Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 110 mengambil kembali hak atas dirimu

Mengahadapi pertanyaanku, Felicia malah mengatakan itu kemauanku, tidak ada urusan dengannya.

Saat itu, aku benar-benar menyadari aku tidak mengenal wanita ini lagi, apakah dia Felicia yang menyelamatiku tanpa memperdulikan segalanya, melihat dirinya, aku merasa didepanku benar-benar tidak jelas, aku tau, dia masih tetap Felicia, hanya saat itu dia hanya berakting saja, dia sangat jelas tau kalau dia sedang berakting, yang benar-benar masuk kedalam dunia drama ini adalah aku sendiri.

Pelan-pelan aku melepaskan Felicia, melihat sambil berkata padanya: “benar, aku yang bodoh bersedia melakukan apapun, mulai dari sekarang, aku tidak ingin melihatmu lagi, aku membencimu”

Selesai berteriak, dengan rapuh aku meninggalkan rumahnya Felicia, dengan satu kali hembusan nafas aku sudah sampai di lantai bawah, aku langsung masuk kedalam mobil jessi, dan dengan suara yang rendah berkata: “bisa bawa aku pergi?”

Jessi dengan datar mengatakan padaku: “giston, jalan.”

Aku menundukkan kepala seperti kehilangan nyawa, mengenang kenangan indahku dengan Felicia, mengenang kita melewati hidup dan mati, semua rasa sakit tidak berhenti keluar, semua rasa manis yang dulu pernah ada, semua janji dan sumpah semuanya palsu, aku menggunakan hati yang hangat, menggunakan sebuah perasaan yang membara, hanya dibalas dengan sebuah hati seperti batu es yang dingin.

Jessi menanyakanku: “sedih?”

Suaranya sangat merdu didengar seperti malaikat, aku seketika sadar, menganggukkan kepala, dan dengan pelan berkata: “bukankah aku sangat konyol, seperti ken”

Aku berpikir jessi akan menenangkanku, tidak disangka dia dengan jujur berkata: “sedikit”

Aku tertegun, tapi bukan sedih karena mendengar kejujurannya, tetapi merasa lucu, karena kejujurannya yang sangat lucu.

Hatiku merasa lebih baikkan, melihat jessi, dan bertanya: “sekarang, aku masih bisa bertanya tidak?”

Jessi menganggukkan kepala: “tentu saja tapi sebelumnya, kamu lepaskan dulu rambut palsu itu.”

Dengan cepat aku teringat aku sedang berdandan sebagai wanita, selain karena hari ini sangat Lelah berjalan dan melepaskan sepatu heels yang aku pakai, aku masih memakai rambut palsu, memakai rok dan melepaskan rambut palsu, hingga akhirnya aku melepaskan satu persatu dan hatiku merasa sakit lagi, sakitnya hingga seketika aku mengigit gigiku.

Tatapan jessi langsung berubah, dengan serius berkata: “pergi ke rumah sakit”

Aku pertama kali melihat wajah jessi yang begitu serius, seketika begitu kaget, tetapi saat dia menyuruh supirnya pergi ke rumah sakit, rasa hangat menghambar kedalam hatiku, menggantikan rasa malu yang diberikan Felicia.

Jessi mengerutkan kening, dia bertanya: “kamu tidak sakit”

Aku mengerutkan mulutku dan berkata: “Sakit, bagaimana tidak sakit sebelumnya aku dipukul hingga pingsan, tapi mungkin karena aku sudah dipukul, sekarang sudah dilatih seperti besi, walaupun sakit, sakitnya juga cuma segitu, nantinya juga tidak sakit lagi.”

Jessi menatapku dengan sungguh-sungguh, seketika menghembuskan nafas, dan berkata: “benar-benar seorang pahlawan kecil besi.”

Aku tertawa mendengar ucapannya, ketawa ketawa tiba-tiba aku ingin menangis, aku bilang: “aku tidak bisa pukul, aku juga juga tidak memiliki latar belakang yang kuat, jika tidak ada andalan, sakit seperti ini tidak dapat aku lewati, aku dari awal sudah pergi dari Nanjing .”

Jessi dengan datar mengatakan padaku: “yang kamu mau, yang kamu tidak ada, kedepannya akan ada.”

Aku melihat dia, aku sadar sekarang sudah berani melihat dia, dan aku sangat suka melihat kedua matanya yang indah, sekali masuk sudah tidak bisa pergi, bahkan tidak rela untuk lepas, aku dengan kuat mengangguk, aku ngomong akan berusaha, kalau tidak akan merasa bersalah atas usahanya dia.

Bicara sampai disini, aku bilang: “Cuma, kamu bisa beritahu aku, kamu kenapa begitu baik kepadaku? Kenapa Felicia mengatakan kamu dari awal sudah ke Nanjing mencari aku? Apakah ini benar?”

Berkata sampai disini, wajahku memerah, aku merasa saat mengatakan seperti ini agak merasa**

Jessi malah tidak memberikan reaksi apa-apa, membuatku membongkar kebohongan dia, dia juga tidak sedikitpun merasa bersalah, malah mengedipkan matanya yang indah, dan berkata: “dia tidak membohohongimu, aku memang dari awal sudah memperhatikanmu, soal alasan, tunggu kamu sudah baikkan aku baru memberitahumu.”

Apakah ini kode, aku melihatnya, hatiku berdebar, teringat pada Felicia, aku merasa sedikit takut, takut jika jessi sama seperti dia, mendekatiku karena ada sebuah tujuan, aku sudah dibohongi dan disakiti dengan sangat dalam sekali, dan aku tidak ingin diperlakukan seperti itu sekali lagi oleh wanita, berpikir sampai disini, hatiku mulai waspada.

Jessi tahu apa yang sedang aku pikirkan, tersenyum dengan pelan, dan berkata: “ada hati waspada juga hal yang baik.”

Pikiranku dapat ditebak olehnya, seketika wajah dan kupingku memerah, aku hanya bisa menundukkan kepala, dengan pelan berkata jika di dunia ini tidak ada penipuan pasti akan indah sekali.

Jessi tertawa dan berkata: “kamu masih ada pertanyaan apa, tanyakan saja.”

Aku melihat dia tidak ada marah karena hatiku yang waspada padanya, pelan-pelan aku mulai tenang, dan bertanya: “kamu sejak kapan tahu kalau Felicia aneh? Dan awalnya kamu kenapa menyuruhku untuk mendekati dia?”

Jessi berkata dengan tenang: “dari awal aku sudah tahu dia ada yang aneh, menyuruhmu mendekati dia, agar kamu tahu rahasia dia, dari dirinya mendapatkan informasi yang kamu tidak ketahui, tapi siapa yang duga.”

Dia tidak lanjut ngomong, hanya melihatku dengan emosi yang dibawa senyum, tiba-tiba aku merasa puas, aku tahu, jessi tidak menyangka aku bisa menyukai Felicia, saat terjebak dengan seorang wanita aku tidak bisa melepaskan rasa penasaranku, sebenarnya apa yang jessi ingin aku ketahui dari Felicia.

Setelah jessi mendengar pertanyaan itu, dia menyuruhku untuk mengetahui sendiri, tidak berniat untuk memberitahuku.

Aku bertanya padanya apakah ada hubungannya dengan latar belakangku, dia dengan bos dibalik layer Felicia, apakah karena latar belakangku datang? Tapi aku benar tidak mengerti, aku seorang yang**, sebenarnya apa latar belakangku yang membuat aku tidak kalah dari artis-artis drama, apakah aku anak dari seorang tokoh besar?

Jessi setelah mendengar itu, menaikkan alisnya dan tertawa, tawanya sangat indah, suaranya sangat merdu, aku melihatnya hingga bego, aku juga mendengar hingga menjadi seorang yang idiot, mendengar jessi bilang: “di dunia ini mana ada anak rahasia dari tokoh besar, kurangi nonton drama yang tidak bermutu.”

Aku malu dan mengelus-ngelus hidung, dan mengatakan bahwa aku hanya asala menebak saja, dia kembali ketawa, dan berkata: “kata-kataku masih sama, sebelum kamu bangkit, ada beberapa hal aku tidak akan memberitahumu."

“bangkit, menunjukkan aku bangkit hingga ke tahap apa?” aku tidak menahan diri bertanya, berpikir dia pasti tidak akan mengatakannya , dan aku tidak akan terus mengejar masalah ini.

Jessi tertawa, balik bertanya padaku: “menurutmu maju sampai ke posisi apa, agar pantas untuk aku beritahu?”

Aku melihatnya dan tidak dapat menebak perasaan di balik kedua matanya, menelan air liur, dan berkata: “setidaknya harus berdiri di puncak Nanjing.”

Jessi membiarkan begitu saja, aku bertanya dengannya dengan serius apakah tujuanku terlalu kecil, jessi menoleh, melihat kearah luar jendela, melihat kota tua ini, suaranya terdengar sedikit lirih, dia berkata: “Alwi, sekarang kamu merasa Nanjing sangat besar, tapi jika kamu bisa sampai ke Shanghai, shenzhen, bahkan Jingdu, kamu akan menyadari, Nanjing hanyalah tempat kecil, berdiri di puncak Nanjing hanyalah satu langkah kecilmu.”

Aku seketika merasa bebanku sangat besar, jessi tiba-tiba tertawa, menatapku dan berkata: “pelan-pelan bangkit, sampai kamu berdiri di atas puncak Nanjing, kamu tidak akan puas dengan dunia kecilmu, dan aku di dunia yang lebih besar menunggumu.”

Ucapan dia saat mengatakan aku di dunia yang lebih besar menunggumu, seketika sebuah bibit masuk kedalam hatiku, dari sana, tidak peduli aku dimana, tidak peduli aku berdiri di posisi apa, aku tidak akan lupa dengan ucapannya hari ini.

Melihat wanita cantik didepanku, hatiku tidak pernah berharap ingin segera bangkit ke atas, berharap dapat pergi kedunianya yang lebih besar, berharap dapat dekat dengannya satu langkah lagi.

Tapi, aku harus melakukan apa? Aku sangat bingung.

Sampai di rumah sakit, jessi menyuruh giston membawaku pergi perban, menunggu aku selesai di perban, bersiap meninggalkan rumah sakit, dibelakangku tiba-tiba datang sebuah suara yang sangat ringan, dan bertanya padaku: “Nona, malam ini mau melewati bersama?”

Mendengar suara ini, aku tidak dapat menahan tawaku, membalikkan badan dan melihat si toba di depan pintu, dia melihat aku mengenakan rok, tertawa dengan sangat keras, dan berkata: “nona, kamu agak sedikit liar ya, aku suka.”

Suster yang sedang bertugas melihat ini, tanpa disadari tertawa melihatku canggung, sampai ada seorang gadis sudah berjalan jauh, dan memetik bunga anggrek dengan jari, dan berkata: “kakak, satu malam 20juta rupiah, gayanya kamu bebas pilih.”

Si toba memegang dadanya menahan muntah, beberapa saudara dibelakang dia tidak berhenti tertawa, aku berjalan kesana, dengan bahagia menepuk pundahnya dan berkata: “aku awalnya berpikir ingin mencari mawar untuk membawamu pergi dari claura, tidak disangka bertemu denganmu disini.”

Si toba berkata: “bukan ketemu, ada orang yang telepon menyuruhku menunggumu di depan.”

Sedikit penasaran, seketika aku mengerti, jessi menyuruh giston membawaku pergi ke rumah sakit ini, sepertinya ingin memberi kejutan, walaupun bukan hal besar, tapi hatiku sangat gembira.

Aku bertanya bagaimana si toba bisa keluar, dia berkata dia diselamatkan oleh seorang pria paruh baya yang kekar, mengenai pria ini, matannya bersinar, terlihat sangat bahagia, dia berkata tidak pernah bertemu orang sehebat dia.

Mendengar ucapan si toba, aku teringat bodyguard nya jessi, berpikir pasti dia

Giston mengangkat teleponnya, langsung berlari keluar, tidak lama, dia membawakanku sebuah kantong, dia berkata jessi membelikanku sebuah baju, menyuruhku untuk berganti baju, dan berkata dia menungguku di dalam mobil.

Mendapatkan**dan terkaget menerima baju itu, aku berganti di kamar pasien, si tobi tertawa cerah bertanya padaku: “sekarang keadaan apa ini, katakan padaku bukankah mala mini kamu seharusnya dengan claura**kembali menikah bukan”

Aku bilang: “sulit dijelaskan, tunggu ada waktu baru beritahu kamu semuanya.”

Bersama tobi dan beberapa saudaranya meninggalkan rumah sakit, aku melihat lelaku paruh baya berdiri di mobil luar, aku sekali lihat langsung mengenal itu adalah bodyguardnya jessi, dan setelah si tobi melihatnya,,sangat bergembira dan berteriak memanggil kakak, sepertinya aku tidak salah menebak, si tobi diselamatkan oleh jessi.

Melihat wanita yang didalam mobil, hatiku penuh dengan terima kasih.

Si bodyguard memberiku kode untuk naik ke mobil, si toba menyuruh sekelompok saudaranya untuk pulang dulu. Lalu mengikutiku naik ke atas mobil, setelah melihat jessi, seruruh wajahnya penuh dengan rasa kagum, tetapi tidak terlalu terpesona, seperti dia pertama kali melihat cinta pertama kali, baginya dua wanita ini tidak begitu cantik dimatanya, tapi karena usia mereka berdua tidak sesuai keinginan dia, siapa yang tahu, usia tobi yang masih muda, paling suka dengan wanita yang berusia seperti mawar, wanita yang sudah matang.

Jessi menyuruh supirnya jalan, aku bertanya padanya mau membawa kami kemana, dia tertawa mengatakan padaku: “tentu saja membawamu ketempat dimana kamu akan mendapatkan keadilan, sekalian mengambil kembali hak atas mlikmu.”

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu