Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 547 Pertama

Niatku untuk membunuh ‘Alwi’ palsu semakin kuat sejak niat itu muncul dan sama sekali tidak pernah berkurang. Sekarang niat itu semakin kukuh, sehingga aku ingat cepat-cepat untuk membunuh orang itu.

Mungkin karena niatku sangat berat, Pamanku dengan tak berdaya berkata, “Kalau Ibumu tahu kalian berdua saling menyakiti, pasti sangat sedih.”

Hatiku seketika sakit dan aku berkata, “Jadi aku akan membunuhnya dan beberapa orang yang mengetahuinya sebelum Ibuku mengetahui yang sebenarnya.”

Setelah itu aku menoleh kearah Pamanku yang penuh pikiran dan bertanya, “Oh iya, Paman. Kalau kamu tahu begitu banyak hal, berarti kamu juga tahu kondisi Jessi dan Govy. Apakah kamu boleh memberitahuku bagaimana dengan kondisi mereka? Dan juga, apakaha bukti-bukti aku sebagai ‘pengkhianat’ mudah dihilangkan?”

Pamanku menggelengkan kepalanya. “Tidak mudah, tapi bagaimanapun, kita akan mencoba, agar dirimu tidak menerima ketidakadilan begitu saja. Tapi kalau Ibumu ketahuan dirinya yang melakukan ini oleh atasan, kemungkinan Ibumu tidak akan pernah keluar lagi dari Institusi Penemuan.”

Mendengar ini, aku langsung mengatakan, “Tidak perlu diperiksa lagi.”

Pamanku terkejut, lalu ia bertanya, “Apakah kamu ingin menanggung masalah itu? Apakah kamu tahu kalau itu akan menjadi sejarah terburuk dalam kehidupanmu?”

Aku menggelengkan kepalaku. “Apakah lima sejarah buruk yang ditanggungku kurang dikit? Bahkan tambah satu lagi, aku juga tidak merasa kelebihan, yang penting Ibuku baik-baik saja.”

Pamanku tidak sangka aku bisa mengatakan kata-kata yang seperti itu. Ia terdiam sesaat, lalu tersenyum dengan senang. Meskipun ia hanya tersenyum pelan, tapi ekspresinya menunjukkan terharu. Ia berkata kepadaku, “Kamu persis sekali dengan Ayahmu. Kupikir ia akan bangga karena memiliki anak seperti dirimu.”

Mengungkit Ayahku, aku menjadi sedih dan berkata, “Aku tidak berharap ia akan bangga karena diriku. Aku hanya berharap ia tidak menyalahkan diriku terlalu jahat, bahkan tidak ingin melepaskan adik sendiri.”

“Ia tidak menyalahkanmu. Kamu tenang saja, karena keputusan yang kamu lakukan pasti juga sama seperti keputusannya. Ia mencintai kalian, tapi ia lebih mencintai Ibu kalian. Kupikir di antara Adikmu dan Ibumu, ia akan memiliki Ibumu tanpa berpikir banyak.”

Aku tidak tahan tertawa setelah mendengar ucapannya. Aku tahu Ayahku sangat mencintai Ibuku dan aku sebagai anaknya, akan berusaha melindungi Ibuku, walaupun orang yang ingin melukainya itu adalah adik kandungku, juga tidak diperbolehkan.

Pamanku berkata, “Kalau sudah memutuskannya, aku juga tidak akan menganggumu. Oh iya, bukankah kamu tanya kondisi Govy dan Jessi kepadaku? Selama kamu jatuh pingsan, aku mendapat berita, bilangnya setelah tidak lama kamu pergi melaksanakan misi, Jessi dan Govy juga diberikan misi. Karena misi kali ini bersifat rahasia, jadi nomor telepon mereka berdua diberhentikan dan mereka harusnya mengganti nomor telepon baru. Lagipula masalah itu terlalu darurat, jadi mereka sama sekali tidak menghubungimu.”

Aku tak sangka mereka berdua diberikan misi lagi, hanya saja waktunya kebetulan sekali. Aku terus berpikir apakah ada orang yang sengaja mengirim Govy dan Jessi pergi, demi rencana untuk mengeluarkan diriku tanpa halangan? Hanya saja Claura pernah memberitahu kalau mereka sudah siap untuk membalas dendam terhadap Govy. Apakah misi kali ini hanya saja untuk mengalihkan perhatian orang? Atau dibelakang mengalihkan perhatian ini, adanya niat membunuh yang tersembunyi?

Hatiku menjadi tidak tenang setelah mengingat ini. Aku berkata kepada Pamanku, “Paman, aku masih ingin meminta bantuanmu.”

Pamanku mengangkat alisnya dan bercanda, “Kamu sekarang jadi sering memanggilku ‘Paman’.”

Aku sedikit canggung dan memegang hidungku. Ia berkata, “Sudahlah. Pamanmu ini tidak pelit. Katakanlah apa yang kamu perlu. Jarang sekali keponakanku meminta bantuan, jadi aku harus mengurusnya.”

Semakin dekat dengan Pamanku, aku semakin merasa Pamanku ini adalah orang yang kocak. Aku tertawa dan berkata, “Aku ingin menggunakan koneksimu untuk memeriksa dimanakah Jessi dan Govy mereka melaksanakan misi. Aku memiliki firasat buruk kalau mereka berbahaya.”

Pamanku mengerutkan dahi sambil berkata, “Kamu curiga ada orang yang ingin nyawa mereka saat mereka melaksanakan misi?”

Aku mengangguk dan bilang iya. Ia langsung berkata, “Kamu tenang saja. Mereka berdua baik kepadamu, itu berarti baik juga kepada Keluarga Wei dan Ibumu. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku akan segera menyuruh orang untuk memeriksa. Selain itu, orang kita akan segera kesana setelah mengetahu tempat mereka berada. Kamu tenang saja, mereka akan baik-baik saja.”

Aku menghembuskan nafas setelah mendengar Pamanku begitu peduli kepada Jessi dan Govy mereka berdua. Aku juga berterima kasih kepadanya. Teringat aku dulu memandangnya buruk dan juga curiga ia berniat buruk kepadaku, aku berkata, “Maafkan aku.”

Pamanku berkata, “Mengapa kamu tiba-tiba minta maaf?”

Aku teringat kecurigaanku kepadanya dan perawatannya kepadaku, serta kekaguman kepada Ayahku dan percaya kepada Ibuku dari ucapannya, itu semua membuatku merasa ia benar-benar peduli kepada keluargaku, jadi membuatku merasa malu. Aku berkata, “Karena kamu adalah orang Keluarga Wei, jadi aku memandangmu berbeda, benar-benar maaf. Dan terima kasih juga karena kamu membuatku tahu kamu peduli kepada Ibuku. Ternyata selain diriku, masih ada anggota keluarga lainnya yang peduli kepadanya.”

Mendengar kata-kataku, Pamanku memandangku senang dan berkata, “Kamu bisa mengerti diriku dan memaafkan ketidakpedulianku kepadamu, aku benar-benar senang, tapi ada satu hal yang harus kuberitahu kepadamu, yaitu tentang Kakekmu dan Ibumu yang memutuskan hubungan mereka. Kamu mungkin menyalahpahamkan masalah itu.”

Kalau dulu ia menjelaskan masalah ini, aku pasti tidak mendengarnya, karena aku hanya mementingkan akhirnya, yaitu Ibuku dikeluarkan dari Keluarga Wei. Beberapa tahun ini, ia selalu berjuang sendiri. Tapi sekarang aku dengan senang hati ingin mendengar cerita Pamanku, karena aku tiba-tiba merasa bahwa masalah ini tidak yang seperti kupikirkan begitu pasti.

Pamanku lanjut berkata setelah melihat diriku tidak menentangnya, “Aku juga pernah menceritakan sebelumnya bahwa Kakekmu sangat menyayangi Ibumu dan menganggapnya sebagai anak perempuan tercinta, lalu mereka bertengkar hingga memutuskan hubungan. Orang luar mengira Kakekmu takut terlibat masalah, jadi demi menjaga seluruh kekayaan Keluarga Wei, ia rela mengeluarkan Ibumu yang memberontak. Tapi keluarga kita semua tahu, bahwa ‘memutuskan hubungan’ antara Kakekmu dan Ibumu itu hanyalah persetujuan yang dilakukan mereka. Persetujuan ini didapatkan Ibumu setelah berlutut selama satu hari satu malam, bisa dikatakan diperolehnya untukmu.”

Aku sedikit bingung dan tercengang, lalu menyuruh Pamanku untuk menjelaskan lebih rinci. Pamanku menyuruhku untuk tidak terburu-buru. Ia mengeluarkan sebuah perekam suara dari kantongnya. Aku penasaran dengan isi didalam itu, tapi Paman tidak menyalakannya. Ia lanjut berkata, “Ayahmu saat itu adalah pemiliki kekuasaan bagian bawah terbesar di negarabini, jadi bagaimanapun ia ‘berkorban bagi negara’, berubah menjadi baik, memperoleh banyak prestasi, merelakan nyawanya untuk negara, tapi ia selalu tidak mendapat kepercayaan dari negara, jadi Ibumu inisiatif untuk memasukki pekerjaan itu dan menerima pengawasan negara. Aku ingat ia mengatakan sesuatu kepada Kakekmu sebelum pergi.”

Aku bertanya, “Apa kata Ibu?”

“Ia bilang ‘Freddy sudah melakukan banyak hal untuk membuktikan dirinya rela berkorban bagi negara, tapi atasan masih saja tidak percaya kepadanya. Ini akan menjadi masalah. Aku takut terjadinya masalah yang membahayakan, jadi aku berharap Ayah dan adik untuk memutuskan hubungan denganku, karena kalau atasan ingin menyerang Freddy, ia pasti akan menyerang pendukungnya terlebih dahulu dan Ayah lah pendukung Freddy. Jadi...aku berharap Keluarga Wei bisa memutuskan hubungan denganku. Kalau seperti ini, atasan tidak akan menyentuh Keluarga Wei dan kalau hari dimana aku khawatir itu datang, setidaknya kita berdua dan anakku masih memiliki keluarga yang bisa diandalkan.”

Pamanku berkata dengan penuh perasaan. Ia meniru nada bicara Ibuku dan matanya memerah. Tatapan matanya kosong, seperti sedang balik ke tiga puluh tahun yang lalu, ke malam hari dimana bagi dirinya sangat susah dan menyedihkan.

Saat ini, hatiku benar-benar merasa sakit. Aku tahu Ibuku adalah wanita yang sangat pintar. Ia benar-benar menyambut hari itu, hanya saja itu lebih susah dari yang ia bayangkan, karena suaminya tidak hanya mati dan juga menanggung nama ‘pengkhianat negara’ selamanya. Sedangkan demi melindungi anaknya, ia harusnya membunuh salah satunya dan mengirim salah satunya pergi.

Mataku memerah mengingat ini. Pamanku berkata dengan nada bergetar, “Setelah mengetahui kematian Ayahmu beberapa hari kemudian, Ibu tiba-tiba sulit melahirkan. Aku dn Kakekmu bersiap untuk membawanya pulang, tapi siapa sangka ia mengirim surat kepada kami, untuk menyuruh kita jangan pergi dan masih berpegang dengan kata-katanya, Keluarga Wei masih berguna. Tapi Kakakku sedang sulit melahirkan. Entah ia bisa hidup atau tidak, begitupula dengan keponakanku. Bagaimana mungkin aku tidak peduli, jadi aku tetap pergi. Untung saja aku pergi, kalau tidak kamu mungkin juga tidak bisa hidup, karena setelah aku pergi, aku baru tahu kalau ada banyak orang yang menunggu kelahirannya diluar, lalu membunuh anaknya.”

Aku hanya dapat merasa darahku mengalir berlawanan arah setelah mendengar itu. Aku berkata dengan kesal, “Siapa?”

“Siapa lagi kalau bukan atasan yang menjijikan itu, orang yang membuat Ayahmu menanggung nama buruk. Hanya ia sembunyi terlalu dalam, jadi siapapun tidak dapat menemuinya. Kalau adapun, orang-orang itu juga mati, makanya Ibumu tidak membiarkan kita pergi. Takutnya terjadi sesuatu kepadaku dan Kakekmu kalau kita datang. Malam itu, Ibumu melahirkan dua anak, satunya kamu, satunya lafi adikmu. Ia bilang orang ini sangat hebat bersembunyi, meskipun hari ini kamu tidak bisa dibunuh, tapi lain kali ia akan berusaha untuk membunuh kalian. Jadi demi orang itu tenang dan demi kamu bisa hidup, ia sendiri yang ‘mencekik’ adikmu.”

Urat di dahi Pamanku menonjol setelah mengingat ini. Ia mengepalkan tangannya. Sepertinya bagi dirinya, ini adalah ingatan yang terburuk. Ia berkata, “Saat itu tangan Ibumu terus bergetar dan menangis, lalu aku bilang biarkn aku yang melakukannya. Aku tidak ingin membiarkannya yang menyelesaikan kehidupan anaknya, tapi ia tidak mau dan bilang anak ini dilahirkan olehnya dan juga harus diakhiri olehnya, biarkan ia menanggung seluruh hasil perbuatannya. Akhirnya mungkin karena tenaga Ibumu kurang, jadi hanya membuat anak itu kehilangan nafas. Karena kita sangat sedih saat itu, jadi kita tidak periksa lagi dan ternyata ia tidak mati. Sedangkan saat itu karena ada yang ‘menolong’ Ibumu, aku tidak menetap disana dan membawamu diam-diam pergi.”

Aku tidak tahan bertanya, “Mengapa harus pergi? Atasan harusnya yang menolong Ibuku, mungkin bisa dipercaya.”

Pamanku menggelengkan kepalanya dan berkata, “Di kondisi seperti itu, siapa yang bisa dipercaya? Kita tidak bisa mempercayai siapapun.”

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu