Cinta Dibawah Sinar Rembulan - Bab 1115 menyerahkan hidup

" bukankah kamu ingin balas dendam? sebagai anak, aku akan membalas semua hutang ayahku. marilah."

setelah aku mengatakan itu, aku melihat amarah menghiasi wajahnya yang pucat itu. dia lalu berkata :" kamu menipuku?"

aku menatapnya dan berkata :" iya, aku menipumu, bagaimana mungkin aku membiarkan orang yang aku suka bertengkar dengan ayahku?? aku tahu aku tidak akan bisa menghalangimu, kalau begitu, marilah, jika kamu merasa ayahku berhutang padamu, aku akan membayarnya untukmu."

" apakah kamu mengira aku akan mengalah?" kata Aiko dengan cuek.

aku tahu kalau dia salah paham atas perkataanku. dia menganggap aku menggunakan cara ini agar dia melupakan niat balas dendamnya. aku pun tertawa dengan tidak berdaya dan berkata dengan kecewa :" kamu berpikir terlalu banyak, aku tahu diri, aku tahu kalau aku tidak seberharga itu bagimu."

Aiko menggigit bibirnya dan berkata dengan tegas :" baiklah kalau kamu tahu itu."

meskipun dari awal aku sudah menebak kalau dia akan mengatakan itu, namun hatiku masih saja merasa kesakitan. aku pun berkata :" kalau begitu, marilah, jika kamu bisa mengalahkanku, aku tidak akan menahanmu lagi. jika kamu tidak bisa, maaf, aku tidak akan mengizinkanmu untuk menganggu ketenangan kedua orang tua ku."

Aiko menatapku cuek dan berkata :" baik, aku malah ingin melihat seberapa hebatnya kamu sekarang. kamu begitu percaya diri hingga berani menghalangiku."

setelah mengatakan itu, dia membuka sepatunya dan merobek bagian kaki pada pakaian Cheongsamnya. tujuannya adalah untuk mempermudah dirinya berpindah. aku menatapnya dan ekspresinya seketika berubah menjadi begitu sadis. kedua pandangannya itu begitu dingin dan ssetelah dia membalikkan kedua tangannya, terlihat sebuah pisau kecil berada tepat didalam telapak tangannya.

aku merasa sakit hati dan menatapnya sambil berkata :" aku juga ingin melihat kemampuanmu. kamu tidak boleh mengalah padaku, kalau tidak aku akan sangat memandang rendah dirimu."

mendengar ini, Aiko pun tertawa dingin dan berkata :" jangan harap itu, aku tidak akan mengalah padamu."

setelah mengatakn itu, dia pun langsung menghampiriku. tanah begitu licin ditengah hujan, namun langkah kakinya terlihat begitu stabil. dia bagaikan seekor burung liar yang sampai kedekatku hanya dalam sekejap mata. dibawah hujan yang deras, pisau yang tajam itu pun langsung mengarah ke beberapa titik akupuntur didalam diriku. karena dia pernah belajar akupuntur dari ayahku, belajar bagaimana cara menjadikan seseorang kehilangan kekuatan tanpa melukainya.

ini menandakan kalau didalam hatinya masih ada aku. hanya saja, dendamnya mendahului semua itu.

perasaanku begitu bercampur, sedih dan sedikit kecewa. aku menangkap pergelangan tangannya dan dia menghindariku. dia lalu menendang bagian dadaku dan aku langsung menangkap kakinya, lalu menariknya kearahku. kedua tangannya menahan kearah lantai. sambil mengikuti gerakanku, dia pun bergegas dengan cepat. aku langsung melepaskannya. badannya begitu pendek dan sebuah kaki pun menyapu kearahku.

serangan Aiko begitu lancar, semua gerakannya begitu lincah dan sadis. aku hanya menahannya dan tidak menyerang balik. perlakuanku ini membuatnya emosi. dia pun berkata :" Alwi, apakah kamu sedang menghinaku?"

aku pun berkata :" jika dilihat dari kemampuan mu sekarang, aku menyarankan dirimu untuk melepaskan semua dendammu, karena kamu tidak akan berhasil melawan aku, apalagi melawan ayahku."

Aiko merasa marah dan didalam matanya terdapat aura pembunuhan yang sadis. aku tahu dendam dalam hatinya sangatlah besar. dia pastilah sangat membenciku karena dia merasa kalau aku sedang melindungi ayahku. dia menganggapku sebagai musuh baginya.

menahan rasa sakit hati, aku kembali berkata :" Aiko, apakah kamu masih belum mengerti? aku bukan lagi merupakan Alwi yang harus kamu lindungi terus. aku yang sekarang bagaikan sebuah gunung besar yang tidak akan bisa kamu lawan."

" diam!" kata Aiko. dia langsung menghampiriku dan pisau kecil ditangannya seperti seekor ular yang berbisa. dia bergegas kearahku dan aku menghindarinya seperti sedang melakukan olahraga lari. ini membuat kecepatannya semakin tinggi.

pisau itu mengarah ke arah hatiku dan aku tersenyum kepadanya. disaat ini, mungkin dia terpikir akan sesuatu. dia langsung menarik kembali tangannya. namun aku menarik tangannya dan langsung mengarahkannya kedepan dadaku.

pisau itu langsungmenembusi dadaku, goresan itu membuatku merasa kesakitan. Aiko pun terbengong dan menatapku sambil berteriak :" Alwi?!"

aku tersenyum padanya dan terjaruh kearah belakang. dia tidak lagi sesadis tadi, melainkan langsung memelukku dan menatapku dengan panik sambil berkata :" Alwi,... kenapa kamu melakukan ini? tunggu aku, aku akan memanggil ambulans."

dia pun sibuk mencari ponselnya. aku bersandar pada mobil dan merasa kedinginan. hujan yang deras menyirami lukaku dan membuatku semakin merasa sakit. aku mengerutkan kening dan menahan nafasku sambil menatap kearah Aiko yang kehilangan semua ketenangan dalam dirinya. dia sibuk mencari ponselnya dan menelepon. aku pun tersenyum dengan puas. apakah aku sudah menang? setidaknya dia masih perhatian padaku, masih perhatian......

ketika Aiko mematikan panggilan itu, dia langsung berbalik kearahku dan disaat ini aku melihat matanya yang basah itu begitu berkilau. dia berlutut dan ingin menggendongku kedalam mobil agar tidak terkena hujan. namun aku menggunakan seluruh tenagaku untuk menariknya masuk kedalam pelukanku. dia begitu panik dan berteriak :" jangan gerak, kamu tidak boleh gerak sekarang!"

aku menatapnya dan tersenyum sambil berkata :" semua perkataanku tadi adalah palsu."

Aiko menatapku dan bertanya :" kenapa? kenapa kamu melakukan ini? kalau aku tahu.... kalau aku tahu kamu memiliki rencana seperti ini, aku juga tidak akan melawanmu. aku merasa kamu bisa menghindar dari semua seranganku, jadi aku.... aku..."

aku tidak pernah melihat dirinya sepanik ini. dia seperti seorang gadis polos yang melihat pacarnya sedang terluka parah. dia menggunakan tangannya untuk menahan darah yang keluar dari lukaku. dia menangis kencang dan aku memegang erat tagannya. aku menggunakan tanganku yang lain untuk memegang pipinya sambil berkata :" Aiko, aku tahu kamu sudah memendam semua itu dengan lama, aku tahu kamu hanya ingin melampiaskan amarahmu tadi, aku tahu kamu tidak sanggup menyerangku, namun.... aku harus melakukan ini, karena aku harus memberimu sebuah jawaban pasti."

Aiko menatapku dengan kecewa dan berkata :" apakah kamu tahu? kalau terjadi sesuatu padamu, aku juga tidak ingin hidup lagi."

aku menatapnya dan memegang kepalanya lalu mencium bibirnya. dia tidak mendorongku dan membalas ciumanku dengan brutal. aku merasakan rasa pahit pada mulutnya dan aku tahu itu merupakan rasa dari airmatanya. aku pun tidak bisa menahan air mataku lagi.

ketika aku merasa kekurangan nafas, aku melepaskannya dan menatap dirinya yang sedang menangis keras itu. aku tersenyum dan menyentuh hidungnya sambil berkata :" janjilah kepadaku untuk menjaga Cecilia dengan baik, oke?"

Aiko menggelengkan kepala dan berkata :" dia tidak bisa hidup tanpamu."

aku merasa lelah dan mataku terasa berat. dia memelukku dan berkata :" Alwi, kamu tidak akan kenapa kenapa kan?"

" aku tidak tahu..... aku ingin tidur." kataku dengan capek.

Aiko pun menangis sambil berkata :" janganlah tidur, aku mohon padamu...... jika kamu bisa menahan semau ini, aku akan menyetujui semua pemintaanmu, aku tidak akan membalas dendam lagi.... oke?"

aku tersenyum dan berkata :" benarkah? baiklah, kamu begitu perhatian padaku, benar benar bagus........"

" dasar bodoh, jangan katakan itu....."

aku bernafas dengan kencang dan berkata :" tidak...... aku ingin mengatakannya, kalau tidak aku tidak akan punya kesempatan lagi. Aiko, jangan merasa sedih, aku melakukan ini hanya karena aku ingin kompromi denganmu menggunakan keegoisanku. kamu tidak bersalah padaku, akulah yang bersalah padamu. aku tidak bisa memberikan apa yang kamu mau, aku malah menganggumu. sebenarnya aku tidak berniat baik, namun aku malah memanggilmu 'kakak', sebenarnya, aku sangat mencintaimu...."

" jangan katakan itu lagi...."

" aku bukanlah pria baik, aku juga bukan merupakan ayah yang baik, namun aku pikir..... setidaknya aku harus menjadi seorang anak yang baik. jadi, aku menjebakmu dan membuatmu sedih. maaf,........ bolehkah kamu tidak meminta semua hutang dari ayahku? aku telah membayarnya kepadamu. anak akan membayar semua hutang ayahnya, aku membantunya merupakan hal yang seharusnya."

" aku tidak akan meminta lagi padanya, tidak akan lagi....."

mendengar kata Aiko, aku pun merasa tenang. aku memejamkan mataku dan mulai bersandar pada bahunya sambil berkata :" terimakasih Aiko....."

Aiko melepaskanku dan ketika melihat diriku terpingsan, dia memegang erat wajahku dan berkata dengan panik :" bukankah kamu berkata ingin memberiku sebuah rumah untukku dan juga Cecilia? tahanlah, jika kamu menahan semua ini, aku akan menyetujui semua permintaanmu. oke??"

aku pun berusaha menjawabnya :" oke....."

disaat ini, dari kejauhan terlihat lampu yang begitu terang dan juga terdengar suara mobil ambilans. aku mengedipkan mataku dan terlihat bayangan sekelompok orang menghampiriku ditengah hujan yang deras itu.

sebuah aroma yang tidak asing itu tercium disekelilingku dan aku pun tertidur dengan tenang. ditengah kepanikan itu, aku mendengar seseorang yang berteriak :" Aiko, aku tidak akan mengampunimu sampai kapanpun!"

aku sangat ingin berkata, jangan salahkan dia, ini adalah keputusanku, namun aku benar benar tidak memiliki tenaga untuk mengatakan itu.....

aku pun terlelap didalam tidurku. namun aku tidak menyanga kalau aku masih bisa menyadarkan diri sebelum aku terpingsan. karena sebelum menemui Aiko, aku sudah bersiap untuk menyerahkan nyawaku untuknya. aku tahu, hanya dengan begini, aku bisa melenyapkan segala keinginan Aiko untuk balas dendam.

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu