata, “Kemunculanmu, adalah bencana bagi kami. Jika pada saat itu aku menyetujui permintaan Claura dan membiarkan kalian berdua bercerai, maka semuanya ini tidak akan terjadi. Semua salahku…salahku…”

Mulutnya Mawar berkali-kali mengatakan “semua salahku”. Aku perlahan-lahan bangkit berdiri, dengan dungu menghadap keluar dan berkata, “Bibi Mawar, karena Widya bisa melakukannya kepadamu, ada kemungkinan bahwa orang lain juga akan melakukannya kepadamu. Kamu harus berhati-hati.”

Mawar menggelengkan kepalanya, tersenyum dan berkata, “Tidak perlu… tidak perlu berhati-hati.”

Aku melihat rautnya aneh, sehingga hatiku merasa sangat tidak tenang. Setelah Mawar keluar, aku juga juga dengan langkah cepat mengikutinya. Hasilnya, aku melihat Mawar sama sekali tidak menghadap ke arah lift sama, melainkan berjalan mengarah ke jendela. Dia dengan cepat membuka jendela tersebut dan akan naik ke ambang jendela untuk meloncat kebawah. Aku pun segera berlari kesana dan dengan kuat memeluk dari belakangnya untuk menahannya dan menderu, “Kamu gila, ya!”

Sampai sekarang aku selalu berhati-hati dengan tindakanku. Sekali menggunakan tenaga, awalnya kukira tubuhku sudah lumayan membaik, malah mulai merasa kesakitannya. Mawar dengan amarah berjuang untuk melepaskan dirinya dari rangkulanku dan berkata, “Suamiku sudah meninggal, putriku sudah menjadi begitu, aku gimana bisa punya muka untuk hidup, hah?”

“Jika dari awal aku tahu kamu begitu rapuh, aku sama sekali tidak akan memberitahukan semuanya ini kepadamu! Mawar, apakah kamu ingin menggunakan cara ini sebagai pembalasannya kepadaku, supaya aku merasa bersalah dan tidak tenang seumur hidup!” aku dengan marah menderu.

Ketika Dony Yun mereka orang mendengar suara, mereka pun bergegas kemari. Disaat Dony Yun meneriaki namaku dan aku menoleh wajahku, Mawar tiba-tiba membalikkan badannya dengan sebuah pisau kecil yang digenggam di tangannya. Dia pun menikam pisau ini mengarahku. Pada saat ini, aku jelas-jelas bisa menghindarinya, tapi aku menoleh kembali kepalaku dan menatapnya. Aku membuka mataku selebar-lebarnya dan melihat dia menggoreskan wajahku dengan pisau kecil ini.

Tapi aku dapat dengan jelas melihat bahwa dia awalnya ingin menusuk pisau kecil ini ke tenggorokanku.

Darahku pun sembur keluar. Dan wajahku merasa kesakitan yang tidak ada hentinya. Mawar pun melemparkan pisau kecilnya, aku melepaskan pelukanku. Dia pun mendorongku, terhuyung-huyung ke belakang dan jatuh di lanti, menutup wajahnya dan menangis. Dia sambil menangis, sambil bertanya mengapa aku tidak menghindarinya.

Aku menghadap kearahnya dan berkata, “Jika pisau ini dapat menggoreskan kebencian diantara kita dan dapat membuatmu merasa sedikit tenang, bibi Mawar, aku pun akan menerimanya.”

Mawar pun menangis dan merasa hatinya semakin sakit. Sulistio tidak hentinya merasakan amarah dan berkata, “Wanita ini, aku…aku sangat ingin menghajarmu!”

Dony Yun dengan suara rendah berkata, “Cepat panggil orang kemari untuk mengurusi luka ini. Luka ini sangat dalam dan bisa meninggalkan bekas luka.”

Monica dengan jengkel menunjuk Mawar dan berkata, “Putrimu sudah menghancurkan wajah Alwi dan kamu juga ingin mempelajarinya? Tidak heran ibu dan anaknya sama saja!”

“Monica!” Aku dengan suara rendah mengkritiknya, “Jangan bicara sembarangan. Biarkan dia pergi.”

Mawar mengangkat kepalanya dan melihat menghadapku. Dia dengan suara rendah berkata, “Apakah kamu tidak takut bahwa pisau ini bisa mengambil nyawamu?”

“Aku tidak takut.” Aku pun berterus-terang berkata, “Karena aku tahu bahwa kamu tidak akan menginginkan nyawaku.”

Sebenarnya semenjak aku memeluk Mawar dari belakang, aku sudah merasakan bahwa dalam lengannya terdapat sesuatu. Aku tidak membongkarkannya hanya karena aku tahu hanya dengan menggoresku, dia baru bisa melepaskan perasaan yang membebaninya dan baru bisa lanjut untuk hidup. Dan melalui pisau ini, kami pun barulah menjadi setara.

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu