Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 140 Ambisi

"Karena aku ingin membuat semua orang tahu bahwa kamu menyukaiku bukan tanpa alasan. Matamu mungkin tidak baik, tetapi kamu tidak buta."

Ketika aku selesai mengatakan itu, Jessi tertawa manja, dia menatapku dan berkata: "Aku tidak hanya tidak buta, tetapi mataku juga bagus. Aku mendapatkan harta karun berharga, aku lebih jelas dari pada orang lain. "

Hati ku panas dan aku ingin memarahinya bodoh, di dunia ini selain dia, takutnya tidak akan ada orang kedua yang menganggap ku sebagai harta karun. Saat aku tergugah, aku merasa tidak mengerti dan berkata: "Mengapa memilih aku?"

Jessi mengerutkan keningnya, memiringkan kepalanya dan berkata: "Iya, kenapa kamu? Mungkin karena takdir, mungkin karena takdir."

Jessi masih belum memberi ku jawaban yang pasti, sebenarnya kami berdua jelas, dia membantu ku pasti memiliki maksud lain, tetapi kami tidak terus terang membahas soal ini, bagiku dia bisa berada di sisiku itu sudah cukup.

Aku memandang ke langit dan berkata, bulan benar-benar bulat malam ini, ayo kita pergi jalan-jalan?

Jessi mengangkat alisnya dan tersenyum. Dia berbicara dengan penuh makna lalu bertanya: "Apakah kamu ada waktu untuk menemaniku?"

Aku tertawa dan berkata: "Bagaimana tidak ada waktu untuk menemani dewi? Bahkan jika kamu memintaku berjalan di sepanjang jalan dengan mu selama sehari semalam, aku juga akan bersedia."

Jessi berkata sambil tersenyum: "Mulutmu sangat manis. Ayo pergi. Aku ingat ada jalan di dekat sana yang disebut gang Mingwa, Itu tersembunyi di sisi gang jalan baru. Itu adalah gang pasar malam yang sangat ramai. Ayo kita pergi melihatnya? "

Aku sangat bersemangat, aku mengatakan boleh, dan aku mengikutinya sepanjang jalan menuju gang Mingwa. Meskipun waktu aku di Nanjing tidak singkat, tetapi aku tidak pernah pergi berjalan-jalan, apa itu gang mingwa, aku sebenarnya pertama kali mengunjungi nya, jadi aku dibawa oleh Jessi ke sana, untungnya, dia bukan wanita biasa, dia tidak merasa betapa memalukannya aku ini.

Ketika tiba di gang Mingwa, banyak orang disana, aroma berbagai makanan bercampur, membangkitkan ulat-ulat di perut ku, itu membuat perut ku lapar lagi. Aku bertanya kepada Jessi apakah dia ingin makan sesuatu, dia mengangguk, lalu aku mulai berbaris, membeli makanan ringan, dan dibawah pandangan mata kagum orang-orang aku memberi makanan itu ke Jessi.

Dia berdiri di sana, membelakangi cahaya, wajah cantik tanpa cacat sedikitpun itu di bawah cahaya lampu kuning tidak bisa dilihat dengan jelas, tetapi itu lebih memberikan perasaan misterius, ditambah lagi dengan senyum di bibirnya, ia terlihat seperti Mona Lisa, dan lampu di belakangnya, semua nya hanya menjadi latar belakangnya saja.

Aku membawakan makanan di tangan ku, menatapnya, pandangan mataku agak blur, dan orang-orang di sekitar sama seperti ku, semuanya seperti dibingkai dalam satu gambar, melihatnya tersenyum seperti bunga, semuanya seakan tetap berdiam, karena takut mengganggu pemandangan ini.

Ketika aku tersadar, Jessi telah mengambil makanan di tanganku, kemudian dia menggigitnya dan berkata: "Enak."

Setelah mengatakannya, ia mengerjapkan matanya ke arahku dan berkata: "Lain kali ketika aku datang ke Nanjing, kamu harus mengundang ku untuk datang kesini lagi. Malam ini kita sampai disini dulu, aku sudah mau pergi."

Senyum manis di sudut mulutnya menghilang pada saat itu juga. Aku memandangi Jessi dan bertanya dengan hati-hati: "Apakah kamu sudah mau pergi lagi?"

Jessi mengangguk, hatiku penuh dengan kekecewaan. Dia tersenyum dan bertanya padaku: "Tidak rela?"

Aku mengangguk, dia berkata: "Kalau begitu bekerja keraslah untuk pergi ke duniaku. Tetapi aku harus mengingatkanmu akan sesuatu, supaya kamu bisa mempersiapkan mental mu, kepulangan ku kali ini, jika beruntung mungkin aku masih bisa sesekali datang untuk menjumpaimu, jika tidak beruntung, mungkin aku harus menikah dengan orang lain dan menjalani kehidupan dengannya. "

Hati ku merasa sangat sakit, memandangi Jessi, bahkan keberanian untuk bertanya padanya pun aku tidak ada. Aku tahu, maksud dari perkataan Jessi barusan adalah dia akan menikah dengan seseorang, dia sudah bersiap untuk bertarung, tetapi apakah perkelahian itu dapat berhasil atau tidak, itu tidak bisa diketahui.

Di novel sering ditulis tentang pernikahan paksa keluarga kaya. Anak-anak dari keluarga kaya jarang memiliki kesempatan untuk mencintai seseorang secara bebas. Pernikahan mereka dibangun di atas kepentingan dan kemakmuran keluarga. Aku pikir Jessi yang berasal dari keluarga kaya ini juga begitu.

Melihat wanita yang begitu cantik yang bisa membuat semua wanita merasa iri padanya ini, aku pikir target pernikahannya haruslah orang yang berbakat dengan latar belakang keluarga yang hebat, tidak seperti aku yang tidak ada apa-apanya ini, aku berpikir jika dia hidup bersamanya, dia mungkin tidak perlu mengkhawatirkan kehidupan sehari-harinya, ia bisa minum teh setiap hari seperti wanita kaya, pergi berbelanja, menyemprotkan parfum yang mungkin aku tidak bisa membelikannya untuknya seumur hidupku, ia bisa makan semua jenis makanan yang dibuat oleh pelayan, dan menyetir mobil bermerek yang aku tidak bisa sebutkan mereknya, ia bisa hidup seperti seorang putri.

Namun, bahkan jika aku tahu aku tidak dapat dibandingkan dengan pria itu, aku juga tidak ingin dia menikahi orang lain, tidak hanya karena aku menyukainya, tetapi karena aku tidak ingin dia tidak bahagia. Aku dapat melihat bahwa dia tidak mencintai orang itu.

Dan dewiku Jessi, bahkan jika dia tidak menikah denganku, bahkan jika akhirnya dia menjadi milik orang lain, ia akan memudar dari dunia ku, tetapi orang yang ingin dia nikahi seharusnya adalah seorang pria yang dicintainya, dan ia harus membuatnya bisa tertawa bahagia, bisa membuatnya ketika ia berpikir tentang pria itu, ia bisa tersenyum bahagia, dewi ku Jessi, tidak ada yang berhak untuk memenjarakan pernikahannya dan kebebasannya.

Tetapi hak apa yang aku miliki untuk mempedulikan hal ini? Dia begitu hebat, seperti bangunan bertingkat tinggi, dan aku adalah rumah kecil yang rendah dan jelek. Aku dan dia dipisahkan oleh dinding yang tak terhitung jumlahnya, dipisahkan oleh jalan yang penuh dengan cahaya neon yang tak terhitung jumlahnya, dipisahkan oleh banyak bangunan bertingkat tinggi, aku tidak bisa mempengaruhi keputusannya, tidak bisa mengubah jalan hidupnya. Bahkan jika suatu hari gedungnya yang tinggi itu akan dihancurkan dan dibangun kembali, aku tidak bisa mengendalikannya, aku hanya bisa melihatnya dengan begitu saja.

Sangat tidak berdaya, namun itu sangat realistis.

Ketika aku sedang berpikir, aku dan Jessi sudah berjalan sampai ke ujung jalan. Sopir menyetir mobil sampai ke sisinya, dia berbalik dan tersenyum kepadaku. Seperti biasa ia sangat menawan, tetapi aku merasa hatiku seperti ditusuk oleh duri yang tak terhitung jumlahnya, aku tampaknya bisa melihat darah yang tak terhitung banyaknya keluar dari lubang.

Jessi naik ke mobil dan pergi. Aku menatap ke arah mobil yang sedang bergerak menjauh, bahkan untuk mengatakan "sampai jumpa nanti" pun aku tidak berani.

Di belakang ku, kak Toba menepuk-nepuk pundakku dan bertanya jika aku menyukainya mengapa aku tidak memberi tahu nya?

Aku menyalakan sebatang rokok dan berkata: "Dia bukan orang yang sederajat denganku. Pria yang ingin ia cari, pastilah orang yang sangat mencintainya dan bisa setia padanya, aku ... aku tidak pantas untuk nya."

Kak Toba menghela nafas, aku berkata ayo pergi, terima kasih atas bantuan para saudara-saudara yang membantuku malam ini, aku akan mentraktir mereka makan.

Lalu kami mengumpulkan mereka, makan dan minum di sebuah restoran. Setelah minum sebanyak tiga putaran, aku mabuk, dan sangat mengantuk. Aku dibantu oleh kak Toba pulang ke rumah, aku tidur sampai siang hari berikutnya.

Ketika aku bangun, kak Toba memberikan setumpuk berkas padaku, aku membaca berkas di tanganku. Ini semua diantarkan oleh sekelompok orang di bawah tangan Paman Lei.

Paman Lei memulai bisnisnya dari pasar barang bekas di Nanjing, setelah ia memiliki pijakan yang kuat di Nanjing, keluarga Song mengirimkannnya beberapa orang untuk membantunya mengembangkan usahanya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, bisnis yang dijalankan oleh Paman Lei, hampir memonopoli seluruh pasar barang bekas di Nanjing. Selain itu, ia juga memiliki perusahaan keamanan. Para petugas keamanan yang di didik oleh perusahaan keamanan ini secara khusus dikirimkan ke sebagian besar pusat perbelanjaan di Nanjing, restoran kelas atas, distrik kecil dan bahkan sekolah. Orang-orang yang hebat bahkan disewa oleh orang kaya.

Ini adalah kelompok yang memiliki pengaruh yang sangat besar. Aku melakukan perhitungan secara kasar, pada saat ini, jumlah orang yang aku miliki telah mencapa 40 juta orang. Aku sekarang dapat dikatakan 'bisa mendapat respon banyak orang hanya dengan satu panggilan'. Aku merasa seperti sedang bermimpi, dan akhirnya aku bisa mengerti mengapa orang-orang yang hebat itu bisa begitu taat kepada Paman Lei, bukan karena dia punya kekuatan gaib, melainkan karena kekuatan di bawah tangannya terlalu besar.

Setelah membaca berkas-berkas ini, aku meregangkan pinggang ku, berdiri di sisi jendela, dan melihat kota kuno dengan sejarah yang panjang ini, aku merasa sangat bangga. Aku teringat akan dua keluarga besar yang iri pada ku, dan segera memikirkan aset di tangan mereka itu, aku menjadi serakah seketika.

Kekuatanku di Nanjing sekarang sudah cukup, jika aku masih ingin terus memperluas kekuatanku, maka aku harus menggabungkan beberapa pasukan kecil, tetapi jika mereka sudah bergabung apa yang akan aku lakukan? Aku tetap saja hanya akan menjadi raja pasukan gengster.

Aku tidak puas hanya menjadi raja gengster, yang aku inginkan adalah beralih dari kegelapan menuju ke kecemerlangan, karena hanya dengan cara ini aku baru dapat memiliki kepercayaan diri untuk berbicara di depan orang-orang seperti Johan, dan kekuatan di Nanjing telah hampir terpecah belah, jadi aku sekarang berfokus pada tiga keluarga besar.

Jika aku bisa mendapatkan beberapa aset dari keluarga Yang dan keluarga Gao, aku pikir ini akan mempersingkat waktu perjuangan ku setidaknya 10-an tahun.

Ketika aku memberi tahu ini pada kak Toba, dia menatap ku dengan sedikit terkejut, aku bertanya kepadanya, ada apa? Dia berkata: "Kamu dulunya bukan orang yang agresif seperti ini. Tidak, itu tidak cukup untuk menggambarkan dirimu yang sekarang, kamu lebih mirip dengan orang yang sangat ambisius."

Ambisius? Aku menyipitkan mata dan berkata: "Mungkin begitu, aku tidak ingin diam dan tidak maju lagi, aku tidak puas dengan kondisi sekarang, aku ingin berusaha memanjat ke tempat yang lebih tinggi lagi, aku ingin melompat keluar dari Nanjing, ingin melompat ke tempat yang jauh lebih tinggi dan lebih jauh."

Kak Toba menepuk pundakku dan berkata: "Pria memang begitu. Alwi, tidak peduli betapa sulitnya masa depan, kakak akan menemanimu."

Aku tersenyum padanya dan berkata: "Terima kasih."

Kak Toba agak kesal dan berkata padaku untuk jangan sungkan padanya.

Aku tertawa.

Pada saat ini, nomor yang tidak dikenal masuk. Aku menekan tombol jawab dan mendengarkan perkataan orang itu. Aku tersenyum. Ketika menutup telepon, aku tersenyum dan berkata kepada kak Toba: "Lihat, jika aku tidak memiliki ambisi pada Keluarga Yang dan Keluarga Gao, mereka juga tidak akan melepaskanku begitu saja. "

Kak Toba mengerutkan keningnya sedikit dan bertanya: "Siapa yang barusan menelponmu?"

Aku berkata: "Seseorang yang bernama Sulistio, ia adalah orang yang kemarin tangannya hampir aku potong itu."

"Dia? Dia menelponmu. Apa hubungannya dengan keluarga Yang dan keluarga Gao?" kak Toba tidak mengerti dan bertanya.

Aku menjawab: "Mereka mengatakan pada Sulistio mereka ingin bekerja sama untuk menghadapiku. Pada jam 8 malam ini, di Hotel Bashu, mereka telah menyiapkan jebakan untukku."

Novel Terkait

Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu