Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 834 Membuat Kekacauan

Saat aku selesai mengatakan seperti itu, aku segera memegang pergelangan tangan anak itu, pada saat ini dia sedang diam-diam memasukkan tangannya ke dalam baju, pergelangan tangannya yang dengan tiba-tiba aku tarik seperti itu, membuat dia terlihat terkejut sampai pucat, aku melihat di tangannya mengambil sebuah pistol, tetapi pistol itu bukan pistol untuk kompetisi, melainkan pistol yang biasanya dia pakai.

Aku tersenyum dingin, berkata: “Kamu terlihat ingin pergi bersama ku ke toilet, sebenarnya kamu ingin mengawasi, dan juga saat ini di saat aku tidak waspada, kamu ingin membunuhku, benar kan?”

Aku sambil berbicara sambil menggunakan sebuah senjata sebagai perlindungan untuk mendorongnya agar lebih jauh, pada saat yang bersamaan, aku dari kantong diam-diam mengeluarkan baut pistol, dengan cepat memasangnya di pistol, di saat dia sedang jatuh menunduk ke tanah, aku bergegas langsung menyerangnya, menodong pistol ke tenggorokannya, saat sebelum dia sempat mengeluarkan suara untuk meminta bantuan, dengan tanpa perasaan aku langsung menarik pelatuknya.

Darahnya menetes, dan badannya jatuh dalam pelukan ku, lalu dengan pelan aku menaruhnya ke bawah tanah, sepasang matanya yang masih terlihat ngeri kaget, kira-kira, sampai matipun dia tidak mengerti kenapa aku membuka semua rencananya dan masih menyamar.

“Selamat jalan.” Aku menyimpan pistol ku, dan berkata dengan pelan, lalu mencari ponselnya, di dalam hp aku menemukan sebuah alat rekaman, aku mulai menekan dan merekam, berkata: “Benra-benar sial, kenapa tiba-tiba perut bisa sakit? Tetapi kamu juga, aku mau buang air besar pun kamu harus menemaniku di sebelah, benar-benar tidak bisa diterima ya kamu......”

Berbicara panjang lebar bertele-tele, lalu baru mengakhiri rekaman, aku menekan tombol putar ulang, lalu memapah orang ini ke belakang pohon dan mendudukkannya, dan meletakkan ponsel di sebelahnya, lalu dengan kedua tangan membuka bajunya, mengambil pistolnya, menarik sebuah tumbuhan yang menjalar, dengan cepat langsung meninggalkan bukit ini, pergi ke arah bagian dalam Sembilan Besar Anggota Pasukan Aurum, satu diantara bukit gunung ini satu sudah disingkirkan.

Ketika aku dengan diam-diam berjalan dari belakang menuju bukit itu, aku sudah mempersiapkan untuk penyamaran, dan kompetisi juga sudah dimulai.

Dalam prediksi ku, bukit kita itu pada awalnya memang tidak melakukan kemajuan dalam menyerang bukit yang lainnya, dan semuanya pun mulai, untuk menyingkirkan ku, pada saat ini, bukit itu sedang melepaskan sebuah tembakan.

Aku memanjat naik sampai ke atas sebuah pohon, dalam sekejap semua orang yang sedang berbaring di tanah semua terlihat dengan sangat jelas, karena aku berada di belakang semua orang, di bukit yang paling tinggi ini, dan mereka semuanya sedang memperhatikan aku yang sedang berada disana, yang pada awalnya tidak memberikan perhatian padaku yang sebenarnya berada di sini.

Sekarang tempat bukit yang aku tempatin, pas sekali adalah bukit dari Sepuluh Besar Anggota Pasukan Aurum yang menduduki juara ke tujuh yaitu Malvin, Malvin ini memiliki temperamen yang buruk, pikiran yang berpikiran sempit, mendambakan sebuah kemenangan, cenderung agak sakit mental, singkatnya, ini adalah anak yang banyak memiliki masalah yang kacau, kelebihannya yang baik, juga berarti kekurangannya banyak.

Sejauh yang aku tahu, dia sangat tidak suka menarik perhatian seseorang, dan mereka San Kim semuanya juga pernah memiliki konflik dengannya, dan yang memiliki hubungan paling buruk dengannya, adalah adik dari San Kim, yang menduduki posisi ke 5 yaitu Suwandi. Dan bukit Suwandi, berada dekat dengan bukit Malvin disini.

Berpikir sampai sini, dalam hatiku langsung tumbuh sebuah rencana, aku mematahkan sebuah cabang, dan melihat-lihat ke atas langit, dengan cepat, sebuah burung terbang melewati atas ku, sebelum menyadarinya, aku mengambil cabang yang ada di tanganku dan melemparnya, cabangnya dengan keras mengenai burung itu, aku langsung menangkap burung yang jatuh ke bawah, dan dengan pelan mengelus-elus kepalanya, berkata: “Aku bergantung padamu ya.”

Sambil berkata, sambil membawa burung turun dari atas pohon, lalu memandang ke arah tempat Suwandi dan berjalan mendekat ke sana, tidak jauh dari sana aku menemukan sebuah pohon yang besar, dan membungkus mulut burung itu dengan sesuatu, lalu naik ek atas pohon, lalu menggantung baju di pohon itu, dan menaruh burung itu di dalam baju.

Burung kecil berjuang untuk keluar dari dalam, tapi kekuatannya sangat kecil, jadi tingkat pergerakan bajunya juga tidak terlalu besar, ditambah lagi pohonnya besar sangat hijau dan lebat, jadi kalau tidak dilihat dengan seksama, pada dasarnya tidak akan terlihat kalau baju itu sedang bergerak. Dan penyamaran ini, masih tidak bisa menipu Sepuluh Besar Anggota Pasukan Aurum, aku berpikir, kalau mereka memikirkan sampai sini, pasti akan menemukan kalau ada ‘orang’ yang bersembunyi disini.

Aku turun dari pohon, pada saat yang bersamaan menggunakan sebuah jalar mengikatkannya ke baju, jalarnya sangat panjang, terus berjatuhan ke bawah. Aku melihat ke sekeliling, mata ku terfokus di depan, ada seseorang yang sedang bersembunyi di sana.

Aku perlahan-lahan mendekati orang itu, dia sedikit pun tidak sadar, hanya memusatkan perhatian di depannya, sampai pada aku mengangkat tangan ku meninju tepat di pelipisnya, dia baru menyadari kalau ini hal buruk, lalu berputar, sepasang sorotan mata yang penuh dengan ketakutan, membuka mulutnya dan siap untuk berteriak, sangat disayangkan, pukulan telah mencapai pada peilipisnya sebelum dia mengeluarkan suara untuk berteriak, dia membuka lebar matanya, dan jatuh dengan enggan da pelan ke tanah.

Aku mengambil pistolnya, mengeluarkan peluru, dan kemudian tersenyum dingin, ternyata, selain pistol yang aku ambil itu kosong, pistol orang lain semuanya adalah pistol yang asli! Kalau saja aku tidak menyadarinya, aku hampir saja menggunakan pistol palsu ini dan harus bertempur dengan lebih dari seratus laki-laki yang bersenjata, pada saat itu, tidak peduli seberapa hebat aku, tanpa senjata, takutnya aku akan dengan patuh untuk menunggu kematianku, yang berarti siapapun tidak akan bisa sampai pada tujuannya dimanapun tanpa senjata?

Aku segera memindahkan orang yang sudah mati itu ke bawah pohon yang besar, lalu menaruh tembak di dadanya, lalu memegang kepalanya dan memukul dengan keras kepalanya dengan sebuah batu yang ada di tanah, berpura-pura bahwa dia yang sudah jatuh dari atas.

Selesai melakukan semua ini, aku memegang jalar yang sangat panjang itu, perlahan-lahan mundur 50 meter, lalu naik ke atas pohon, sudut dari pohon ini dengan sudut pohon yang tadi sama, kalau saja aku dari sudut ini menembak tim Suwandi, maka begitu mereka melihat kesini, pasti akan teralihkan perhatiannya oleh pohon besar di depan mereka, bukan hanya karena masalah sudutnya, tetapi juga karena orang biasa, jadi tidak mungkin di posisi ku yang sekarang ini mereka disana bisa menembak aku yang ada disini.

Saat ini, di tim kami ada seseorang yang sedang bersiul, aku tahu, orang ini sedang melaporkan pada Sembilan Besar Anggota Pasukan Aurum, mereka sudah menyadari kalau aku sudah tidak ada di bukit itu lagi, baru saja aku mau bergerak, dalam sekejap aku mengerutkan kening, karena aku tahu dengan jelas. Kalau aku sekarang juga bergerak, maka mereka pasti akan curiga kalau aku ada disini.

Berpikir sampai sini, aku memutuskan akan menunggu sedikit lebih lama, menunggu sampai pada kesempatan yang tepat, aku baru memulai lagi untuk bergerak.

Beberapa orang dalam tim tahu kalau aku sudah tidak ada di bukit lagi, tiba-tiba bergerak dengan gelisah, tidak lama, aku melihat San Kim membawa orang tim mereka bergegas menuju ke bukit ku, aku tahu dia pasti merasa kalau aku masih ada di bukit itu, ternyata dia tidak memahami kekuatan ku, dan tidak pernah berpikir seberapa tingkat kecepatan ku.

San Kim memimpin orang-orang di sekitar bukit ku, beberapa orang yang lain tampaknya takut akan kehilangan kesempatan untuk membunuhku, satu demi satu semuanya mengepung ku, dengan mata kepala ku sendiri melihat Suwandi yang akan beranjak pergi, aku tahu sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi, dengan segera menembak ke arah Suwandi.

Tembakan ini tentu saja tidak mengenainya, karena jaraknya yang sangat jauh, kalau mengenainya, Suwandi pasti akan curiga, ternyata keahlian menembak Malvin anak itu dan bawahannya tidak terlalu tepat.

Suwandi panik, lalu berbalik dan melihat ke arah pohon besar itu, dengan amarah menembakkan tembakan, sambil menembak sambil menghentakkan kakinya, lalu menegaskan dengan tegas kalau Malvin lah yang ingin memulai kekacauan ini dan menyingkirkannya, dan baru membiarkan bawahannya untuk menembak.

Aku menariknya dengan sekuat tenaga, dan baju yang bergantungan di pohon itu langsung jatuh ke bawah, burung kecil bisa keluar dan terlepaskan, lalu dengan segera mengepakkan sayapnya dan terbang pergi, dan orang di depannya yang tidak bisa dilihat dengan jelas, berpikir kalau Suwandi menembak orang yang berada di pohon.

Aku dengan segera meluncur turun dari atas, sambil memegang pinggang ku berjalan sampai ke baju itu, lalu menggunakan baju untuk membungkusnya, dan dengan cepat meninggalkan tempat itu, juga di belakangnya ada Malvin yang tidak dalam waktu yang lama berteriak marah, dengan tegas mengatakan kalau Suwandi sudah memftinahnya, tetapi karena disini adlaah daerah kekuasaannya, jadi dia juga merasa agak bersalah, keduanya bersama-sama berlari ke arah pohon besar itu, kira-kira sudah tidka sabar menunggu ingin tahu, siapa orang yang melawan Suwandi itu.

Dan aku yang bersembunyi dalam diam, ketika bawahan Suwandi yang terkahir bergegas berlari kesini, hanya dengan satu tembakan ornag itu terbunuh, lalu, aku sudah menyelesaikan kedua orang bawahan dari Malvin, mengatur mereka dengan baik, dan membuat orang-orang mengira bahwa bawahan Suwandi dengan bawahan Malvin yang sedang menembak satu sama lain, dengan cara ini, permusuhan di kedua belah pihak semakin mendalam.

Selesai melakukan dengan baik semua ini, aku langsung melanjutkan persembunyian ku di tempat gelap, dan dengan tenang menyaksikan semuanya.

Malvin dan Suwandi ingin dengan cepat menemukan pembunuh yang jatuh dari pohon tadi, ketika sudah memastikan kalau orang ini adalah bawahannya Malvin, Suwandi sangat marah, dan langsung menembak ke arah Malvin, Malvin yang terlihat sangat depresi, berkata: “Suwandi, kamu cari mati ya!”

“Sebenarnya siapa yang cari mati?” Suwandi balik bertanya padanya, dan melanjutkan menembak ke arahnya, kedua orang itu dalam sekejap bertarung melawan satu sama lain.

Saat ini, bawahan Malvin mengatakan kalau orang mereka telah mati dua orang, dan sepertinya orang Suwandi disanalah yang mulai duluan menembak, dan duluan membunuh mereka yang disini, lalu dengan orang lain bersama-sama saling membunuh lawan.

Dalam sekejap, Malvin dan Suwandi semuanya marah besar, Suwandi merasa Malvin adalah seorang pembohong besar, jelas-jelas orang dari Malvin duluan yang mulai menembak, sekarang tidak disangka malah memfitnah orang kita yang mulai menyerang diam-diam, itu terlalu kejam.

Dan Malvin merasa bawahan Suwandi saat ini pasti ingin menyingkirkan orangnya, pembunuh ini, mungkin semuanya adalah orang dari Suwandi lah yang membunuh, dan digunakan untuk membuat tuduhan palsu padanya, maka kedua belah pihak tidak saling percaya pada siapapun lagi, tidak sepatah katapun, mereka langsung menembak dan memulai pertempuran ini.

Tapi, apa gunanya hanya terjadi pertempuran kedua belah pihak ini? Yang aku inginkan adalah skala pertempuran yang lebih besar dari ini, jadi aku akan bersembunyi yang jauh, dan mengandalkan informasi yang aku dapatkan, dan dalam dua tim yang lebih jauh lagi dari kedua tim ini, dengan menggunakan cara yang sama, mengikuti pola yang telah ditentukan membuat kompetisi di sini menjadi kacau balau, berulang-ulang kali terus menerus, ada enam tim yang bertempur bersama, dan karena enam tim ini, diantara mereka ada jarak, siapapun juga tidak menyadari ada sesuatu yang tidak beres.

Adapun empat tim yang tersisa, ada tim aku yang itu, mereka semua berpikir bahwa enam tim ini bertarung karena untuk merebutkan posisi pertama dalam kompetisi ini, dan semuanya juga tidak ada yang curiga.

Aku tersenyum dingin, pada titik ini, masih ada empat tim lagi yang harus aku selesaikan, dan empat tim ini, diantaranya adalah tim San Kim, yang lain adalah anggota tim ku, dua tim lainnya, adalah tim yang yang tidak terlalu bekerja sama dengan San Kim.

Tetapi, meskipun tidak bekerja sama, tapi saat ini mereka sudah menjadi satu, kalau menggunakan cara yang seblumnya lagi, takutnya tidak tepat, kalau begitu, apa yang harus dilakukan?

Saat ini, aku melihat mereka yang terpisah-pisah, melihat mereka yang seperti ini seperti sebuah kesempatan untuk mendapatkan ikan yang lebih besar, karena memang begitu, aku langsung tidak bermain permainan petak umpet lagi dengan mereka, terus terang, secara efisien melakukan upaya habis-habisan dengan mereka!

Berpikiran sampai sini, aku menghela nafas dalam-dalam, melihat sebentar, dan memutuskan bahwa ada sekelompok orang yang menaiki kuda mengarah kesini, dengan spontan langsung lari ke arah depan, dan mulai mencari tempat yang cocok untuk dijadikan tempat bertarung.

Saat ini, suara tembakan dan jeritan terdengar di keseluruhan gunung ini, aku tahu, tim yang kacau itu benar-benar sudah hilang kendali, yang menunggu mereka, hanyalah nasib hidup dan mati.

Saat ini, di depan ku ada sebuah lubang besar, aku tiba-tiba langsung terpikirkan sebuah rencana, tersenyum dingin sambil berpikir, kalau kalian ingin membunuhku, maka jangan salahkan aku kalau aku tidak sungkan lagi! Kalian menginginkan hidupku, dan aku secara langsung juga akan menginginkan hidupmu, dan kemudian aku bisa lega!

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu