Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 531 Orang Itu Mau Ikut Campur

Jessi bilang bahwa aku bodoh. Aku pun melepaskannya dan dengan pelan menyentuhuh ujung hidungnya sambil berkata, “Iya, aku memang bodoh. Makannya aku mau meminta nyonya besar Jessi untuk mengajarku dengan tekun.”

Jessi mengerutkan alisnya dan sangat jelas bahwa dahinya menunjukkan rasa senang. Tetapi dia malah mundur selangkah kebelakang, membuka tanganku dan berkata, "Kurang satu set nih, kali ini aku tidak akan mudah memaafkanmu."

Aku segera berkata, “Iya, iya, kali ini aku tidak akan menggantungkannya kepada keberuntungan. Aku pasti akan membuktikan kepada nyonya Jessi bahwa kamu adalah orang yang di hatiku.”

“Pfftt…” "Tiba-tiba dari atas tangga terdengar suara ketawa. Aku pun merasa bahwa wajahku seketika terbakar. Jessi mendongak keatatas dan melihat sepasang mata yang mengandung sedikit kekesalan. Wajahnya seakan seperti bunga plum yang mekar di atas gunung salju, putih yang disentuh dengan kemerahan. Bahkan ketika dia mengerut juga cantik dan dengan tidak puas berkata, "Nyonya Jennifer, kamu tidak malu ya menguping di kaki tembok itu."

Aku mendongak keatas dan hanya melihat Jennifer menjulurkan kepalanya, tersenyum sambil berkata, "Bahkan kalian berdua tidak merasa malu, jadi mengapa aku harus merasa malu?"

Jessi pun terdiam dan berkata kepadaku, "Abaikan dia. Ayuk kita pergi."

Aku mengangguk kepalaku dan mengikuti Jessi keluar. Setelah kami sama-sama keluar, beberapa orang yang berjaga di jalanan pun terkejut. Hanya paman pengawal saja yang menunjukkan raut wajah seakan dia telah mengetahuinya di dunia ini. Dia pun berlari ke garasi dan mengendarai mobil untuk menjemput kami. Setelah naik mobil tersebut, aku pun bertanya kepada Jessi mengapa ada begitu banyak orang di luar. Dia pun berkata: "Semuanya telah diatur oleh si tua Mark itu.”

“Sebagai seorang ayah, dia beneran begitu mempedulikanmu,” kataku dengan sedikit iri.

Jessi mengerutkan alisnya dan berkata, “Si tua itu tidak akan mencemaskanku. Yang dia cemaskan adalah ibuku yang memiliki hati seorang gadis itu.”

Ibu yang dengan hati seorang gadis? Ketika mendengarkan julukan ini, aku pun tidak dapat menahan diri untuk tertawa. Aku harus mengatakan bahwa julukan ini sangat cocok dengan sikapnya Jennifer.

Kali ini nada bicaranya Jessi berubah menjadi serius dan berkata, "Nantinya yang akan kamu jumpai adalah pemimpin seluruh Tentara Tiongkok. Dia mungkin akan lebih ketat, juga lebih kuno, dan juga akan membuatmu susah. Kamu harus tenang dan tenang jika Anda memiliki keluhan, kamu bisa mengeluhnya lain hari.”

Ketika aku mendengarkan perkataan ini, aku pun tidak dapat menahan diri untuk tertawa dan berkata, "Jika mereka pada tahu bagaimana kamu menilai mereka dan merencanakan seperti ini, mereka pasti akan mempersulitkanmu seakan memintamu memakai sepatu yang ketat.”

Jessi dengan ringan berkata, "Tidak masalah, lagian kakiku sangat kecil jadi akan cocok memakai sepatu apapun.”

Candaannya Jessi seketika membuat suasana hatiku yang gelisah menjadi tenang. Aku menghadap keluar jendela dan mendengar Jessi berkata, "Mau seberapa hebat orang-orang Claura disana, setelah kamu bersama denganku, mereka juga tidak akan begitu mudah untuk mengawasimu, makanya kamu tenang saja. Dalam beberapa waktu ini, kamu pun tidak perlu setiap saat menjadi waspada lagi dan jangan membiarkan kehidupanmu terbongkar. "

Aku membalikkan wajahku kemari, mencubit pipinya dan berkata, "Asalkan aku bisa bersamamu, bagaimana jika aku harus berwaspada pada setiap menit dan setiap detik?"

Jessi pun tertawa ringan.

Pada saat ini ponselnya berdering. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat, lalu mengangkat alisnya, dimana aku tidak menduga dengan pandangannya itu. Aku dengan penasaran melihat sekilas layar ponsel tersebut dan terkejut ketika melihat satu kata "Alwi" ini. Hatiku pun sejenak merasa tidak nyaman. Mengapa si Alwi palsu menelepon Jessi? Setelah memikirkannya lagi, si sampah yang sekarang sedang berpura-pura itu aku, dimana juga merupakan pacar Jessi atas nama saja. Dia pasti menelepon kemari untuk menyenangkan Jessi dan berpikir bahwa dengan begini dia bisa melanjutkan untuk menipu dan agar terus menipu dan melalaikannya.

Jessi pun menekan tombol jawab, dan pada waktu bersamaan menyalakan handsfree, dan berkata dengan dingin, "Ada apa?"

Aku pun merasa sedikit aneh. Biasanya dia berpura-pura menjadi pacarnya Alwi palsu pada saat ini. Tapi sikapnya yang begini sangat dingin. Mungkinkah dia tidak takut bahwa si Alwi palsu akan menyadarinya kah? Dia bukanlah orang yang bertindah gegabah dan ceroboh.

Jessi sekilas menatapku untuk meyakinkanku. Lalu aku mendengar Alwi bertanya dengan tidak berdaya, "Masih marah?"

Aku mengerutkan keningku dan sedikit mengerti dengan sikap Jessi yang barusan itu. Dia tidak mengatakan apa-apa, melainkan mengambil jariku dan memainkannya. Tangannya seakan sehalus batu giok lanolin. Dia menggenggam tanganku, sehingga membuatku merasa seperti sedang terendam dalam air hangat, dan aku bahkan tidak bisa mengatakan betapa bahagianya diriku. Tapi dia yang diam menjadi semacam penderitaan bagi Alwi palsu.

Alwi palsu mendesah dan berkata, "Jessi, aku tahu bahwa kamu marah denganku. Kamu akan mengira bahwa aku masih merindukan Felicia dan mencoba untuk memperbaiki kembali hubungan yang sebelumnya. Tapi aku saat itu bergegas ke panggung untuk menyelamatkannya itu karena aku hanya takut dia terluka. Mau dibilang bagaimanapun, dia sedikit lagi hampir mati demiku. Walaupun hubungan kami termasuk sudah berakhir, tapi itu menyelamatkan nyawa seseorang pasti tidak akan terlupakan kan. "

Jessi berkata sambil menyeringai, "Yang kamu katakana tidak salah lagi, menyelamatkan nyawa seseorang pasti tidak akan terlupakan. Aku juga bukannya melarang kamu untuk menyelamatkan Felicia. Hanya saja, apa yang bisa kamu katakan dengan obat yang kamu taruh di dalam winenya?"

Si Alwi palsu berkata, "Itu hanya kesalahpahaman. Aku bahkan tidak tahu ada masalah seperti ini. Selain itu, kak Govy dan aku adalah teman baik. Bagaimana mungkin aku bisa memperlakukan hal demikian kepada Felicia, bukan? Jika aku benar-benar tertarik pada Felicia, aku pasti akan langsung memberitahunya mengenai hubungan kita. Bahkan jika dia melupakannya, dia pasti akan pergi untuk membuktikannya. Saat itu tiba, bukankah dia akan tetap menjadi milikku? "

Setelah ada jeda, dia pun menambahkan, "Selain itu, aku dengar-dengar bahwa rekaman yang kamu berikan kepadaku adalah suaranya Claura. Aku merasa pasti si Claura yang berusaha untuk membuat perselisihan di antara kita dan pada waktu bersamaan ingin membuatku kehilangan bantuannya kak Govy. Makannya dia dengan teliti merencanakan lakon ini. Jessi, kamu begitu pintar, tapi bagaimana caranya sampai kamu tidak menyadari skemanya yang sederhana ini? Selain itu, aku sudah menjelaskan kepada Felicia. Dia pun sudah memaafkanku dan mengatakan bahwa ini adalah sebuah kesalahpahaman. Jadi mengapa kamu masih marah? Apa yang harus kulakukan supaya kamu dapat meredakan amarahmu terhadapku? "

Harus dikatakan bahwa aktingnya Alwi palsu sangat hebat. Aku pun dapat mendengarkan keluhannya dari cara bicaranya dan dia masih sangat menginginkan Jessi untuk memaafkannya. Aku pun melihat Jessi lagi, wajahnya yang cantik itu terlihat sedang mengejek dan berkata, "Kamu mengira aku tidak tahu ini adalah sebuah kesalahpahaman?"

Alwi palsu pun tertegun dan bertanya, “Jadi karena apa?”

Jessi pun melepaskan tanganku pada saat ini, tapi aku malah menggenggam tangannya. Dia sekilas menatapku dan aku membuat gerakan ‘diam’ untuk memberi isyarat agar dia tidak bersuara. Kalau tidak, akan menjadi repot ketika Alwi palsu mendengarkannya. Dia sekilas menatapku dengan marah, dan berkata dengan ringan, "Untuk apa kamu pergi jauh-jauh dari Nanjin ke daerah utara?"

Alwi palsu pun tidak berkata apa-apa. Aku tahu bahwa dia tidak berani mengatakannya. Dia tidak mungkin akan menceritakan ke Jessi bahwa dia pergi untuk melaksanakan tugas yang diberi Ricardo Song. Dia juga tidak akan berani mengatakan hubungannya dengan Claura, karena dia adalah Alwi, prianya Jessi. Makanya, satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah bahwa si Alwi palsu melakukan perjalanan khusus ke daerah utara untuk pergi menonton konsernya Felicia. Dengan demikian, ini mengatakan bahwa Alwi Palsu tidak memiliki pikiran apapun mengenai Felicia, dan tidak ada yang memercayainya.

Aku merasa bahwa Jessi telah mengambil satu titik ini, makannya dia menyerangnya.

Jessi tidak menunggu jawaban dari Alwi palsu dan berkata dengan dingin, "Sepertinya kamu juga tahu dirimu merasa bersalah. Alwi, aku akan memberitahumu untuk terakhir kalinya, jika kamu beneran merindukan Felicia, jangan lagi datang untuk memprovokasiku. "

Mendengar perkataan ini, hatiku pun merasa sakit. Aku tahu bahwa Jessi sangat membenci Alwi palsu di dalam hatinya, makanya ada kesempatan untuk merobeknya. Kata yang diucapkannya tidak akan mengandung belas kasihan. Tetapi dia juga juga pernah mengatakan kata yang serupa ini kepadaku, hanya saja ejekannya berbeda dengan yang saat ini. Ketika dia mengatakan kata-kata ini kepadaku, aku dapat melihat putus asa dalam matanya dan dapat mendengarkan kekecewaan dalam nada bicaranya.

Tentu saja aktingnya terlihat realistis. Namun, perasaan itu asalkan kamu dengan teliti merasakannya atau bisa membedakan kebenaran atau kepalsuannya, terutama sebagai pengamat.

Si Alwi palsu tidak mengatakan apa-apa. Jessi menghela napas dengan kecewa dan mematikan teleponnya. Lalu dia mengangkat alisnya, tersenyum tipis dan bertanya, "Ada apa? Tidak ada yang ingin kau tanyakan?"

Aku dengan lembut berkata, "Tidak ada yang ingin kutanyakan, tapi ada yang ingin kukatakan."

“Oh?, mari kita dengarkan. " kata Jessi dengan senyum lembut.

Aku berkata dengan penuh kasih, "Aku akan kompensasi kepadamu atas semua keluhan yang telah kamu derita dan pikiran gelisahmu itu sebelumnya. Untuk selanjutnya, aku akan dengan kuat menerapkan kebijakan memiliki seorang istri, menanam dengan dalam tindakan untuk mencintaimu dan melayanimu sepenuh hatiku.”

Jessi mengangkat alisnya dan tersenyum sambil berkata, “Jangan katakana kata yang infah ini kepadaku, melainkan tunjukanlah kepadaku.”

“Baiklah, aku akan menunjukkannya kepadamu,” kataku sambil tersenyum.

Menurutku, Aku tidak takut kalau Jessi tidak mempercayaiku. Aku juga tidak takut untuk tidak melepaskan janjinya dan berkomunikasi denganku. Yang kutakutkan adalah dia tidak memberiku kesempatan lagi. Dilihat sekarang, aku pun tidak perlu mencemaskan masalah ini.

Pada saat ini, Jessi tiba-tiba bertanya, “Jujur saja, kamu merasa puas kan?”

Aku mengelus hidungku dan berkata,”Iya, sangat puas karena ada kamu.”

Jessi tertawa dan berkata "bodoh". Kemudian dia memberi tahu saya bahwa karena Govy sebelumnya pergi ke daerah utara, berita pertemuannya dengan Felicia pun telah tersebar dengan luas, makanya betapasulit baginya untuk berpura-pura tidak mengetahui apa yang dilakukan si Alwi palsu. Jadi, supaya dapat menunjukkan "kemarahan" dari pacar aslinyanya ini, dia baru bertengkar dengan si Alwi palsu, dan si Alwi palsu selalu berdalih. Tetapi dia tidak begitu antusias menghubunginya, kemungkinan dia merasa dia menuntut banyak, makanya dia menemukan alasan untuk saling menenangkan dan mengabaikannya sepanjang waktu.

Setelah mendengarkannya, aku berkata dengan heran, "Aneh, dia malah tidak ingin menghubungimu, tapi mengapa dia tiba-tiba datang kemari untuk memperhatikanmu lagi? Mungkinkah dia ada sasaran lagi?"

Jessi dengan dingin terseyum dan berkata, “Ada sasaran apa lagi? Paling tidak lebih dari membantu menyelesaikan rencanamu.”

"Jadi maksudmu adalah dia juga sudah siap ikut campur dalam rencana ini?" Aku sedikit tidak menduganya, dan kemudian memahami bahwa Ricardo Song sekarang sedang berada dalam situasi kritis karena dia telah berulang-kali gagal, sementara Alwi palsu sebagai anak angkatnya, juga sama sedang berada dalam posisi yang kritis. Pada saat ini, tentu saja dia ingin dengan cepat memberikan kontribusinya dan mengembalikan permainan ini bagi dirinya sendiri dan Ricardo Song. Selain itu, dia dan Jessi adalah ‘sepasang kekasih’, dan lebih memikiki alasan dan kesempatan untuk mendekati Jessi dibanding aku. Aku berpikir bahwa dia telah mempertimbangkan hingga titik ini, makannya dia baru berlari kemari untuk memperhatikanya.

Ketika aku memikirkan hingga disini, aku jadi memiliki firasat yang kuat bahwa orang itu kemungkinan akan datang ke Beijing. Ketika memikirkannya, aku pun mengerutkan keningku. Meskipun Jessi akan lebih berwaspada dengan pria itu, tapi aku sungguh khawatir bahwa pria itu tidak akan jujur.

Jessi pada saat ini bertanya sambil tersenyum, "Khawatir kalau si Alwi palsu akan datang kemari, dan kemudian aku akan dimanfaatkannya?"

Pikiranku telah diliharnya. Aku pun mengelus hidungnya, dan dia berkata dengan ringan, "Ketika kamu bertemu denganku, karena kamu dapat menahan diri untuk tidak mengenaliku, itu menunjukkan bahwa kamu mempercayaiku. Jadi mengapa saat ini kamu tidak percaya?"

Aku berkata, "Pada waktu itu, saya dipaksa melakukannya. Ketika sekarang aku memikirkannya, aku malah sangat menyesalinya.”

Jessi berkata dengan ringan: "Tidak ada yang perlu disesalkan. Sebenarnya, ketika aku pertama kali melihat Alwi palsu, aku langsung merasa dia sedikit aneh. Aku juga tidak tahu mengapa. Jelas-jelas aku tidak memiliki bukti untuk membuktikan bahwa dia tidak ada yang salah, tapi aku pun menolaknya tanpa alasan. Tapi dia tampaknya lebih menolakku, makanya kami berdua sama sekali tidak berhubungan. "

Ketika mendengarkannya, aku pun merasa tenang dan berkata, "Bisa dikatakan bahwa hatiku dan hatimu saling berhubungan. Jelas-jelas aku terlihat berbeda dan si Alwi palsu juga menunjukkan tidak adda celanya, tetapi kamu malah dapat menyadari ada yang aneh darinya. Jadinya, ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa ini sudah ditakdirkan dari atas. Kamu dan aku telah ditakdirkan dan siapapun tidak akan bisa memisahkan kami ataupun menipumu dengan berpura-pura menjadi diriku. "

Setelah aku selesai mengatakannya, mobilnya pun berhenti sejenak. Jessi memandang ke luar jendela dan berkata, "Simpan kata-kata manismu di rumah. Sekarang kamu ikut aku pergilah ke pertempuran yang sulit ini ya.”

“Baiklah ratuku.” Aku membuka pintu mobilnya, mengulurkan tanganku untuk mengundang Jessi turun dari mobilnya.

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu