Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1073 Meninggalkan Aku

Felicia berkata bahwa Jessi memilih untuk menerimanya.

Tiba-tiba aku membeku di sana, berpikir ada yang tidak beres dengan telingaku. Apa yang dimaksud dengan Jessi akan menerimanya? Maksud Jessi adalah, mengizinkanku untuk memiliki lebih dari satu istri, berbagi cinta dan kasih sayang, dan menikmati kebahagian dengan orang lain?

Tidak tidak, tidak, bagaimana mungkin? Jessi di mataku, adalah Jessi yang memberitahuku untuk membuat pilihan antara mereka dan dia Jessi, orang yang menyakinkanku aku akan mengerti nanti, siapa yang harus dipilih, yang tidak akan mentolerir hal ini, meskipun tidak mengatakannya, tapi Jessi sangat posesif terhadapku.

Namun, Felicia berkata, Jessi bersedia menerimanya? Bukankah ini sulit untuk dipercaya?

Pada saat ini, Felicia bernapas dengan cepat, aku berbalik dan segera memperbaiki masker oksigennya, setelah napasnya kembali normal, aku bertanya, "Kak Felicia, apa yang kamu katakan itu benar kah? "

Tatapan Felica menjadi gelap, dan dia mengangguk, menatapku sunyi dan sedih, seolah bertanya apakah aku tidak percaya padanya?

Sejujurnya aku tidak percaya, tapi aku tahu dia tidak bercanda dengan hal seperti ini. Apakah Jessi benar-benar mengizinkan aku untuk melakukan ini? Tidak tahu mengapa, ada gagasan ini, aku tidak merasa bahagia, tapi menjadi lebih berat, karena aku berpikir dengan karakter Jessi, mungkin dia bukan ingin menerima Felicia, tetapi dia ingin menyerah.

Apa yang sebenarnya terjadi yang membuatnya mengambil keputusan ini tiba-tiba?

Dengan bodohnya aku berdiri, Felicia menatapku dengan terkejut, aku takut dia khawatir. Aku menekan kepanikan di hatiku dan memandangnya dan berkata, "Kak Felicia, kamu istirahatlah yang baik. Aku mengingat masih ada beberapa hal yang harus aku bereskan, dan aku setelah selesai aku akan datang melihatmu lagi. "

Felicia mengangguk, dan tersenyum padaku. Pada saat ini, aku merasa Felicia yang menahanku, dan mengatakan dia tidak butuh status apa pun, hanya ingin bersamaku kembali.

Melihat jauh ke arah Felicia, aku dengan cepat keluar dari kamar pasien dan menelepon Jessi. Aku punya firasat, merasa dia mungkin akan meninggalkanku, sambil mendorong Herdy Deng dan Regy Yang yang datang, aku memasuki lift dengan panik, dan pada saat yang sama, sebuah pengingat datang dari ponselnya bahwa dia telah mematikan ponselnya.

Ya, Jessi tidak pernah mematikan ponselnya, apakah dia berencana mengabaikanku? Aku memikirkan hal ini, dan semakin menguatkan dugaanku, begitu pintu lift terbuka, aku bergegas keluar dari lift dan mulai melihat sekeliling. Sayangnya, mana ada bayangan Jessi?

Aku segera menelepon pamanku, dan dia segera menjawab telepon, dia tersenyum dan berkata, "Bocah busuk, bagaimana kabarmu tadi malam?"

Aku tersenyum pahit dan berkata, "Paman, aku sedang tidak ingin bercanda denganmu."

Mendengar suaraku tidak benar, dia menyingkirkan lelucon dan bertanya, "Ada apa?"

"Jessi menghilang, aku ingin meminta Anda untuk membantuku mencarinya," kataku.

Pamanku berkata dengan aneh, "Aku mendengar kakekmu (pihak ayah) berkata bahwa kamu pergi bersamanya kemarin. Mengapa kamu kehilangan dia hari ini?"

"Paman!"

"Baik, baik, aku tidak bercanda denganmu, aku akan mengirim orang untuk mencarinya, lagipula aku tahu nomor platnya, tidak sulit untuk menemukannya.

Aku menghela napas dan berkata, "Kalau begitu merepotkan paman."

Menutup telepon, aku berjalan di jalan dengan perasaan kehilangan.

Kecuali pagi hari, hampir setiap saat di Beijing sibuk. Orang-orang datang dan pergi di jalan. Beberapa pasangan saling berpegangan tangan dengan manis, berjalan sambil tertawa dan mengobrol tentang beberapa topik menarik. Beberapa paman dan bibi berjalan berdampingan tertawa dan mengobrol, berbicara tentang sayuran yang mereka beli hari ini sangat segar, dibandingkan dengan kemarin lebih murah atau lebih mahal.

Aku berdiri di sana, dan tiba-tiba ada perasaan ditinggalkan oleh seluruh dunia, aku samar-samar merasa pasti terjadi sesuatu semalam, yang membuat Jessi ingin putus denganku. Memikirkan hal ini, aku mati-matian mengingat apa yang terjadi setelah aku mabuk tadi malam, tetapi aku merasakan sakit di kepalaku. Setelah memikirkannya sebentar, aku ingat ketika aku linglung, dia tiba-tiba bertanya padaku.

Pada saat itu, aku sangat mabuk sehingga Jessi menyelinap ke dalam pelukanku dan aku memeluknya, dia berbisik, "Alwi, katakan padaku, kamu melepaskan mereka berdua demiku, apa kamu menyesalinya? "

Dan jawabanku adalah ... Jawabanku adalah: "Tidak menyesal, hanya sedikit penyesalan."

Dia bertanya kepadaku, "Penyesalan apa?"

"Sayangnya, aku tidak bisa memenuhi janjiku kepada mereka, menyesal kehilangan dua wanita yang begitu baik, tapi aku paling menyukaimu ... jika tidak berpisah dengan mereka, kamu akan meninggalkanku, aku tidak mau ..."

"..."

Memikirkan percakapan ini, aku terkejut. Aku sangat ingin menonjok diriku yang mabuk tadi malam. Tidak heran Jessi akan kecewa dan meninggalkanku karena jawabanku semalam membuatnya sedih.

Bagaimanapun, karena kata-kata Govy, dia khawatir dengan hubungan antara aku dan Felicia, jadi dia berkata bahwa dia ingin minum bersamaku, membuatku mabuk, dan kemudian melihat apa kebenarannya ketika aku mabuk. Dan aku tidak tahu apa-apa, jadi dengan bodoh aku mengatakan kepadanya pikiranku.

Dasar bajingan! Jika Jessi tahu bahwa aku diam-diam memikirkan dua wanita lain di hatiku, dan selalu ada penyesalan, apa yang akan dia pikirkan? Dia pasti merasa bahwa dia telah membuatku susah, dia merasa aku mencintainya, tetapi tidak mencintainya 100%. Dia pasti tidak menginginkanku lagi.

Tiba-tiba aku duduk di lantai, pada saat ini, aku sangat panik dan merasa gugup. Setelah mengalami begitu banyak perjuangan yang sulit, dan saat menghadapi kematian tidak pernah khawatir atau panik seperti ini, tetapi saat mungkin akan kehilangan dia, aku tiba-tiba merasa kegigihan dan kerja kerasku begitu lama menjadi tidak berarti.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” Suara dingin datang dari atas.

Aku perlahan mengangkat kepalaku dan melihat Aiko berdiri di sana, menatapku dengan dingin, dengan amarah di matanya.

Aku mengguncang sudut mulutku dan berkata, "Jika kamu di sini marah untuk ketidakadilan Jessi, maka kamu dapat memukuliku, jika kamu memukulku, mungkin aku akan merasa lebih nyaman."

Aiko mengangkatku berdiri, mungkin dia terlalu kuat, semua orang yang lewat terkejut, dan ini adalah pertama kalinya Aiko sangat marah kepadaku, dia marah:"Bodoh, kamu tidak tahu apa-apa!"

Aku membeku dan menatapnya dengan sedikit kebingungan. Dia mengendurkan kerahku dan berkata, "Cinta itu membutakan orang. Semakin kamu berkorban demi pihak lain, semakin bersalah orang itu. Jadi, kamu bersedia demi Jessi, melepaskan Nona Felicia dalam hatimu, dan Jessi juga rela demimu, dan melepaskan kesombongan dan keras kepalanya, dan menerima seorang wanita yang tidak pernah terpikirkan olehnya untuk menerima. Sekarang, apakah kamu mengerti maksudku? "

Kepalaku berdengung dan aku memandangnya dan berkata, "Apa katamu?"

Aiko menatapku dingin, menghela napas, dan berkata, "Mungkin Jessi gila, jadi menemanimu gila."

Aku sedikit emosional, ketika aku melihat dia akan pergi, aku segera meraihnya dan bertanya, "Aiko, apakah kamu bilang itu benar? Dia tidak ingin meninggalkanku, tetapi dia ingin ... membiarkan aku tidak ada penyesalan?"

Aiko sedikit mengernyit, menatap tanganku, aku dengan cepat melepaskannya, dan dia berkata, "Aku sudah mengatakan apa yang bisa kukatakan, Alwi, kamu selesaikanlah dengan baik."

Dia pergi ketika dia selesai berbicara, dan matahari menyinari dia, dan aku baru menyadari dia mengenakan pakaian olahraga. Dia yang sebelumnya, tidak pernah memakai pakaian seperti itu. Sepertinya, waktu benar-benar bisa mengubah seseorang, mengubah kebiasaannya, kesukaannya, dan ... keputusannya.

Aku memikirkannya dan menghentikan sebuah mobil untuk pergi ke apartemen Jessi, jika apa yang Aiko katakan benar, Jessi pasti tidak akan bersembunyi, tetapi pulang ke rumah karena dia marah kepadaku.

Di lantai bawah apartemen, aku melihat mobil Jessi. Aku menelepon pamanku, meminta dia tidak perlu lagi mengirim orang untuk mencarinya, dan kemudian dengan cepat pergi ke atas, berdiri di pintu dan menguping, tidak ada suara di dalamnya, aku mengetuk pintu dan berteriak "Jessi, apakah kamu ada di dalam?"

Tidak ada suara di dalamnya. Aku menarik napas dalam-dalam dan terus berkata, "Jessi, aku tahu kamu ada di dalam, maaf, aku tidak seharusnya salah paham denganmu, menganggapmu sebagai wanita jahat, dan aku minta maaf, dan membiarkanmu menurunkan martabatmu dan harga dirimu... aku akui bahwa di dalam hatiku selalu ada Kak Felicia, ketika aku mendengar dia merasa tertekan karena kematianku, aku membaca buku yang dia tulis kepadaku, dan emosi yang dalam terungkap dalam kalimat itu, aku tidak bisa melepaskannya, tapi ... Aku benar-benar tidak berencana menyuruhmu menerimanya. "

"Aku tahu, kita masing-masing hanya memiliki sepasang tangan, dan sepasang tangan ini hanya dapat memegang satu hal. Jika sudah memilih ikan, harus melepaskan kaki beruang, begitu juga sebaliknya, jadi sejak awal, aku sudah membuat pilihan. "

"Aku akui aku bukan pria yang baik, sudah memiliki mawar putih, aku masih menginginkan mawar merah, tapi kamu percaya padaku, aku akan menepati janji. Kak Felicia sudah menemaniku melewati tahun-tahunku waktu muda, tapi, kamu menemaniku melalui benjolan yang paling sulit dalam hidupku, aku tahu, tanpa kamu, aku sudah mati, jadi hidupku adalah milikmu. "

Pada saat ini, pintu tiba-tiba terbuka, dan aku melihat Jessi berdiri dengan mata merah di depanku, dia berkata, "Tapi...Felicia demi menyelamatkanmu, hampir kehilangan hidupnya. Hidupmu bukan hanya milikku, juga milik dia. "

Tiba-tiba aku tidak tahu harus berkata apa. Jessi menarikku ke dalam dan menutup pintu. Dia ke sofa dan duduk melamun, aku melihatnya tidak berbicara, mendatanginya dan memeluknya dan berkata, "Tapi ... bagaimanapun, kalian berbeda. "

Jessi tersenyum dingin dan bertanya, "Apa yang berbeda? Kamu pikir kamu adalah seorang kaisar kuno. Aku adalah permaisuri yang paling kamu cintai, dan masih ada selir-selir lain yang tidak begitu kamu cintai tapi masih menyanyanginya?"

Aku tersipu malu dan berkata dengan serius: "Aku tidak pernah merasa bahwa aku adalah seorang kaisar atau orang baik. Aku selalu merasa sangat beruntung, dalam hatiku, bukan aku yang menyerah kepada kalian, tetapi kalian yang menyerah kepadaku, itulah yang membuatku tidak melupakan, cinta yang dalam itu. "

Jessi menatapku dan berkata, "Kalau begitu, Alwi, kamu harus ingat, aku menerima Felicia, bukan karena aku mencintaimu dan kehilangan martabat dan akal, aku hanya memandangnya menyedihkan. . Mengapa wanita harus mempersulit sesama wanita? "

Aku sedikit terkejut ketika mendengar Jessi mengutarakan pendapatnya sendiri. Dia melihatku dan tidak berbicara, mengigitku dan bertanya, "Apa? Senang sampai tidak tahu harus bagaimana? Aku kasih tahu kamu, aku hanya bisa menerima Felicia dan Aiko. Jika kamu terlibat dengan wanita lain, aku akan meninggalkanmu! "

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu