Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 378 Misi

Claura kira aku sudah hilang ingatan, tapi dia tidak tahu sejak awal aku sedang berakting. Setiap ekspresiku, godaanku, bahkan setiap tindakan dan kata-kataku, semuanya hanya sebuah penyamaran, penyamaran untuk menghilangkan keraguan Claura.

Memang benar, sebelum aku sadar, kepalaku kosong sesaat tidak bisa mengingat apa-apa, tetapi ketika aku sadar, aku mengingat banyak hal, mengingat bagaimana aku terkena ledakan dan terhempas jauh, mengingat setelah diriku sadar ada seseorang yang berbisik di telingaku, dia akan melakukan operasi kraniotomi pada diriku, tetapi dia tidak akan menyentuh susunan jaringan tempat aku menyimpan memori, dia hanya berpura-pura, dia menyuruhku menahannya, menyuruhku pura-pura lupa ingatan, dan ini adalah satu-satunya kemungkinan untuk aku bertahan hidup, dia juga berkata, tetaplah berada disamping Claura, aku akan semakin dekat dengan kebenaran tahun itu.

Aku tidak tahu siapa orang itu, tapi entah kenapa aku percaya apa yang dia katakan. Aku pikir, dia seharusnya dokter yang diundang Claura untuk melakukan operasi, tapi dia malah mengatakan kata-kata itu kepadaku, itu artinya identitas dia tidak gampang, sebenarnya siapa dia? Apa kebenaran dibalik perkataannya? Apakah ini berhubungan dengan masalah ayahku?

Aku tidak tahu semua ini, aku hanya tahu kebenaran yang harus aku ketahui adalah membongkar identitas Alwi palsu, aku harus bertahan, sekalipun bertahan seperti ini memerlukan aku pura-pura mencintai Claura wanita yang menyakitiku, aku bisa menerima ini semua demi diriku, demi balas dendam ayahku, demi ibuku, demi Jessi dan demi teman-teman yang bersumpah untuk mengikutiku!

Aku berusaha menekan kebencian Claura di lubuk hatiku, aku bangkit dari tempat tidur, menyadari tidak ada cermin dikamar, ini sangat aneh, apakah Claura takut kalau aku akan takut dengan penampilanku?

Dengan cepat Claura masuk menghidangkan makanan, dia yang melihatku turun dari tempat tidur, bertanya kepadaku kenapa tidak berbaring di tempat tidur, aku tersenyum berkata: “Hanya wajah dan dadaku yang terluka, bukan kakiku, untuk apa berbaring disana? Oh iya ngomong-ngomong, sayang, apakah ada cermin?”

Tangan Claura yang menghidangkan makanan sedikit gemetar, dia berkata dengan pelan: “Ehn, aku menyuruh orang memindahkan cermin keluar.”

Aku pura-pura tidak sengaja mengatakan: “Apakah aku terlihat menakutkan? Jika tidak, untuk apa kamu melakukan ini?”

Claura menatapku penuh kasih sayang dan berkata: “Kamu tidak terlihat menakutkan, tapi dulu kamu narsis dan sangat peduli dengan wajah sendiri, jadi aku takut kamu terkejut.”

“Tapi aku sudah bukan aku yang dulu lagi.”ucapku tiba-tiba dengan suara pelan.

Claura menyipitkan matanya memandangku, aku takut dia melihat ketidakwajaran dalam diriku, aku menunjukkan tatapan lembut, dan menatapnya lalu berkata: “Terjadi hal seperti ini, bagiku bisa menemanimu itu sudah sebuah kebahagiaan yang cukup besar, apalagi yang aku harapkan?”

Claura tiba-tiba tersenyum seperti bunga, menghampiri dan meraih lenganku dan berkata: “Ucapan memang seperti itu, tapi aku tetap khawatir, tunggu setelah boleh melepaskan kain kasa, kita baru lihat ok? Dan tiba waktunya tidak peduli sejelek apapun, kamu tidak perlu khawatir, aku akan mencarikan dokter operasi plastik terbaik, memperbaiki wajahmu.”

Aku menepuk tangan halusnya sambil tersenyum, dan berkata dengan lembut, “Sayang, kamu sangat baik.”

Claura tersenyum membawaku ke depan meja untuk duduk, sambil mengambil sayur untukku dan menyuruhku makan, ada senyum sumringah di wajahnya, jika aku benar hilang ingatan, aku mungkin merasa diriku saat ini benar-benar sangat bahagia. Aku mengambilkan beberapa daging untuknya dan berkata dengan lembut: “Jangan ambilkan sayur untuk aku terus, kamu juga makan.”

Claura mengangguk bahagia.

Beberapa hari berikutnya, setiap hari aku berjemur di bawah sinar matahari, setelah luka di tubuhku sudah tidak sakit, aku mulai melakukan latihan pemulihan, karena aku tinggal ditengah hutan, sangat nyaman melakukan latihan apapun. Terkait kenapa tinggal disini, alasan yang diberikan Claura kepadaku adalah ingin membuatku lebih santai, jangan hidup dalam organisasi, itu terlalu menyedihkan, dan didalam hutan penjagaan sangat ketat, aku sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk keluar, ini artinya meskipun Claura percaya aku hilang ingatan, tapi dia tidak menurunkan kewaspadaannya.

Aku pura-pura tidak mencurigainya, meskipun hatiku benar-benar sangat cemas, karena aku ingin mengetahui bagaimana kabar Sulistio dan lainnya, teman “Kembar”ku, sebenarnya ada menindas mereka tidak. Sudah tiga bulan berlalu, sejak aku pingsan sampai sekarang.

Tapi aku tahu, semakin cemas diriku semakin mudah menunjukkan kedokku, kali ini aku tidak boleh kalah lagi, jadi aku memantapkan hati, segalanya mengikuti rencana Claura, aku memaksa diri sendiri menganggap diriku sebagai Reino, dengan harapan semoga dia bisa lebih mempercayai diriku, dengan begini, dia pasti akan membiarkan aku menyentuh hal-hal yang ingin aku sentuh.

Hari ini, Claura membawa dokter kemari, memberitahuku aku sudah bisa melepaskan kain kasa. Aku memandang dokter, penampilannya biasa dan bertubuh pendek, dia memandangku dengan tatapan biasa, karena dia tidak berbicara, jadi aku tidak yakin apakah dia dokter yang membantuku melakukan operasi, dan aku juga tidak berani menunjukkan suasana hatiku.

Ketika dokter akan melakukan sesuatu, tiba-tiba aku merasa sedikit gugup, walaupun aku sudah menerima diriku akan cacat, tapi ketika benar-benar hendak melepas kain kasa, hatiku gelisah, karena tidak ada orang yang menyukai melihat wajahnya yang menakutkan.

Seakan merasakan kegelisahanku, Claura menepuk pundakku dan berkata: “Alwi, tidak apa-apa.”

Jantungku berdebar, aku menoleh melihatnya, dan bertanya dengan heran: “Barusan kamu memanggilku apa?”

Wajah Claura sedikit berubah dan dia berkata: “Aku memanggilmu ‘Sayang’, kenapa?”

Aku menggeleng dan berkata: “Mungkin aku salah dengar.”

Selesai mengatakannya aku bernafas lega dan berkata kepada dokter: “Aku sudah siap.”

Aku menyipitkan mata menatap Claura dengan lembut, sebisa mungkin jangan membiarkannya merasa aku menatapnya, aku menyadari dia juga menatapku dengan tatapan rasa ingin tahu, untuk sesaat aku mengerti barusan dia sengaja memanggilku ‘Alwi’, mungkin sedang menguji pertahanan psikologisku.

Claura benar-benar tidak gampang dibodohi, jika bukan karena responku yang cepat, mungkin akan ketahuan kedokku.

Setelah dokter melepaskan kain kasaku, aku mengulurkan tangan menyentuh wajahku, hatiku langsung terkejut, karena di area yang aku sentuh tidak ada kulit yang mulus, itu menunjukkan betapa mengerikan penampilanku. Dengan tampang seperti ini, bagaimana aku bertemu Jessi dan ibuku?

Aku memandang Claura, dan dia juga menunjukkan ekspresi terkejut pada saat ini, aku pikir dia juga tidak menyangka akan separah ini, aku tidak bisa menahan menertawakan diriku sendiri, setiap saat mengatakan tidak peduli aku berubah menjadi seperti apa, dia tetap tidak akan membenciku dan meninggalkanku, apakah saat ini wanita ini masih tetap akan begitu tegar?

Aku pura-pura takut: “Sayang, lihat dirimu, apakah aku berubah menjadi sangat jelek?”

Claura menggeleng dan berkata: “Tidak, di mataku, kamu masih seperti dulu.”

“Aku tidak percaya.”aku bertanya kepada dokter, setelah dokter melihatku, dia mundur beberapa langkah, dia tampak ketakutan. Untuk sesaat aku memantapkan pikiranku dan berkata: “Cermin, berikan aku cermin.”

Claura menggeleng dan berkata: “Sayang, kita tidak bercermin, ok? Setelah selesai operasi pemulihan baru bercermin ok?”

Aku berkata: “Tidak, aku harus melihat diriku sekarang, tidak peduli sejelek dan seberapa menakutkan, itu adalah wajahku, aku ingin tahu, aku ingin tahu wajah seperti apa yang dihadapi istriku.”

Claura yang mendengar ini, tidak menghalangiku lagi, dia diam-diam kembali ke kamar, mengeluarkan cermin dari kamarnya, dan berkata: “Jangan takut, ini hanya sementara.”

Aku tidak mengatakan apa-apa, aku meraih cermin, dan ketika aku melihat diriku di cermin, cermin di tanganku langsung jatuh ke tanah, aku melangkah mundur beberapa langkah, meskipun sejak awal aku sudah tahu diriku akan cacat, tetapi ketika aku melihat wajah tampanku berubah menjadi sebuah wajah yang sama sekali tidak dapat dikenali, aku merasakan kesedihan dan sakit hati, dengan wajah hantuku ini sekalipun aku berdiri didepan Jessi, akankah mereka percaya ini adalah aku?

Saat ini Claura melangkah maju dan berbisik: “Sayang……”

“Keluar!”teriak aku.

Mengingat diriku berubah menjadi wajah hantu karena wanita jahat ini, gelombang kebencian datang hingga aku tidak bisa menekannya, aku takut ketika melihat Claura lagi, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak membunuhnya, karena takut menunjukkan suasana hatiku sendiri, aku hanya bisa berpura-pura tidak bisa menerima wajah ini, berbalik menutup wajah sendiri dan berteriak: “Keluar, semuanya keluar!”

Dokter yang tidak berbicara saat ini berkata: “Nona Claura, aku pikir lebih baik kita keluar sebentar, berikan pasien proses menerima.”

Ketika mendengar suara dokter, aku kecewa, karena dokter ini bukan dokter yang melakukan operasi ‘Kraniotomi’sebelumnya. Tapi setelah dipikir-pikir benar juga, dokter itu seharusnya sangat hebat, membuka kain kasa pekerjaan kecil seperti ini, bagaimana mungkin meminta dia melakukannya?

Claura menghela nafas dan berkata: “Sayang, aku akan memasakkan makanan untukmu, kamu istirahat yang baik disini, kamu harus ingat, aku tidak akan membencimu, ok?”

Aku tidak berkata apa-apa, dan terdengar suara langkah kaki mereka dari belakang.

Ketika pintu ditutup, aku berbalik dan perlahan-lahan berjalan menuju cermin, saat ini cermin sudah hancur berkeping-keping, tapi tidak menghalangi fungsi kegunaannya. Aku mengangkat cermin, memandangi wajahku yang mengerikan dengan hati-hati, mengingat semua yang telah aku alami, aku langsung marah dari lubuk hatiku, dan melemparkan cermin itu dengan kasar ke pintu, lalu, aku menghancurkan seluruh barang dikamar, melempar, dan melampiaskan amarahku, aku tersungkur duduk dilantai, memikirkan wajahku yang hancur, nanti setelah di operasi pasti berbeda dengan dulu, orang yang aku peduli tidak akan mungkin bisa mengenaliku.

Aku bahkan curiga, apakah membuat wajahku menjadi cacat juga termasuk dalam rencana si kembar?

Dia pikir, aku yang berubah memiliki wajah hantu, sama sekali tidak bisa membuktikan diriku siapa? Dia pikir, dia yang meniru segalanya dari diriku, sudah bisa menjadi diriku yang sebenarnya? Sialan, aku pasti akan keluar, keluar membongkar kedoknya, merampas kembali semua yang menjadi milikku!

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu